Alena Wanda Amira adalah seorang gadis muda berusia 20 tahun yang sangat ceria dan mandiri. Alena adalah anak tunggal dari pasangan Wisnu Januar dan Della. saat umur 5 tahun Alena sudah ditinggalkan oleh keduaa orang tuanya. Kedua orangtua Alena meninggal karena kecelakaan. hal itu membuat dia harus tinggal bersama paman, bibi dan satu kakak sepupunya. Alena memang gadis yang sangat mandiri sejak dulu itu sebabnya saat ini dia merantau keluar kota untuk berkuliah dengan hasil kerja kerasnya sendiri.
Hari ini Ale bangun lebih pagi dari biasanya, setelah membaca tugasnya sebagai sekretaris hal yang sangaat awal adalah dia harus berangkat lebih pagi dari bossnya karena dia harus menyambut bossnya di lobi depan bersama dengan kepala divisi lainnya, dan harus siap dipanggil kapanpun walaupun itu adalah weekend. Itu artinya setiap pagi dia akan melihat Andrian keluar dari mobil dengan 100 kharisma tampan bercampur dingin yang sangat sangat mencekam yang ada pada diri bossnya, bahkan dia bisa melihat Andrian sepanjang minggu. Membayangkannya saja membuat Ale bergidik ngeri.
Pagi ini Ale sudah datang di kantor lebih dulu, dia masuk dan masih sangat sepi, hanya ada beberapa bagian kebersihan dan beberapa kepala divisi yang sudah datang. Dia naik keatas dan melihat satu orang yang sedang tertidur dimeja kerja, Ale manghampiri dengan sedikit takut, namun dia harus tetap melihat siapa yang tertidur di kantor dan apakah dia baik-baik saja. Ale berjalan ke arah meja tersebut yang ternyata adalah milik Samuel.
“Samuel...” Ale membangunkannya dengan sangat pelan agar Samuel tidak kaget, walaupun Ale lebih muda dari Samuel namun karena mereka sama-sama belum menikah dia meminta Ale memanggilnya dengan nama saja.
“Ehhhh.” Samuel kaget mendengar namanya dipanggil.
“jangan kaget aku Ale.” Ucap Ale cepat karena dia juga kaaget melihat Samuel kaget.
“Al, kamu udah berangkat?” Ucap Samuel setelah sadar dari tidurnya
“Iya, Kamu ngapai disini? Kamu tidak pulang?”
“Iya, aku lembur Al.”
“Yaampuuunn, sudah sana bersih-bersih duu, nanti kita sarapan bersama, tadi aku membeli sandwich.”
“Oke, sebentar ya.” Ucap Samuel lalu pergi meninggalkan Ale.
Ale melihat kepergian Samuel hanya bisa geleng-geleng kepala, pasti lehernya tidak nyaman karena dia tertidur dengan posisi duduk. Ale menaruh barang-barang yang ia bawa di mejanya, dia juga menyiapkan sandwich yang akan dia makan bersama dengan Samuel. “Untung bawa lebih” Ucap Ale yang memang sebenarnya dia akan
berbagi dengan Dewi, namun karena melihat Samuel habis lembur dia pasti merasa lapar jadi sebaiknya dia membaginya dengan Samuel. Setelah Samuel datang Ale membawa bekalnya ke meja Samuel dan memakannya bersama dengan Samuel. Mereka makan sandwich sambil bersenda gurau dan kadang Ale juga menanyakan pekerjaan Samuel.
“Memangnya kamu lagi ngerjain proyek apa si Sam kok sampe lembur gitu.?” Tanya Ale penasaran.
“Biasalah Al, ngerjain revisi design proyek perpustakaan yang akan launching bentar lagi, dan deadlinenya pagi ini jadi terpaksa harus lembur.” Ucap Samuel menjelaskan.
Ale mengangguk faham apa yang dimaksud dengan Samuel, ditengah makan mereka berdua tak lama Dewi datang.
“Al, Samuel, kalian sudah datang?”
“Sudah mbak,” Jawab Ale.
Setelah selesai sarapan dengan Samuel dan beberapa karyawan sudah mulai berdatangan, Dewi mengajak Ale turun kebawah untuk menyambut bossnya. “Yuk Al,” Ajak Dewi.
Sekarang Dewi dan Ale sudah berada di depan lobi bersaama dengan para pria berjas yang tak lain adalah kepala divisi yang ikut menyambut Andrian.
Tak lama mereka berdiri satu mobil mewah berhenti didepan mereka, yang tak lain adalah Andrian dan Asisten pribadinya Arya.
Andrian memasuki kantornya dan langsung disambut hormat oleh team management yang ada dilantai bawah bawah. Tanpa menjawab ataupun balik menyapa karyawannya, Andrian langsung masuk kedalam disusul oleh Dewi dan Ale.
Dewi lalu membacakan jadwal Andrian pagi ini, dan jangan tanya apa yang dikerjakan oleh Ale sebagai anak
magang dia hanya bisa mengikuti dan menyeimbangi jalan Andrian dan Dewi yang sangat cepat.
“Al, aku menyiapkan kudapan untuk pak Andrian dulu ya,” Dewi berpamitan kepada Ale, lalu berjalan ke arah kitchen bar yang ada di kantor. setelah selesai menyiapkan kopi dan cookies kesukaan bossnya Dewi masuk kedalam ruangan bossnya, namun tak lupa sebelumnya dia mengetuk pintu terlebih dahulu.
“Ini Kudapannya pak,”
“Iyanletakkan disana.”
“Baik pak,” Iren berjalan kearah sofa meletakkan kudapan yang dia siapkan.
“Oiya, nanti kamu bantu saya mengurus proyek dengan klien dikantor cabang ya, saya akan melihat tempat yang akan kita jadikan tempat untuk pembangunan proyek kita”
“Baik pak, tapi bapak akan sendiri?”
“Anak magang itu? Apa dia tidak masuk kerja?”
“Masuk pak,”
“Minta dia untuk menemani saya dan mencatat struktur disana nanti”
“Baik pak, akan saya sampaikan.” Andrian kembali fokus mengerjakan pekerjaanya.
Dewi keluar dari ruangan bossnya dan kembali lagi ke mejanya untuk kembali bekerja dan menyampaikan perintah bosssnya kepada Ale. Setelah berbicara kepada Ale, Dewi bersiap mengambil tasnya untuk meeting ke kantor cabang. “Aku duluan ya Al,”
“Oke mba, hati-hati.” Kini Ale yang deg-deg an membayangkan dia akan pergi berdua dengan Andrian. Walaupun hanya masalah pekerjaan tetap saja realitanya mereka akan bekerja berdua, Ale mengerjakan tugasnya sambil memikirkan bagaimana nanti nasibnya saat pergi berdua dengan manusia kulkas itu. Apakah dia akan diam saja? bagus juga sih kalau diam saja, tapi jika tiba-tiba mengungkit hutang? untuk membayangkannya saja sudah membuat Ale merinding.
Tak lama Ale berkutat dengan lapotopnya mengecek beberapa dokumen tiba-tiba telphone dari ruangan Andrian berbunyi. Ale lalu memencet tombol hijau disana.
“Kita berangkat 10 menit lagi,” Ucap Andrian dari balik telphone.
“Baik pak.” Ucap Ale mencoba tenang.
Ale lalu menyiapkan semua dokumen yang harus dia bawa dn membawa buu kecil yang dia masukkan di tas kecilnya. Ale membaca-baca ulang dokumen yang dia bawa agar mengerti saat nanti dilapangan, walaupun dia tau Andrian pasti tidak berharap lebih denga kinerjanya tapi dia tetap akan mencoba sekuat tenaganya agar kelak dia
juga bisa bekerja menjadi karyawan tetap di perusahaan ini. Tak lama Ale membaca dokumen pintu ruangan terbuka dan reflek membuat Ale berdiri menyambut Andrian.
“Ayo,”
“Baik pak.” Ale menyusul langkah Andrian dan berjalan dibelakangnya. didepan lobi sudah ada mobil yang dikendarai oleh pak Joko yang sudah siap membukakan pintu untuk Andrian. Ale duduk di depan bersebelahan dengan pak Joko.
“Coba jelaskan tentang kendala terakhir kali proyek ini.” Ucap Andrian kepada siapa lagi jika bukan Ale.
“Baik pak.” ucap Ale lalu menjelaskan tentang kendala-kendala yang di hadapi oleh petugas lapangan di laporan terakhir. Ale bersyukur karena sejak tadi mempelajari dokumen tentang proyek ini dan masih ingat apa yang ia pelajari. Rasanya campur aduk, sama seperti saat pertamakali dirinya ujian lisan di sekolah, hanya saja bedanya sekarang yang bertanya adalahbossnya yang super perfectionis.
.
.
.
Jangan lupa tinggalin jejak kalian ya teman-teman. Trimakasih sudah suport
By. Nurhasanah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Sarah habibi
Hay Thor mampir lagi nih... yuk saling support....tetep semangat🥰🥰
2021-11-07
0
novivia
hahah
kirain mau di bantuain 😁
2021-10-18
0
ennita
boom like mendarat salam dari''Pesona Tersembunyi Sang Tuan Muda"...jangan lupa feedback ya.terimakasih.
2021-08-23
0