Revan pov
Lagi lagi aku dijadikan sebagai kelinci percobaan oleh para mafia kejam itu. Apa mereka sungguh tak punya hati? Setega itu kah menjadikan manusia sebagai bahan percobaan?
Setiap kali aku gagal menjalankan misi dari mereka, aku selalu di siksa. Mereka menjadikanku sebagai senjata. Mereka melatihku hanya untuk berbuat kejahatan.
Ingin sekali aku menyerah dan pergi dari dunia ini. Tapi masih ada satu hal yang membuatku tetap bertahan sampai sekarang. Kakak ku. Satu satunya keluarga yang ku punya. Dia adalah anggota Shadow Agen. Sebuah organisasi agensi rahasia yang membantu kepolisian untuk memberantas tindak kriminal yang merajalela di Delaria city. Mereka bekerja di balik bayangan dan sangat sedikit orang yang mengetahuinya.
Sedangkan lawannya organisasi mafia yang menjadikanku sebagai senjata. Dark Devil. Organisasi kejam yang menculik anak anak untuk dijadikan bahan percobaan. Dan aku salah satunya.
Aku dijadikan kelinci percobaan sejak usia lima tahun. Saat itu aku dan keluargaku terlibat kecelakaan mobil dan kedua orang tuaku meninggal di lokasi. Kakakku dan aku selamat, tapi dia mengalami cidera parah di kepalanya dan kehilangan ingatannya.
Dia tak mengingat apapun bahkan keluarganya. Saat itu hatiku hancur. Aku benar benar sedih saat melihat kakakku terbaring koma di rumah sakit. Dan itu juga menjadi kali terakhirku melihat kakakku.
Saat itu kondisi rumah sakit benar benar sepi. Aku sedang duduk sendirian di depan ruang ICU. Secara tiba tiba ada seorang pria dengan iris mata jingga mendekatiku. Awalnya dia bersikap baik padaku dan dengan bodoh nya aku mengikutinya saat dia mengatakan akan mengantarku ke taman bermain.
Ya.. Saat itu aku masih berusia lima tahun, jadi aku masih tak begitu mengerti. Ditambah lagi aku yang terlalu sedih setelah kematian orang tuaku dan kakakku yang masih koma. Tentu saja aku membutuhkan seseorang yang menghiburku walau hanya sebentar.
Saat itu, bukannya aku di bawa ke taman bermain, tapi justru ke suatu tempat yang cukup mengerikan. Itu adalah markas Dark Devil. Markas dari organisasi mafia terbesar di Delaria city.
Orang itu adalah Avren. Ketua dari Dark Devil. Pria yang sama yang selalu menyiksa dan menjadikanku sebagai manusia percobaan. Orang yang tak punya belas kasih. Orang yang sungguh kejam.
Saat itu aku di tempatkan di suatu ruangan. Ada sekitar 16 anak di sana yang rata rata seumuran denganku. Mereka juga korban penculikan dari mafia busuk itu.
Kami dilatih untuk menjadi penjahat. Berbagai jenis latihan mulai dari latihan fisik seperti berbagai macam beladiri, juga latihan dengan senjata. Kami juga diajarkan ilmu hacker dan trik trik dalam tindak kejahatan. Namun di samping itu, kami juga diberi pendidikan yang.. Bisa dibilang melebihi rata rata anak seusia kami.
Awalnya mereka merawat kami dengan baik, sampai suatu hari Avren membuat eksperimen percobaan pada manusia. Dan kamilah yang menjadi kelinci percobaan nya.
Kami diuji dengan berbagai obat obatan atau apapun yang dimasukkan pada tubuh kami. Beragam siksaan yang diberikan untuk menguji apa kami sanggup atau tidak.
Banyak anak anak yang telah meninggal karena tak sanggup menerima siksaan maupun percobaan yang dilakukan pada tubuh mereka. Hingga hanya tersisa dua orang yang selamat. Yaitu aku dan sahabatku Rei.
Ya, hanya kami yang selamat. Tapi Rei berhasil melarikan diri saat menjalankan misi. Namun berbeda denganku yang kembali tertangkap. Setidaknya Rei bisa mendapatkan kebebasan dan kebahagiaan.
Untuk mencegah hal itu terulang lagi, para mafia itu memberikan semacam kalung yang bisa mengalirkan listrik setiap kali aku membantah. Kalung itulah yang membuatku tak bisa kabur dan berbuat apa apa. Walau karena percobaan itu aku jadi memiliki semacam kekuatan, tapi tetap saja tegangan listrik yg di salurkan tidaklah kecil dan bisa membunuh orang biasa. Ya, aku masih selamat karena aku sudah terbiasa dan juga hasil dari percobaan itu. Tapi bagaimanapun tetap saja sakit.
Aku tetaplah manusia yang bisa merasakan sakit. Setidaknya mereka tak mencuci pikiranku agar terus menurut pada mereka. Jika tidak, sudah dipastikan aku akan menjadi boneka atau robot yang menuruti semua perintah tuannya tanpa membantah sedikitpun.
Bagaimanapun aku masih ingin merasakan kembali rasanya kebebasan dan kebahagiaan. Maka dari itu aku harus kuat dan terus berjuang untuk bebas dan membalas mereka semua.
Normal Pov
Revan terlihat mengerjap ngerjapkan mata nya menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam penglihatannya. Ia memandang ke sekitarnya. Suatu ruangan serba putih yang hanya ada satu tempat tidur di dalamnya. Kaki dan tangannya di rantai untuk mencegahnya melarikan diri. Tak ada jendela di ruangan itu. Hanya ada ventilasi kecil yang cukup tinggi di dinding. Ventilasi itu juga cukup kecil hingga hanya udara yang bisa masuk. Namun jumlahnya yang cukup banyak membuat ruangan itu tetap sejuk.
Revan menghela nafas. Lagi lagi di tempat ini. Jika begitu tak ada celah untuknya melarikan diri. Ia tau jika ada penjagaan ketat di luar sana yang membuatnya semakin sulit untuk kabur. Andai saja dia bisa menembus dinding pasti sudah ia lakukan untuk pergi dari tempat menyebalkan ini.
Revan mencoba untuk bangkit saat secara tiba-tiba rasa nyeri menjalar di dadanya. Ia pun mencoba memeriksanya dan ada perban yang membalut dadanya. Apa yang telah mereka lakukan padanya kali ini? Revan terlihat kesal, tapi apa daya? Dia tak akan bisa melakukan apapun.
Tapi semua itu tak membuatnya putus asa. "Aku pasti akan bebas dari sini. Akan kulakukan apapun untuk bisa keluar dari tempat ini! " Tekat Revan.
***
Sementara di tempat lain...
Terdengar suara ketukan pintu dari luar "masuk" Ujar seorang pemuda dari dalam. Setelah itu pintu terbuka dan terlihat seorang pemuda mengenakan pakaian biru putih masuk ke ruangan itu dengan wajah cerianya.
"Hai Raile!! " Sapa pemuda itu. Yap, siapa lagi kalo bukan Riz? Pemuda hyperactive yang menebar senyum kemanapun ia pergi. "Kau belum pulang? " Lanjutnya.
"Belum. Aku ingin menenangkan diri dulu. Aku masih kesal dengan Revan. Lagi lagi gagal menangkapnya. Sialan!! " Ujarnya kesal.
Riz terlihat mendekati Raile dan langsung merangkulnya "ahaha.. Nanti kau pasti bisa menangkapnya kok... Semangat ya!! Ayo senyum dong.. Muka itu jangan ditekuk.. " Ucap Riz sambil menarik bibir Raile agar tersenyum. Tapi justru di dorong oleh pemuda ber manik gold itu.
"Apaan sih?!" Protes Raile.
"Jadi orang itu harus ceria biar hidup semakin indah.. Aku tau kau kesal, tapi jangan terlalu larut dalam kekesalan mu. Gak baik loh.."
"Aku tau. Hanya.. Entahlah. Aku benar benar ingin menangkap nya. Ia telah melakukan banyak pembunuhan dan tindak kejahatan lain. Ini tak bisa dibiarkan Riz!! Jika terus dibiarkan maka mafia seperti mereka akan semakin merajalela!! "
Ada benarnya juga. Tapi tetap saja tak baik jika terlalu serius memikirkan itu. Sekali kali memang perlu ceria agar dunia tidak suram. Seperti masa lalu author gaje ini.
"Jadi, bagaimana dengan orang tadi? Apa sudah di interogasi?" Tanya Raile.
"Yap. Ken dan agen Kaito sedang mengintrogasi nya. Semoga dengan itu bisa mendapat banyak informasi tentang Dark Devil."
" Baguslah." Ucap Raile singkat dan mengambil jaketnya yang tergeletak di atas meja.
"Kau mau kemana? " Tanya Riz.
"Pulang. Ini sudah terlalu larut. Kakek pasti khawatir" Ucap Raile.
"Oya kakek! Haduh.. Pasti dia akan marah... Cepat Raile!! " Ucap Riz panik dan langsung menarik tangan Raile.
Riz dan Raile adalah saudara sepupu. Orang tua Riz tinggal di luar kota dan sangat jarang mengunjunginya karena sibuk dengan pekerjaan. Makanya mereka mengantarkan Riz untuk tinggal bersama Raile. Sedangkan orang tua Raile meninggal dalam kecelakaan. Raile pernah mengalami kecelakaan saat hendak berangkat sekolah dulu hingga dia kehilangan ingatannya. Saat itu orang tuanya meninggal di tempat dan hanya dia serta adik laki lakinya yang selamat. Namun ia sama sekali tak ingat mengenai adiknya karena dirinya kehilangan ingatan.
Kini ia tinggal bersama Fio dan kakek nya. Ingatannya perlahan mulai pulih dan ia mulai mengingat hampir semuanya. Walau bersama kakek dan adiknya, tapi itu masih tak bisa menghilangkan rasa rindunya pada seseorang. Jadi, dengan adanya Riz setidaknya bisa sedikit mengusir kesepian dan rasa rindunya dengan sikap hyperactive anak itu.
Tok tok tok!!!
"Assalamualaikum!! Kami pulang kek!!! " Seru Riz menggema di seluruh ruangan. Terlihat seorang kakek dan anak kecil berusia 8 tahun berjalan ke arah mereka.
"Wa'alaikum salam Haah.. Akhirnya kalian pulang juga. kakek sampai khawatir. Kemana saja kalian? " Tanya kakek dengan raut wajah khawatir.
"Iya! Kak Ile sama kak Riz lama banget!! " Ucap anak laki laki yang mengenakan pakaian kuning hitam.
"Maaf ya Fio.. Kak Raile dan kak Riz ada kelas tambahan tadi" Bohong Raile sambil mencubit pipi tembem Fio.
Dalam hati ia benar benar tak ingin berbohong pada kakek dan adiknya ini. Tapi mau bagaimana lagi? Tak mungkin juga ia menceritakan yang sebenarnya jika ia adalah anggota Shadow Agen organisasi agensi rahasia. Bisa kacau nanti jika identitasnya sebagai seorang agen ketahuan.
"Hmm... Yasudah deh. Kalo gitu aku mau main game sama kak Riz!!! " Seru Fio sambil memeluk Riz.
"Ahahaha.. Baiklah... Tapi sudah dipastikan kalo aku yang akan menang!!! " Ucap Riz sambil berlari masuk.
"Fio yang akan menang!!! " Serunya dan mengejar Riz. Sementara kakek dan Raile hanya menggeleng geleng kan kepala melihat tingkah keduanya.
"Raile mau ke kamar dulu ya kek.. " Ucap Raile.
Kakeknya pun mengangguk "hmm.. Baiklah."
Setelah itu Raile pun langsung naik ke kamarnya yang ada di lantai dua. Tapi bukannya beristirahat, Raile justru langsung membuka laptop nya dan kembali memeriksa laporan tentang kasus sebelumnya. Namun ia berhenti saat layar laptop nya menampakan foto Revan.
" Kenapa aku merasa ada yang aneh dengannya? "Gumam Raile.
walau bagaimanapun, sebenci apapun seseorang pada saudaranya, ikatan batin jauh lebih kuat dari semua kebencian itu.
Raile memang masih belum mengetahui jika Revan saudaranya, tapi pemikirannya akan berubah jika sudah mengetahui fakta yang mungkin akan mengejutkan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ghina Fithri
lanjut baca ya kak
2022-09-26
0
remahan off
Kasian sekali Revan, mendapatkan musibah yg amat berat untuk dirinya. Hati mereka terbuat dari apa ya? sampe harus bikin kelinci percobaan. Lihatlah pasti lu nyesel karna tahu dia saudaramu😤
2022-09-20
2
Neunek Ulka
Rasa kasih sayang pada sang kakak membuat Ia kuat dalam menjalankan kehidupan ini😭
2022-09-19
2