Pulang kerja yang sangat melelahkan. Tapi untuk menghindari mandi di malam hari, gadis itu dengan langkah terseok-seok menuju kamar mandi.
"Tumben langsung mandi Va," tanya Ayu yang akan mandi juga.
"Kamu juga mau mandi Yu? Ya udah kamu duluan deh."
"Kalau kamu buru-buru, kamu aja yang duluan Va."
"Oh ya udah, aku duluan ya. Cape banget mau langsung tidur," ujarnya dengan raut wajah yang sendu.
"Ya ampun... ganteng banget sih kamu Arya. Pengen bilang suka tapi malu," batin Ayu, saat melihat Arya duduk di teras sambil memainkan ponselnya.
"Ayu," panggil Eva.
Ayu menoleh sambil tersenyum.
"Kamu kenapa Yu? senyum-senyum sendiri, kayak orang gila aja."
"Tuh liat aja," ujarnya sambil melirik pada Arya. "Gimana aku tidak senang Va. Bisa liatin cowok ganteng kan rezeki banget," sambungnya.
Eva hanya menggelengkan kepalanya, namun hati kecilnya tidak memungkiri kalau Arya memang tampan.
Rasa kantuk hilang setelah dia membasuh badannya. Setelah berganti baju, dia malah asyik memainkan ponselnya, karena memang ada pesan singkat dari Yuda.
"Sore Eva... bagaimana kabarmu hari ini? Cepat mandi dan jangan lupa makan ya...."
"Belum tau wajahnya pun aku udah sesenang ini di perhatikan," batinnya.
"Kabarku baik Yud, kamu udah makan? Bagaimana kuliahmu, lancar," tanya Eva balik.
"Sedikit kesulitan, hari ini aku tidak fokus saat belajar," ujarnya.
"Ada hal yang mengganggumu?"
"Iya, aku kepikiran seseorang."
Eva termenung sejenak, rupanya Yuda sudah memiliki kekasih. Tapi tidak masalah untuknya, menjadi teman curhatnya pun tidak apa-apa, pikirnya.
"Ada masalah dengan pacar kamu? Jika kamu mau, kamu boleh cerita ke aku, siapa tau kegelisahan kamu bisa sedikit berkurang."
"Bukan pacar! Aku hanya sedang memikirkan seseorang, tapi bukan pacar. Bisa di bilang dia gadis unik, karena dia bisa membuatku selalu memikirkannya. Tapi sejujurnya, aku takut jika aku mengungkapkan perasaanku pada dia."
"Woah... beruntung sekali dia. Aku jadi iri!" Saat Yuda menceritakan orang lain padanya, tidak di pungkiri perasaannya terluka. Tapi dia sudah berjanji pada dirinya sendiri, kalau tidak bisa jadi pacar, jadi teman pun tidak apa.
"Iya, awalnya dia sering ku jahili, tapi ternyata lama-kelamaan aku mulai menyukainya. Menurut kamu, jika dia tahu perasaanku reaksinya akan seperti apa ya...?"
"Coba saja di ungkapkan, mungkin dia juga sebenarnya menyukai kamu. Karena wanita itu tidak mungkin bergerak duluan."
"Tidaklah, nanti aku coba saat aku benar-benar siap dengan semua penolakannya."
"Kamu tau dari mana dia akan menolak kamu? Mencoba aja belum!"
Sudah beberapa menit tidak ada balasan. Padahal gadis itu tengah menikmatinya, lalu tiba-tiba pintu kamarnya ada yang mengetuk.
"Arya?"
"Kamu belum tidur kan? Jalan ke luar yuk!"
"Nanti ku traktir makan yang banyak," sambungnya.
"Janji ya!"
"Iya, aku janji. Kamu boleh makan sepuasnya."
"Bentar aku mau ambil jaket dulu."
Sekilas Eva melirik dulu ponselnya, tidak ada lagi pesan dari Yuda. Mungkin lelaki misterius itu tengah sibuk atau mungkin sudah tertidur.
Sudahlah, tidak ada waktu lagi untuk memikirkan dia. Rezeki sudah ada di depan mata, malam ini dia tidak harus merebus mie instan untuk mengganjal perutnya.
"Ayo Ar," ajak Eva sumringah.
Mereka pun berjalan beriringan.
"Nih pake dulu," Arya memberikan satu helm untuk Eva pakai. Eva kesulitan saat mengunci pengaitnya.
"Arya! Ini susah banget sih di kuncinya," ujar Eva sambil menunjukkannya pada Arya.
Arya membantu gadis itu, wajah mereka berdua kini berdekatan. Bahkan deru napas Eva terasa di wajahnya. Dan Arya mulai terfokus pada bibir Eva yang kecil dan berwarna pink. Imut!
Karena detak jantungnya bisa dia rasakan sangat kencang, pemuda itu bergegas mengakhirinya. Bahaya! Jika terlalu lama, bisa-bisa dia kehilangan kendali.
Karena Eva baru saja selesai mandi, gadis itu masih tercium wangi sekali. Apalagi gadis itu menggunakan parfum kesukaannya, aroma strawberry.
Mereka sampai di tempat makan lesehan di pinggir jalan. Makanan telah tersaji di meja, karena sebelumnya mereka sudah memesannya.
Eva makan dengan lahap sekali, Arya melongo menyaksikan seorang gadis yang makan di hadapannya tanpa ada rasa jaim(jaga image).
"Aduh Ar... tolong mataku kemasukan sesuatu," rintih Eva.
Arya meniup-niup mata gadis itu, bulu mata yang lebat dan lentik, alis tebal membuat dirinya tidak bisa fokus, terlalu mempesona.
"Jangan banyak gerak dong," ujar Arya.
"Gimana? udah gak kelilipan lagi," tanya Arya.
"Lumayan, makasih ya."
Eva melanjutkan kembali makannya. Namun pandangannya terfokus pada seseorang yang baru saja datang, dengan menggandeng tangan seorang wanita.
"Kenapa bengong? Cepetan makannya," ujar Arya. Dia tahu Eva tengah memperhatikan dua orang yang kini duduk di pojokan.
"Katanya dia naksir sama kamu. Kok udah bawa gandengan baru," bisiknya sambil tergelitik.
"Kalo cemburu bilang, jangan di pendam. Nanti muncul jerawat, baru tau rasa," ejeknya.
"Apa sih Ar? Ngaco banget kamu. Mana mungkin aku cemburu," ujarnya ketus.
"Ternyata laki-laki itu sama aja ya, aku kira dia bakal ngejar sampe aku luluh. Kemaren sore nganterin aku, sekarang udah punya gebetan baru," umpatnya kesal.
"Dengan kamu ngoceh-ngoceh kesal kaya gini, udah jadi bukti kalau kamu itu cemburu," ujar Arya.
Setelah membayar makanan, mereka memutuskan untuk pulang.
"Va, temenin aku ke suatu tempat bentar ya."
"Ke mana?"
Arya tidak menjawab pertanyaan dari Eva. Dia hanya diam lalu tersenyum sekilas.
___
"Ar, kok kita ke sini? Kamu yakin gak salah tempat," tanya Eva ketakutan, saat mereka berhenti di suatu tempat yang gelap dan sepi.
"Iya. Benar kok di sini, gak salah lagi," jawabnya.
"Kamu gak lagi merencanakan sesuatu yang jahat ke aku kan," tanya Eva sedikit menekan.
Bukannya menjawab, pemuda itu malah tertawa. Membuat gadis yang duduk di belakangnya semakin ketakutan dan berburuk sangka.
"Udah ah, aku mau pulang. Kamu bikin aku takut Ar."
"Hey... kalau terjadi sesuatu sama kamu, aku pasti tanggung jawab kok."
"Gak mau! Aku mau pulang," bentaknya. Tapi Arya tidak memperdulikannya, dia tetap turun walaupun Eva masih duduk di atas motornya itu.
"Ikut aku atau kamu aku tinggal di sini sendirian," ancamnya.
Dengan terpaksa Eva menurutinya, mengikuti Arya dari belakang. Jantung nya berdebar sangat kencang, perasaan takut itu semakin besar.
Dan tibalah mereka pada suatu tempat yang dituju. Tempat yang menakjubkan, ajaib sampai-sampai Eva tidak berkedip.
Matanya berbinar, dia menoleh pada Arya yang ada di sampingnya. Dengan perasaan yang senang, gadis itu tanpa sadar memeluk Arya.
Arya terkejut, dia membiarkan gadis itu memeluk dirinya tanpa membalasnya. Mencoba untuk tenang, tapi tetap saja, jantungnya semakin berdebar kencang.
Sesaat dia membiarkan gadis itu berada di pelukannya. Dan tiba-tiba pelukannya mulai melonggar, seiring gadis yang ada di hadapannya itu menatapnya hangat.
"Maafin aku ya Ar," ujarnya.
"Buat apa?"
"Sebelumnya aku udah berburuk sangka sama kamu," ucapnya malu-malu.
"Gak papa. Sekarang kamu bebas mau melakukan apa saja disini. Mau teriak, nangis atau apapun yang bisa buat hati kamu kembali ceria."
"Untuk apa aku nangis ataupun teriak. Aku hanya ingin kamu temenin aku duduk di sana," ujar Eva sambil menunjuk ke arah hamparan rumput yang luas.
"Kalau aku tidak mau?"
"Aku akan paksa," jawabnya.
Tanpa menunggu lama, Eva menarik pemuda itu sampai di tempat yang dia inginkan. Duduk di hamparan rumput yang luas, di hiasi gemerlapnya bintang-bintang, cahaya rembulan pun tidak kalah berperannya. Semua beradu menjadi satu keindahan.
Dengan sadar, Eva menyandarkan kepalanya ke pundak Arya. Gadis itu tersenyum menikmatinya.
"Apa yang kamu lakukan," tanya Arya, walaupun dia sendiri merasa senang.
"Aku lelah Ar, pinjem sebentar pundak kamu."
Lalu tiba-tiba, dari arah belakang ada suara kaki berjalan. Eva terperanjat, lalu bersembunyi di dekapan Arya.
"Hey... kalian sedang apa disitu? cepat pergi dari sini," usir lelaki berseragam hitam sambil mengarahkan senternya kepada mereka berdua.
"Jangan berduaan di tempat sepi, apalagi gelap seperti ini. Bahaya. Cepat pulang," bentaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
anggrymom
gagal deh romantisnya gara2 satpol PP kurang ajar😂😂😂😂
2021-03-19
1
Eva Yᴜɴɪᴛa/ Gadis inisial E
ketangkep satpol PP 😂
2021-02-15
1
Inaliemitis
kok latarnya mengingatkanku pada sebuah tempat. kak Author tinggal dimana ya? kota serang bukan?
2021-02-11
1