Mengejar Cinta Duda Tampan
Mimpi buruk itu terus mengejarku di alam mimpi, membuatku seakan merasa tak pernah tenang dan nyaman di setiap tidur malamku. ~Jessica Caroline~
****
Tubuh kaku tertutup kain berada tepat di dekapannya, lantunan ayat suci Al-quran semakin membuat guncangan di tubuh sang gadis. Air matanya luruh tak terbendung dengan bibir yang selalu mengucapkan mama, mama dan mama.
Hari ini menjadi hari paling menyakitkan bagi seorang gadis bernama Jessica Caroline. Mamanya meninggal saat dirinya baru berumur 17 tahun. Meninggalkan dirinya dan papanya saja di dunia ini.
Perasaan kehilangan ini selalu membuat Jessica terguncang hebat. Bahkan gadis itu meraung memeluk mamanya agar kembali ke dunia yang sama dengannya.
Dirinya tak ingin ditinggalkan, dirinya juga selalu ingin memeluk tubuh mamanya yang begitu dia cinta. Pelukan mama dan kasih sayangnya selalu dia dapatkan karena memang mamanya sangat menyayangi dirinya dan papanya.
Semenjak kejadian itu, tidur Jessica menjadi tidak tenang. Jessica selalu bermimpi memeluk mamanya yang sudah terbujur kaku. Seperti malam ini, teriakan itu kembali terdengar dari kamar kos miliknya.
"Mama...mama!" teriak Jessica dengan mata terpejam.
Air mata masih terlihat jelas di kedua matanya yang terpejam. Tangannya sudah bergerak mengayun ke atas dengan keringat membasahi dahi dan seluruh tubuhnya.
"Jangan tinggalin aku ma, jangan!" Seketika tubuh itu langsung terjaga.
Jessica tersadar dari mimpi buruknya. Nafasnya menderu dengan nafas tersenggal karena detak jantungnya yang begitu cepat. Air mata terus saja mengalir.
Dirinya menarik kedua kakinya dan menenggelamkan wajahnya di sela-sela kakinya itu.
"Kenapa mimpi itu selalu mendatangiku, hiks hiks." Bahu Jessica terguncang.
Jessica selalu seperti ini semenjak mamanya meninggal. Tidur tak pernah tenang, dan dirinya akan terjaga dengan memimpikan tubuh mamanya yang tertutupi kain.
Perlahan gadis itu memilih mencuci wajahnya di kamar mandi. Setelah itu, karena waktu masih menunjukkan pukul 2 dini hari. Maka, Jessica memilih untuk mengistirahatkan dirinya lagi meski harus menggunakan obat tidur.
Kecanduan obat tidur, mulai dia jalani semenjak kejadian itu. Jika dia tak meminum, maka dirinya harus siap bermimpi buruk. Meski kenyataannya, setelah dia meminum obat tidur, terkadang mimpi itu juga masih saja datang.
****
Sinar matahari mulai menembus memasuki celah yang bisa ditembusnya. Suara kicau ayam dan burung terdengar bersahutan. Bahkan, bunyi gesekan sandal dan jalan pun begitu terdengar jelas.
Namun semua itu, tak membuat tidur seorang gadis terbangun. Dirinya masih asyik berkelana jauh di alam bawah sadarnya. Hingga suara berisik dari arah kamar sebelah dan depan kamarnya, membuat matanya bergerak pertanda sang empu mulai terbangun.
“Ya Tuhan, sudah siang!” teriak Jessica saat melihat jarum jam di kamarnya menunjukkan pukul 07.30.
Jessica Caroline adalah gadis cantik berwajah bule yang hidup sendirian di Indonesia. Gadis itu memiliki rambut kecoklatan, dan mata tajam serta warna bola mata coklat. Tak lupa, bulu mata lentik yang membuat mata itu semakin terlihat mempesona dan alis nya yang rapi juga sedikit tebal membuat siapapun yang melihat Jessi akan menampakkan kekaguman.
Jangan lupakan, Jessica memiliki bibir yang sedikit bervolume, dan berwarna merah muda alami. Benda kenyal itu begitu terlihat mempesona, hingga mampu membuat siapapun lelaki yang melihat, pasti ingin membenamkan ciuman di bibir seksinya itu.
Selama satu minggu ini, Jessica memulai hidupnya di Negara Agraris. Bermodalkan Sertifikat kuliahnya, akhirnya Jessica mampu mendaftar pekerjaan di Perusahaan Pratama pada bagian Direktur Keuangan.
Kebaikan hidupnya kembali datang, gadis itu mendapatkan surat interview untuk segera hadir hari ini di Perusahaan Pratama.
Jessica segera melompat dari ranjangnya. Dirinya berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Hanya butuh waktu 20 menit, akhirnya Jessica sudah rapi dengan pakaian dinasnya.
Dengan mengenakan rok span hitam dan kemeja putih. Tak lupa jas hitam juga melekat di tubuhnya. Menambah kesan wibawa dan anggun pada diri seorang Jessica. Selesai dengan pakaiannya, dia segera mempoles wajahnya dengan make up tipis, dan mengenakan penjepit untuk merapikan anak rambut yang masih terlihat berantakan.
Selesai dengan make upnya, Jessica meraih sepatu pantofel di ranjang sepatunya dan segera menggunakan untuk menutupi kaki cantiknya.
Berlari kecil, Jessica menyambar tas jinjing dan berkas untuk interview yang sudah dia siapkan.
Segera gadis itu mengunci pintu kos dan berjalan sambil memesan ojek online. Karena dirinya telat bangun, akhirnya opsi menggunakan ojek online daripada mobil menjadi pilihan terbaik.
Seharusnya Jessica pukul 8 pagi harus sudah sampai di perusahaan. Tapi, melihat jam sudah semakin bergerak cepat, membuat dia mau tak mau harus menggunakan jasa ojek online. Dirinya juga memanjat doa, agar tak telat datang dihari interviewnya kali ini.
****
Di depan Gedung Perusahaan Pratama.
Selepas turun dari ojek online, Jessica segera melepas helm yang bertengger di kepalanya dan mengembalikan pada drivernya. Dengan tergesa juga, Jessica memberikan upah yang dia ambil dari tas miliknya.
“Kembaliannya, Neng?” tanya lelaki yang kepalanya masih dibalut helm berwarna hitam.
“Tidak usah, Pak,” ucap Jessica.
Gadis itu bersyukur memiliki kemampuan beberapa bahasa dengan baik. Jadi semua itu, sang membantu sekali disaat-saat seperti ini.
Gadis itu juga sedang beradaptasi dengan negara yang memiliki dua musim itu. Mungkin untuk sekarang, gadis itu tak menyukai hujan. Karena menurutnya, basah adalah hal yang begitu memuakkan, pikir Jessica.
Jessica berdiri diam menatap tingginya perusahaan di depannya. Dalam hati, gadis itu hanya tersenyum kecut, saat menyadari jika dirinya harus bekerja pada orang lain.
Dengan percaya diri, gadis itu memasuki gedung tinggi bernama Perusahaan Pratama. Dirinya mencoba melupakan segala masalah yang terjadi di otaknya untuk sementara waktu. Segera Jessica melangkahkan kakinya menuju meja Resepsionis yang berada disana.
“Permisi,” ucap Jessica sopan.
“Ya ada apa?” sahut Resepsionis ber-name tag Lala itu.
“Saya mau melakukan interview hari ini,” ujar Jessica memberitahu.
“Oh baiklah, mari ikut saya!” ajak Lala.
Jessica mengekori Lala dibelakangnya. Mereka segera menaiki lift menuju ke lantai 15. Disana mereka langsung menuju tempat HRD dan ruangan untuk melakukan interview.
Ting.
Pintu lift terbuka.
Masih tetap sama, Jessica mengikuti Lala hingga gadis itu berhenti pada sebuah pintu kayu berwarna coklat.
“Silahkan masuk!” perintah Lala ramah.
“Terima kasih yah,” ucap Jessica tulus sebelum dirinya masuk ke dalam.
“Sama-sama,” sahut Lala sopan.
Sepeninggal Lala, Jessica mulai membenahi penampilannya agar terlihat rapi. Dia berharap banyak pada perusahaan ini untuk menopang hidupnya saat ini. Dirinya mulai mengetuk pintu secara perlahan dan segera masuk kedalam saat terdengar sahutan.
Rasa gugup pun mengalir di tubuhnya. Jantungnya berdetak begitu kencang. Tangannya mulai sedikit bergetar. Namun dalam hati, gadis itu selalu memanjat do'a agar Allah memudahkan urusannya hari ini.
“Silahkan duduk, Nona!” pinta lelaki berjas hitam dan wajahnya berkisar 30 tahunan.
Jessica hanya tersenyum dan mulai duduk dengan sopan. Tak lama, datanglah dua orang lelaki dan perempuan paruh baya berpenampilan rapi. Dalam tebakan Jessica, menurut penglihatannya, dia menilai, orang yang baru saja masuk adalah orang yang akan menginterview dirinya.
Setelah semuanya siap, dimulailah sesi interview itu. Terlihat jelas, jika Jessica menjawab semua pertanyaan dengan tenang bahkan terkesan elegan. Jawaban yang diberikan pun selalu membuat para atasan disana mengangguk dan terpukau akan jawaban Jessica yang didengar.
Tak butuh waktu lama, Jessica menyelesaikan sesi interview secara baik, dan hasilnya ternyata dia langsung diterima oleh Perusahaan Pratama.
Puji syukur selalu Jessica panjatkan pada sang pencipta-NYA. Sepertinya, gadis itu akan mengadakan bagi-bagi makanan pada Panti Asuhan untuk acara selamatan dirinya diterima kerja.
“Selamat bergabung di Perusahaan Pratama, Nona Jessica,” ucap lelaki bername tag Daniel.
“Terimakasih, Tuan Daniel.”
“Mulai besok, anda langsung bisa bekerja dan dibantu oleh Direktur Keuangan yang lama, Nona. Selama masa pelatihan, saya berharap anda belajar dengan baik bersama Direktur Keuangan yang lama,” ucap Daniel kepala HRD di Perusahaan Pratama.
“Baik Tuan Daniel, saya pasti akan bekerja semaksimal mungkin bersama Direktur yang lama.”
~Bersambung~
Hai selamat datang di novel terbaruku, eh novel hiatus aku lanjutin maksutnya dan ku pindah kesini, hehehe.
Jangan lupa beri like dan komen yah. Dukung karya author dengan beri vote poin atau koin. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
Assalamualaikum hai 🖐🖐 salam kenal dari ku
2023-10-05
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, searchnya pakek tanda kurung biar gak melenceng yaa
2023-01-15
0
Kar Genjreng
mampir nanti ya author Jback🤣🤣🤣🤣👍👍👍
2022-11-06
0