part 3 BIAL TANTIK TAYAK BUNDA

Usai mandi jinabat dan sholat subuh, Yuana menuju dapur untuk memasak. Menyepol rambutnya tinggi-tinggi dengan jepit berbentuk kerang dan memakai apron selutut warna krem dengan tali coklat tua, Yuana siap berjuang membuat sarapan untuknya dan suaminya.

Dalam kulkas, tersedia sayur sawi, kacang panjang, manisa atau labu siam serta tahu susu dan tempe siap goreng. Diambilnya sayuran tersebut, dicuci dan dibilas lalu dipotong-potong dan direbus. Dibubuhi sedikit gula dan garam dalam rebusan.

Lalu dipanaskan wajan di tungku satunya. Digorengnya tahu terlebih dahulu dalam minyak yang panas dan agak banyak. Agar tahu susu bisa krispi di luar dan lembut di dalam.

Sembari menunggu sayur matang, diambilnya bumbu pecel instan khas Madiun. Dituang secukupnya dalam mangkuk kecil dan disiram air panas dari termos, lalu diaduk-aduk hingga larut.

Tepat waktu, begitu bumbu pecel siap saji, sayuran dan tahu pun sudah matang. Dimatikan api pada rebusan sayur dan diangkat tahu menggunakan peniris minyak, lalu memasukkan tempe pada wajan.

"Assalamu´alaikum... Dik," ucap Amar yang baru pulang dari masjid sambil menenteng kantung plastik berisi kerupuk pesanan istrinya tadi sebelum ia berangkat ke masjid. Seperti hari-hari sebelumnya, sesudah sholat subuh berjamaah, Amar tidak langsung pulang tapi mengisi taklim terlebih dahulu. Memberi pencerahan rohani kepada para jama´ah sholat subuh di masjid perumahan tersebut. Jadi ketika ufuk fajar telah hilang, dia baru tiba di rumah.

"Alaikumussalam... Mas," jawab Yuana sembari mencium tangan suaminya itu.

"Siap-siap dulu Mas, habis itu sarapan. Tempenya bentar lagi matang."

Amar mendekat ke punggung Yuana, lalu memeluk pinggangnya dan menciumi leher serta bahu kanan istri yang sangat dicintai tersebut. Menghirup dalam-dalam aroma tubuh istrinya, hidung dan bibir menyusuri tengkuk dan belakang telinga. Menimbulkan gelenyar dan rasa geli pada Yuana.

"Maaas... sudah sana," mengedikkan bahu yang disentuh ujung hidung lelakinya.

"Rasanya pingin di rumah saja, menemani bidadari-bidadariku"

"Iiih... kebiasaan deh. Semalem masih kurang?"

Bukannya beranjak, Amar malah mempererat pelukannya. "Maunya seharian penuh semalem suntuk."

"Haiiish... " menggelengkan kepala tak habis pikir dengan kemauan suaminya. "Trus susu Nabila gimana? Uda mau habis lho Mas."

"Hhhhhuuuff... baiklaaah... mas siap-siap dulu." Merentangkan tangan dan menghentakkannya ke kanan ke kiri, berharap mengusir rasa malasnya. Sebenarnya bukan rasa malas, tapi lebih pada rasa berat untuk meninggalkan anak dan istrinya pergi pagi ini, walaupun hanya untuk pergi bekerja.

Amar melangkah ke kamar untuk berganti pakaian sedangkan Yuana menata makanan di meja makan yang berada di ruang tengah yang menyatu dengan dapur tersebut. Dapur yang modern minimalis, terlihat menyatu indah dalam interior ruang tengah tersebut. Yuana membersihkan dapur dan peralatan yang baru ia pakai memasak.

Sesaat kemudian setelah sarapan, Amar membantu mencuci piring yang baru digunakan. Lalu beranjak ke depan dan duduk di karpet ruang tamu, bersanding

dengan istrinya yang baru saja duduk dengan membawa pakaian yang mau diseterika. Diraihnya handphone di nakas kecil di sudut ruangan itu, lalu diaktifkan aplikasi taksi online miliknya.

dreeet...dreeet...

"Alhamdulillah Dik, mas langsung dapat orderan. Mas berangkat dulu ya... hati-hati di rumah," ucap Amar pada istrinya ketika aplikasi taksi onlinenya mendapat permintaan penumpang.

"Iya Mas, safe drive ya Mas. Jangan lupa nanti pulangnya, belikan susu buat Nabila. Jangan malem-malem juga pulangnya."

"Iya... Mas berangkat ya. Assalamualaikum pemilik hatikuuu" pamit Amar sesaat setelah mencium kening Yuana, lalu beranjak ke teras depan.

"Alaikumussalam penguasa hatikuuu" jawab Yuana tak kalah manja lalu meraih tangan suaminya dan mencium punggung tangan kekar itu.

Entah kenapa, Yuana seakan enggan melepas tangan Amran, menatap dengan penuh harap seakan mengatakan ´tolong jangan pergi´.

Kecupan singkat di ujung hidung, membuatnya terpaksa melepas tangan itu. Dipandanginya punggung sang suami yang berjalan ke carport sampai masuk ke dalam mobil.

Berlari kecil sambil membenarkan posisi jilbab instannya, Yuana membantu membuka lebar-lebar pintu pagar agar mobil yang dikendarai Amar bisa keluar. Kemudian Yuana berdiri di tepi pintu pagar menanti mobil Amar perlahan melaju mundur keluar halaman. Ketika posisi Amar dan Yuana sejajar, Amar membuka lebar-lebar kaca jendela.

Saat Yuana mengangkat tangan kanan untuk dilambaikan, secepat kilat Amar meraihnya. Dicium punggung tangan Yuana lalu menariknya hingga tubuh Yuana menempel pada pintu mobil.

"Apaan sih Mm... " belum selesai Yuana melontarkan keterkejutannya, Amar sudah merengkuh tengkuk Yuana dan membungkam bibir Yuana dengan ciuman dalam.

Seakan enggan untuk menghentikan aksinya, tangan kanan Amar mempererat genggamannya sedang tangan kiri menahan tengkuk istrinya sambil menggerak-gerakkan jemarinya hingga mengacak-acak kain yang menutupi tengkuk istrinya tersebut.

Meskipun terkejut dan menahan malu, Yuana pun membalas ciuman tersebut. Menyalurkan segala kegundahan yang dirasakan oleh keduanya pagi ini. Suara decapan dan deru nafas mendominasi pendengaran keduanya.

Begitu terasa melonggar, Yuana segera menarik dirinya. Dengan nafas sedikit tersengal, tangan kirinya menepuk pundak Amar. "Mas... iiiih malu tau. Ini kan di pinggir jalan," protes Yuana pada kelakuan suaminya barusan.

"Makasih yaa... bekal terindah yang akan kubawa sepanjang perjalanan Mas hari ini Dik."

Memandang pipi yang merona merah dan bibir ranum yang mengerucut menahan senyum, membuat Amar merasakan kehangatan dalam dadanya. Memajukan kedua bibirnya singkat seolah melemparkan ciuman jarak jauh dan menggerakkannya seolah mengucap salam lalu melajukan mobilnya perlahan menjauh.

Yuana pun membalas salam tersebut dengan tindakan serupa, hanya menggerakkan bibirnya tanpa suara. Sedikit melambaikan tangan di depan dada sambil menutup pintu pagar. Diliriknya rumah tetangga di depan, tampak Bu Marta sedang merapikan gorden di belakang kaca jendela sambil senyum-senyum sendiri.

Duh... malunyaaa... pasti beliau melihat tadi.

Berpura-pura tidak melihat Bu Marta, Yuana mengalihkan pandangannya pada mobil suaminya. Begitu mobil Amar menghilang di tikungan jalan, Yuana masuk ke dalam rumah. Ditutupnya pintu bersamaan dengan terdengarnya suara imut memanggilnya.

"Bundaa..."

Bergegas Yuana menuju ke dalam rumah mendatangi Nabila yang baru bangun dari tidurnya.

"Assalamu´alaikum sayang... sudah bangun?"

"Atum salam Nda. Bila mo pipiss."

"Anak pinteeer... ayo ke kamar mandi, sekalian mandi yaa... biar bersih, biar harum," ucap Yuana sambil menuntun putrinya ke kamar mandi.

Sambil menenteng termos air panas, Yuana menuntun Nabila pergi ke kamar mandi. Tidak seperti kamar mandi di rumah sebelumnya yang memiliki pemanas air otomatis, Yuana membiasakan diri memandikan anaknya dengan menambahkan sedikit air panas dalam gayung.

Sengaja tidak memakai ember untuk menampung air, mengandalkan air yang mengalir langsung dari kran agar terjaga kesucian air yang hendak digunakan.

Setelah mandi, Yuana memakaikan pakaian jumpsuit dengan lengan model sabrina pada Nabila. Mengikat rambutnya menjadi dua ikatan di kanan dan kiri, lalu mengusapkan sedikit bedak bayi pada wajah Nabila.

"Bial tantik tayak bunda ya," sahut Nabila dengan antusias.

"Hehe...iyaa... biar Bila makin cantik."

Terpopuler

Comments

🇮🇩كون كوني🇮🇩

🇮🇩كون كوني🇮🇩

Meski belum ada konflik, tapi tulisan yg rapi dan enak dibaca bikin aku nyantai baca.. Mangat, buns

2021-03-19

1

🇮🇩كون كوني🇮🇩

🇮🇩كون كوني🇮🇩

Keluarga yg hangat dan agamais..

Oh ya bunda asli mana? Madiunkah?

2021-03-19

1

lihat semua
Episodes
1 part 1 MAAF DAN JANJI
2 part 2 ILHAM ADELIO
3 part 3 BIAL TANTIK TAYAK BUNDA
4 part 4 KEPULANGAN BU FATMA
5 part 5 FIRASAT BURUK
6 part 6 MENGENASKAN
7 part 7 GELISAH TAK BERUJUNG
8 part 8 PINDAH KE ICU
9 part 9 NABILA JUGA CUCU IBU
10 part 10 PANGGIL IBU SAJA
11 part 11 AWAL KEHIDUPAN YANG BARU
12 part 12 MUNGKINKAH DIA?
13 part 13 DOKTER YUSUF?
14 part 14 AZYAN DAN NABILA
15 part 15 DEAL!
16 part 16 BISA MENDENGAR?
17 part 17 HASIL BIOPSI
18 part 18 AMAR SADAR
19 part 19 PESAN TERAKHIR?
20 part 20 UMMAH... MAAFKAN ILHAM
21 part 21 KAK JOSEPH!
22 part 22 GELAP
23 part 23 KENAPA?
24 part 24 INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHI ROOJI´UUN
25 part 25 RAPUH
26 part 26 PEMAKAMAN AMAR
27 part 27 KEGUNDAHAN BU FATMA
28 part 28 ALHAMDULILLAH
29 part 29 QURROTA A'YUN
30 part 30 ENJOY IT!
31 part 31 MEMBUKA LUKA
32 part 32 KERINDUAN (Bagai tidur bertalam air mata)
33 part 33 ANAK BARU
34 part 34 SELEPAS IDDAH
35 part 35 PONDOK REHABILITASI
36 part 36 TERKEJUT
37 part 37 PERTEMUAN TAK TERDUGA
38 part 38 DEJAVU
39 part 39 AAAAH
40 part 40 LAMARAN KAK JO
41 part 41 BERDAMAILAH HATI
42 part 42 NEW NORMAL
43 part 43 ASISTEN PRIBADI
44 part 45 PANTANG MENYERAH
45 part 44 AL HUBBU LAA YA'RIFU AYYA QOONUUN
46 part 46 ADAPTASI
47 part 47 MEMBACA PELUANG
48 part 48 PERCAYA SAJA PADAKU
49 part 49 KEGALAUAN DUA PRIA
50 part 50 SALAH PAHAM
51 part 51 CALON ISTRI
52 part 52 AKAL-AKALAN SAJA
53 part 53 MENIKAHLAH DENGANKU
54 part 54 BERTEMU BAJINGAN
55 part 55 KENAPA
56 part 56 IZINKANLAH
57 part 57 SIMPUL BENANG MERAH
58 part 58 SIMPUL BENANG MERAH (2)
59 part 59 SIMPUL BENANG MERAH (3)
60 part 60 SIMPUL TELAH TERBUKA
61 part 61 SURAT DARI LINDA
62 part 62 PENJELASAN PAPAH RUDI
63 part 63 TANOEWIDJAYA
64 part 64 MANUVER BU FATMA
65 part 65 UMROH
66 part 66 RINDU?
67 part 67 MAKAN SIANG DI ROMANSIAH
68 part 68 ATTA'ALLUMU FII KIBARI KANNAQSYI 'ALAL MAAI
69 part 69 PAPI... MAMI...
70 part 70 RENDEZ-VOUS
Episodes

Updated 70 Episodes

1
part 1 MAAF DAN JANJI
2
part 2 ILHAM ADELIO
3
part 3 BIAL TANTIK TAYAK BUNDA
4
part 4 KEPULANGAN BU FATMA
5
part 5 FIRASAT BURUK
6
part 6 MENGENASKAN
7
part 7 GELISAH TAK BERUJUNG
8
part 8 PINDAH KE ICU
9
part 9 NABILA JUGA CUCU IBU
10
part 10 PANGGIL IBU SAJA
11
part 11 AWAL KEHIDUPAN YANG BARU
12
part 12 MUNGKINKAH DIA?
13
part 13 DOKTER YUSUF?
14
part 14 AZYAN DAN NABILA
15
part 15 DEAL!
16
part 16 BISA MENDENGAR?
17
part 17 HASIL BIOPSI
18
part 18 AMAR SADAR
19
part 19 PESAN TERAKHIR?
20
part 20 UMMAH... MAAFKAN ILHAM
21
part 21 KAK JOSEPH!
22
part 22 GELAP
23
part 23 KENAPA?
24
part 24 INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHI ROOJI´UUN
25
part 25 RAPUH
26
part 26 PEMAKAMAN AMAR
27
part 27 KEGUNDAHAN BU FATMA
28
part 28 ALHAMDULILLAH
29
part 29 QURROTA A'YUN
30
part 30 ENJOY IT!
31
part 31 MEMBUKA LUKA
32
part 32 KERINDUAN (Bagai tidur bertalam air mata)
33
part 33 ANAK BARU
34
part 34 SELEPAS IDDAH
35
part 35 PONDOK REHABILITASI
36
part 36 TERKEJUT
37
part 37 PERTEMUAN TAK TERDUGA
38
part 38 DEJAVU
39
part 39 AAAAH
40
part 40 LAMARAN KAK JO
41
part 41 BERDAMAILAH HATI
42
part 42 NEW NORMAL
43
part 43 ASISTEN PRIBADI
44
part 45 PANTANG MENYERAH
45
part 44 AL HUBBU LAA YA'RIFU AYYA QOONUUN
46
part 46 ADAPTASI
47
part 47 MEMBACA PELUANG
48
part 48 PERCAYA SAJA PADAKU
49
part 49 KEGALAUAN DUA PRIA
50
part 50 SALAH PAHAM
51
part 51 CALON ISTRI
52
part 52 AKAL-AKALAN SAJA
53
part 53 MENIKAHLAH DENGANKU
54
part 54 BERTEMU BAJINGAN
55
part 55 KENAPA
56
part 56 IZINKANLAH
57
part 57 SIMPUL BENANG MERAH
58
part 58 SIMPUL BENANG MERAH (2)
59
part 59 SIMPUL BENANG MERAH (3)
60
part 60 SIMPUL TELAH TERBUKA
61
part 61 SURAT DARI LINDA
62
part 62 PENJELASAN PAPAH RUDI
63
part 63 TANOEWIDJAYA
64
part 64 MANUVER BU FATMA
65
part 65 UMROH
66
part 66 RINDU?
67
part 67 MAKAN SIANG DI ROMANSIAH
68
part 68 ATTA'ALLUMU FII KIBARI KANNAQSYI 'ALAL MAAI
69
part 69 PAPI... MAMI...
70
part 70 RENDEZ-VOUS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!