Pertemuan adalah takdir, dan setiap pertemuan selalu membawa kita ke takdir yang lain. ~Jessica Caroline~
****
Matahari mulai menyinari bumi dengan sinar indahnya. Ketika sinar itu tak sengaja tersentuh dengan kulit manusia, maka akan terasa kehangatan di tubuh kita. Awan di atas sana sangat cerah. Tumbuhan-tumbuhan hijau pun tampak segar dan hijau karena terkena cahaya matahari.
Jalanan di hari kerja pun mulai terlihat memadat. Banyak kendaraan roda dua dan roda empat yang mulai saling menerobos untuk menuju tempat yang mereka tuju. Para pelajar, mahasiswa dan pekerja mulai bergegas untuk melaksanakan kegiatan rutinnya.
Begitupun dengan Jessica. Gadis cantik itu begitu senang sejak bangun tidur. Hari ini, adalah hari pertama dirinya bekerja. Awal dari segala usaha dan upayanya untuk merubah sifat dan perilakunya selama ini.
Sejak dulu, dia selalu dikekang oleh papa yang begitu menyayanginya. Bahkan, tanpa melakukan apapun, cukup Jessica meminta pasti segera dia dapatkan.
Namun, setelah umurnya beranjak memasuki kepala dua, pikiran kritis Jessica mulai berkembang. Gadis itu semakin ingin keluar dari jeratan kekangan sang papa.
Dia juga menyadari bahwa dirinya juga harus bisa mandiri, apalagi hidup manusia tak ada yang tau. Jessica bisa membayangkan, jika dirinya manja dan sewaktu-waktu papanya diambil oleh Allah. Apa yang akan dia lakukan?
Itulah yang selalu dia khawatirkan. Akhirnya, setelah melakukan banyak pemikiran dan rencana. Jessica bisa lolos dari rumah papanya. Dia memilih mengubah identitasnya dan terbang ke negara yang saat ini dia pijaki.
Dia berharap besar di Negara dua musim ini. Jessica hanya ingin sukses tanpa bantuan sang papa dan bisa merubah semua sikapnya sekaligus mengembangkan hobinya yang begitu suka memasak.
****
Jessica segera keluar dari kamar kosnya dengan cepat. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.15 pagi. Terlalu asyik dengan membersihkan kamar kosnya, membuat Jessica menjadi lupa waktu.
Gadis itu segera mengendarai mobilnya menuju perusahaan. Pelan dia membawa mobilnya hingga masuk ke jalan raya. Jalanan mulai padat. Wajar saja jika hari ini adalah hari selasa. Hari padat untuk para pekerja dan pelajar.
"Ini kenapa macet begini sih!" keluh Jessica sambil memijat kepalanya pusing.
Dirinya memandang banyaknya kendaraan dari spion mobilnya, ternyata banyak pengendaraan mobil lain memanjang ke belakang dari mobil miliknya.
Jessica membuka kaca mobilnya lalu sedikit melongokkan kepalanya untuk melihat kondisi keluar.
"Pak permisi!" panggil Jessica saat ada seseorang melewati mobilnya.
"Iya, Mbak. Ada apa?"
"Emm di depan ada apa ya, Pak? Kenapa macet begini?" tanya Jessica sopan.
"Oh, di depan ada kecelakaan, Mbak," tutur Bapak dengan kaos berwarna biru.
"Emm, iya, Pak. Makasih yah."
Bapak itu mengangguk lalu melanjutkan langkahnya lagi. Jessica hanya bisa menghela nafas lelah sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.
Sekitar 30 menit, akhirnya mobil di depan Jessica mulai berjalan melambat. Tentu saja hal itu membuat gadis itu bernafas lega. Dia mulai melajukan mobilnya kembali mengikuti mobil-mobil di depannya.
"Akhirnya," gumam Jessica senang.
Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Jessica takut hari pertamanya bekerja akan terlambat. Sebentar dia menengok jam di tangannya dengan tidak mengurangi kecepatan mobilnya. Setelah itu, Jessica mulai melihat kedepan.
Namun apa yang terjadi?
"Astaga!"
Jessica menekan rem secara mendadak. Dia ketakutan setengah mati. Namun sayang,
Brakkk!
Jessica menabrak bagian belakang mobil di depannya. Dia takut setengah mati, namun kesalahan tak sepenuhnya dari dia. Siapa sangka pengemudi mobil depan berhenti secara mendadak.
Dengan tergesa gadis itu segera keluar dari mobilnya, saat melihat seorang lelaki berpenampilan rapi keluar dari mobil depan.
Sungguh, jika boleh jujur, detak jantung Jessica berdendang dengan kencang. Gadis itu takut dengan ekspresi dingin lelaki yang keluar.
Dia juga tahu, jika mobil yang dia tabrak adalah mobil mahal yaitu Bugatti. Menelan salivanya secara kasar, gadis itu mendekat ke arah lelaki tinggi dengan wajah dingin itu.
"Apa Nona tidak bisa mengemudi?" tanya lelaki itu dengan tatapan tajam.
"Saya?" tunjuk Jessica pada dirinya sendiri.
"Ya."
"Jika saya tak bisa mengemudi, maka saya tidak akan mendapatkan SIM yang saya punya," seru Jessica kesal.
"Lihatlah Nona! Mobil milik Tuan saya menjadi rusak karena Nona!" Lelaki itu menunjuk bagian mobil yang ringsek.
"Namun itu tak sepenuhnya salah saya!" Jessica geram.
Percekcokan di antara kedua orang yang saling bertentangan, membuat perhatian seorang lelaki di dalam mobil menjadi terusik.
Lelaki dengan setelan jas dan kemeja hitam putih itu keluar dengan langkah gagah. Aura dingin dan wibawanya terasa begitu mencekam. Bahkan Jessica sendiri langsung terdiam ketika melihat seorang lelaki menyusul keluar.
"Bagaimana, Bim?" tanya lelaki itu pada seorang lelaki yang tadi bersitegang dengan Jessica.
"Ringsek, Tuan," sahut Bima sopan.
Lelaki yang tak lain adalah Rey, menengok ke bagian mobilnya. Memang benar, keadaan mobilnya di bagian itu penyok cukup parah.
Rey menatap tajam dengan muka datar pada Jessica yang masih mematung. Tak ada rasa takut dan gemetaran dalam tubuh Jessica.
Dia terdiam, hanya karena melihat wajah lelaki di depannya begitu tampan. Jika diibaratkan, seperti wajah penyanyi idolanya, Zayn Malik.
Ketampanan mereka 11 12 jika disandingkan. Akan tetapi, keduanya sama-sama memiliki brewok tipis yang begitu menggoda. Rahang tegasnya begitu memuja jika seorang wanita menatapnya.
Ingin rasanya dia jatuh ke pelukan lelaki itu, namun sesaat lamunannya tersentak ketika suara dingin mengejutkannya.
"Nona!"
"Ah iya." Jessica gugup.
Gadis itu mengusap tengkuknya untuk menghilangkan rasa gugupnya.
"Ganti bagian mobil saya yang sudah anda tabrak!" ucap Rey dengan nada tegas.
Jessica membulatkan matanya. Apa telinganya tidak salah mendengar, semua ini juga buka kesalahan dirinya sepenuhnya.
"Saya tidak mau," sahut Jessica tak kalah tegas.
"Ganteng sih, tapi dingin banget," gumam Jessica dalam hati.
"Ini karena ulah anda, dan anda tak mau menggantinya?"
"Bukan kesalahan saya sepenuhnya, siapa suruh kalian berhenti mendadak?" seru Jessica tak mau kalah.
"Tapi kami berhenti juga, karena ada kendaraan di depan yang tiba-tiba memutus jalan kami," sahut Bima yang sudah kesal dengan tingkah gadis di depannya.
"Berarti itu kesalahan motor tadi, minta aja ganti rugi dengan dia!"
"Nona tapi…."
Jessica mengangkatnya tangan kanannya, agar lelaki di depannya diam.
"Saya bilang tidak ya tidak, karena ini bukan kesalahan saya seutuhnya."
Setelah mengatakan itu, Jessica segera berbalik dan masuk ke dalam mobilnya. Mulutnya tak henti menggerutu dengan tangan dan kaki yang langsung mengemudikan mobilnya. Meninggalkan dua lelaki yang masih berdiri ditempat yang sama, sambil menatap kepergian mobilnya
"Ya Tuhan, mimpi apa aku hari ini!"
"Lihatlah, sudah jam 8 pagi lewat. Mati aku jika ketemu dengan Tuan Daniel seperti ini."
Segera gadis itu mengendarai mobilnya cepat dengan mood yang sudah buruk. Dia berusaha tak mengingat kejadian beberapa menit yang lalu, dan berdo'a semoga tak dipertemukan dengan kedua lelaki itu lagi.
~Bersambung~
Jangan Lupa Like, Komen dan Vote yah!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
yeyeh pahriah
Paragraf-paragraf di awal bagus. Dari segi tatanan kalimatnya meluncur dengan indah. Untuk dialog belum ada greget, ya? Masih natural.
2021-12-25
0
Adiba A'yun
dah ngantuk. tp pngn lanjut
2021-07-20
0
Surtinah Tina
ketemu lagi lah Jesika.. .itu bos kamu...🥰🥰🥰🥰
2021-06-05
0