Bhara tidak kekantor hari ini. Dia memanggil Mario untuk datang ke rumah.
"Sudah 3 hari, apa kau sudah berhasil membujuk Bulan?" tanya Bhara.
"Maaf Tuan, seperti saya belum menemukan cara untuk membujuk Nona Bulan," jawab Mario.
BRAK
Bharata menggebrak meja didepannya dengan sangat keras.
"Apa saja kerjamu? urusan seperti itu saja kau tidak bisa menyelesaikannya. Waktumu tinggal 4 hari lagi. Kau tahukan jika aku tidak bisa menerima kata gagal. Kalau sampai 4 hari lagi kau tidak berhasil, kau aku pecat," bentak Bhara.
Mario bergidik melihat kemarahan Bhara. Ancamannya benar benar membuat Mario senam jantung. Dia terus memutar otaknya agar menemukan cara secepatnya.
"Pergi dari hadapanku." Teriak Bharata penuh emosi.
"Baik Tuan saya permisi dulu." Mario tak berani berlama lama disana. Dia takut kalau laptop dimeja itu akan melayang ke kepalanya seperti beberapa saat yang lalu waktu Bhara mengamuk.
"Tunggu." Langkah Mario terhenti saat Bhara memanggilnya. "Aku akan memberimu hadiah apartemen jika kau berhasil membuat Bulan menikah denganku."
Seketika Mario membayangkan akan mendapat apartemen dari Bhara. Semangat kerjanya naik berkali kali lipat mendengar hadiah yang akan dia dapat.
Saat keluar dari ruang kerja Bhara, Mario melihat semua asisten rumah tangga sedang sibuk membersihkan rumah.
"Bersihkan kaca itu sampai mengkilap, jangan sampai tertinggal noda sedikitpun. Dan gorden itu, segera cuci dan ganti yang baru." Perintah kepala pelayan pada bawahannya.
Mario melihat Arum sedang membersihkan almari yang berisi barang barang antik kesayangan Dilla.
"Hei kau Arum, pindahkan guci itu ke sudut sana." Perintah kepala pelayan pada Arum.
Arum segera mengangkat guci itu untuk dipindahkan kesudut lainnya.
PYARRR.
Tiba tiba Arum terpeleset hingga guci yang dipegangnya jatuh dan pecah.
Semua mata langsung melihat padanya. Guci itu adalah kesayangan Dilla. Itu adalah hadiah dari alm. arang tua Dilla.
"Apa yang kau lakukan!" bentak kepala pelayan. "Kau tahu kan jika guci ini kesayangan Nyonya besar. Harganya sangat mahal hingga gajimu selama 10 tahunpun tidak bisa untuk menggantikannya." Teriak Kepala pelayan kepada Arum.
"Maaf tuan, saya tidak tahu kenapa bisa ada air disini hingga membuat saya terpeleset." Arum mencoba membela diri.
"Jadi maksudmu air itu yang salah?" bentak kepala pelayan.
"Bukan begitu maksu saya Tuan." Arum berusaha menjelaskan jika mungkin ada pelayan yang ceroboh menumpahkan air disana.
"Aku akan memanggil Tuan besar, biar dia yang menyelesaikan masalah ini," sahut Mario yang daritadi hanya memperhatikan keributan itu.
Sebenarnya semua ini adalah ulah Mario. Dia sengaja menyuruh kepala pelayan untuk memerintah Arum memindahkan guci mahal tersebut.
Mario juga memerintahkan seseorang untuk menumpahkan air didekat Arum tanpa sepengetahuan Arum.
Tubuh Arum bergetar, dia begitu ketakutan. Dia terus berfikir darimana mendapatkan uang untuk mengganti rugi.
"Siapa yang memecahkan guci mahal kesayangan istriku?" teriak Bharata dengan suara menggelegar. Semua pelayan disana gemetaran, terutama Arum.
"Maaf Tuan, pembantu ini yang telah memecahkan guci Nyonya besar." Kata kepala pelayan sambil menunjuk ke arah Arum.
Bharata mendekat ke arah Arum.
"Apa kau tahu berapa harga guci tersebut?" tanya Bhara.
Arum menggeleng, tubuhnya yang gemetaran membuatnya susah berbicara.
"1 MILYAR." Bhara sengaja menekankan kata katanya. "Apa kau mampu menggantinya?"
Lutut Arum langsung lemas. Darimana dia bisa mendapat uang sebanyak itu. Untuk biaya sekolah Bulan saja dia kesusahan apalagi uang 1milyar.
"Maafkan saya Tuan." Arum berlutut sambil menangis dikaki Bharata.
"Kau pikir dengan seperti ini semuanya akan selesai? tidak semudah itu." Bhara menarik ujung bibirnya. "Aku akan melaporkanmu ke polisi jika kau tidak bisa mengganti rugi sebesar 1 milyar."
Mendengar kata polisi, kepala Arum langsung pusing, kepalanya seperti berputar. Darah tingginya langsung naik. Hingga dia merasa tidak mampu untuk berdiri. Dia hanya bisa memegangi kepalanya.
"Kenapa dia?" Bhara menatap Arum dengan tatapan aneh.
"Sepertinya darah tingginya kumat Tuan, Ibu ini mempunyai riwayat penyakit darah tinggi," jawab sang kepala pelayan.
"Bawa ibu ini ke kamar pembantu, segera panggil dokter kemari." Tiba tiba saja Bhara merasa cemas, dia takut terjadi apa apa pada calon mertuanya.
Kepala pelayan langsung menelfon dokter dan menghubungi Bulan agar segera datang.
Bulan begitu cemas mendapati kabar jika darah tinggi ibunya kambuh. Dia bergegas mencari ojek online untuk mengantar ke tempat kerja ibunya.
Tak lama kemudian Bulan datang saat dokter selesai memeriksa Arum.
"Bagaimana keadaan ibu saya Dok?" Tanya Bulan dengan wajah cemas.
"Tekananan darahnya naik drastis. Tolong jangan biarkan ibumu terlalu stress. Hal itu bisa memicu tekanan darahnya naik. Kau tahu kan apa resikonya jika tekanannya naik hingga pembuluh darahnya pecah? Ibumu bisa stroke," ucap dokter.
Bulan mendekat ke tempat ibunya berbaring. Dia melihat ibunya yang pucat dan lemas.
"Kenapa bisa sampai seperti ini Bu, ibu rutin meminum obat kan?"
"Iya nak, jangan menangis ibu tidak apa apa." Jawab sang ibu sambil menghapus air mata Bulan.
"Bulan, kau dipanggil Tuan Bharata." Tiba tiba kepala pelayan datang.
"Ada apa sebenarnya Bu?" Bulan merasa ada yang tidak beres. Karena selama ini tidak pernah sekalipun ibunya drop saat bekerja.
"Ibu memecahkan guci milik Nyonya besar. Dan ibu harus mengganti rugi sebesar 1 milyar." Kata Arum sambil berlinang air mata.
"Apa!" Bulan sangat kaget mengehui masalah yang menimpa ibunya. "Jangan menangis Bu, Bulan akan menyelesaikan semuanya." Bulan menghapus air mata ibunya.
Bulan ingat jika ada sekitar 300juta di rekening tabungannnya. Dan sisanya dia bisa pinjam dari Satria.
"Uang darimana sebanyak itu nak?" ibunya tidak menyangka jika Bulan akan bicara setenang itu.
"Sudahlah Bu, itu urusan Bulan. Ibu jangan memikirkan apa apa lagi. Istirahatlah, Bulan hanya punya Ibu, Bulan tak mau terjadi apa apa sama Ibu. Bulan menemui Tuan besar dulu ya Bu."
Bulan keluar dari tempat ibunya dan mendatangi ruang kerja Bharata. Hari ini Dilla tidak ada dirumah, dia tidak tahu kejadian menghebohkan ini.
"Duduklah." Kata Bhara saat melihat Bulan masuk ke ruang kerjanya.
"Tidak perlu Tuan, saya hanya sebentar," jawab Bulan sopan. "Saya akan mengganti semua kerugian Tuan. Beri saya waktu 3 hari. Saya akan mengganti uang 1 Milyar itu."
Bhara merasa aneh melihat Bulan yang sepercaya diri itu berbicara akan mengganti uang 1 milyar. Padahal sebelumnya dia sangat yakin jika Bulan tidak akan mampu menggantinya.
"Apa kau yakin, uang 1 milyar bukan sedikit."
"Saya yakin bisa menggantinya."
"Saya akan memberi waktu sampai besok pagi, kalau besok pagi kau tidak bisa mengganti. Saya akan melaporkan ibumu ke polisi."
"Besok pagi? Tolong perpanjang waktunya hingga besok siang." Kata Bulan dengan tenang. Bulan hanya butuh malam ini untuk menghubungi Satria. Perbedaan waktu 12 jam membuat Bulan harus menghubungi Satria saat malam hari. Karena siang hari disini, tengah malam disana.
"Baiklah."
"Kalau begitu saya permisi, saya akan membawa ibu saya pulang."
Setelah Bulan keluar, Bhara langsung memanggil Mario masuk ke ruang kerjanya.
"Kau tahu, gadis itu sangat yakin bisa mengganti. Sepertinya rencanamu gagal. Bahkan dia hanya meminta waktu sampai besok siang untuk melunasinya."
"Tapi rasanya tidak mungkin Tuan, Darimana mereka bisa mendapat uang sebanyak itu. Rumah saja mereka masih ngontrak." Jawab Mario.
"Cari cara agar dia gagal mendapatkan uang itu," titah Bhara.
"Baik Tuan." Mario kembali memutar otaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus ceria
2023-01-27
0
Mommy Agam
semangat
2021-05-12
0
ARSY ALFAZZA
sambungan jejak boomlike sis
2021-03-20
0