Tidak sengaja....

"Hei," teriak Serli namun Stevan tidak menggubrisnya karena dia turun untuk berbicara dengan sopir di dalam mobil yang berada di depannya,, yang sejak tadi tidak belok-belok juga padahal Stevan sedang terburu-buru.

Serli langsung menghentikan langkahnya untuk berbicara dengan Stevan,,, dia berhenti di tempatnya sambil melihat Stevan yang berjalan untuk menemui orang yang berada di depan mobil Stevan. Begitupun dengan Dika yang ikut menghentikan langkahnya di dekat Serli sambil melihat Stevan yang sedang berjalan ke depan.

Stevan lalu mengetuk kaca mobil orang itu,, dan orang yang sedang telfonan itu seketika menoleh kepada Stevan.

"Ini belok kiri,, kenapa kamu tidak belok," ucap Stevan dari luar kaca mobil.

"Tunggu sebentar," ucap orang itu dengan santainya sambil terus melanjutkan pembicaraan dia melalui telfon.

Sementara Serli hendak pergi ke tempat Stevan juga namun di tahan oleh Dika.

"Mau kemana Serli?" tanya Dika sambil menahan Serli.

"Tentu saja mau kesitu,, apa kamu nggak melihat ayah terluka seperti itu,, aku juga ingin memberitahukan orang itu agar segera belok," ucap Serli.

"Hei Serli tidak usah biar pria itu saja,, kamu kan wanita lagian sudah ada pria itu,, sudah pasti orang itu akan segera belok, kalau dia tidak belok juga barulah kita ikut campur jadi kita lihat saja dulu,," ucap Dika sambil menahan Serli.

"Tapi Dika.."

"Udah dengar aku aja,, kita lihat dulu sekarang," ucap Dika dan Serli pun menuruti ucapan Dika.

"Hei aku bilang kamu belokan mobil kamu,," teriak Stevan dari luar kaca mobil sambil memukul kaca mobil orang itu dengan emosi.

"Sudah aku bilang aku akan belok sebentar,,, jadi tunggu saja,," ucap orang itu yang tak kalah emosinya juga.

"Apa kamu tidak mengerti dengan yang aku ucapkan?" ucap pria itu lagi dengan wajah tengilnya.

"Sayang itu hanya gangguan kecil saja,, tidak ada yang penting," ucap pria itu di dalam mobil yang terus melanjutkan telfonannya.

Stevan yang sudah benar-benar marah langsung berjalan kembali ke mobilnya tanpa menghiraukan Serli dan Dika yang masih berdiri melihat kejadian itu,,, sedangkan di dalam mobil Sisil masih terus meringis kesakitan dan sudah terlihat sangat lemas.

Stevan semakin kasihan melihat Sisil,,, Stevan yang sudah benar-benar marah langsung menabrak belakang mobil orang itu membuat mobil itu sedikit maju ke depan dan orang di dalamnya benar-benar terkejut. Serli dan Dika pun ikut terkejut dengan apa yang dilakukan Stevan.

Stevan terus menabrak belakang mobil orang itu dengan perasaan marahnya dan juga khawatirnya pada Sisil.

"Wah itu benar-benar kasar tapi juga bagus sih,, agar mobil itu tidak menghalangi jalan," ucap Dika sambil melihat kejadian itu sedangkan Serli hanya berdiri terkejut melihat Stevan yang malah menabrak belakang mobil orang itu dengan cukup kuat karena mobil itu terus maju ke depan.

Pria yang berada di dalam mobil itu langsung keluar dari dalam mobilnya dengan ekspresi wajah marahnya juga.

Depan mobil Stevan dan belakang mobil orang itu sudah terlihat lecet.

"Hei kenapa kamu melakukan ini?" teriak pria itu dengan emosi.

Stevan dengan santainya membuang kan kartu namanya pada orang itu sambil tersenyum menakutkan,,, dia tak lupa mengingat plat nomor mobil pria itu,, lalu dia segera melanjutkan menyetir mobilnya menuju ke rumah sakit.

Pria itu segera mengambil kartu nama Stevan dan langsung tampak pucat begitu melihat tulisan Night Club.

Apa dia pak Stevan? akhhh kenapa aku sampai berurusan dengan dia,, batin pria itu sambil tangannya gemetar begitu membayangkan bagaimana tadi dia membuat kesal Stevan dan sudah tentu dia akan mendapatkan balasan yang setimpal.

Sementara Serli dan Dika segera berjalan masuk ke dalam mobilnya juga.

"Sepertinya orang itu kaya,, aku lihat mobilnya tadi sangatlah bagus,, makanya dia juga tidak segan-segan membuat mobilnya lecet,,, berarti dia memang sangat terburu-buru,," ucap Dika.

"Biarpun sangat terburu-buru tapi bukankah kelakuan dia tadi itu akan melanggar hukum?" ucap Serli sambil memasang seat belt nya.

"Dia sepertinya orang yang berpengaruh Serli,,, apa kamu tidak melihat penampilan dia? jadi kamu tau sendirilah,, dan aku seperti nggak asing dengan wajah pria itu,," ucap Dika lagi sambil mencoba mengingat wajah pria itu.

Serli pun tampak berpikir juga sambil mengingat wajah Stevan yang dilihatnya dari jauh.

"Serli kok malah melamun sih,, paman nih perlu di bawa ke rumah sakit dan mobil di belakang sudah membunyikan klaksonnya juga tuh," ucap Dika.

"Ehhh iya maaf ayah,, ayah sudah begini aku malah melamun," ucap Serli lalu kembali melanjutkan menyetir mobilnya menuju ke rumah sakit.

"Serli kamu tenang saja menyetir mobilnya jangan ngebut nak," ucap Ayah Serli karena Serli menyetir mobilnya lumayan ngebut.

Namun Serli hanya diam sambil fokus menyetir mobil karena dia juga sangat khawatir dengan ayahnya yang sejak tadi kepalanya berdarah terus.

"Serli paman bilang kamu tenang,, nggak usah ngebut," ucap Dika.

"Diam lah Dika,,, aku lagi fokus nih,, jangan mengganggu konsentrasi aku," ucap Serli.

"Apa kamu tidak lihat ayahku terluka seperti itu,, jadi aku harus cepat sampai ke rumah sakit," ucap Serli lagi.

Sementara di dalam mobil Stevan,,, dia sedang menelepon Radit.

Radit yang mendengar bunyi ponselnya segera melihat nama kontak yang meneleponnya,, dan dia langsung mengangkat panggilan telfon dari orang itu begitu mengetahui Stevan yang menelepon.

"Halo tuan,," ucap Radit dari balik telfon.

"Urus pria yang mempunyai plat mobil XXXXXX,,, aku ingin dia mendapatkan yang setimpal karena telah berani menghalangi jalan aku tadi,, padahal aku sedang terburu-buru untuk mengantar Sisil ke rumah sakit,," ucap Stevan.

Hah ada apa dengan Sisil kok sampai ke rumah sakit segala,, batin Radit penuh tanya.

"Baik tuan,," ucap Radit cepat yang sudah mengerti dengan maksud Stevan.

Bodoh sekali orang itu mencari masalah dengan tuan Stevan,, batin Radit.

Begitu mendengar ucapan Radit,, Stevan segera menutup panggilan telfonnya dengan Radit,, lalu kembali fokus menyetir mobilnya hingga tak lama dia pun sampai ke rumah sakit.

Sisil masih terus meringis kesakitan.

"Tuan,, tolong tuan,, ini sakit sekali,, aku benar-benar sudah nggak tahan lagi,," ucap Sisil yang terlihat semakin pucat.

"Iya sabar Sisil kita sudah sampai kok,," ucap Stevan.

Stevan dengan segera keluar dari dalam mobil lalu berlari masuk ke dalam rumah sakit itu.

"Suster,, tolong di mobil saya ada wanita yang lagi sakit, dia di kursi belakang," ucap Stevan dan suster itu pun segera ke mobil Stevan dengan terburu-buru.

Begitu melihat kondisi Sisil,,, Suster itu dengan segera berlari untuk mengambil tandu.

Dan pada saat itu Serli juga tiba di rumah sakit yang sama dengan Stevan.

"Loh itu kan mobil pria yang tadi," ucap Dika begitu melihat mobil Stevan.

Serli yang kurang fokus dan juga sedang ngebut sebelumnya malah tidak sengaja menabrak belakang mobil Stevan yang langsung membuat Stevan menoleh ke mobil Serli.

##############

Mampir ke novelku yang lain juga yah judulnya...

- AKU BUKAN PELAKOR

- SEORANG PELAYAN

- CINTA PRESDIR TAMPAN

klu nggak nemu di pencarian,, tinggal klik fotoku aja,, semuanya novelku ada di profil

Makasih sebelumnya buat yang sudah baca🙏😊😊😊

Terpopuler

Comments

fhira"vhiyol3t

fhira"vhiyol3t

ok lanjut thor

2021-05-22

0

Nia Yusniah

Nia Yusniah

lanjut

2021-01-30

0

cegil jeno pacar jaehyun

cegil jeno pacar jaehyun

lanjut thor up lagii

2021-01-30

0

lihat semua
Episodes
1 Stevan...
2 Dimas Chandrawinata,,,,
3 Disaat bersamaan,,,
4 Tidak sengaja....
5 Jangan-jangan,,,
6 Tidak asing di matanya,,,,
7 Serli kamu mau kemana?
8 Yang kamu tabrak belakang mobilnya,,,
9 Iya terserah kamu,,,
10 Diandra,,,
11 Berdoa saja kita nggak ketemu,,,
12 Wanita murahan,,,
13 Aku tidak ingin mempunyai kelemahan,,,,
14 Diandra sudah mau balik ke Indonesia,,,
15 Bertemu Stevan,,,
16 Bermain-main dulu sama dia,,,
17 Dia lagi keluyuran,,,
18 Tanpa Serli sadari,,,
19 Jangan panggil aku kakak,,,
20 Iya aku ingat,,
21 Dasar keras kepala,,,
22 Nggak salah pilih juga Serli,,
23 Baru kali ini,,,
24 Tanpa mengucapkan kata-kata apapun,,
25 Mereka ngapain aja?
26 Kenapa lagi kamu menampar aku?
27 Jangan pernah kamu harapkan hal itu terjadi,,
28 Sama Dimas aja,,,
29 Aku mau menambah teman,,,
30 Temani aku jalan,,,
31 Diandra tersenyum bahagia,,,
32 Membutuhkan banyak tenaga bukan?
33 Jadi wanita ku,,
34 Dengarkan aku untuk kali ini saja,,
35 Karena dia ini Evan,,,
36 Kamu mau tidak?
37 Nggak pernah memikirkan untuk jadi Nyonya,,
38 Tak ada pilihan lain,,,
39 Sampai rumah dengan selamat,,
40 Mengawasi Serli,,,
41 Menghembuskan nafasnya kasar,,,
42 Diandra tampak heran,,
43 Wanita dekil,,,
44 Ayo Serli aku bantu,,
45 Stevan itu tidak baik,,,
46 Zean dan Angga,,,
47 Hak dia,,
48 Berbeda pendapat...
49 Serli sedang bersama Stevan,,,
50 Sangat marah pada Serli,,,
51 Sangat merindukanmu,,
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Stevan...
2
Dimas Chandrawinata,,,,
3
Disaat bersamaan,,,
4
Tidak sengaja....
5
Jangan-jangan,,,
6
Tidak asing di matanya,,,,
7
Serli kamu mau kemana?
8
Yang kamu tabrak belakang mobilnya,,,
9
Iya terserah kamu,,,
10
Diandra,,,
11
Berdoa saja kita nggak ketemu,,,
12
Wanita murahan,,,
13
Aku tidak ingin mempunyai kelemahan,,,,
14
Diandra sudah mau balik ke Indonesia,,,
15
Bertemu Stevan,,,
16
Bermain-main dulu sama dia,,,
17
Dia lagi keluyuran,,,
18
Tanpa Serli sadari,,,
19
Jangan panggil aku kakak,,,
20
Iya aku ingat,,
21
Dasar keras kepala,,,
22
Nggak salah pilih juga Serli,,
23
Baru kali ini,,,
24
Tanpa mengucapkan kata-kata apapun,,
25
Mereka ngapain aja?
26
Kenapa lagi kamu menampar aku?
27
Jangan pernah kamu harapkan hal itu terjadi,,
28
Sama Dimas aja,,,
29
Aku mau menambah teman,,,
30
Temani aku jalan,,,
31
Diandra tersenyum bahagia,,,
32
Membutuhkan banyak tenaga bukan?
33
Jadi wanita ku,,
34
Dengarkan aku untuk kali ini saja,,
35
Karena dia ini Evan,,,
36
Kamu mau tidak?
37
Nggak pernah memikirkan untuk jadi Nyonya,,
38
Tak ada pilihan lain,,,
39
Sampai rumah dengan selamat,,
40
Mengawasi Serli,,,
41
Menghembuskan nafasnya kasar,,,
42
Diandra tampak heran,,
43
Wanita dekil,,,
44
Ayo Serli aku bantu,,
45
Stevan itu tidak baik,,,
46
Zean dan Angga,,,
47
Hak dia,,
48
Berbeda pendapat...
49
Serli sedang bersama Stevan,,,
50
Sangat marah pada Serli,,,
51
Sangat merindukanmu,,

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!