Act 3: The Thing that Will Last Forever

Pemandangan didepan mata Giro bukanlah pemandangan yang pantas dilihat oleh anak seumurannya. Mayat penduduk desa ditumpuk layaknya sampah yang hendak dibakar. Entah apa tujuan orang-orang ini, yang pasti saat ini dia sedang berada dalam bahaya.

Walaupun Giro masih berumur 13 tahun, tapi ini bukan pertama kalinya dia menghadapi bahaya. Seringkali saat pergi ke hutan dia harus berhadapan dengan peristiwa yang sangat berbahaya hingga mengancam nyawanya. Dari tanah longsor hingga lari dari harimau maupun serigala.

Perlahan kemampuannya dalam memutuskan sesuatu semakin baik, karena dalam keadaan yang genting, satu keputusan yang salah dapat merenggut nyawanya. Dan sekarang, kemampuan bertahan hidupnya seolah diuji hingga batasnya.

"Dilihar dari keranjangmu, sepertinya kau baru pulang dari gunung?" tanya sang Kapten kepada Giro.

"Iya... Tiap hari aku pergi ke gunung untuk mengumpulkan kayu bakar" jawab Giro berusaha agar tetap terlihat tenang, walau matanya memancarkan amarah yang luar biasa.

"Mata itu... Aku pernah melihat tatapan seperti itu sebelumnya" gumam sang Kapten.

"Kau lihat luka di mataku ini? Ini adalah luka yang kudapat dari orang yang memiliki tatapan sepertimu" lanjutnya sambil memegang bekas luka yang menggores matanya, luka yang cukup besar hingga menutupi sebagian besar wajah kirinya.

"Apa kau takut kepadaku?" tanya Kapten sambil mengacungkan pedangnya kearah Giro.

"Aku takut kalau jawabanku akan mengecewakanmu" jawab Giro sambil terus mencoba waspada. Dia tahu jika orang di depannya itu bukanlah orang biasa. Salah menjawab, dan nyawanya yang jadi taruhan.

"Ohh... Sepertinya tatapanmu dibarengi dengan sedikit keberanian. Bagus sekali.." ucap Kapten sambil tersenyum sambil mendekatkan wajahnya kearah wajah Giro.

"Tapi kau tahu Nak, keberanian tanpa kemampuan hanyalah omong kosong" lanjutnya.

"Apa kau memiliki keluarga disini, Nak?" tanyanya dengan santai.

Tiba-tiba Giro teringat keluarganya. Apakah mereka berhasil selamat atau... Tidak, dia tidak ingin berfikiran seperti itu. Dia berharap ibu dan adik-adiknya berhasil melarikan diri sebelum semua penduduk desa ditangkap.

"Ya, aku punya seorang ibu dan dua orang adik" jawabnya perlahan, mencoba menyembunyikan ketegangannya. Giro mencoba melihat kearah tumpukkan mayat di depannya, berharap tidak menemukan ibu dan adik-adiknya diantara mayat-mayat tersebut.

"Sayang sekali. Sepertinya keluargamu berada disana. Kau mau mencarinya?" lanjut sang Kapten sambil menunjuk kumpulan mayat di belakangnya.

Giro pun segera berlari kesana. Dia melihat satu persatu mayat didepannya. Bau darah begitu segar di hidungnya. Tapi dia tidak peduli, dia hanya ingin keluarganya tidak berada disana.

Tangannya berhenti mencari ketika matanya melihat sebuah tubuh perempuan paruh baya yang memeluk erat dua orang anak kecil.

"Nova... Giru... Ibu..." ucap Giro lirih.

Kesedihannya tidak mampu terbendung lagi. Air matanya mengalir membasahi pipinya. Rasa sakit yang luar biasa menusuk jantungnya. Rasa sesak yang begitu menghabiskan nafasnya. Mengapa? Satu-satunya pertanyaan menggema dalam fikirannya.

Dia meraih tubuh mereka bertiga dengan tangan mungilnya.

"AAARRRRRGGGHHHHHH.....!!!!" teriak Giro yang tak mampu lagi menahan semuanya.

"Maafkan kakak, Nova, Giru... Kakak tidak ada di samping kalian saat kalian benar-benar membutuhkan kakak..." lirihnya sambil terisak.

Ia terisak, terus terisak. Dengan tangan gemetar dia menoleh ke belakang, linangan air matanya tidak bisa menutupi pancaran kemarahannya. Dia menatap sang Kapten tanpa rasa takut sedikitpun, seolah berkata "Kau akan membayar semua ini!".

"Hoo... Benar-benar tatapan yang mengerikan..." ujar sang Kapten tersenyum.

Dia berjalan perlahan ke arah Giro sambil menyandarkan pedang besar yang ia pegang di pundaknya. Tepat didepan Giro yang terus menatap matanya, dia berjongkok dan mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Giro.

"Tatapan seperti itu bukanlah tatapan yang dimiliki oleh orang yang putus asa dan takut" ujarnya sambil memegang dagu Giro dengan jarinya.

"Itu adalah tatapan yang penuh keberanian dan harga diri, tatapan dari singa yang terluka." lanjutnya.

"Apa kau membenciku?" tanya Kapten.

Yang ada difikiran Giro saat itu hanyalah kebencian. Melihat senyum yang terpajang di wajah sang Kapten benar-benar membuatnya muak. Ingin sekali ia mengambil pedang yang dibawa Kapten dan menebas lehernya. Tapi ia sadar, ia tidak memiliki sedikitpun kesempatan untuk melakukannya.

Orang didepannya itu bukanlah orang sembarangan. Dia memiliki tubuh yang besar dengan otot yang begitu kekar. Rambutnya panjang namun ditutupi oleh helm berbentuk kepala singa, atau mungkin itu adalah kepala singa sungguhan hasil buruannya. Dia memakai zirah besi yang sangat berkilau. Giro sama sekali tidak bisa melihat sedikitpun celah yang dimiliki olehnya.

Giro hanya bisa terdiam sambil terus menatap mata sang Kapten. Kepedihan yang ia rasa tidak serta merta membuatnya melakukan hal yang bodoh.

"Walaupun kau tak berkata apapun, tapi matamu sudah menjawab semua pertanyaanku" ujar sang Kapten.

"Bakar semua mayat! Kita pulang hari ini" teriak kapten kepada anak buahnya.

"Dan untuk anak ini..." lanjutnya.

"Aku tidak ingin meninggalkan satupun orang yang selamat. Tapi aku menyukai matamu itu, Nak." gumamnya sambil melihat kearah Giro.

"Bawa dia! Mungkin dia bisa berguna untuk kita." lanjutnya sambil beranjak dan pergi dari sana.

Giro pun diikat menggunakan rantai besi dan di lemparkan kedalam gerobak yang penuh dengan barang rampasan. Matanya kembali melihat mayat ibu dan kedua adiknya. Air mata kembali mengalir di pipinya. Rasa yang teramat sesak mengumpul di dadanya. Api perlahan melahap mayat mereka. Kepulan asap menjadi pertanda perpisahan mereka untuk selamanya.

"Maafkan aku Ibu, Nova, Giru..." ujarnya lirih.

"Aku berjanji, aku akan membalaskan dendam kalian dengan balasan yang tidak akan pernah mereka lupakan" lanjutnya sambil menutup matanya.

Janjinya hari itu menjadi janji yang akan menjadi titik balik kehidupannya. Kehidupan bahagia dan hangat bersama keluarganya sudah tidak ada lagi.

Gerobak yang ia tumpangi perlahan melaju, pergi menjauh dari desa yang selama ini ia tinggali. Selamat tinggal.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

like yg tertunda👌

2021-04-04

0

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

like plus 5 bintang

2021-03-10

0

Ende Setiani

Ende Setiani

👍👍👍💖 karya the best

2021-03-05

1

lihat semua
Episodes
1 Act 1: Beautifull Morning Might Not Be a Beautifull Day
2 Act 2 : What Lies Below
3 Act 3: The Thing that Will Last Forever
4 Act 4: The First Step
5 Act 5: Song of Hope
6 Act 6: Victory
7 Act 7: The Dojo
8 Act 8 : Heavenly Knight
9 Act 9 : The Trails
10 Act 10 : The Arena
11 Act 11 : The Choices
12 Act 12 : Plaguebloom
13 Act 13 : It's Over
14 Act 14 : Desperate
15 Act 15 : The Inevitable
16 Act 16 : Friends
17 Act 17 : The Masterplan
18 Act 18 : Morning Ends
19 Act 19 : The Threat
20 Act 20 : Pride
21 Act 21 : The Fight
22 Act 22 : What Makes You Stronger
23 Act 23 : Out of Reach
24 Act 24 : Yura
25 Act 25 : The Request
26 Act 26 : Bianca
27 Act 27 : The Meeting
28 Act 28 : Beginning of the Nightfall
29 Act 29 : The End of the Nightfall
30 Act 30 : Burdens
31 Act 31 : The Task
32 Act 32 : The Plan
33 Act 33 : Into The Forest
34 Act 34 : Accused
35 Act 35 : Rested
36 Act 36 : Guilty
37 Act 37 : Rescue Mission
38 Act 38 : The Pursuit
39 Act 39 : Cracking the Code
40 Act 40 : Scouting
41 Act 41 : Follow
42 Act 42 : The Interrogation
43 Act 43 : The Sound of Heart
44 Act 44 : The Attack
45 Act 45 : When Your Life is on The Line
46 Act 46 : Between Life and Death
47 Act 47 : The Restoration
48 Act 48 : The Spider's Knive
49 Act 49 : Back to The Town
50 Act 50 : Preparing
51 Act 51 : No More Time Left
52 Act 52 : The Trap
53 Act 53 : Casyll
54 Act 54 : The Biggest Heart
55 Act 55 : A Word From the Queen
56 Act 56 : Here They Come
57 Act 57 : Defence
58 Act 58 : One Down
59 Act 59 : Determination
60 Act 60 : Giro vs Denver
61 Act 61 : The Boss
62 Act 62 : Martin
63 Act 63 : Tornado
64 Act 64 : Stop Him!
65 Act 65 : Her Majesty
66 Act 66 : It's All Good
67 Act 67 : After War
68 Act 68 : Farewell
69 Act 69 : Back to the Life
70 Act 70 : Getting Closer
71 Act 71 : Giro Vs Yura
72 Act 72 : The Rules
73 Act 73 : Gio
74 Act 74 : Preparing for the Tournament
75 Act 75 : The Responsibility
76 Act 76 : Begin!
77 Act 77 : Strength
78 Act 78 : Weapon
79 Act 79 : Last Exam
80 Act 80 : The Ball Launcher
81 Act 81 : The Untold Story
82 Apa kabar? | Pengumuman
83 Act 82: They Got it
84 Act 83: The Library
85 Act 84 : The Void Century
86 Act 85: The Team
87 Act 86 : The Box
88 Act 87 : Started
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Act 1: Beautifull Morning Might Not Be a Beautifull Day
2
Act 2 : What Lies Below
3
Act 3: The Thing that Will Last Forever
4
Act 4: The First Step
5
Act 5: Song of Hope
6
Act 6: Victory
7
Act 7: The Dojo
8
Act 8 : Heavenly Knight
9
Act 9 : The Trails
10
Act 10 : The Arena
11
Act 11 : The Choices
12
Act 12 : Plaguebloom
13
Act 13 : It's Over
14
Act 14 : Desperate
15
Act 15 : The Inevitable
16
Act 16 : Friends
17
Act 17 : The Masterplan
18
Act 18 : Morning Ends
19
Act 19 : The Threat
20
Act 20 : Pride
21
Act 21 : The Fight
22
Act 22 : What Makes You Stronger
23
Act 23 : Out of Reach
24
Act 24 : Yura
25
Act 25 : The Request
26
Act 26 : Bianca
27
Act 27 : The Meeting
28
Act 28 : Beginning of the Nightfall
29
Act 29 : The End of the Nightfall
30
Act 30 : Burdens
31
Act 31 : The Task
32
Act 32 : The Plan
33
Act 33 : Into The Forest
34
Act 34 : Accused
35
Act 35 : Rested
36
Act 36 : Guilty
37
Act 37 : Rescue Mission
38
Act 38 : The Pursuit
39
Act 39 : Cracking the Code
40
Act 40 : Scouting
41
Act 41 : Follow
42
Act 42 : The Interrogation
43
Act 43 : The Sound of Heart
44
Act 44 : The Attack
45
Act 45 : When Your Life is on The Line
46
Act 46 : Between Life and Death
47
Act 47 : The Restoration
48
Act 48 : The Spider's Knive
49
Act 49 : Back to The Town
50
Act 50 : Preparing
51
Act 51 : No More Time Left
52
Act 52 : The Trap
53
Act 53 : Casyll
54
Act 54 : The Biggest Heart
55
Act 55 : A Word From the Queen
56
Act 56 : Here They Come
57
Act 57 : Defence
58
Act 58 : One Down
59
Act 59 : Determination
60
Act 60 : Giro vs Denver
61
Act 61 : The Boss
62
Act 62 : Martin
63
Act 63 : Tornado
64
Act 64 : Stop Him!
65
Act 65 : Her Majesty
66
Act 66 : It's All Good
67
Act 67 : After War
68
Act 68 : Farewell
69
Act 69 : Back to the Life
70
Act 70 : Getting Closer
71
Act 71 : Giro Vs Yura
72
Act 72 : The Rules
73
Act 73 : Gio
74
Act 74 : Preparing for the Tournament
75
Act 75 : The Responsibility
76
Act 76 : Begin!
77
Act 77 : Strength
78
Act 78 : Weapon
79
Act 79 : Last Exam
80
Act 80 : The Ball Launcher
81
Act 81 : The Untold Story
82
Apa kabar? | Pengumuman
83
Act 82: They Got it
84
Act 83: The Library
85
Act 84 : The Void Century
86
Act 85: The Team
87
Act 86 : The Box
88
Act 87 : Started

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!