Sinar matahari pagi ini begitu cerah. Tapi tidak secerah hati para penghuni rumah besar di perumahan elit itu.
Setelah pulang sholat subuh dari mesjid, biasanya Pras menyempatkan diri untuk berolah raga. Sebelum berangkat kerja. Meskipun hanya keliling komplek.
"Duh..pak Pras, sendirian terus..kapan nih punya pendamping?" ucap ibu - ibu komplek yang suka iseng menggoda Pras.
Atau..
"Pak, saya bersedia loh jadi ibu buat Zylva," ucap salah satu gerombolan emak - emak centil yang suka terpesona dengan ketampanan ayah satu orang anak itu.
Pras hanya tersenyum manis menanggapi keusilan emak - emak komplek. Membuat mereka semakin klepek - klepek.
Setidaknya itu salah satu caranya berinteraksi dan bersilaturahmi dengan warga komplek. Baik para bapak maupun para emak. Kerena kesehariannya sibuk dengan pekerjaan. Belum lagi kalau dia harus keluar kota.
Tapi hari ini kebiasaan itu tidak dirasakannya. Dia tertidur setelah Sholat subuh. Dia tidak tidur semalaman. Entah apa saja yang mengganggu pikirannya.
"Pras..Pras..kamu dimana, nak?" suara ibu memanggil anaknya. Ibu sudah mencarinya di beberapa ruangan, bahkan di halaman belakang juga.
Namun ibu tidak menemukan perawakan bertubuh tinggi, berambut cepak dan berkulit kuning langsat itu. Pemilik wajah tampan yang menjadi idola para wanita dewasa.
Sepintas ibu melihat pintu yang sedikit terbuka saat melintasi ruang kerja Pras. Ibu pun mendekat, memperhatikan isi ruangan.
Terlihat tubuh yang terlelap di atas sofa.
"Hmmm..ternyata kamu disini toh," ucap ibu lirih.
Ibu membiarkannya, toh masih hari minggu juga batin ibu. Ibu pun meninggalkan ruangan dan menutup rapat pintunya.
Ibu beralih ke kamar Zylva.
ckleekkk
kreeekk
Suara handling pintu terbuka, "Wah asik bener nih cucu nenek, udah pingin sekolah ya?" tanya nenek kepada Zylva yang sedang mencoba sepatu dan tas barunya.
"He..eh.."jawab Zylva sambil tersenyum.
"Tapi nek, nanti kalau Zylva sekolah yang antar - jemput siapa?? ayah kerja, nenek juga sibuk," tanya nya lagi.
Nenek terdiam sejenak.
"Nanti biar ayah yang memikirkan itu, yang penting cucu nenek yang cantik ini harus tetap sekolah, harus rajin belajar, biar pinter," kata nenek sambil mengelus rambut Zylva yang sedikit ikal.
Zylva hanya menganggukkan kepalanya. Namun sekilas tampak kesedihan terpancar diwajahnya. Dan itu bisa dirasakan oleh ibu.
"Ya sudah, nenek tinggal dulu ya.. nenek mau menyiapkan sarapan untuk kita," kata nenek.
"Zylva boleh bantu, nenek?" Zylva menawarkan diri. Nenek hanya tersenyum dan mengangguk. Yang artinya Zylva boleh membantu nenek.
Tiba di dapur Zylva merasa kehilangan sesuatu.
"Ayah dimana nek, kok dari tadi nggak keliatan," tanya Zylva sambil memutar kepala dan memendarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan.
"Oh..ayah masih bobok cantik!" jawab nenek sambil tertawa kecil.
"Tumben..biasanya juga gak pernah kayak gini," lanjut Zylva.
"Ya..kali aja ayah capek.. katanya besok ayah ada meeting penting dikantornya, jadi tadi malam ayah lembur deh," ucap nenek menghindari pertanyaan - pertanyaan yang akan timbul berikutnya.
"Ooh..." jawab Zylva sambil mengangguk. Mereka pun asik dengan kegiatan perdapurannya. Kesibukan yang hanya terjadi di hari sabtu dan minggu.
Mereka memang tidak punya asisten khusus yang tinggal bersama mereka untuk membantu mengerjakan semua pekerjaan rumah.
Cukup catering dari rumah makan milik ibu atau makan diluar, memanggil jasa cleaning service dan tukang laundry pakaian. Sesederhana itu hidup yang mereka jalani sampai saat ini.
"Hmmm.. Pras coba aja kamu mengikuti saran ibu sejak dulu. Kamu tidak harus mengalami penderitaan seperti yang ibu rasakan dulu," batin ibu sejenak sambil menatap sedih wajah Zylva.
Matahari pun perlahan beranjak naik, meninggalkan tempat peraduannya. Pemilik satu orang anak itu akhirnya bangun dari tidur lelapnya.
Dia menyisiri setiap sisi rumah. Rumah yang sangat nyaman, hunian mewah dengan interior klasik modern.
Pencariannya terhenti disebuah meja kecil, tempat biasanya Pras duduk ditemani secangkir kopi.
Dia menemukan selembar kertas bertuliskan :
" IBU DAN ZYLVA PERGI SEBENTAR KE BUTIK, SARAPANNYA ADA DIMEJA "
Pras pun tersenyum. ***** makannya belum begitu menggoda untuk melahap makanan yang tersaji.
Dia menuju kolam renang. Tak lama kemudian.. byuuurrrr.... dia sudah melemparkan tubuhnya kedalam air tenang disisi samping kanan ruang tengah. Berniat untuk merefresh tubuh dan pikirannya yang sedang gundah.
Sesudahnya dia pun segera menumpas habis semua yang tersaji di atas meja. Memenuhi tuntutan pemberontak dalam perutnya. Perlahan tapi pasti.
Beberapa jam kemudian.
"Tante Shella cantik ya, nek? Baik lagi.." ucap Zylva kepada neneknya sembari mereka masuk kedalam rumah.
"Nanti kita akan sering ketemu dengan tante Shella, Zylva mau??" tanya nenek yang mempunyai misi terselubung.
"Ayah..." Zylva berlari menuju kearah ayahnya dan memeluknya.
"Koq pergi gak bilang - bilang sama ayah?! ayah sampai keliling seisi rumah. mencari anak ayah yang paling cantik di dunia, takut dibawa penculik," kata Pras yang sudah menggendong Zylva.
"Iya..ibu minta maaf gak pamit sama kamu. Habisnya ibu lihat kamu nyenyak sekali tidurnya, jadi ibu tidak mau menganggu kamu. Lagian ibu cuma ke butiknya Shella," ucap ibu memberi penjelasan kepada Pras.
"Ya udah bu nggak apa - apa, makasih ya udah bawa Zylva jalan - jalan," ucap Pras tersenyum. Ibu pun hanya mengangguk.
"Anak ayah bawa apa aja nih, minta beli mainan sama nenek lagi..? kan semalam kita baru beli, kenapa minta beli lagi sama nenek? Ayah gak mau Zylva belajar boros.."
Belum lagi Pras melanjutkan ucapannya. Ibu langsung memotong .
"ssstttttt... Zylva tidak meminta pada siapapun! Harusnya kamu tanyakan dulu baik - baik, dari mana dia mendapatkan mainan itu, bukannya seperti rel kreta api begitu ngomongnya" Tuh..kasihan Zylva kan? ucap ibu.
Sementara Zylva hanya tertunduk diam. Dia merasa sedih tapi ini juga bukan kesalahannya.
"Lalu.. dari mana semua mainan - mainan itu bu?" tanya Pras kembali kepada ibunya.
"Shella yang membelikan semuanya, kelihatannya dia juga menyayangi Zylva," imbuh ibu.
Pras mendekati anaknya yang masih tertunduk, " Sayang.... ayah minta maaf ya, ayah cuma gak mau Zylva jadi anak yang boros meskipun Allah kasih kita rezeki yang lebih. Daripada uangnya dihambur - hamburkan, lebih baik kita sedekah untuk orang yang membutuhkan. Ngertikan sayang?" ucap Pras sambil mengelus kepala putrinya.
" He'euh... Zylva juga minta maaf ya yah, mestinya Zylva juga bilang ke ayah kalau Zylva dikasih mainan sama tante Shella, " ungkap Zylva yang berada dipangkuan ayahnya.
"Anak pinteerr.." ucap Pras tersenyum.
"Ayah...." Zylva bimbang, dilanjutkan atau tidak sesuatu yang ingin diucapkannya. Sesuatu yang mengganggu ketenangan hatinya sejak pulang dari Mall beberapa waktu lalu.
Kini pemikiran itu mengusik hatinya kembali. Tapi masih belum memiliki keberanian yang cukup untuk menyampaikan isi hatinya.
"Iyaa.. kenapa sayang," tanya Pras menyelidik.
hehe.. Zylva hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil.
" Ya sudah.. simpan mainannya sono " kata Pras.
"Bu.. ada sesuatu yang terjadi dengan Zylva hari ini?" tanya Pras untuk mencari informasi dari ibu.
"Tidak ada, tadi ibu cuma melihat betapa gembiranya dia bermain bersama Shella. Ibu bisa merasakan kebahagiaan yang selama ini dirindukannya," jawab ibu.
"Dari mana ibu bisa tahu bahwa itu adalah kebahagiaan yang dia rindukan?" tanya Pras lagi.
"Hari ini ibu bisa lihat tawanya, dia tertawa begitu lepas.. tanpa ada beban sedikit pun diwajahnya, " lanjut ibu.
Pras hanya terdiam, Hal itu pula lah yang mengganggu pikiran tadi malam. Tapi dia juga masih belum bisa sepenuhnya lepas dari bayang - bayang Hilda.
Zylva kembali berkumpul diruang tengah bersama nenek dan ayahnya, menikmati buah segar yang sudah dipotong menjadi bagian - bagian kecil. Tiba - tiba Zylva nyeletuk.
" Yah.. punya mama itu.. seperti apa sih rasanya?! Pasti senang ya? " Pras shock mendengar ucapan putrinya, yang selama ini tak pernah dia duga sebelumnya.
Pras dan ibu saling bertatap mata keheranan. Dan seketika lembaran - lembaran file yang tertata rapi dalam memori otak Pras menjadi kosong, berantakan, hilang entah kemana.
Dia yang lulusan S2 dengan nilai Cumlaude, merasa jadi orang yang paling bodoh dunia. Hanya dengan pertanyaan sesederhana itu, yang tidak pernah terlintas dibenaknya.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Nah.. kira - kira apa ya jawaban yang akan diberikan Pras atas pertanyaan Zylva?? Lanjut episode berikutnya ya. Dan jangan lupa tinggalkan jejak :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
AL - FAZZA
like like lagiii
2021-12-26
0
Rizky Anggraini
🌹🌹🌹❤️❤️❤️
2021-12-07
0
d.amora salwa
semangat
2021-10-13
0