Keesokan paginya seperti yang telah di janjikan Geby, dia sedang menunggu Dikha di pintu gerbang sekolahan.
Kebetulan Geby hari ini berangkat pagian, malah dia yang berangkat paling pertama dan juga dia tidak di antar, dia menggunakan sepeda motor milik mamanya, yah meski tak begitu bagus-bagus amat, karena memang motor itu sudah lama.
Tanpa rasa malu Geby mengendarainya, kalau itu Geby asli tentu dia akan malu, pasalnya dia putri dari keluarga Pradita keluarga terkaya tingkat ketiga, masa naik motor? Tapi tidak dengan Geby yang jiwanya adalah Nova, dia tak merasa malu atau apa pun itu, karena memang dia sudah merasakan rasanya susah senangnya dalam hidup.
Duduk di sepeda motornya dengan sabar Geby menunggu Dikha. 10 menit berlalu, akhirnya orang yang di tunggu-tunggu akhirnya datang dengan mengendarai sepeda nya.
"Geb, sudah lama?" panggi sekaligus tanya Dikha.
"Ya lama banget, kamu ini lelet banget tau," gerutu Geby dengan kesal, tapi sebenarnya dia tak kesal kok.
"M-maaf," Dikha menunduk.
"Tidak apa, memang aku yang salah karena berangkat kepagian," ucap Geby.
"Emangnya kamu berangkat jam berapa? Oh pake motor?" tanya Dikha sambil mengayuh sepedanya beriringan dengan Dikha.
"Jam 6, emangnya kenapa kalau pake motor?" Geby.
"Ah pantesan lama menunggu, kepagian banget ternyata. Tidak apa sih cuman merasa asing aja, ngelihat kamu pake sepeda motor dan jika anak-anak kelas maupun sekolah tahu itu bakal heboh loh," Dikha.
"Gak perduli tuh, terserah mereka mau kata apa, kan mulut, mulut mereka sendiri, gak ada hak melarang," ucap acuh Geby.
Dikha menggelengkan kepalanya pasrah menghadapi perilaku baru dari Geby yang sekarang menjadi temannya.
Mereka memarkirkan sepeda dan sepeda morot mereka di parkiran sekolah, bersebelahan dengan mobil-mobil mewah para murid.
Mereka berjalan berbarengan menysuri koridor sekolah sambil berbincang-bincang tanpa mengihraukan bisik-bisik yang membuat telinga panas.
Sesekali mereka tertawa, itu membuat semua orang yang mereka lewati melongo. Pasalnya Geby si pembully sedang tertawa dengan tulus dan lepas? Mereka terkejut karena tak pernah melihat yang namanya Geby tertawa dengan tulus dan lepas seperti sekarang, tapi apa ini? Mereka melihat dengan nyata, biasanya dia hanya akan tersenyum saat bersama Kenan sang tunangan dan jika tak bersama Kenan wajahnya akan menjadi dingin, senyumannya hilang seperti tak pernah tersenyum.
Memang setelah terhindar dari maut semua orang bisa berubah, fikir mereka.
Meski Geby telah berubah, tetap saja dia masih tak di sukai, karena sekarang dia berteman dengan si miskin 'Dikha' yang selalu di jauhi dan selalu di babuin oleh murid lainnya.
Entah sekarang apakah ada yang berani ngebabuin Dikha secara sekarang Dikha tak pernah jauh dari Geby begitu pun sebaliknya.
...
Bel istirahat berbunyi, segera Geby dan Dikha beranjak ke kantin, tapi langkah Geby terhenti saat tangannya di cekal seseorang.
"Kita harus bicara," ucap Kenan. Ya dia kenan yang mencekal tangan Geby.
"Kenapa aku harus menurutimu?" Geby dengan acuh.
Tanpa persetujuan Geby, Kenan menarik tangan Geby secara paksa. "Hei," bentak Geby "Dik siapin makananku juga ya, samain aja sama punyamu, kau tunggu di kantin aku akan segera menyusulmu," teriak Geby bicara dengan Dikha.
"Baiklah," lirih Dikha dengan perasaan kesal.
Di atap sekolah
"Bisa lepasin tanganku?" ucap Geby, tapi tetap tak di lepaskan Kenan, tanpa berbalik pula.
"Hei kau tuli ya," bentak Geby.
Jika bukan karena tubuh Geby ini masih lemah, dia pastikan pria di depannya ini sudah di pukul nya sampai babak belur, tapi apa lah daya karena dia masih lemah daj cekalan tangan Kenan ini cukup kuat.
Geby menarik-narik tangannya dan seketika Kenan melepaskan ceklannya terhadap tangan Geby. Melihat itu Geby berniat pergi, tapi di hentikan oleh Kenan.
"Apa lagi? Dari tadi diam mulu, apa kau bisu?" sarkas Geby.
Raut wajah Kenan terlihat aneh dan tak dapat diartikan "Kau terlihat aneh akhir-akhir ini," ucap Kenan dengan raut wajah yang terlihat berfikir.
"Aneh? Dari mananya?" Geby.
"Tidak biasanya kau menghindariku," Kenan.
"Heh, kau fikir aku akan selalu bergelayut di dekatmu setelah semua yang kau perbuat padaku? Tidak!" ucap Geby penuh penekanan di kata 'tidak'. kemudian dia pergi tanpa mendengar respon dari Kenan.
Dia bergegas ke kantin mencari sosok pria cupu "Hei," sapa Geby sambil ngos-ngosan. Karena dia berlari ke kantin agar cepat sampai karena waktu istirahat itu singkat.
"Ah kau sudah datang! Ini pesanan mu," ucap Dikha.
Ya memang Dikha yang di cari oleh Geby, karena kan dia sudah berpesan untuk mengambilkan makanan untuknya.
"Makasih," ucap Geby.
Mereka pun makan dengan tenang di satu meja mengabaikan tatapan-tatapan serta perkataan-perkataan dari sekitar mereka.
Tak terasa bel masuk dan pelajaran di mulai.
Di kelas sekarang Dikha dan Geby duduk berdampingan, karena memang mereka mulanya sendiri-sendiri.
Dikha terlihat curi-curi pandang dengan Geby yang terlihat melamun menatap keluar jendela.
POV Dikha on
Saat dia masuk kembali setelah mengalami kecelakaan yang menggemparkan keselurih penjuru sekolah ini, sikapnya berubah? Dia terlihat menjadi acuh, yah meskipun biasanya juga acuh, tapi sekarang dia tidak menatapku dengan tatapan benci seperti biasa, dan lagi dia tak langsung menghampiri Kenan setiap ada waktu luang selain pada saat jam belajar? Memang sudah di ketahui oleh hampir seluruh murid sekolah ini, jika Geby sangat-sangat menyukai Kenan dan selalu menempel padanya, dan tak berapa lama mereka menjalin pertunangan, tapi sikap Kenan tetap sama terhdapnya, dingin dan tak memperdulikannya.
Aku tidak membencinya karena sering membully ku, sebenarnya sangat mudah untuk melawannya, tapi itu tidak untuk sekarang karena selain dia banyak murid lainnya yang lebih parah membully ku.
Akan ku tahan semua bully an mereka sampai waktunya tiba nanti, aku akan membalas mereka.
Saat istirahat pun dia (Geby)membuatku merasa aneh akan sikapnya, dia tak langsung mendekati Kenan seperti biasanya, tapi terlihat asik dengan urusannya sendiri.
Aku duduk makan di kantin seperti biasa dan selalu sendiri, karena memang tak ada yang menyukaiku, pasalnya semua orang tahu jika aku adalah anak miskin dan masuk sekolah ini melalaui beasiswa, tapi aku tak masalah akan hal itu, aku lebih senang sendiri, aku tak suka di dekatin hanya untuk dimanfaatkan.
Murid-murid tak tahu identitasku sebenarnya, karena memang itu keinginan ku dan untuk masuk dengan beasiswa itu juga memang benar, tapi untuk anak miskin, yah itu sebenarnya tidak benar karena aku...
Ah, aku terkejut dan lamunanku buyar saat seseorang dengan santainya duduk di depanku, makan satu meja denganku, apakah tidak salah?
Setelah ku lihat siapa orang tersebut, lagi-lagi aku terkejut sampai-sampai aku tak sadar sudah berapa lama aku menatapnya.
"Kenapa? Apakah ada sesuatu yang aneh di wajahku?" ucap Geby tanpa mendongak membuatnya terinjak kaget dan aku langsung menunduk. Bukan takut, cuman akting seperti biasanya, menjadi murid cupu dan penakut.
"Hmm, ada apa? Apakah ada kotoran di wajahku?" dia kembali bertanya dan aku pun hanya menggeleng mendalami peranku.
"Coba kalau orang nanya tuh di jawab kek, jangan angguk geleng aja," ucap Geby dan aku menjawab dengan gagap "I iya,"
.........
Happy Reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Oi Min
Fix ini...... Dhika fake nerd boy...... Jangan2 dia malah anak orang kaya peringkat pertama lagi....
2022-03-16
1
Mai Manah
up
2021-03-11
0