Naya begitu gugup dan panik, apa ini yang di maksud Arkan harus siap menerima hukuman dari nya?.
"Maju.. maju.. maju.. " Semua bersorak riuh, mereka sangat penasaran dengan penampilan Naya si gadis culun.
"Nay, emang nya kamu bilang mau nyanyi?," tanya Risa.
"Ngga Sa, aku juga ngga tahu, kenapa Kak Arkan menyuruhku untuk bernyanyi di depan, mana aku ngga bisa nyanyi, gimana dong?, " Naya semakin gugup, apalagi semua tak henti-henti nya untuk memanggil nama nya.
" Hemm, kamu pasti di kerjain Kak Arkan, Nay, " Risa menghembuskan nafas, melirik Arkan yang sejak tadi memunculkan senyuman yang entah tahu apa makna nya.
Naya menghembuskan nafas kasar, bangun dan berdiri, dengan langkah pelan dan menunduk, ia maju, mendekat ke arah Arkan.
" Nikmati hukuman ku ini?, " Bisik Arkan pada telinga Naya, Arkan langsung kembali berdiri di samping Riza.
" Aku harus apa? aku harus nyanyi apa?, " gumam nya dalam hati, meremas ujung baju nya dengan kencang, setelah menautkan jemari nya, untuk memberikan kekuatan.
Naya mulai bernyanyi, suara nya sangat fals, tidak enak di dengar, semua mentertawakan Naya, dan menyoraki Naya dengan celaan.
Huh dasar gadis culun.
Ngga bisa nyanyi, kok ingin nyanyi ke depan.
udah pulang saja sana.
Tidak berguna.
maluu..maluu woooy.
Itulah hinaan dari teman-teman peserta.
"Stop!, berhenti untuk membuat keributan,!" Tegas Riza, langsung maju, berdiri di dekat Naya. Semua langsung berhenti dalam sekejap.
" Kamu bisa kembali ke tempat, " Lanjut nya pada Naya.
Naya mengangguk, mata nya sudah basah, Risa langsung memeluk Naya, mengusap punggung yang sedang berguncang.
" Nay, yang sabar yah, " Risa mencoba menenangkan," Kamu jangan perdulikan orang-orang yang sekarang menghina kamu. "
Naya mengangguk tanpa mengeluarkan kata, enggan untuk berbicara, hati nya merasa pilu.
" Sebenar nya apa salah ku pada Kak Arkan? kenapa dia selalu mencari gara-gara terhadap ku, " Naya menangis.
" Aku juga ngga tahu kenapa Kak Arkan sampai segitu nya sama kamu, tapi kamu harus nya tadi ngga usah maju kalau ngga bisa nyanyi. "
" Aku bingung harus gimana, semua menyudutkan aku untuk maju, " Melepaskan pelukan nya, menarik nafas dalam," Tidak masalah, aku tidak boleh sedih, aku sudah terbiasa dari sejak SMA aku memang selalu di bully oleh teman-teman ku, jadi untuk apa aku bersedih, " Tersenyum getir.
Risa menatap Naya dengan nanar, sungguh malang nasib teman yang baru di kenal nya ini, "Jangan terlalu di fikirkan, oke, " mengusap lengan Naya.
"Perhatikan semua nya, " Riza nampak serius," seharus nya kalian tidak usah mencela teman kalian sendiri, seperti Naya tadi, semua mempunyai kekurangan dan kelebihan, termasuk dalam bakat, mungkin Naya tidak berbakat dalam bernyanyi, mungkin ada bakat lain yang kita tidak tahu. Saya berharap kalian bisa bersikap lebih dewasa lagi, apalagi kalian sekarang sudah menjadi mahasiswa. Kalihan paham?, " Tegas Riza. Semua peserta mengangguk.
"Oke acara malam ini sudah selesai, silahkan kalian beristirahat, " lanjut nya.
Semua peserta memasuki tenda kelompok masing-masing.
Riza menghampiri Arkan yang saat ini sedang duduk mengusap-ngusap telapak tangan nya di depan api unggun.
" Arkan?, " panggil Riza.
" Ada apa?."
"Kali ini kau benar-benar keterlakuan Ar, ini ide kamu untuk mempermalukan Naya lagi kan?, " Duduk di samping Arkan.
"Tadi sore dia sudah mempermalukan ku di hadapan yang lain, setimpal kan," Bangun dan berdiri.
"Tapi itu karna kau yang memulai duluan pada Naya, apa kau tidak kasihan pada Naya? tadi dia nangis karna menahan malu, semua mencela nya, " Sudah mulai emosi, tidak mengerti dengan jalan pikiran sahabat nya.
" Kenapa kau selalu membela nya? oh atau jangan-jangan kau menyukai gadis culun itu,?, " Arkan terbahak," Apa kau tidak punya tipe gadis cantik?. " Bahu Arkan berguncang dibarengi dengan tawa nya.
Riza terdiam beberapa saat,"Aku membela nya bukan berati aku menyukai nya."
"Hey jangan lupakan aku sahabat mu yang sejak dari smp," Ucap nya dengan penekanan, "kau selalu membela Naya dalam berbagai alasan, " Arkan menaikan sudut alis nya," Kau benar-benar menyukai nya?. " tanya Arkan dengan raut wajah serius.
Riza diam kembali, dia juga tidak tahu, setiap melihat Naya bersedih, Riza selalu merasa tidak tega, diri nya ikut merasakan apa yang Naya rasakan.
" Kau diam, itu artinya kau menyukai nya, " Arkan tertawa, menggelengkan kepala," Cammon bro, banyak gadis lain yang cantik, pintar dan berkualitas, kau suka apa nya dari gadis culun seperti dia?, Aneh. "
" Sudahlah tidak penting aku menyukai nya atau tidak, yang terpenting kau jangan mencari gara-gara lagi pada nya, kasihan dia. " Riza langsung meninggalkan Arkan, memasuki tenda nya, kebetulan hanya ada dia sendiri, karna yang lain sedang memasak mie instan.
" Aku tidak mungkin menyukai Naya kan?, " Gumam nya, merebahkan tubuh nya, menopang kepala nya dengan kedua tangan nya," Dia tidak cantik, penampilan nya juga aneh, masa iya aku menyukai nya, " Lanjut nya," Tapi dia unik, berbeda dari yang lain, senyum nya juga manis, " Riza senyum-senyum sendiri," Ah sudahlah mungkin aku hanya kasihan saja pada nya, " Riza bangun dan kembali menghampiri teman-teman nya.
***
Di rumah Risa.
Setelah acara ospek yang di selenggarakan di puncak selesai, Naya menginap di rumah Risa, karna rumah Naya cukup jauh dari kampus.
" Rumah mu besar banget Sa, " Naya begitu kagum melihat rumah Risa yang memang mewah, berbeda sekali dengan rumah nya yang hanya satu lantai dan terbilang sederhana.
" Ya begitulah, rumah besar tapi penghuni nya sedikit, " terlihat sekali raut wajah Risa yang muram.
" Kenapa? kenapa kamu terlihat sedih?. "
" Nanti saja aku ceritakan, sekarang kita ke kamar ku, bersih-bersih dan tidur. " Risa mulai menaiki tangga, di ikuti oleh Naya dari belakang. Mata Naya tak lepas dari berbagai pernak pernik yang menempel di setiap sudut rumah, sungguh mewah dan elegan.
Setelah Naya dan Risa selesai membersihkan diri, Risa langsung merebakan tubuh nya di kasur, "Uuh pegal sekali," Risa meregangkan otot-otot nya," Kenapa berdiri di situ? ayo kita tidur, " Risa menatap Naya yang sejak tadi hanya berdiri mematung di tepi ranjang.
" Aku tidak apa-apa tidur bareng kamu di kasur kamu yang mewah ini? amu tidur di sofa juga ngga apa-apa, " Naya yang berasal dari pedesaan mulai mengeluarkan kepolosan nya membuat Risa tertawa terbahak.
" Naya, masa kamu tidur di sofa, ya di sini lah bareng aku, Ayoo naik, " menepuk ruang kosong di samping nya.
Naya tersenyum mengangguk, mulai membuka kaca mata dan ikat rambut milik nya.
Risa yang sejak tadi memperhatikan Naya langsung melongo dan bangun.
" Nay, Nay tunggu, sebenar nya kamu tuh ngga jelek-jelek amat, " Ceplos Risa.
" Ngga jelek-jelek amat berati aku jelek begitu?, " Naya mengerucutkan bibir nya.
Risa langsung tertawa," Kamu sebenar nya cantik Nay kalau kaca mata dan ikat rambut kamu di lepas, " Jelas Risa, langsung mengambil sisir dan merapihkan rambut Naya agar tergerai.
" Sa, ih kamu tuh apaan sih, aku ngga betah berpenampilan seperti ini, " Gerutu Naya.
" Diam dulu sebentar Nay, "Masih merapihkan rambut Naya" Ih sebenar nya kamu tuh ngga nyisir berapa bulan sih? " Gerutu Risa saat menyisir rambut Naya yang memang terbelit.
" Enak aja berapa bulan, rambut ku ikal, jadi agak susah di sisir, maka nya aku jarang nyisir hehe."
"Tuh kan Nay, kamu tuh cantik kalau rambut nya di gerai kayak gini, apalagi ngga pake kaca mata, coba deh kamu rubah penampilan kamu, " Risa mengakui jika memang wajah Naya cantik, wajah yang terlihat natural.
" Ngga mau, Sa, malah aku malu kalau berpenampilan kayak gini. "
"Itu karna belum terbiasa."
"Aku tetap ngga mau, lebih nyaman seperti penampilan ku yang biasa nya, lagi pula karna aku mau tidur aja rambut dan kaca mata aku di lepas. "
Risa menghembuskan nafas," Yasudah terserah kamu. "
Tiba-tiba saja bel rumah berbunyi.
" Nay, kamu yang bukain yah, aku cape mau tidur hehe, pelayan ku juga kayak nya udah tidur, " Risa langsung menjatuhkan kembali tubuh nya pada kasur.
"Ih dasar, " Naya langsung ke luar kamar, tanpa menggunakan kaca mata dengan rambut yang tergerai.
Naya membuka pintu, merasa terkejut dengan siapa yang baru saja datang.
"Kak Riza?, " gumam Naya.
Sosok lelaki yang di panggil Naya, langsung memicingkan mata nya.
Bersambung
Happy Reading
jgn lupa jempol nya.. 😘😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Rizca Fadilla❄❄
jgn jgn kk y risa lg
2021-05-06
1