Nyanyi??

Ospek sudah tiga hari Naya lewati dengan lancar, walau setiap hari Arkan selalu mencari kesalahan Naya walau sekecil apapun agar Naya dihukum.

hari ini adalah hari terakhir semua peserta melaksanakan Ospek yang mana mereka sebentar lagi akan di sebut dengan sebutan Mahasiswa.

Semua peserta di wajibkan untuk ikut Ospek terakhir, karna akan berbeda dari Ospek biasanya. Lokasi ospek bukan lagi di kampus, melainkan puncak, mereka semua akan menginap dengan tema Out dor.

Saat ini Naya dan yang lain nya baru saja sampai puncak. Perjalanan yang cukup jauh membuat Naya begitu pegal dan pusing. Maklum Naya jarang menaiki bus, dia terbiasa naik motor matic milik nya.

Sore hari Naya dan yang lain nya baru sampai Puncak.

"Hemmm udara nya segar sekali, " Ucap Naya, yang baru saja turun dari bus, menikmati suasana segar nya puncak, apalagi ini kali pertama Naya pergi ke Puncak.

" Berkumpul semua nya, " Ucap Arkan selaku ketua panita, ia menggunakan microphone.

Semua menoleh dan seluruh peserta berbaris rapih di hadapan para panitia.

" Setelah ini silahkan kalian memasang tenda, nanti malam kita akan ada api unggun, " Ucap Arkan membuat semua bersorak senang. Ya, siapa yang tidak senang dengan acara api unggun. acara yang terbilang santai dan yang pasti selalu ada kejutan-kejutan di dalam nya.

Semua peserta mulai memasang tenda, pandangan Arkan tak lepas dari Naya, senyum menyeringai muncul di bibir nya.

"Kau mau ngapain?, " Tanya Riza bingung. Bukan nya membantu memasang tenda, Arkan malah sibuk mencari barang yang ada di dalam tas nya.

" Nah ketemu, " Arkan tertawa, mengambil ular mainan.

" Kau mau apa, Ar? apa kau mau menjahili Naya lagi?, " Riza mulai curiga.

Arkan hanya menaikan sudut alis nya, menghampiri Naya, dan tiba-tiba saja langsung melempar ular mainan itu pada tubuh Naya.

" Ular.. awas ada ular, " Ucap Arkan seolah kaget, Naya yang membelakangi Arkan langsung menjerit dan refleks melompat ke dalam tubuh Arkan.

" Aaaa mana ular nya, aku takuut, " Naya menjerit, menyembunyikan wajah nya di dada bidang Arkan, tanpa sadar, karna saking takut nya.

Arkan terdiam, seperti terhipnotis oleh sentuhan Naya, semua melebarkan mata nya, apalagi ada Marisa yang terlihat cemburu, Marisa teman sekelas Arkan, yang sejak dulu menyukai Arkan, tidak pernah bisa mendapatkan hati Arkan.

"Berani sekali kau menyentuh tubuh ku, " Suara Arkan terdengar dingin. Ia benar-benar malu bukan main, bagaimana bisa Arkan bisa bersentuhan dengan wanita jelek dan culun seperti Naya. ini kali pertama ada Wanita yang memeluk nya, apalagi di depan banyak orang seperti ini.

" Ma-maaf, "Naya gugup, langsung melepas diri, menjauh dari Arkan," Aku terlalu takut ular Kak, maaf, "Naya menunduk, ia pasrah, jika Arkan akan menghukum nya ia akan terima dengan lapang dada.

"Jangan pernah lagi menyentuh tubuh ku, saya tidak suka, apalagi di sentuh oleh wanita jelek seperti mu," Arkan langsung pergi meninggalkan Naya yang masih saja menunduk.

Semua kembali fokus pada pembuatan tenda, masing-masing dari mereka berspekulasi berbeda-beda, ada yang berpendapat jika Naya wanita tidak punya malu, ada juga yang merasa beruntung menjadi Naya karna bisa memeluk lelaki setampan Arkan.

"Nay, lagian kamu kenapa meluk kak Arkan segala, " Ucap Risa.

" Mana ku tahu kalau itu Kak Arkan, Sa, aku refleks langsung memeluk nya, karn aku takut ular, "Naya tidak mau di salahkan.

"Aaah curi kesempatan kamu yah, bisa peluk-peluk cowok sperti Kak Arkan yang tampan nya ngga ketulungan," celoteh Risa menyenggol perut Naya.

"Apaan sih, kamu tahu sendiri kan sejak awal Kak Arkan terlihat jengkel dan selalu membully aku, dia selalu mencari gara-gara, dan itu membuat aku jengkel sama pada nya, pria yang menyebalkan," Jelas Naya, terlihat sekali wajah nya yang kesal ketika menyebut nama Arkan.

"Tapi kamu juga mengagumi ketampanan nya kan?, " Mencolek dagu Naya dengan tertawa.

"Ya dia memang tampan, tapi sayang tampan saja ngga cukup, sikap nya nol di mata ku."

"Eh, eh bentar Nay, " Mata Risa terfokuskan pada ular mainan, lalu Risa mengambil nya," Jadi ini ular mainan? kamu di jahili, Nay. "

"Ular mainan? aku kira memang ada ular di area tenda kita, Kak Arkan benar-benar keterlaluan," Naya marah, ia tidak tahu jika Arkan yang melempar ular mainan tersebut, Naya langsung merebut ular mainan dari tangan Risa, dan berjalan cepat ke arah tenda Arkan.

"Nay, kamu mau kemana? jangan gegabah, " Risa memperingati, ini masih ospek, Arkan bisa saja menghukum Naya sesuka hati nya.

"Kak Arkan," Panggil Naya dengan kesal, Arkan menoleh, membalikan badan nya.

"Apa lagi?, " bertanya dengan malas.

"Jadi ini ular mainan? Kak Arkan sengaja menjahili ku?," terlihat sekali Naya menahan amarah.

"Iya," Arkan begitu santai menjawab, melipat kedua tangan nya di dada bidang nya.

Naya menggeleng, " Kak Arkan memang tidak punya perasaan, kau tahu? ular ini bisa berdampak buruk dengan trauma ku," Air mata Naya lolos begitu saja, "Berfikirlah sebelum bertindak, Kakak ini senior di sini, juga ketua panitia, tidak pantas mencontohkan sikap seperti ini di hadapan peserta lain nya," "Naya melempar Ular pada tubuh Arkan dengan amarah, padahal Naya terbilang cukup pendiam, dan tidak gampang marah, tapi sikap Arkan kali ini benar-benar keterlaluan, karna kejadian Ular tadi membuat Naya kembali mengingat kejadian ayah nya dulu yang hampir meninggal karna ular. Naya langsung meninggalkan Arkan yang sejak tadi diam.

"Tunggu, gadis culun, " Suara Arkan terdengar menahan amarah, langkah Naya terhenti, dengan mata terpejam, mengatur nafas nya yang saat ini sedang memburu.

Arkan mendekat, menghadap Naya, manik mata mereka beradu," Berani kamu mempermalukan saya di hadapan umum seperti ini, " Arkan mengepalkan tangan nya, merasa malu dengan ucapan Naya tadi, karna saat ini mereka sedang memperhatikan nya dengan Naya.

" Aku tidak akan mempermalukan Kakak seperti ini jika Kakak tidak memulai nya, " Ucapan Naya sudah terdengar Formal, karna Naya tahu, siapa lawan bicara nya sekarang. Naya selalu bisa menyesuaikan dengan siapa dia bicara," Jika Kakak merasa malu aku minta Maaf. "

" Maaf mu saja tidak cukup gadis culun, " mencengkran kuat pergelangan tangan Naya sampai Naya meringis kesakitan, " Bersiaplah untuk menerima hukuman dari ku, " langsung pergi dengan menyeringai.

" Sabar Nay, sabar, " Naya mengusap-ngusap dada nya, mencoba menenagkan hati nya, dan kembali melangkah menuju tenda.

" Ar, kali ini kau memang keterlaluan, Ar, " Ucap Riza.

" Ya, Ar, kau tau tadi, Naya bilang dia trauma, bagaimana jika terjadi hal buruk pada Naya saat kamu lempar ular mainan tadi, " Dika ikut menimpali.

"Apa kalian mengomel hanya untuk membela nya? sudahlah tidak perlu di fikirkan, lebih baik sekarang kita breeping untuk mempersiapkan acara nanti malam, suruh yang lain berkumpul di sini, " Arkan duduk di sebuah kayu kecil.

***

Malam pun tiba, acara api unggun sedang di mulai, semua peserta berbaris membentuk sebuah lingkaran, dengan di tengah-tengah api yang cukup besar, membuat tubuh mereka sedikit menghangat.

Arkan berdiri di tengah-tengah peserta, dengan menggenggam micropone.

"Seperti yang sudah kami katakan tadi, masing-masing dari kelompok harus menampilkan kreasi apapun, apa kalian sudah siap?, " Teriak Arkan dengan antusias.

" Siap Kak, " Semua peserta nampak bersemangat, dan mulai ke kelompok nya masing-masing.

Acara kreasi sedang di mulai, ada yang menampilkan drama lucu, ada yang menampilkan puisi berantai, ada juga menampilkan dance terbaik nya.

Semua bertepuk tangan, dengan sangat gembira.

"Tibalah kita di acara yang di tunggu-tunggu, " ucap Arkan, membuat semua merasa penasaran, termasuk para panitia, bukankah acara nya sudah selesai? tanya mereka dalam hati.

" Mau ngapain lagi si Arkan?, " Bisik Riza pada Dika.

" Aku juga tidak tahu, atau jangan-jangan dia mau mencari gara-gara lagi dengan Naya?, " jawab Dika waspada.

" Kata nya ada yang ingin menampilkan sesuatu di sini, " lanjut Arkan, pandangan mata nya tak lepas dari Naya. Semua nampak menunggu, siapa lagi yang akan menampilkan kreasi, sampai Kak Arkan sendiri yang mempersilahkan seolah orang ini adalah spesial.

" Baiklah kita sambut, Naya Karisma, beri tepuk tangan nya, " Sambut Arkan dengan senyum puas nya.

" Aku?, " Naya bingung, masih diam di tempat.

" Ya kamu, tadi kamu bilang mau menampilkan sebuah lagu yang indah, ayoo ke depan, " Ajak Arkan dengan senyum nya.

Aku sama sekali ngga bilang mau nyanyi, dan aku juga ngga bisa nyanyi, bagaimana ini? gumam nya panik dan gugup.

***

Happy Reading

Terpopuler

Comments

Enung Samsiah

Enung Samsiah

iiiihhh,,, siarkan kasih tonjookkk,, kamuuu🥶🥶🥶

2023-04-26

0

🥀HartiQueenn_Dee🥀

🥀HartiQueenn_Dee🥀

aku mampir ka,,,ceritanya bagus ka mulai gregetan sama sikap arkan,,awas aja kl nanti bucin sama naya

2023-04-12

0

Fatimah Zahro

Fatimah Zahro

penasaran kelanjutannya 😍

2021-06-19

0

lihat semua
Episodes
1 Naya Gadis Culun
2 Nyanyi??
3 Dipermalukan
4 Tamparan Pertama
5 Di Antar Pulang
6 Jangan Percaya
7 Terpesona
8 Aku Benci Kamu!!
9 Terpukul
10 Rencana
11 Gelisah
12 Aku Harus Kemana?
13 Menginap
14 Ikut Atau Tidak??
15 Yogyakarta
16 Ke Rumah Sakit
17 Sakit
18 Naya Atau Bukan?
19 Hasil Lab Darah
20 Bercerita
21 Apa Aku Harus Pergi??
22 Pencarian
23 Bandara
24 Naya Hamil??
25 Terlalu Syok
26 Tersebar Di Kampus
27 Bawa Aku Kemana Saja
28 Kiriman Pembantu
29 Melamar Kerja
30 Terkejut
31 Ada Syaratnya
32 Calon Istri??
33 Permintaan Revan
34 Kecurigaan Riza
35 Pengakuan Arkan
36 Fhoto Naya??
37 Menjemput
38 Makan bersama
39 Mengharapkan Kembali
40 Bingung Harus Apa?
41 Flashdis
42 Apa Itu Naya??
43 Amarah Papa Adrian
44 Di Antara Dua Pilihan
45 Keputusan Arkan
46 Lebih Berwarna
47 Melahirkan
48 Erlan Adrian
49 Teman Masa Kecil
50 Anak Ku??
51 Maafkan Naya
52 Siapa Yang Lebih Menderita?
53 Pulang Ke Rumah
54 Penjelasan Arkan Dan Naya
55 Mengikhlaskan Semuanya
56 Bertemu Oma Dan Opa
57 Romantis Atau Norak?
58 Membawa Nama Erlan
59 Tidak Akan Membiarkan
60 Fitting Baju Pengantin
61 Masalah Restoran
62 Kecurigaan Terhadap Gina
63 Hari Yang Paling Bersedih
64 Moment Sakral
65 Moment Sakral (Part 1)
66 Bohong!
67 Penjelasan Gina
68 Memohon-mohon
69 Kedatangan Polisi
70 Malu!
71 Apa Dia Mau Menggoda Ku??
72 Curhatan Naya
73 Curhatan Naya (Part 1)
74 Tidak Bisa Tidur
75 Cabut Gugatan??
76 Terbongkar Lima Tahun Yang Lalu
77 Ke Kantor Polisi
78 Kesal!
79 Sakit Perut
80 Peluk
81 Bubur Versi Arkan
82 Gara-gara Bubur
83 Cari Alasan
84 Ceroboh
85 Menjadi Manager?
86 Harus Bertanggung Jawab
87 Hukuman Ke Dua
88 Tercengang Kaget
89 Rumah Impian
90 Pikiran Yang Kacau
91 Kecelakaan?
92 Engga Mungkin
93 Air Mata Erlan
94 Tidak Nafsu Makan
95 Kecewa
96 Kata Maaf
97 Alergi
98 Aku??
99 Pulang
100 Kesal!!!
101 Mungkin Dia Lupa
102 Naya Vs Selly
103 Tak Di Sangka
104 Sayang???
105 Semua Karna Cinta
106 Visual Pemain
107 Mulai Jatuh Cinta
108 Terlalu Lelah
109 Unboxing?
110 Dedek Bayi?
111 Love You More
112 Mereka Bersatu
113 Ada Syaratnya
114 Kesal
115 Sedih Dan Kecewa
116 Aku Kangen Kamu
117 Stop!
118 Melepas Rindu
119 Trik Naya
120 Memarahi
121 Di Pecat
122 Merayu
123 Erlan?
124 Benda Kecil??
125 Erlan Si Penyelamat
126 Sotonya Bau
127 Dua Lelaki Misterius
128 Pak Jhon?
129 Rujak?
130 Maaf!
131 Perkara Alat Penyadap
132 Keysa
133 Jangan Menolak
134 Dalam Bahaya
135 Ikut??
136 Memaafkan
137 Mules
138 Akhir Kisah Bahagia
139 Info Novel Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Naya Gadis Culun
2
Nyanyi??
3
Dipermalukan
4
Tamparan Pertama
5
Di Antar Pulang
6
Jangan Percaya
7
Terpesona
8
Aku Benci Kamu!!
9
Terpukul
10
Rencana
11
Gelisah
12
Aku Harus Kemana?
13
Menginap
14
Ikut Atau Tidak??
15
Yogyakarta
16
Ke Rumah Sakit
17
Sakit
18
Naya Atau Bukan?
19
Hasil Lab Darah
20
Bercerita
21
Apa Aku Harus Pergi??
22
Pencarian
23
Bandara
24
Naya Hamil??
25
Terlalu Syok
26
Tersebar Di Kampus
27
Bawa Aku Kemana Saja
28
Kiriman Pembantu
29
Melamar Kerja
30
Terkejut
31
Ada Syaratnya
32
Calon Istri??
33
Permintaan Revan
34
Kecurigaan Riza
35
Pengakuan Arkan
36
Fhoto Naya??
37
Menjemput
38
Makan bersama
39
Mengharapkan Kembali
40
Bingung Harus Apa?
41
Flashdis
42
Apa Itu Naya??
43
Amarah Papa Adrian
44
Di Antara Dua Pilihan
45
Keputusan Arkan
46
Lebih Berwarna
47
Melahirkan
48
Erlan Adrian
49
Teman Masa Kecil
50
Anak Ku??
51
Maafkan Naya
52
Siapa Yang Lebih Menderita?
53
Pulang Ke Rumah
54
Penjelasan Arkan Dan Naya
55
Mengikhlaskan Semuanya
56
Bertemu Oma Dan Opa
57
Romantis Atau Norak?
58
Membawa Nama Erlan
59
Tidak Akan Membiarkan
60
Fitting Baju Pengantin
61
Masalah Restoran
62
Kecurigaan Terhadap Gina
63
Hari Yang Paling Bersedih
64
Moment Sakral
65
Moment Sakral (Part 1)
66
Bohong!
67
Penjelasan Gina
68
Memohon-mohon
69
Kedatangan Polisi
70
Malu!
71
Apa Dia Mau Menggoda Ku??
72
Curhatan Naya
73
Curhatan Naya (Part 1)
74
Tidak Bisa Tidur
75
Cabut Gugatan??
76
Terbongkar Lima Tahun Yang Lalu
77
Ke Kantor Polisi
78
Kesal!
79
Sakit Perut
80
Peluk
81
Bubur Versi Arkan
82
Gara-gara Bubur
83
Cari Alasan
84
Ceroboh
85
Menjadi Manager?
86
Harus Bertanggung Jawab
87
Hukuman Ke Dua
88
Tercengang Kaget
89
Rumah Impian
90
Pikiran Yang Kacau
91
Kecelakaan?
92
Engga Mungkin
93
Air Mata Erlan
94
Tidak Nafsu Makan
95
Kecewa
96
Kata Maaf
97
Alergi
98
Aku??
99
Pulang
100
Kesal!!!
101
Mungkin Dia Lupa
102
Naya Vs Selly
103
Tak Di Sangka
104
Sayang???
105
Semua Karna Cinta
106
Visual Pemain
107
Mulai Jatuh Cinta
108
Terlalu Lelah
109
Unboxing?
110
Dedek Bayi?
111
Love You More
112
Mereka Bersatu
113
Ada Syaratnya
114
Kesal
115
Sedih Dan Kecewa
116
Aku Kangen Kamu
117
Stop!
118
Melepas Rindu
119
Trik Naya
120
Memarahi
121
Di Pecat
122
Merayu
123
Erlan?
124
Benda Kecil??
125
Erlan Si Penyelamat
126
Sotonya Bau
127
Dua Lelaki Misterius
128
Pak Jhon?
129
Rujak?
130
Maaf!
131
Perkara Alat Penyadap
132
Keysa
133
Jangan Menolak
134
Dalam Bahaya
135
Ikut??
136
Memaafkan
137
Mules
138
Akhir Kisah Bahagia
139
Info Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!