Jangan mengharapkan aku...

Eva sampai di tempat kerja berkat Arya yang telah mengantarkan dirinya. Beberapa temannya yang sudah sampai terlebih dulu, terkejut melihat Eva diantar oleh seorang laki-laki muda dan tampan. Mereka tidak hentinya memandangi gerak langkah Eva yang perlahan mendekati salah satu diantaranya.

Gadis itu keheranan, melihat teman-temannya yang diam membisu sambil menatapnya kagum.

"Selamat pagi," sapa nya. Berharap mereka sadar dan melanjutkan pekerjaannya yang mereka biarkan sejak beberapa menit yang lalu.

"Ada apa? Ada yang aneh ya?" Eva mulai memperhatikan penampilannya. Pandangannya kembali kepada teman-temannya.

"Eva, yang tadi itu siapa," tanya salah satunya.

"Yang nganterin aku?" Mereka pun mengangguk.

"Dia anak ibu kos, kebetulan lagi searah jalannya dan lagi kebetulan aja," ujarnya.

Namun teman-temannya malah menyipitkan matanya, menatap dirinya penuh curiga, membuat gadis itu gelagapan.

"Be-beneran kok dia cuma anak ibu kos. Kita gak ada hubungan apa-apa," jelasnya.

Salah satu temannya menghampirinya, dan berkata seolah menggoda Eva yang merasa terpojokkan.

"Kita gak ada yang bilang kalian ada hubungan loh Ev, kenapa tiba-tiba kamu bilang kalian gak ada hubungan. Itu udah membuktikan kalo sebenernya kalian ada apa-apanya," ujar temannya, dan yang lain pun mulai berdehem menahan tawa mereka.

"Udah jam tujuh, ayo bekerja," ujar Eva mengingatkan semuanya.

Di saat toko sepi, Wulan teman Eva yang sedikit pendiam dan pemalu itu mendekati dirinya.

"Eva, nama cowok yang nganterin kamu itu siapa," bisiknya. Eva mengerutkan kedua alisnya sampai menyatu, dia tidak menyangka Wulan tertarik pada Arya.

"Arya," jawabnya singkat. Terlihat dari raut wajah Wulan, dia tampak tersipu, pipinya merona.

"Kamu naksir sama dia Lan," tanya Eva.

Lalu dengan cepat, Wulan menepisnya.

"Ngga kok Ev, aku cuma mau tau namanya aja."

"Kalo suka pun ngga papa kali, nanti aku kasih tau sama orangnya. Siapa tau jodoh kan," celetuk Eva.

Wulan menggaruk belakang telinganya, walau tidak terasa gatal. Eva bisa memahami, bagaimana dengan perasaan Wulan saat ini. Suka namun malu mengakui, tapi tingkahnya tidak bisa di sembunyikan.

Waktu istirahat tiba, semua karyawan toko bergantian untuk makan siang dan menunaikan kewajiban. Karena giliran Eva istirahat masih ada waktu, dia pun merogoh ponselnya dari dalam tas.

Ada beberapa pemberitahuan, salah satunya dari akun sosial media miliknya. Saat di buka, garis senyum di bibir gadis itu tersungging.

Eva merasa senang saat yang mengirimi pesan itu adalah Yuda. Teman laki-lakinya di dunia maya, yang belum lama ini dia kenal sebelumnya. Namun perhatiannya selalu membuat Eva tersanjung.

Entah seperti apa Yuda itu, Eva belum tahu wujud yang sesungguhnya. Yang Eva sadari sejak ber-chating ria dengannya, dia merasa nyaman.

Selama tidak ada yang dirugikan olehnya, Eva akan jalani saja, pikirnya.

"Eva, kamu lagi istirahat ya? Jangan lupa gunakan waktumu sebaik mungkin, jangan telat makan dan ninggalin kewajiban," pesannya.

Selama ini, Eva memang jarang sekali ada yang memperhatikan, terlebih lagi dari seorang laki-laki. Jangankan punya pacar, kadang ada yang mendekati saja dia selalu hindari. Itu sebabnya, dia menjomlo.

Eva sudah mengetikan pesan, namun belum sempat dia kirim waktu istirahatnya sudah habis. Terpaksa pesan itu gagal terkirim.

Eva kembali pada tugasnya, menjaga toko. Namun, teman-temannya memberi isyarat padanya.

Rupanya ada manager toko, yang rutin setiap hari Senin mengontrol setiap perkembangan tokonya. Dan bukan rahasia lagi, manager itu menyukai Eva. Teman-temannya sudah paham betul. Tapi sayangnya, sedikit pun gadis itu tidak tertarik padanya.

Evan, nama pemuda itu. Muda dan tampan, pekerja keras, dan sudah mapan pula.

"Udah solat Va," tanya Evan.

"Udah pak," jawab Eva singkat. Dia pun menyibukkan diri dengan merapikan beberapa barang yang sedikit berantakan.

"Eva kamu udah makan belum," tanyanya lagi. Eva merasa risih dengan perhatiannya itu, sementara teman-temannya malah melihatnya sambil menahan tawanya.

"Aku udah makan pak."

"Toko lagi tidak sibuk-sibuk banget, kamu mau kan temenin aku makan sebentar. Aku gak biasa makan sendirian," ujarnya.

"Bapak bisa ajak Wulan, dia belum istirahat. Jadi sekalian aja temenin bapak."

"Tapi aku maunya kamu, Va."

Sebenarnya apa sih yang dicari? Di hadapannya kini sudah ada laki-laki tampan dan mapan, sesuai kriterianya. Tapi, kenapa hatinya tidak bisa terbuka untuk Evan yang sungguh-sungguh menyukainya.

Begitulah cinta, jika bukan pemiliknya, seberapa sempurna pun yang hadir dia tidak akan bertaut.

Eva tidak bisa menolak ajakan dari Evan. Dia pun dengan berat hati menemani atasannya itu.

"Eva, aku mau serius sama kamu. Kamu yakin gak mau pikirin baik-baik niat baikku," tanya Evan. Gadis itu mulai galau, karena dia sudah ingin menikah tapi yang datang kenapa bukan yang dia inginkan.

"Pak, aku hargai niat baik bapak. Tapi aku juga gak mau memaksakan perasaanku, aku ingin menikah dengan orang yang mencintaiku dan yang aku cintai. Dan masalahnya, aku belum bisa cinta sama bapak."

"Cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu Va. Kasih aku kesempatan buat bikin kamu nyaman," ujarnya meyakinkan.

"Biar aku pikirkan dulu, aku gak mau terburu-buru, dan bapak juga jangan fokus ke aku, bapak masih muda, tampan dan juga sudah mapan. Aku yakin kalau di luar sana, masih banyak yang berharap sama bapak."

Eva sudah berusaha menolaknya secara halus, tapi tetap saja lelaki yang kini ada di sampingnya tidak mau menyerah. Sebenarnya Eva merasa risih, karena terlalu di harapkan. Dia masih ingin bebas menjalani kehidupannya sebagai remaja, tidak ingin terburu-buru menikah.

Walaupun, saat rasa lelah menghampirinya dia selalu berkata ingin segera menikah. Tapi, itu hanya kata yang terucap saat dia kesal saja. Sesungguhnya, dia tidak benar-benar ingin melakukannya.

"Sepertinya bapak sudah selesai, aku pamit dulu ya. Gak enak sama yang lain," ujarnya berlalu meninggalkan Evan sendiri.

Sementara itu, Evan masih duduk dengan posisi yang sama, memandangi kepergian Eva yang mulai samar tertutup pintu.

"Eva, lama banget kamu di sana," bisik Ita sambil menyenggol tangannya.

"Ya kalau makan sambil banyak ngomong sih jelas pasti lama. Coba kaya kita, makan terburu-buru pasti cepet," ujarnya ketus.

"Emang kamu beneran gak ada perasaan sama dia? Padahal umur dia sama kamu kan gak jauh bedanya. Kalau aku jadi kamu, udah aku ajak nikah," ujar Ita.

"Ya udah sana kamu ajak nikah, aku ikhlasin buat kamu."

"Tapi dia maunya kamu, bukan aku," jawab ita sedih.

Sore pun tiba, waktu pulang tinggal beberapa menit lagi. Eva bersiap-siap untuk pulang. Eva duduk di depan toko hendak memesan ojek online, namun seseorang sudah mengajaknya pulang.

"Eva kamu mau pulang? Aku anterin kamu ya."

"Pak Evan," ujarnya terkejut. Padahal tadi siang setelah makan, Eva lihat Evan sudah pulang, tapi kenapa orang ini ada di hadapannya lagi, batinnya.

"Kalau di luar pekerjaan jangan panggil bapak ya, panggil Evan aja. Umur kita juga tidak beda jauh."

"Jadi pulang," tanya Evan membuyarkan lamunannya.

"Jadi pak, Eh Evan," ujarnya canggung.

"Tapi aku tidak enak kalau manggil nama, aku panggil bapak lagi aja ya," pinta Eva.

"Nggak boleh," ujar Evan tegas.

Eva hanya pasrah saja, dia tidak ingin memperdebatkan perihal memanggil nama.

Evan kemudian mengantar Eva sampai di depan kosan. Arya yang melihat merasa kesal di buatnya.

Baru saja memutar kunci, Arya sudah menyindirnya.

"Enak ya, pulang pergi di anter sama cowok," ujarnya ketus.

Mendengar perkataan Arya, Eva hanya berdecih. Dia tidak menanggapinya, dia lelah.

Terpopuler

Comments

anggrymom

anggrymom

cemburu ya arya, ak penasaran sp yuda sebenarnya

2021-03-19

1

feroz hiatus

feroz hiatus

huaw..... misteri ini yuda

2021-02-07

2

Ilit Elly

Ilit Elly

ha ha ha ....cemburu aq .arya

2021-02-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!