Act 4: The First Step

Pada suatu malam, beberapa hari setelah penyerangan desa Ardheim.

"Jadi kau tidak menemukannya?" ujar Kapten kepada pria di depannya.

"Ya, aku sudah mencari ke seluruh penjuru desa, aku sangat yakin kalau tidak ada jejaknya sama sekali" jawab pria tersebut.

"Hmm... Sepertinya kita harus berusaha lebih keras lagi. Tidak mudah menemukan tempat persinggahannya" ujar Kapten dengan kecewa.

"Bagaimana dengan anak itu?" lanjutnya.

"Sudah dua hari sejak dia datang kesini, tapi dia masih enggan memakan apapun" jawab pria tersebut.

"Huh... Dasar anak kecil. Tetap berikan dia makan. Besok aku akan menemuinya" ujar Kapten sambil memegang kepalanya.

"Baik, serahkan kepadaku" jawab pria itu dan pergi dari sana.

"Kemana kau pergi kali ini?" gumam kapten dalam hati.

Sementara itu keesokan harinya di tempat lain, Giro tampak lemah karena tidak makan selama dua hari. Dia menolak semua makanan yang disodorkan kepadanya. Walaupun sebenarnya dia tahu bahwa hal tersebut merupakan tindakan yang bodoh, tetapi sifat keras kepalanya menolak untuk menerima pemberian dari pembantai desanya.

Dua hari lalu Giro di bawa ke tempat ini setelah desanya di bakar tanpa bekas, dan seluruh penduduknya dibunuh dengan kejam. Entah mengapa, tetapi orang yang bertanggung jawab atas semua itu malah membawanya ke tempat ini dan bahkan memberikannya makanan. Dia menolak mentah-mentah semua makanan yang diberikan kepadanya.

Dia tidak tahu saat ini sedang berada dimana. Satu hal yang pasti, dia sedang berada di sarang Savager, kelompok pembunuh yang sering kali meresahkan desa-desa kecil seperti desanya dahulu. Kelompok ini sama sekali tidak memiliki belas kasihan, mereka membunuh dan menghancurkan suatu desa tanpa tersisa.

Dia disimpan di sebuah ruangan yang cukup luas. Tidak ada apapun disana selain tempat tidur, meja makan kecil, dan beberapa kursi yang sudah usang. Ia tidak yakin apakah ini adalah penjara atau bukan, tetapi sepertinya ruangan tersebut terlalu bagus untuk ukuran penjara.

Selama dua hari ini ia hanya terbaring di tempat tidurnya. Terkadang bayangan ibu dan adik-adiknya muncul di fikirannya, membuatnya lagi-lagi meneteskan air mata. Dia sangat menyesal, mengapa dia tak ikut dibunuh juga pada saat itu? Apa yang sebenarnya orang itu inginkan darinya? Dia dan keluarganya bukanlah orang yang spesial, mereka hanya keluarga kecil yang sehari-sehari membuat anyaman untuk dijual di kota.

Semakin dia memikirkannya, semakin sesak dadanya. Dia memandangi selendang adiknya. Saat dia dibawa pergi dari desanya, dia sempat mengambil selendang adiknya yang saat itu sedang dijemur didepan rumahnya. Mungkin, itulah satu-satunya barang yang paling berharga untuknya, barang yang bisa terus mengingatkannya akan kejadian hari itu.

Tiba-tiba dia mendengar langkah kaki dari luar menuju ke arah ruangannya.

Sreekkk.... Suara pintu terbuka.

Giro menoleh kearah pintu dan terkejut dengan sosok yang ia lihat. Sosok yang membuat darahnya mendidih. Sosok kapten dari kelompok yang menghancurkan desa dan membunuh keluarganya. Dia melompat dari tempat tidurnya dan berlari kearah Kapten.

"KAU..!!" teriaknya sambil mengepalkan tangannya dan mencoba untuk melompat kearah Kapten yang sedang memegang makanan di tangannya. Akal sehatnya benar-benar hilang kendali saat ini.

"Hoo... Itu berbahaya, makanan yang kubawa ini bisa tumpah jika tinjumu mengenainya" ucapnya sambil mengambil tangan Giro yang melayang kearahnya dan menahannya di udara.

Giro menggeliat mencoba melepaskan tangannya saat Kapten mengangkat tubuh Giro hanya menggunakan tangan kirinya.

"Tenanglah anak muda, sekarang belumlah saatnya kau melakukan hal yang tidak berguna seperti ini" ujar Kapten dan melemparkan Giro ke arah tempat tidur.

Giro pun tersungkur dan tubuhnya membentur tempat tidur. Tubuhnya terasa sangat sakit. Kapten hanya menggunakan tangan kirinya, tetapi dia bisa merasakan beberapa tulang belakangnya ada yang patah dan mulutnya mengeluarkan darah.

"Apa yang diinginkan orang ini?" gumam Giro sambil menatap Kapten yang berdiri gagah didepannya. Giro membasuh darah yang keluar dari bibirnya, dan mencoba duduk dengan waspada menghadapi Kapten.

"Kau sama sekali belum makan sedikit pun sejak kedatanganmu disini" ucap Kapten berjalan perlahan kearah meja makan.

"Apa menurutmu dengan perut kosong seperti itu bisa mengalahkanku?" lanjutnya sambil menyimpan makanan yang ia bawa diatas meja.

"Kau tahu siapa aku?" tanya Kapten, dia duduk di salah satu kursi yang ada disana.

Giro hanya diam, dia tidak memiliki banyak sisa tenaga setelah dilempar seperti itu. Dia hanya bisa menatap Kapten dengan tatapan yang tajam.

"Kau tau mengapa aku membawamu kemari?" ucap Kapten melihat tatapan Giro.

"Karena kau memiliki tatapan itu. Kau melihat desamu dihancurkan tanpa sisa, keluargamu dibantai, tetapi yang terpancar di matamu bukanlah keputus-asaan" lanjutnya.

"Harapan, kebencian, kemarahan, dan ambisi. Semuanya terpancar dari tatapanmu itu" Kapten melipatkan tangannya di dadanya.

"Tapi kau tahu, semua itu tidak ada artinya jika kau tidak memiliki kemampuan"

"Apa kau fikir dengan keadaanmu yang sekarang bisa membalaskan dendam keluargamu?"

"Jangan buat aku tertawa! Aku adalah Kapten Lazor, pemimpin dari kelompok Red Rock. Jangankan anak kecil sepertimu, satu batalion penuh pun tidak akan sanggup mengalahkanku"

Kapten berhenti sejenak. Suara semilir angin dari luar ruangan terdengar nyaring dibandingkan kesunyian diantara mereka berdua. Mereka saling tatap, dan Kapten pun melanjutkan omongannya.

"Sudah lama sejak terakhir kali aku menemukan seseorang yang bisa menandingiku"

"Dan orang tersebut adalah orang yang memiliki tatapan yang sama persis dengan tatapan yang kau miliki"

"Itulah kenapa aku membawamu kesini. Aku ingin melihat, apakah kau mampu merubah tatapanmu itu menjadi bahan bakar yang bisa membawamu naik ke puncak? Atau, kau akan termakan oleh tatapanmu sendiri?"

"Kau membenciku, kan?"

"Kau ingin membalaskan dendam keluargamu, kan?"

Lagi-lagi Kapten berhenti sejenak. Dia mengepalkan tangannya sebelum kembali melanjutkan omongannya.

"Kalau memang seperti itu, bangunlah! Jadilah lebih kuat dari sekarang"

"Berikan aku hiburan dengan kekuatanmu. Lawan aku kelak, bunuh aku!"

Kapten tersenyum.

"Tetapi tentu saja kau tidak akan bisa melakukannya jika kau bahkan tidak bisa bertahan hidup"

"Pilihan ada di tanganmu"

Kapten berdiri dari kursi yang ia duduki. Ia berjalan perlahan keluar ruangan. Tepat didepan pintu, dia berhenti.

"Aku harap kau tidak mengecewakanku, Nak" ujarnya sambil menutup pintu ruangan.

Tubuh Giro terasa panas. Amarahnya begitu memuncak, dadanya terasa sesak. Dia begitu membenci Kapten itu. Dia begitu ingin mencabik-cabik muka menjijikannya. Dia mengepalkan tangannya dan memukul lantai begitu keras hingga kulit tangannya terkelupas.

"Aku tidak boleh berakhir seperti ini" ujarnya mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Dia mencerna perkataan Kapten tadi. Kapten benar, Giro tidak akan bisa membalaskan dendam keluarganya jika ia tidak bisa bertahan hidup. Dia tidak peduli apa yang diinginkan Kapten itu. Tapi satu hal yang pasti, dia tidak akan menyerah begitu saja.

"Aku harus bisa bertahan hidup" ujarnya sambil mencoba beranjak dari duduknya.

Dia berjalan menuju meja makan, tertatih melawan rasa sakit di seluruh tubuhnya, dia tidak mengira rasanya akan sesakit itu hanya dengan satu lemparan dari Kapten.

Dia duduk di kursi didepan meja makan yang diatasnya sudah tersaji makanan yang dibawa oleh Kapten.

"Akan kubuat kau menyesal telah membiarkanku hidup!" Ujarnya sambil menyantap makanan tersebut sambil terisak, pilu yang ia rasa, kelak akan menjadi kekuatan yang berkali-kali lipat.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

langkah pertama, first.step.

2021-04-04

0

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

semangat up thor di tunggu ya feedback nya

2021-03-10

0

MysterYinYan

MysterYinYan

Mantap lah 👍

2021-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Act 1: Beautifull Morning Might Not Be a Beautifull Day
2 Act 2 : What Lies Below
3 Act 3: The Thing that Will Last Forever
4 Act 4: The First Step
5 Act 5: Song of Hope
6 Act 6: Victory
7 Act 7: The Dojo
8 Act 8 : Heavenly Knight
9 Act 9 : The Trails
10 Act 10 : The Arena
11 Act 11 : The Choices
12 Act 12 : Plaguebloom
13 Act 13 : It's Over
14 Act 14 : Desperate
15 Act 15 : The Inevitable
16 Act 16 : Friends
17 Act 17 : The Masterplan
18 Act 18 : Morning Ends
19 Act 19 : The Threat
20 Act 20 : Pride
21 Act 21 : The Fight
22 Act 22 : What Makes You Stronger
23 Act 23 : Out of Reach
24 Act 24 : Yura
25 Act 25 : The Request
26 Act 26 : Bianca
27 Act 27 : The Meeting
28 Act 28 : Beginning of the Nightfall
29 Act 29 : The End of the Nightfall
30 Act 30 : Burdens
31 Act 31 : The Task
32 Act 32 : The Plan
33 Act 33 : Into The Forest
34 Act 34 : Accused
35 Act 35 : Rested
36 Act 36 : Guilty
37 Act 37 : Rescue Mission
38 Act 38 : The Pursuit
39 Act 39 : Cracking the Code
40 Act 40 : Scouting
41 Act 41 : Follow
42 Act 42 : The Interrogation
43 Act 43 : The Sound of Heart
44 Act 44 : The Attack
45 Act 45 : When Your Life is on The Line
46 Act 46 : Between Life and Death
47 Act 47 : The Restoration
48 Act 48 : The Spider's Knive
49 Act 49 : Back to The Town
50 Act 50 : Preparing
51 Act 51 : No More Time Left
52 Act 52 : The Trap
53 Act 53 : Casyll
54 Act 54 : The Biggest Heart
55 Act 55 : A Word From the Queen
56 Act 56 : Here They Come
57 Act 57 : Defence
58 Act 58 : One Down
59 Act 59 : Determination
60 Act 60 : Giro vs Denver
61 Act 61 : The Boss
62 Act 62 : Martin
63 Act 63 : Tornado
64 Act 64 : Stop Him!
65 Act 65 : Her Majesty
66 Act 66 : It's All Good
67 Act 67 : After War
68 Act 68 : Farewell
69 Act 69 : Back to the Life
70 Act 70 : Getting Closer
71 Act 71 : Giro Vs Yura
72 Act 72 : The Rules
73 Act 73 : Gio
74 Act 74 : Preparing for the Tournament
75 Act 75 : The Responsibility
76 Act 76 : Begin!
77 Act 77 : Strength
78 Act 78 : Weapon
79 Act 79 : Last Exam
80 Act 80 : The Ball Launcher
81 Act 81 : The Untold Story
82 Apa kabar? | Pengumuman
83 Act 82: They Got it
84 Act 83: The Library
85 Act 84 : The Void Century
86 Act 85: The Team
87 Act 86 : The Box
88 Act 87 : Started
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Act 1: Beautifull Morning Might Not Be a Beautifull Day
2
Act 2 : What Lies Below
3
Act 3: The Thing that Will Last Forever
4
Act 4: The First Step
5
Act 5: Song of Hope
6
Act 6: Victory
7
Act 7: The Dojo
8
Act 8 : Heavenly Knight
9
Act 9 : The Trails
10
Act 10 : The Arena
11
Act 11 : The Choices
12
Act 12 : Plaguebloom
13
Act 13 : It's Over
14
Act 14 : Desperate
15
Act 15 : The Inevitable
16
Act 16 : Friends
17
Act 17 : The Masterplan
18
Act 18 : Morning Ends
19
Act 19 : The Threat
20
Act 20 : Pride
21
Act 21 : The Fight
22
Act 22 : What Makes You Stronger
23
Act 23 : Out of Reach
24
Act 24 : Yura
25
Act 25 : The Request
26
Act 26 : Bianca
27
Act 27 : The Meeting
28
Act 28 : Beginning of the Nightfall
29
Act 29 : The End of the Nightfall
30
Act 30 : Burdens
31
Act 31 : The Task
32
Act 32 : The Plan
33
Act 33 : Into The Forest
34
Act 34 : Accused
35
Act 35 : Rested
36
Act 36 : Guilty
37
Act 37 : Rescue Mission
38
Act 38 : The Pursuit
39
Act 39 : Cracking the Code
40
Act 40 : Scouting
41
Act 41 : Follow
42
Act 42 : The Interrogation
43
Act 43 : The Sound of Heart
44
Act 44 : The Attack
45
Act 45 : When Your Life is on The Line
46
Act 46 : Between Life and Death
47
Act 47 : The Restoration
48
Act 48 : The Spider's Knive
49
Act 49 : Back to The Town
50
Act 50 : Preparing
51
Act 51 : No More Time Left
52
Act 52 : The Trap
53
Act 53 : Casyll
54
Act 54 : The Biggest Heart
55
Act 55 : A Word From the Queen
56
Act 56 : Here They Come
57
Act 57 : Defence
58
Act 58 : One Down
59
Act 59 : Determination
60
Act 60 : Giro vs Denver
61
Act 61 : The Boss
62
Act 62 : Martin
63
Act 63 : Tornado
64
Act 64 : Stop Him!
65
Act 65 : Her Majesty
66
Act 66 : It's All Good
67
Act 67 : After War
68
Act 68 : Farewell
69
Act 69 : Back to the Life
70
Act 70 : Getting Closer
71
Act 71 : Giro Vs Yura
72
Act 72 : The Rules
73
Act 73 : Gio
74
Act 74 : Preparing for the Tournament
75
Act 75 : The Responsibility
76
Act 76 : Begin!
77
Act 77 : Strength
78
Act 78 : Weapon
79
Act 79 : Last Exam
80
Act 80 : The Ball Launcher
81
Act 81 : The Untold Story
82
Apa kabar? | Pengumuman
83
Act 82: They Got it
84
Act 83: The Library
85
Act 84 : The Void Century
86
Act 85: The Team
87
Act 86 : The Box
88
Act 87 : Started

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!