Act 5: Song of Hope

"Giro, sayang. Teruslah hidup, tidak peduli seberapa perih luka yang kau rasa, jangan pernah menyerah. Berjuanglah untuk kebahagiaanmu. Adik-adikmu telah bahagia bersama Ibu disini. Jangan memperdulikan kami lagi, hiduplah untuk dirimu sendiri! Bahagialah!"

"Kak Giro jelek kalo lagi nangis!"

"Dadah kakak!"

Giro mencoba berlari mendekati mereka. Tetapi, semakin cepat dia berlari, semakin mereka tidak terjangkau.

"Selamat tinggal, anakku tersayang"

Mereka tersenyum dan melambaikan tangan. Perlahan bayangan mereka pudar, menghilang. Menyisakan kegelapan yang menenggelamkan.

"Tunggu... Ibu... Nova... Giru..." ujar Giro terisak.

"Jangan tinggalkan Giro sendirian..." lanjutnya pelan.

"TIDAAAKKK!!" teriak Giro terbangun dari mimpinya.

Dia terdiam. Entah sejak kapan pipinya basah oleh air mata. Dia tersadar jika sekarang dia seorang diri. Tidak ada lagi yang menemani hari-harinya. Tidak ada lagi suara lembut Nova yang selalu membantunya. Tidak ada lagi tingkah nakal dari adiknya Giru. Tidak ada lagi pelukan hangat dari ibunya. Tidak ada lagi.

"Bertahan hidup dan bahagia, huh?" gerutunya pelan.

Dia bangkit dari tempat tidur. Dia melihat ke sekelilingnya, tidak ada apapun yang bisa dia lakukan. Sudah satu minggu sejak dia datang kesini. Makanan bukanlah masalah, setiap hari seseorang selalu datang membawakannya makanan. Mungkin, dia harus berterima kasih kepada orang tersebut. Walaupun Giro tidak pernah menganggapnya, tetapi orang tersebut selalu tersenyum dan memperlakukan Giro dengan baik.

Sreeettt.... Suara pintunya terbuka.

"Oh... Kau sudah bangun... Ku harap kau lapar, aku membawakanmu sup jagung, makanlah selagi masih hangat" ujar seorang wanita paruh baya sambil menyimpan makanannya di meja.

"Terima kasih..." ucap Giro pelan.

"Apa? Kau mengatakan sesuatu?" tanya wanita tersebut.

"Terima kasih" jawab Giro menaikkan suaranya.

"Hohoho... Ini sudah tugasku. Tidak usah berterima kasih kepadaku" ucap wanita tersebut lembut.

"Kalau tidak keberatan, bolehkah aku bertanya siapakah anda? Dan... dimana aku sekarang?" tanya Giro kepadanya, mencoba mencari informasi yang bisa ia dapatkan tentang keadaan saat ini.

"Namaku Naomi. Panggil saja aku Bibi Naomi. Dan sekarang kau sedang berada di rumahku" Jawab wanita yang bernama Naomi tersebut.

"Dan... Kenapa aku tinggal disini?" tanya Giro lagi.

"Kapten Lazor yang membawamu kesini, dia bilang kau tawanannya dan menyuruhku untuk mengurusmu disini" jawab Bibi Naomi dengan lembut.

"Siapa sebenarnya Kapten itu?" tanya Giro semakin penasaran.

"Habiskan dulu makanmu. Setelah itu temui aku diluar, sudah terlalu lama sejak terakhir kali kau menghirup udara segar" ucap Bibi Naomi menolak menjawab pertanyaan Giro.

"Baiklah. Aku akan segera kesana" ucap Giro sambil duduk di kursi dan segera menyantap makannya. Ia ingin segera mengeluarkan apa yang selama ini tertinggal di benaknya.

"Enak... terima kasih, Bibi" ujarnya pelan.

"Tentu saja, sup itu buatanku sendiri" ujar Bibi Naomi tersenyum dan dia pun keluar dari ruangan Giro.

Setelah makan, Giro segera keluar dari kamarnya. Dia menyusuri lorong kecil yang memisahkan kamarnya dan ruangan lainnya. Perlahan dia mendengar alunan suara musik samar-samar. Dia mendekati arah suara tersebut.

Lantunan suara musik tersebut semakin terdengar jelas saat ia melihat seorang perempuan dengan anggunnya memainkan alat musik yang tidak diketahui Giro. Suara yang dihasilkan alat musik tersebut begitu indah, membuat Giro terpana, mematung di tempatnya.

Tiba-tiba perempuan tersebut berhenti setelah merasakan kehadiran Giro. Dia melihat kearah Giro, dan segera beranjak dari tempat duduknya, pergi meninggalkan Giro begitu saja.

"Tu... tunggu..." ujar Giro kepada perempuan tersebut.

Tapi perempuan itu mengacuhkannya dan pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun, meninggalkan Giro sendirian yang mematung disana.

"Sepertinya kau sudah bertemu dengan anakku, Yura"

Suara Naomi mengagetkan Giro. Dia sama sekali tidak menyadari Naomi yang sedang menyapu halaman rumahnya.

"Kemari. Pasti banyak sekali pertanyaan yang saat ini mengganggu fikiranmu" ujar Bibi. Dia menyimpan sapu yang ia gunakan dan duduk di teras halamannya.

Giro mendekati Naomi dan duduk di sebelahnya.

"Baiklah, kita mulai dari mana ya..." ucap Bibi lembut.

"Kota ini disebut Kota Rugha. Beberapa tahun lalu, kelompok Kapten Lazor datang kesini dan menggulingkan Tuan Hueska, pemilik dari Kota ini sebelumnya. Sejak saat itu, tempat ini berubah menjadi milik Kapten Lazor..." Naomi memulai ceritanya.

"Saat itu kami, penduduk kota ini begitu ketakutan. Mengira jika hidup kami akan segera berakhir. Karena kau sendiri mungkin sudah tahu, kelompok mereka adalah kelompok Savager yang kejam, menghancurkan sebuah kota sudah menjadi kebiasaan mereka..."

"Tapi ternyata Kapten Lazor memiliki kepentingan yang berbeda. Alih-alih menghancurkan kota ini, dia membuat kota ini menjadi rumahnya, dan tentu saja rumah bagi kelompoknya..."

"Awalnya kita semua sangat takut, walaupun kita masih hidup saat itu, tapi tidak akan ada yang tau nasib apa yang akan mereka hadapi setelah mereka berbagi tempat tinggal dengan kelompok pembunuh seperti mereka..."

"Tapi ternyata perkiraan semua orang salah. Kapten Lazor merupakan orang yang sangat adil. Dia terkenal sangat keras tetapi tidak menggunakan kekuasaannya untuk menindas orang lain. Malah, sejak kedatangan mereka kesini, kota ini menjadi tempat yang sangat aman karena tidak ada satupun kelompok lain yang berani menyerang..."

"Tapi tetap saja, mereka tetaplah kelompok Savager. Beberapa bulan sekali mereka pergi keluar kota untuk menyerang kelompok atau desa lain. Saat mereka pulang, mereka membagikan sebagian harta rampasannya untuk penduduk kota. Hingga akhirnya kami semua menghormatinya..."

"Dan minggu lalu, setelah mereka pulang dari penyerangan, Kapten Lazor mendatangiku dengan membawamu. Dia menyuruhku untuk mengurusmu..."

"Dan disinilah kita sekarang... apa kau masih ada pertanyaan?" tanya Bibi mengakhiri ceritanya.

"Mengapa dia membawaku kemari? Bukannya membunuhku saja disana, bersama keluargaku dan penduduk desa lainnya..." ujar Giro lirih.

"Aku tidak tahu apa yang di fikirkan oleh Kapten saat membawamu kesini. Selama ini dia tidak pernah membawa korban yang selamat. Mungkin, kau harus bertanya langsung kepadanya suatu saat nanti" jawab Bibi tidak yakin dengan jawabannya.

"Ngomong-ngomong, umurmu berapa sekarang?" tanya Bibi.

"Aku 13 tahun" jawab Giro.

"13 tahun... pasti berat bagimu melihat seluruh keluargamu dibunuh oleh mereka..."

Giro menggertakan giginya, begitu keras hingga terdengar oleh Naomi. Bibi mendekatkan dirinya dan memeluk Giro dengan erat. Perlahan air mata Giro kembali membasahi pipinya, dia seolah merasakan pelukan ibunya.

"Tak apa. Kau sudah aman sekarang. Bibi tidak tahu apa tujuan Kapten. Tetapi, selama kau disini, kau akan bisa hidup dengan layak..." ujar Bibi melihat isak tangis Giro di pelukannya.

Seketika Giro mengingat semua yang telah terjadi di hidupnya hingga saat ini. Keluarganya, desanya, hutan di belakang rumahnya. Dia merasakan panas yang menyerang dadanya, panas yang selalu membuatnya sesak. Jika memang inilah yang harus ia jalani, maka ia hanya harus menjalaninya!

Dia kembali mengingat mimpinya semalam.

"Teruslah hidup, tidak peduli seberapa perih luka yang kau rasa, jangan pernah menyerah. Berjuanglah untuk kebahagiaanmu"

Ucapan dari ibunya itu mengalir begitu halus kedalam dadanya, menghapus rasa panas yang selama ini mengganggunya.

Dia harus tetap hidup. Menjadi lebih kuat, dan membalaskan dendam keluarganya kelak. Tidak peduli rintangan apa yang akan dia hadapi, dia tidak akan pernah menyerah.

"Tunggu aku, Lazor" gumamnya pelan.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

Giro.,👌

2021-04-04

0

Ende Setiani

Ende Setiani

hallo Giro. Ansell datang lagi membawa like like like like. yuk tengokin Ansell

2021-03-07

0

Little Peony

Little Peony

Like like like

2021-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 Act 1: Beautifull Morning Might Not Be a Beautifull Day
2 Act 2 : What Lies Below
3 Act 3: The Thing that Will Last Forever
4 Act 4: The First Step
5 Act 5: Song of Hope
6 Act 6: Victory
7 Act 7: The Dojo
8 Act 8 : Heavenly Knight
9 Act 9 : The Trails
10 Act 10 : The Arena
11 Act 11 : The Choices
12 Act 12 : Plaguebloom
13 Act 13 : It's Over
14 Act 14 : Desperate
15 Act 15 : The Inevitable
16 Act 16 : Friends
17 Act 17 : The Masterplan
18 Act 18 : Morning Ends
19 Act 19 : The Threat
20 Act 20 : Pride
21 Act 21 : The Fight
22 Act 22 : What Makes You Stronger
23 Act 23 : Out of Reach
24 Act 24 : Yura
25 Act 25 : The Request
26 Act 26 : Bianca
27 Act 27 : The Meeting
28 Act 28 : Beginning of the Nightfall
29 Act 29 : The End of the Nightfall
30 Act 30 : Burdens
31 Act 31 : The Task
32 Act 32 : The Plan
33 Act 33 : Into The Forest
34 Act 34 : Accused
35 Act 35 : Rested
36 Act 36 : Guilty
37 Act 37 : Rescue Mission
38 Act 38 : The Pursuit
39 Act 39 : Cracking the Code
40 Act 40 : Scouting
41 Act 41 : Follow
42 Act 42 : The Interrogation
43 Act 43 : The Sound of Heart
44 Act 44 : The Attack
45 Act 45 : When Your Life is on The Line
46 Act 46 : Between Life and Death
47 Act 47 : The Restoration
48 Act 48 : The Spider's Knive
49 Act 49 : Back to The Town
50 Act 50 : Preparing
51 Act 51 : No More Time Left
52 Act 52 : The Trap
53 Act 53 : Casyll
54 Act 54 : The Biggest Heart
55 Act 55 : A Word From the Queen
56 Act 56 : Here They Come
57 Act 57 : Defence
58 Act 58 : One Down
59 Act 59 : Determination
60 Act 60 : Giro vs Denver
61 Act 61 : The Boss
62 Act 62 : Martin
63 Act 63 : Tornado
64 Act 64 : Stop Him!
65 Act 65 : Her Majesty
66 Act 66 : It's All Good
67 Act 67 : After War
68 Act 68 : Farewell
69 Act 69 : Back to the Life
70 Act 70 : Getting Closer
71 Act 71 : Giro Vs Yura
72 Act 72 : The Rules
73 Act 73 : Gio
74 Act 74 : Preparing for the Tournament
75 Act 75 : The Responsibility
76 Act 76 : Begin!
77 Act 77 : Strength
78 Act 78 : Weapon
79 Act 79 : Last Exam
80 Act 80 : The Ball Launcher
81 Act 81 : The Untold Story
82 Apa kabar? | Pengumuman
83 Act 82: They Got it
84 Act 83: The Library
85 Act 84 : The Void Century
86 Act 85: The Team
87 Act 86 : The Box
88 Act 87 : Started
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Act 1: Beautifull Morning Might Not Be a Beautifull Day
2
Act 2 : What Lies Below
3
Act 3: The Thing that Will Last Forever
4
Act 4: The First Step
5
Act 5: Song of Hope
6
Act 6: Victory
7
Act 7: The Dojo
8
Act 8 : Heavenly Knight
9
Act 9 : The Trails
10
Act 10 : The Arena
11
Act 11 : The Choices
12
Act 12 : Plaguebloom
13
Act 13 : It's Over
14
Act 14 : Desperate
15
Act 15 : The Inevitable
16
Act 16 : Friends
17
Act 17 : The Masterplan
18
Act 18 : Morning Ends
19
Act 19 : The Threat
20
Act 20 : Pride
21
Act 21 : The Fight
22
Act 22 : What Makes You Stronger
23
Act 23 : Out of Reach
24
Act 24 : Yura
25
Act 25 : The Request
26
Act 26 : Bianca
27
Act 27 : The Meeting
28
Act 28 : Beginning of the Nightfall
29
Act 29 : The End of the Nightfall
30
Act 30 : Burdens
31
Act 31 : The Task
32
Act 32 : The Plan
33
Act 33 : Into The Forest
34
Act 34 : Accused
35
Act 35 : Rested
36
Act 36 : Guilty
37
Act 37 : Rescue Mission
38
Act 38 : The Pursuit
39
Act 39 : Cracking the Code
40
Act 40 : Scouting
41
Act 41 : Follow
42
Act 42 : The Interrogation
43
Act 43 : The Sound of Heart
44
Act 44 : The Attack
45
Act 45 : When Your Life is on The Line
46
Act 46 : Between Life and Death
47
Act 47 : The Restoration
48
Act 48 : The Spider's Knive
49
Act 49 : Back to The Town
50
Act 50 : Preparing
51
Act 51 : No More Time Left
52
Act 52 : The Trap
53
Act 53 : Casyll
54
Act 54 : The Biggest Heart
55
Act 55 : A Word From the Queen
56
Act 56 : Here They Come
57
Act 57 : Defence
58
Act 58 : One Down
59
Act 59 : Determination
60
Act 60 : Giro vs Denver
61
Act 61 : The Boss
62
Act 62 : Martin
63
Act 63 : Tornado
64
Act 64 : Stop Him!
65
Act 65 : Her Majesty
66
Act 66 : It's All Good
67
Act 67 : After War
68
Act 68 : Farewell
69
Act 69 : Back to the Life
70
Act 70 : Getting Closer
71
Act 71 : Giro Vs Yura
72
Act 72 : The Rules
73
Act 73 : Gio
74
Act 74 : Preparing for the Tournament
75
Act 75 : The Responsibility
76
Act 76 : Begin!
77
Act 77 : Strength
78
Act 78 : Weapon
79
Act 79 : Last Exam
80
Act 80 : The Ball Launcher
81
Act 81 : The Untold Story
82
Apa kabar? | Pengumuman
83
Act 82: They Got it
84
Act 83: The Library
85
Act 84 : The Void Century
86
Act 85: The Team
87
Act 86 : The Box
88
Act 87 : Started

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!