Desa Ardheim merupakan sebuah desa kecil yang terletak di lereng Gunung Guma. Penduduk desa ini kebanyakan berprofesi sebagai petani atau membuat kerajinan untuk dijual di kota. Jarak dari desa ke kota sebenarnya cukup jauh, pergi berjalan kaki di pagi hari membutuhkan waktu hingga siang untuk mencapai kota.
Tidak ada hal yang spesial tentang desa ini. Lalu apa yang yang sebenarnya terjadi saat ini? Apakah karena kecelakaan dari seseorang yang membuat seluruh desa terbakar? Ataukah karena ada orang yang menyerang desa? Tapi siapa? Jika benar seperti itu, mengapa mereka menyerang desa ini? Semakin dia memikirkannya, semakin sakit kepalanya. Apa mungkin mereka hanya kelompok bandit biasa yang sedang bosan? Omong kosong! Hanya karena bosan mereka meratakan seluruh desa?
Tiba-tiba lamunannya terpecah karena suara yang muncul dari arah belakangnya.
"Ohh, ternyata masih ada yang masih selamat. Darimana saja kau, Nak?" ucap suara tersebut.
Langkah Giro terhenti, dia memberanikan diri untuk menoleh ke belakang. Dia berharap jika fikirannya tentang bandit yang menyerang desa tidak benar.
"Mungkin mereka berniat menolong para penduduk desa!" gumamnya dalam hati, mencoba menenangkan dirinya sendiri.
"Yo! Apa kau penduduk desa ini?" tanya salah satu diantara mereka sambil mendekati Giro yang masih terlihat begitu panik.
Mereka ada dua orang, satu diantara mereka berbadan besar dengan kepala plontos. Tangannya memegang palu yang sangat besar, terlalu besar bahkan untuk tubuh gemuknya. Dan satunya lagi tidak sebesar temannya, tapi tetap terlihat cukup besar untuk ukuran orang biasa, walaupun dia terlihat tidak membawa senjata.
Giro mencoba mengamati kedua orang didepannya. "Betul, apa yang terjadi disini?" dengan hati-hati Giro mencoba menjawab pertanyaan mereka.
"Syukurlah! Kami sudah mencari ke seluruh desa, mencoba menemukan jika ada yang masih selamat!" seru pria berbadan gemuk tersebut.
"Ikut aku, semuanya yang selamat berkumpul di luar desa! Mungkin, keluargamu ada disana!" tambahnya mencoba meyakinkan Giro untuk mengikutinya.
Entah mengapa perkataan orang tersebut sama sekali tidak membuat Giro tenang. Dia merasakan ada sesuatu yang salah, tapi dia tidak bisa memastikannya.
Giro mencoba melihat sekelilingnya. Memang benar, dia tidak menemukan mayat ataupun bercak darah di sekelilingnya.
"Mungkin memang terjadi kecelakaan disini, dan para penduduk sudah pergi ke tempat yang aman. Lebik baik aku mencoba mengikuti mereka" gumam Giro dalam hatinya.
"Ayo, apalagi yang kau tunggu?" ajak pria gendut tadi sambil menjulurkan tangannya.
"Baiklah..." jawab Giro sambil mengikuti mereka berdua. Setidaknya, masih ada harapan jika yang mereka katakan memang benar adanya. Selain itu, dia tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti mereka.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa tidak kita bunuh saja dia disini?" bisik salah satu dari mereka.
"Tenang, lihatlah badannya. Dia masih kecil, tapi memiliki badan yang cukup tegap. Mungkin Kapten bisa menggunakannya atau mungkin menjualnya sebagai budak" jawab si gendut pelan.
"Hmm... Ide yang bagus, mungkin kita bisa dapat bonus dari Kapten setelah menemukan anak sepertinya" gumam temannya setelah memeriksa tubuh Giro yang memang cukup mengesankan untuk anak seumurannya.
Giro sama sekali tidak bisa mendengarkan apa yang dibicarakan oleh kedua orang di depannya itu. Tapi entah mengapa instingnya berkata bahwa mereka tidak bisa dipercaya begitu saja. Tetapi, karena dia tidak bisa melakukan apapun, dia hanya mengikuti mereka berharap yang terbaik akan terjadi.
"Sebenarnya apa yang terjadi disini?" ujar Giro bertanya kepada mereka.
"Ohh itu... Seseorang menyebabkan kebakaran di rumahnya, dan ternyata perlahan apinya menjalar ke rumah-rumah lainnya" jawab si gendut dengan santai.
"Tenang saja, setelah kami datang, kami mencoba untuk menolong penduduk yang selamat" tambah temannya sambil tersenyum.
Jawaban tersebut tetap tidak bisa membuat Giro tenang. Rumahnya terletak di ujung desa, mungkin tempat yang mereka tuju berada dekat rumahnya, agar ia bisa melihat kondisi rumahnya sekarang. Ingin sekali ia berlari ke arah rumahnya dan segera melihat keadaan keluarganya, tapi entah mengapa dia merasakan hawa yang tidak mengenakan dari kedua orang itu. Akhirnya dia memilih untuk mengikuti mereka berdua dengan tenang.
"Oh akhirnya kita sampai..." ucap si gendut.
"Kapten! Kita menemukan seorang anak yang selamat di desa!" teriaknya ke arah kerumunan.
"Huh?" jawab seseorang sambil menolehkan kepalanya ke belakang.
Alangkah terkejutnya Giro dengan apa yang baru saja dia lihat di depan matanya sendiri. Dia tidak bisa bergerak sama sekali. Kakinya bergetar sangat hebat. Tiba-tiba dia memuntahkan isi perutnya.
"Huweeekkk...!!!" rasa mual tiba-tiba menyerang perutnya setelah dia melihat pemandangan di depannya. Air matanya keluar tanpa diundang, membasahi seluruh wajahnya. Fikirannya kalut, dipenuhi oleh prasangka yang buruk.
"Apa ini??! Apa yang sebenarnya terjadi?!" teriaknya dalam hati sambil terus memegangi mulutnya yang penuh oleh muntahannya sendiri.
"Ohh.. Sepertinya kamu penduduk desa ini, Nak?" ucap pria yang dipanggil Kapten tadi kearah Giro.
Dia mengeluarkan pedang yang berada di pinggangnya dan berjalan perlahan menuju Giro. Giro tidak bisa bergerak sama sekali. Tubuhnya tidak bisa mengikuti perintahnya.
"Apa ini akhirnya?" fikiran Giro melayang mencoba untuk tidak percaya dengan apa yang terjadi. Dia menutup matanya, mungkin saat ia membukanya, pemandangan tersebut akan menghilang. Mungkin, semua ini hanyalah mimpinya. Mungkin...
Tapi terkadang, kenyataan tak selalu seperti keinginan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
★Merepotkan~
Pikiran nya Thor, bukan Fikiran... Hadeh :v🌲🎉
2021-05-10
0
Aya-DNA
pasti melihat mayat sampai muntah
2021-05-10
0
👑Meylani Putri Putti
saling dukung ya thor like
2021-03-10
0