Tiga hari kemudian.
*****
Qiao Rong akhirnya keluar dari kultivasi tertutupnya. Ia merasa sangat segar dan segera membuka pintu untuk menghirup udara segar. Di luar, Chu Yue sudah siap melayaninya seperti biasa.
"Yang Mulia, apakah anda akan menyulam hari ini?" Chu Yue bertanya sambil tersenyum. Ia membawa sulaman dan peralatannya dalam sebuah kotak kayu yang biasa digunakan Qiao Rong.
Hobi Qiao Rong yang asli adalah menyulam. Walaupun ia tidak bisa berkultivasi, tapi niat Kaisar untuk menghukumnya selalu di gagalkan oleh hadiah sulaman Qiao Rong. Qiao Rong selalu menyulam untuk Kaisar setiap bulan. Bulan ini, ia memilih untuk menyulam bunga lotus, sekaligus untuk memuji Putri Lan yang memenangkan kompetisi bulan lalu.
Namun Qiao Rong yang sekarang, sama sekali tidak bisa menyulam. Qiao Rong sangat kebingungan. Untuk ingatan, tentunya ia bisa menceritakan setiap detail kehidupan Qiao Rong yang asli. Namun keahlian tidak bisa diserahkan begitu saja. Qiao Rong yang asli telah menyulam sejak umurnya enam tahun, sementara Li Wenhua tidak pernah menyentuh jarum seumur hidupnya, ia selalu berfokus pada kultivasi.
Jika ia menolak, maka Chu Yue akan semakin curiga kepadanya, apalagi setelah kemarin kepribadiannya semakin berubah. Chu Yue yang telah bersamanya selama tujuh tahun, pasti dapat langsung mengenali hal yang berbeda dari Qiao Rong.
Tiba-tiba terdengar suara Li Junyan dalam kepalanya, "Master, aku bisa menyulam." Syukur kepada dewa-dewi, Qiao Rong sangat lega mendengar apa yang dikatakan Li Junyan. Qiao Rong pun masuk bersama Chu Yue, lalu Chu Yue meletakkan sulaman itu bersama dengan peralatannya diatas meja.
"Chu Yue, aku sedang banyak pikiran dan ingin merenung sebentar sambil menyulam. Bisakah kau keluar sebentar? Setelah selesai aku akan memberitahumu." Chu Yue mengangguk. Sekali lagi, wajar saja jika Qiao Rong banyak pikiran karena hampir menghadapi kematian kemarin. Terlebih lagi yang mendorongnya adalah saudarinya sendiri, yang ingin merebut tunangannya.
Dalam hatinya, Chu Yue mengutuki Putri Lan dan Su Xiao. Baginya, pasangan itu telah menyebabkan hal yang amat fatal bagi Qiao Rong. Pasti putri sangat terguncang, kemarin ia mengurung dirinya selama tiga hari.. kasihan sekali putri.., batin Chu Yue.
Setelah Chu Yue keluar, Qiao Rong menghela napas lega. Li Junyan pun keluar dari ruangan Kitab Yin Yang dan mulai duduk mengerjakan sulaman itu.
"Li Junyan, darimana kau belajar menyulam? Seperti wanita saja." Qiao Rong tertawa, baru kali ini ia melihat seorang anak laki-laki dapat menyulam.
Li Junyan merasa terejek. Ia langsung menghentikan sulamannya dan melihat ke arah Qiao Rong dengan cemberut. Masternya ini memang kadang bisa membuatnya malu.
"Hei, aku hanya penasaran dan bertanya. Cepat lanjutkan, kita harus segera pergi membeli herba." Walaupun masih cemberut, Li Junyan menurut. Sulamannya sangat indah, mungkin lebih indah daripada sulaman Qiao Rong yang asli.
Li Junyan terlihat fokus pada sulamannya, namun aslinya, pikirannya sedang teralihkan. "Aku belajar menyulam karena seorang gadis." Tiba-tiba Li Junyan mulai berbicara.
Qiao Rong terdiam. Mengapa teman kecilnya ini malah mencurahkan isi hatinya padanya?
Lalu Li Junyan melajutkan, "Namanya Lu Wenrou, dia harus menyulam untuk menghidupi keluarganya. Tapi dia tidak pernah mengeluh sedikitpun walau tangannya menjadi sangat jelek akibat banyaknya luka tusukan jarum. Ya.. Sangat jelek." Nada Li Junyan makin lama makin terdengar sedih. Qiao Rong menjadi iba. Qiao Rong dapat melihat mata Li Junyan yang berkaca-kaca. Namun, anak kecil itu menahan air kata itu sangat kuat sehingga fokusnya kembali bekerja pada sulamannya.
"Aku pikir kau tidak pernah meninggalkan Kitab Yin Yang." Qiao Rong berkomentar untuk mengalihkan pembicaraan. Li Junyan yang dalam rupa anak kecil itu terlihat sangat tegar. Walaupun ia menahan airmatanya mati-matian, Qiao Rong dapat melihat bagaimana pentingnya gadis bernama Lu Wenrou itu untuknya.
"Aku dulu juga pernah menjadi seorang manusia. Jangan salah. Namun setelah aku meninggal, Kitab Yin Yang memilihku untuk menjadi roh penjaganya." Qiao Rong menyimak dengan mata bermakna. Kesedihan seperti itu, jenis hidup seperti apa yang dialami Li Junyan hingga ia bisa menangis hanya karena mengenang seorang gadis kecil?
Qiao Rong yang memikirkan kesedihan, malah tenggelam pada memorinya sendiri. Bagaimana ia kehilangan kedua orangtuanya yang dibunuh oleh tetua-tetua Sekte Cakar Naga. Dan kehidupannya setelahnya, dimana ia harus bertahan hidup di jalanan. Hingga akhirnya di adopsi oleh pemimpin Sekte Wuling yang menganggapnya seperti anak sendiri. Semenjak itu, ia mengabdikan seluruh waktu hidupnya untuk berkultivasi. Namun siapa sangka, ia akan mati demi membalaskan dendam kedua orang tuanya.
"Hei." Li Junyan memecahkan pikiran Qiao Rong. "Sudah selesai. Ayo pergi." Lalu Li Junyan kembali ke dalam ruangan Kitab Yin Yang dalam jiwa Qiao Rong.
"Chu Yue." Qiao Rong memanggil Chu Yue.
"Ya, Yang Mulia." Chu Yue terkejut ketika masuk dan melihat hasil sulaman Qiao Rong yang tergeletak di atas meja. "Sepertinya keterampilan menyulam anda sudah meningkat Yang Mulia." Chu Yue tersenyum melihatnya. Dengan begitu, Kaisar setidaknya akan semakin lembut terhadap Qiao Rong. Seisi istana tahu bahwa Qiao Rong adalah penyulam paling hebat.
"Chu Yue.. Aku akan menyelinap keluar istana. Ambilkan sebuah cadar, apabila ada yang datang berkunjung, bilang saja bahwa aku sedang terkena diare." Chu Yue kebingungan. Sebelumnya Qiao Rong tidak pernah sekalipun menyelinap keluar dari istana. Terutama karena apabila ia keluar secara terang-terangan maka ia hanya akan menjadi bahan olokan rakyat. Terakhir kali Qiao Rong menyelinap keluar, ia tidak berhasil karena wajahnya dikenali beberapa anak pejabat dan akhirnya hanya bisa pulang menangis di paviliunnya. Lalu menolak makan selama beberapa hari. Chu Yue khawatir, apakah Qiao Rong akan baik-baik saja?
"Tidak perlu khawatir, Chu Yue. Aku bisa mengurusnya sendiri." Qiao Rong berkata dengan tenang. Chu Yue mulai mengubah pikirannya. Mungkin saja ia harus percaya dengan apa yang dikatakan Qiao Rong. Tiga hari yang lalu pun begitu. Qiao Rong bisa menghadapi Putri Lan sendirian.
"Kalau begitu hamba tidak berani mempertanyakan keputusan Yang Mulia lagi. Tapi Selir Shu, Yang Mulia—.." Chu Yue memasang wajah khawatir. Selir Shu selalu berkunjung tiap tiga kali sehari. Chu Yue khawatir apabila mereka mengatakan bahwa Qiao Rong terkena diare, maka Selir Shu akan tambah khawatir dan pergi memeriksa.
"Ah ya.. ibuku, katakan saja padanya aku sedang tertidur." Qiao Rong hanya menemukan solusi itu. Chu Yue pun mengangguk dan pergi mengambilkan cadar.
Qiao Rong berganti baju menjadi gaun sederhana yang tetap memancarkan aura elegan, dengan ini tentunya orang akan mengira bahwa ia anak seorang pejabat. Setelah memakai cadar, ia yakin orang-orang tidak akan bisa mengenali wajahnya lagi. Setelah memastikan uang yang dibawanya cukup, ia memanjat tembok paviliun dan menyelinap keluar.
Di Kerajaan Wen, Ibu Kota penuh dengan kereta kuda yang melintas disana-sini. Untungnya, Qiao Rong menemukan sebuah apotek tidak jauh dari area istana. Di depan apotek itu terdapat papan nama yang bertuliskan Apotek Chi Yuan. Di dalamnya sangat ramai. Banyak orang yang melihat-lihat herba, terutama tabib-tabib.
Qiao Rong mengantri sebentar dan langsung berbicara kepada seorang apoteker untuk mencari herba yang ia butuhkan.
"Apakah disini ada daun Fu dan akar tanaman Elais? Sisanya aku akan meminta yang ada di resep ini." Qiao Rong menyodorkan sebuah kertas resep.
"Nona, aku belum pernah melihat resep yang seperti ini, tunggu sebentar." Tidak pernah lihat? Qiao Rong terlihat bingung.
Setelah beberapa lama, si apoteker kembali dengan beberapa macam herba yang dibungkus oleh kain linen. "Ini nona, aneh sekali, untuk apa anda membeli daun Fu? Daun itu sangat murah karena tidak ada yang menginginkannya. Bahkan fungsinya pun hanya dapat menyembuhkan luka bakar saja." Qiao Rong sangat kebingungan. Padahal dia sudah menyiapkan banyak uang dari tabungannya untuk membeli daun Fu.
Tidak disangka, harga daun Fu sekarang lima kali lipat lebih murah daripada seribu tahun yang lalu. Qiao Rong sangat senang, dengan begitu, ia bisa membeli lebih banyak untuk membuat obat yang dapat membantu kultivasinya.
"Totalnya 51 koin perunggu, nona." Qiao Rong menyerahkan koin-koin tersebut kepada si apoteker. Lalu bergegas kembali ke paviliunnya.
Waktu yang ia gunakan untuk membeli herba-herba itu ternyata lebih singkat daripada yang diperkirakan. Padahal seribu tahun lalu, beberapa dari herba yang ia beli sangatlah sulit didapatkan.
Semoga saja ibu belum datang berkunjung, batin Qiao Rong.
Ia bergegas memanjat tembok paviliun dan masuk melalui pintu belakang. Setelah berganti pakaian, ia dapat mendengar Chu Yue masuk.
"Yang Mulia, apakah anda sudah kembali? Selir Shu sudah datang."
Tepat waktu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus bahagia
2023-03-02
0
maestuti dewi saraswati
next thor
2021-04-24
0
Yoni Hartati
kenapa beli obat di luar.di kekaisaran pasti banyak ramuan
2021-03-06
8