Ketemuan
Waktu berlalu, hari pun berganti. Dan hari ini adalah hari yang aku nanti. Saat yang lain masih merajut mimpi, dingin yang menusuk, membuat enggan keluar dari hangat nya balutan selimut.
Lain halnya dengan ku, aku yang biasanya akhir pekan bermalas - malasan, bangun siang.
Tidak tau kesambet apa, mungkin juga karena terlalu antusias mau bertatap muka dengan si dia, akhir pekan kali ini sehabis subuh aku tidak balik ke kasur, 😁 dan memilih nyamperin ibuk di dapur.
" Mimpi apa ya semalam? kok tumben gadisnya ibuk jam segini udah bangun, gak balik tidur, nggak lupa kan kalau ini akhir pekan? " tanya ibuk dengan aktifitasnya yang masih sibuk dengan masakan nya.
" Iya nggak lah ibuk, akhir pekan itu, bagi ku hari tak terlupakan hehehe. Nggak suka pow anak gadisnya belajar rajin? aku kan juga mau supaya bisa bantuin ibuk." kata ku sambil berjalan nyamperin ibuk.
" Iya hari ini, adalah hari yang tak terlupakan, karena ada yang mau jumpa pertama kali. Makanya bulek dia bangun pagi, heh pakai acara alasan mau belajar rajin segala,"
sahut mbak Yan yang emang udah ngebantuin ibuk dari tadi.
Aku hanya terkekeh menanggapi ucapan mbak Yani.
" Oh ya buk nanti aku mau jalan sehat, sama mbak Yani, " kata ku.
" Iya bulek, jalan - jalan sekalian ketemuan." Imbuh mbak Yani.
" Uluh-uluh pantes gadisnya ibuk bangunnya pagi, mau ketemuan sama siapa? " tanya ibuk.
" Sama temen buk, kapan - kapan deh aku cerita sama ibuk, mbak Yan udah siap belum,? siap - siap yuk berangkat!" ajak ku.
Aku sudah siap dengan setelan baju olah raga, rambut panjang yang ku kuncir kuda. Tak lupa ku semprotkan parfum.
" Iya tunggu sebentar!" jawab mbak Yani.
Setelah bersiap-siap sudah rapi dengan kostum olah raga, kami pun berpamitan dan segera berangkat. Sambil berjalan santai aku bertukar pesan dengan mas Afif
📩 Mz Afif
Pagi adek,, udah jalan belum?
📨Aku
Pagi juga mas, ini lagi dijalan bentar lagi nyampe.
📩Mz Afif
Ya udah ati - ati ya dek, aku udah sampai. Aku tunggu ya?
📨Aku
Iya mas.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, aku pun sampai tujuan, di jembatan sesuai janji kita tempat untuk bertemu.
Dari kejauhan aku melihat ada 2 orang laki - laki yang sedang berdiri di pinggir jalan. Semakin aku mendekat, mereka menyadari kedatangan ku dan mbak Yani. Salah satu dari mereka tersenyum pada ku, dan seketika deg, deg, deg bunyi jantung ku berdegup tak seperti biasanya. Aku tertegun sebentar karena tersihir senyumannya, gigi gisul nya membuat senyumnya semakin sempurna. Betapa manisnya dia. Iya, dialah mas Afif, yang menyambut ku dengan senyum indah di wajah nya, dengan postur tubuh nya yang tinggi. Badan yang tidak terlalu gemuk juga tidak terlalu kurus. Badannya ideal menurut ku.
" Hay mas maaf, lama ya nunggu nya?" sapa ku untuk mengalihkan kegugupan ku, sambil ku ulurkan tangan ku.
Semoga dia tidak mendengar irama jantung ku. Lagian ini jantung tau aja kalau ada orang ganteng, detak nya kaya mau lari lompat keluar. Eh jantung ku tersayang, biasa aja dong, malu - maluin aja, gak usah lari keluar, ini udah aku wakilkan jabat tangan. Jadi diem ditempat aja, jangan kemana - kemana, detak nya jangan kenceng - kenceng ya, kan gak lucu kalau mas Afif dengar. Ini salaman aja grogi banget. Batin ku.
" Gak kok dek, untuk mu aku rela" jawab nya masih dengan senyum manis nya, dan dia menyambut uluran tangan ku, kami pun bersalaman.
Pinter banget si mas bikin aku GR, ihh gemes pengen nyubit 😍 jangan salahin aku ya mas kalau aku jatuh hati pada mu, karena kamu sendiri yang membuat ku begitu. Gumam ku dalam hati.
" Bisa aja si mamas, oh ya kenalin mas ini kakak sepupu ku," aku memperkenal kan mbak Yani.
" haiii aku Yani, kamu pasti Afif ya? ".
" Iya, pasti Ayu udah cerita ya? oh dan ini teman ku Bima, "
Mas Bima adalah salah satu teman mas Afif, umurnya lebih tua dari mas Afif. Mas Bima sudah tidak bersekolah. Meskipun tidak seumuran tapi mereka berteman baik. Mas Bima, tak kalah manis dari mas Afif. Kulitnya hitam manis, gigi gisul serta lesung pipi. Postur tubuhnya tidak setinggi mas Afif, tapi tetap dia terlihat sangat manis. Entah kenapa menurut ku dia itu imut, bola matanya indah.
" Halo, aku Bima, " kata mas Bima .
Kami bersalaman dan saling memperkenal kan diri. Kami ngobrol cukup lama, membahas tentang sekolah.
Karena Matahari sudah mulai menampakkan kan diri, kita putuskan untuk segera pulang.
Sesampai nya di rumah, aku sama mbak Yani istirahat di teras, melepas lelah sehabis berjalan kaki, jarak yang lumayan jauh membuat kaki kami terasa pegal.
" Gimana menurut mbak soal mas Afif? " Tanya ku memulai obrolan.
" Cukup tampan, manis, orang nya juga kalem, cocok kayak nya sama kamu yang cerewet dan bawel. Seperti nya dia juga tertarik sama kamu, " kata mbak Yani.
" Yee si embak, baru juga kenal. Ya walaupun aku juga sangat terpana dengan nya, senyumnya, ramah dan lembut nya dia, aku menyukainya. Ahh udah lah mbak, aku gak mau terlalu banyak berharap, takut kecewa, hehehe. Lagian juga dia gak bakal naksir cewek kaya aku, dengan tampan nya dia, pasti mencari yang cantik juga mudah. Oh ya kalau mas Bima gimana?" Tanya ku lagi.
" Gak jauh beda sama Afif sih yu, beda cuma tinggi badan nya aja,," jawab mbak Yani.
Ya memang mas Bima tak kalah tampan dan manis dari mas Afif. Cuma beda tinggi badannya. Mas Afif emang tinggi , tinggi ku aja cuma sebahu dia. Entah dia yang ketinggian apa aku yang kependekan, hehe😀.
" Ya udah mandi yuk mbak terus sarapan, aku sudah lapar, " ajak ku.
" Kirain udah kenyang dengan ketemu Afif ," ledek mbak Yani.
" Yaelah mbak. Ini perut lapar yang membuat kenyang itu makanan, bukan wajah tampan. meskipun seharian memandang wajah nya, kalau tidak makan ya kelaparan. Kalau bisa kenyang dengan hanya memandang wajah tampan, kurasa semua orang bakal jadi kaya raya karena tidak perlu beli beras dan lauk nya."
" Hehehe iya juga ya, pasti tidak ada yang kelebihan berat badan. Karena tidak makan, kelebihan memandang wajah Tampan, yang ada malah jadi kekurangan berat badan."
Kami pun tertawa bersama.
Ku lanjutkan aktifitas ku. Hingga malam tiba , ku nantikan pesan dari mas Afif, seharian ini mas afif gak ada kabar, ingin ku mengirim pesan duluan, tapi aku berfikir mungkin mas Afif kecewa dengan ku yang tak sesuai dengan harapannya. Aku tidak percaya diri, terlepas dari memang sebelumnya aku belum pernah dekat dengan laki - laki, apa lagi dengan penampilan ku yang sederhana, wajah juga cantiknya di bawah rata - rata. Dia yang begitu sempurna menurut ku, itu membuat ku minder walau sekedar menjadi temanya. Aku mengurungkan niat ku untuk mengirim pesan padanya, biarlah kutunggu dia yang mengirim pesan padaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments