Tobatnya Psikopat Bucin
Panggil saja aku Mimin, aku tergolong wanita seksi walau agak gendut aku juga terbilang cantik kata Mamah ku jadi jangan protes, walau keluarga kami hidup miskin kasih sayang Mamah ku melebihi yang lainya dia rela membanting tulang demi menyekolah aku.
Kenapa Mamah ku yang mencari nafkah karna Bapak ku itu sudah meninggal saat aku masih berumur empat tahun karna penyakit paru paru basah, kehidupan kami benar benar sangat menderita setelah kepergian beliau.
Keluarga kami tergolong sangat miskin dari saudara Mamah ku dulu sewaktu aku sekolah Bibi dari Mamah ku menyuruh aku tidak untuk melanjutkan pendidikan tapi aku bertekad akan menyelesaikan sekolah sampai SMA.
Karna di kampung ku itu anak perempuan tidak patut sekolah tinggi tinggi, ujung ujung nya dia masuk dapur juga seperti itulah pribahasa mereka tapi aku tak perduli dengan semua pemikiran kolot mereka.
Dan hari ini aku sudah lulus melewati masa yang sangat menyebalkan ketika di rumah karna harus tahan dengan berbagai ocehan para tetangga ku.
"MiMin, kamu sudah siap belom." teriak kan cerewet dari Mamah ku di luar pintu.
"Iyah Mah, ini lagi minum teh hanget dulu." teriak ku dari dalam kamar.
Setelah selesai menenguk teh hangat sampai habis dan masuk ke lambung ku itu dengan langkah cepat aku keluar dari rumah di sana Mamah dan seorang tukang ojek kampung sudah ada di depan rumah ku.
"Hati hati kalo disana jangan sampai telat makan." ucap Mamah ku dia mengecup kening ku air mata nya terjatuh di pipinya yang sudah keriput.
Entah kenapa Bibir ini begitu mewek dia menangis tanpa seizin ku, aku memeluk erat Mamah ku kami menangis bersama saling mengerat kan.
Setelah selesai saya kembali memeluk Mamah dengan erat sekali entah kapan saya akan kembali lagi menginjak kaki ini karna hari ini aku akan terbang ke korea disana aku menjadi seorang TKW.
Sebenarnya pekerjaan ini aku tidak menginginkan nya tapi Mamah mempunyai utang yang sangat besar sekali karna habis berobat buat Bapak waktu dia masih hidup sekarang saya sudah di perjalanan menuju bandara setelah itu aku akan meninggalkan negara tercinta ku.
Kini kaki ini sudah menapak di negri ginseng yang dingin sedingin hati ini,
aku di jemput oleh agen agensi ku dia memberikan sebuah dokumen lengkap milik ku kepada majikan yang akan menampung saya selama tiga tahun ke depan.
"Min, kamu ikut sama Bu Jasmin dia akan mengantar mu." ucap agensi itu.
Saya pun mengikuti Bu Jasmin yang tak terlalu tua dan juga tak terlalu muda di perjalanan meninggalkan bandara itu saya melihat sekeliling betapa indah nya negri ginseng ini senyum meriasi wajah bulat ku.
"Dingin." tanya Bu Jasmin pada ku.
"Ohh yah." jawab saya sedikit gugup karna baru pertama kali.
"Nie." dia memberikan jaket yang panjang serta tebal sekali mungkin saya tak akan sanggup membelinya terlihat dari merek nya itu mahal.
"Tidak apa apa Bu." ucap Mimin menolak nya halus.
"Pakailah Min, buat kenang kenangan mungkin saya akan bertemu kamu lagi saat kamu pulang ke tanah air." jawab Bu Jasmin.
Yah Tuhan, bersyukur sekali aku bertemu dengan Bu Jasmin yang baik dan cantik seperti dia. Mimin.
"Makasih Bu, saya akan mengingat kebaikan Bu jasmin ini." ucap Ku dengan sopan sekali.
Mobil kami masuk ke sebuah rumah yang pastinya sangat tiga M, Megah, Mewah, Menawan, siapa pun yang melihat rumah itu ingin sekali memiliki nya.
"Min, sebelum kamu masuk saya akan memberi sedikit bocoran tentang majikan kamu yang akan di layani." ucap Bu Jasmin wajah nya sedikit khawatir sambil menatap ku.
"Yah Bu saya akan mendengar kan semua perkataan Bu Jasmin." ucap ku serius.
"Bu Jasmin berharap kamu jangan membantah majikan mu, saya juga berharap kamu selalu sehat dan jangan pernah memberi tau ketika majikan mu berbuat sesuatu, tapi jika dia menyakiti mu kamu harus memberi tau Ibu." ucap Bu Jasmin dia bahkan megang tangan ku.
Entah kenapa hati ini mendengarkan perkataan Bu Jasmin barusan sedikit membuat ku khawatir dan cemas.
"Baik Bu." ucap Ku sedikit gugup.
Mereka berdua masuk sebelum masuk badan mereka di periksa oleh penjaga itu dengan teliti setelah selesai dengan tugas nya kami di perbolehkan masuk.
Bu Jasmin mengobrol dengan seorang lelaki yang masih tampak muda dan gagah dia berbicara sangat tegas sekali bahkan Mimin sampai terpesona karna baru melihat lelaki setampan dia.
"Min, kenalin ini Pak Joy dia sekretaris nya Pak Yoh An." ucap Bu Bu Jasmin ke pada Mimin dengan sopan Mimin menunduk sopan.
"Saya Mimin Pak." ucap Mimin sambil menunduk.
"Saya Joy, panggil saja Joy." ucap Joy dia menatap Mimin dengan senyum.
Setelah selesai dengan urusan nya Bu Jasmin meninggalkan Mimin disitu, Joy pun mengantar Mimin ke kamar nya uang ada di belakang jauh dari rumah mewah itu.
"Tuan, makasih." ucap Mimin sopan.
"Panggil saja Joy, saya gak pantas di panggil Tuan karna saya juga bekerja di sini." ucap Joy.
Mata Mimin menatap Joy baru kali ini bule bisa berbahasa indo dengan sangat fasih senyum Mimin mengembang.
Tak lama keluar lah perempuan dengan memakai baju seperti pelayan dia menghampiri Joy dan menunduk kan kepala dengan sopan.
"Min kenalin dia Elsa, Elsa akan memberi kan tugas kamu jadi dia akan mengawasi semua pekerjaan kamu." ucap Joy.
"Saya Mimin." Mimin mengulurkan tangan nya.
"Saya Elsa kepala pelayan disini." ucap Elsa dengan senyum manis.
Gila pelayan aja cantik banget, kalo di kampung ku dia pasti jadi model. Mimin.
"Elsa, saya serahkan Mimin pada mu." ucap Joy dia pun langsung pergi meninggalkan Mimin.
Elsa pun menyuruh Mimin membersihkan dirinya dulu setelah itu dia akan memberi tau tugas nya.
Mimin memasuki kamar bintang lima menurut nya berbeda dengan orang yang mempunyai rumah ini.
"Mah aku akan bertahan disini dan pulang ke negara ku dengan aman dan sehat." ucap Mimin lalu merapihkan koper nya dan meletak kan baju nya di lemari karna sudah di sedia kan oleh majikan nya.
Setelah selesai dengan urusan di kamar nya Mimin keluar dari kamar nya dia langsung menuju dapur mencari Elsa di sana pelayan berkumpul di ruang meja makan Mimin pun melihat seorang lelaki berwajah sangat tampan sekali melebihi Joy.
Tapi dia sedang memukuli seorang pelayan entah itu salah apa dia begitu menakutkan sekali Mimin yang melihat dia melempar gelas kaca di wajah pelayan itu sementara pelayan itu hanya duduk bersujud memohon ampun sambil menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments