DeJavu

Drrrrrrrrrrreeeett... drrrrrrrreeeeet....

Suara handphone Pras berdering. Menyadarkan dari kebodohan yang sedang menyerangnya saat ini.

"Ma..maaf sayang, ayah angkat telpon dulu ya," ucapnya menyelamatkan diri sejenak. Mengayunkan kakinya menuju ruang kerjanya dan Zylva hanya mengangguk.

"Hallo, bisa bicara dengan saudara Pras? tanya seseorang yang ada dalam telpon.

"Ya, hallo dengan siapa?" tanya Pras.

"Duh... udah seberapa tua sih lo?? sampai - sampai nggak bisa ngenalin suara gue?!! gue masih orang yang sama beb" ucap seseorang dalam telpon itu.

Pras berusaha menata kembali lembaran - lembaran memori yang sempat berantakan tadi. Dia mencoba merapikan file -file yang berserakan. Mengembalikannya ke posisi semula.

Kembali melihat nomor panggilan yang masuk untuk memastikan nomor itulah adalah nomor seseorang yang dia kenal sangat dekat. Ternyata nomornya berbeda dengan nomor orang yang dia maksud.

Kecepatan akses daya nalarnya kembali aktif. Syaraf - syarafnya telah kembali bekerja. Menyadarkan dia akan seseorang yang dikenalnya dengan sangat baik.

"Din, ini lo??" Ucap Pras kaget dan perasaan bahagia.

"Yeee, ya iyya lah ini gue..! lupa ma suara merdu gue?? haddeeuh.. baru beberapa minggu aja gak telponan udah main lupa - lupaan aja. Kapan loe main ke rumah gue?" kata Dina sahabat terbaik Pras sejak jaman SMA.

"What?? loe jadi balik ke Jakarta, sejak kapan? koq gak ngabarin gue sih loe? waaaahh parah loe, Din. Masak sohib loe sendiri gak loe kasih tahu.. tipis loe.." ucap Pras yang sedikit kesel.

"Woii.. kalo ngomong tuh satu - satu.., biar bisa gue jawab sejelas - jelasnya. Loe mau semua pertanyaan - pertanyaan loe gue jawabkan? Nah loe harus ke rumah gue. Kapan loe ada waktu, loe tinggal calling gue, okay. Bay... Assalammualaikum," Dina mengakhiri percakapannya.

Tuuttt...tuuttt...tuuuttt...

Sambungan telpon terputus. Dina mematikan telponnya.

"Waalaikumsalam.." jawab Pras pelan sambil menggelengkan kepalanya.

"Dasar kecoa berekor, gak ilang - ilang juga kebiasaan buruknya. udah jadi emak - emak juga... ehmmm" gumam Pras berdehem.

Pras menyandarkan tubuhnya di atas sofa berwarna abu tua, yang menjadi tempat favoritnya. Dia kembali terkenang bagaimana awal perkenalannya dengan Dina.

"Kenapa loe dihukum, gak siap tugaskan? gimana kalo setelah ini kita kabur??" ucap Dina saat itu sambil berbisik ditelinga Pras.

Saat dimana mereka sama - sama berdiri didepan kelas, menjalani hukuman karena tidak mengumpulkan tugas KIMIA dari pak Arthur.

Pras hanya tersenyum mendengar ucapan murid yang baru pindah ke sekolahnya. Mungkin dia mengira Pras sama dengan dia. Karena baru kali ini Pras tidak mengumpulkan tugas.

"Wkwkwkwkk.... Dina.. Dina.." ucap Pras lirih.

Pras pun tertawa geli ketika kenangan itu melintasi rotasi putaran memori di kepalanya.

*****

"Nek, ayah terima telepon dari siapa sih? Seperti main rahasia gitu ya?" tanya Zylva yang merasa penasaran.

"Nenek juga tidak tahu, mungkin teman ayah" jawab nenek.

"Sayang.. pergi mandi sono udah sore.., mainnya nanti dilanjutkan lagi ya" perintah nenek.

"Iya nek, Zylva mandi dulu ya" jawab Zylva sambil berlalu meninggalkan nenek menuju kamar mandi yang ada didalam kamar tidurnya.

Ibu pun menuju ruang kerja Pras.

Tok..tok..

" Pras, boleh ibu masuk?" tanya ibu yang sudah berdiri didepan pintu ruang kerja Pras.

"Oh iya, bu. Masuk saja pintunya nggak dikunci," jawab Pras mempersilahkan ibu masuk.

"Ada yang ingin ibu bicarakan sebentar" ucap ibu.

"Kalau ibu mau membahas pertanyaan Zylva tadi, ibu bisa kan bantu Pras memberikan penjelasan kepada Zylva. Bu.. Pras mohon sama ibu, Pras belum siap" jelas Pras.

"Tapi mau sampai kapan, Pras? harus nunggu waktu berapa lama lagi," tanya ibu lagi yang meminta Pras segera mengambil keputusan.

"Iya.. Pras ngerti, Pras paham, bu.." ucap Pras.

"Kalo kamu mengerti dan memahami, gak akan kamu nunggu waktu sampai selama ini, sampai anakmu mulai berontak!" lanjut ibu.

Pras hanya tertunduk diam dan berusaha meredam sedikit egonya. Karena sedikit banyak kata - kata ibu ada benarnya. Kebimbangan mulai mempermainkan hati dan pikirannya.

Pras janji sama ibu, Pras akan berusaha belajar untuk membuka hati Pras, tapi belum sekarang" jelas Pras.

Ibu hanya menghela nafas.

"Ya sudah, ibu kasih waktu tiga hari!! jawab ibu dan berlalu meninggalkan ruang kerja Pras.

"What???? tiga hari??? ini emak gue atau majikan gue sih..?" ucap Pras mengeluh.

Dia mulai bimbang. Pikirannya kacau. Dia pun berjalan mondar - mandir, kesana - kemari. Sesekali duduk dan berdiri lagi. Degup jantungnya pun sudah tak berirama.

"Aaaaaaarrrrrgh......"

Teriaknya kuat sambil mencengkram rambut sisi kanan dan kirinya.

"Astaghfirullah.." akhirnya dia pun tersadar dengan apa yang dilakukannya. Dan mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya. Dia pun segera bergegas ke kamarnya.

Dia meraih handuk merah marun yang tergantung ditempatnya. Menyegarkan kembali tubuh yang sangat lelah meski tanpa melakukan aktifitas apapun.

Jatuhan air shower menghujani kepala dan seluruh tubuh kekarnya. Dia berusaha melepaskan penat yang mendera. Dia kembali mengingat Tuhan sebagai penciptanya.

Dia pun segera membungkus tubuhnya dengan kemeja koko lengan pendek berwarna coklat muda. Dipadu dengan sarung kotak - kotak berwarna senada, yang sedikit lebih tua.

Dia bersujud dalam hening. Menengadahkan kedua tangannya,

"Ya Allah.. aku kembalikan semuanya kepadaMu, Engkau yang Maha tahu atas segalanya, Engkau yang membolak - balikkan hati ini yaa Rabb, bimbing hati dan pikiranku. Lindungi aku dari perbuatan zalim, keji dan mungkar. Bimbing aku ya Rabb dan berilah petunjuk Mu. Aku ikhlas dalam menjalani takdirku. Aamiiin".

Tak terasa air mata mengalir dari kedua pelupuk matanya. Karena dia menyadari segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya, kesemuanya itu terjadi atas izin Allah sang maha pencipta.

****

Hari pun berganti. Aktifitas rutin kembali terjadi seperti hari - hari biasanya. Hari pertama dalam putaran minggu yang baru.

Hari ini, pagi - pagi sekali Prasetyo Nugroho sudah berangkat ke kantornya. Dia tidak ingin datang terlambat menghadiri meeting yang sangat penting baginya.

Dia tiba di kantor lebih awal dari pegawai - pegawai lainnya. Dia mempersiapkan semua dokumen - dokumen penting untuk bahan meeting.

Tiba - tiba..

"Kamu mau maling ya?! Dasar kamu ya, gak tau diri.." teriak perempuan yang tiba - tiba masuk dengan mengendap - endap memegang kemoceng untuk dijadikannya sebagai senjata.

Pras yang lagi asik membaca ulang dokumennya mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat, setelah dia membalikkan kursinya tiba - tiba..

"haaaa.. heei.. heei.. heeii!! Kamu ini kenapa sih??? Aku ini atasan kamu tau!!! kamu pikir wajahku ini sama joroknya dengan meja yang berdebu itu hah??" teriak Pras kepada perempuan yang mengira dirinya maling.

"Ma..maaf pak, saya tidak tahu. Karena saya lihat meja bapak sedikit berantakan. Kan bapak selalu meninggalkan meja dalam keadaan rapi.." jawab perempuan itu membela diri.

Hhmmm..

"Lagian..salah bapak., kenapa pintunya tidak ditutup rapat. Kan membuat saya curiga, pak.." lanjut perempuan itu lagi.

"Lah koq malah saya yang disalahin?? Harus kamu tuh, masuk bukannya pakai salam, ketuk pintu dulu kek, apa kek.. ini main nyelonong aja.." lanjut Pras balik menyalahkan orang yang sudah membuatnya terkejut setengah mati.

"Ya.. bapak juga tumben datang sepagi ini, gak seperti biasanya," ucap perempuan itu lagi yang masih belum terima disalahkan.

"Ya sudah kamu rapikan kembali meja saya, bereskan dokumen - dokumen yang akan kita bawa meeting nanti. Ingat! Jangan ada yang tertinggal" tandas Pras.

"Saya mau ngopi dulu" Pras pun melangkahkan kakinya keluar dari ruangannya.

"Dibuatin, pak? tanya perempuan itu lagi. Namun Pras sudah berlalu dari hadapannya. Tapi Pras mendengarnya dan hanya melambaikan tangannya, dan menghilang dari pandangan.

"Dasar bos aneh, sebentar cerah.. sebentar redup, eehh..sebentar hangat.. sebentar dingin, nah kalo udah dingin..susah lagi hangatnya.., hihihi.." kata perempuan itu sambil melakukan semua pekerjaan yang sudah diperintahkan atasan kepadanya.

Waktu pun berlalu, Meeting hari ini berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan Pras. Ternyata persiapan yang dilakukan dengan sangat baik membuahkan hasil yang baik pula. Ibarat kata Proses tidak akan mengkhianati hasil.

Begitulah kira - kira prinsip hidup yang selalu tertanam dalam diri ayah dari satu orang anak perempuan itu. Prinsip yang dia contoh dari ibunya.

Hari ini dia kembali dengan wajah berbinar. Dia selalu menang dalam tender. Baik kecil maupun besar. Dia selalu berucap syukur untuk setiap pencapaiannya. Dia termasuk orang yang taat agama. Itulah salah satu sisi baik yang membuat orang kagum dengannya.

Bersambung...

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Terpopuler

Comments

Putri Handayani

Putri Handayani

semangat kak

2022-01-10

0

AL - FAZZA

AL - FAZZA

Semangat aku bacanya.. semangat thor

2021-12-26

0

Yukity

Yukity

Mampir nih Thor...
like😍

2021-12-24

0

lihat semua
Episodes
1 Kangen
2 Pulang
3 Terusik
4 Super Shock
5 DeJavu
6 FlashBack
7 Rencana Terselubung
8 Gagal Dinner
9 Mendadak Baik
10 Jadi detektif dadakan
11 Jeratan Pertama
12 Jeratan Kedua ( ZONK)
13 Belanja Perlengkapan
14 Titip Zylva
15 Kemeja dari Shella
16 Panggil aku Pras
17 Blue Sky Part 1
18 Blue Sky part 2
19 Ada rindu disana
20 Boneka Beruang
21 Ketahuan
22 Inikah Cinta?
23 Lunch
24 Kecewa
25 Tamu Tak Diundang
26 Will you marry me?
27 Simalakama
28 Perkenalan (Part 1)
29 Perkenalan (Part 2)
30 Sakit Hati
31 Terlambat
32 Batal Pergi
33 Makan es krim
34 Pamit
35 Tentang Jenny (1)
36 Tentang Jenny (2)
37 Keluarga Baru
38 Pertemuan Tak Terduga
39 Tertekan
40 Hamil
41 Dina Resign
42 Kehilangan
43 Mangga Muda
44 Ngidam
45 Undangan
46 Apa? Aku Gila!
47 Tolong Jangan Membenci Ibu, Pras!
48 Pengakuan Ibu!
49 Pengakuan Ibu!
50 Air Mata Palsu
51 Janji! Apapun itu.
52 Makan Sate Kambing
53 What Should I Do?
54 Ibu masuk RS
55 Pras Berang!
56 Dendam Berlanjut
57 Pertemuan yang tak diinginkan
58 Diantara
59 Pura - pura
60 Tante Cantik
61 Permintaan Terakhir
62 PENGUMUMAN
63 Shella Ketangkap!!
64 TERPAKSA MERELAKAN
65 Sebuah Perasaan
66 JANJI
67 Panggil Aku Mas!
68 Patrick vs Hulk
69 Ada Rasa
70 Akhirnya
71 Batal Ngomong
72 Khayalan Tingkat Tinggi
73 Penasaran
74 Mengagumi
75 Maaf Terlambat Menyayangimu
76 Aku Bersedia
77 Cincin Kawin
78 Istimewa
79 Maaf
80 Merasa Bersalah
81 Welcome Baby Boy
82 Sebuah Nama
83 Akhir Yang Bahagia
84 Terima Kasihku
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Kangen
2
Pulang
3
Terusik
4
Super Shock
5
DeJavu
6
FlashBack
7
Rencana Terselubung
8
Gagal Dinner
9
Mendadak Baik
10
Jadi detektif dadakan
11
Jeratan Pertama
12
Jeratan Kedua ( ZONK)
13
Belanja Perlengkapan
14
Titip Zylva
15
Kemeja dari Shella
16
Panggil aku Pras
17
Blue Sky Part 1
18
Blue Sky part 2
19
Ada rindu disana
20
Boneka Beruang
21
Ketahuan
22
Inikah Cinta?
23
Lunch
24
Kecewa
25
Tamu Tak Diundang
26
Will you marry me?
27
Simalakama
28
Perkenalan (Part 1)
29
Perkenalan (Part 2)
30
Sakit Hati
31
Terlambat
32
Batal Pergi
33
Makan es krim
34
Pamit
35
Tentang Jenny (1)
36
Tentang Jenny (2)
37
Keluarga Baru
38
Pertemuan Tak Terduga
39
Tertekan
40
Hamil
41
Dina Resign
42
Kehilangan
43
Mangga Muda
44
Ngidam
45
Undangan
46
Apa? Aku Gila!
47
Tolong Jangan Membenci Ibu, Pras!
48
Pengakuan Ibu!
49
Pengakuan Ibu!
50
Air Mata Palsu
51
Janji! Apapun itu.
52
Makan Sate Kambing
53
What Should I Do?
54
Ibu masuk RS
55
Pras Berang!
56
Dendam Berlanjut
57
Pertemuan yang tak diinginkan
58
Diantara
59
Pura - pura
60
Tante Cantik
61
Permintaan Terakhir
62
PENGUMUMAN
63
Shella Ketangkap!!
64
TERPAKSA MERELAKAN
65
Sebuah Perasaan
66
JANJI
67
Panggil Aku Mas!
68
Patrick vs Hulk
69
Ada Rasa
70
Akhirnya
71
Batal Ngomong
72
Khayalan Tingkat Tinggi
73
Penasaran
74
Mengagumi
75
Maaf Terlambat Menyayangimu
76
Aku Bersedia
77
Cincin Kawin
78
Istimewa
79
Maaf
80
Merasa Bersalah
81
Welcome Baby Boy
82
Sebuah Nama
83
Akhir Yang Bahagia
84
Terima Kasihku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!