Hana melihat putrinya yang seperti banyak pikiran pun "Geb," panggil Hana.
Geby tersentak saat Hana memanggilnya.
"Ah ya ma?" Geby.
"Kamu kenapa?" Hana.
Geby menggeleng dan memberikan senyum yang tak pernah diberikan oleh Geby asli terhadap keluarganya maupun orang lain.
"Sudah siap?" tanya lembut Hana pada putrinya.
"Siap," jawab Geby kembali ceria.
Mereka pun turun ke lobby dan keluar, di luar tepat di depan rumah sakit terdapat mobil mewah telah menunggu mereka.
Pengawal yang memang bertugas menjaga keluarga Pradita selalu mengikuti dan membawakan barang bawaan mereka.
Selama 30 menit di perjalanan Geby memilih memejamkan matanya, tidur.
Setelah sampai Hana membangunkan Geby dan mengantarkannya ke kamar Geby yang semula.
"Istirahatlah, nanti saat waktunya makan malam akan mama panggil," Hana.
"Baik," Geby.
Setelah ditinggalkan Hana Geby langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur king size nya.
"Hah, malam ini aku harus mengatakan keinginan ku untuk kembali sekolah. Lebih cepat membereskan masalah kan lebih baik, jadi setelahnya aku bisa bebas, karena memang Geby asli tak akan kembali, dan aku bisa hidup tenang di dunia ini," ucap Geby senang.
Geby duduk "Ah, apa aku harus membuat rencana ya, agar penyelesaian masalahnya akan berjalan dengan mulus. Tapi....ah nanti saja deh, aku mau tidur aja dulu,"
Tak berapa menit menyamankan tubuhnya di kasur king size-nya Geby sudah berada di alam mimpinya.
07:00 p.m
Tok tok tok "Geb," panggil Hana.
Geby langsung terduduk dengan linglung masih mengumpulkan kesadarannya, karena bangun mendadak.
"Geb, kau masih tidur?" Hana.
Setelah lumayan sadar "Ya ma aku sudah bangun kok, mama duluan aja, aku mau cuci muka dulu," Geby.
"Baiklah, cepat ya!" Hana.
"Iya," Geby.
Geby pun bergegas ke kamar mandi, menggosok gigi dan cuci muka. Setelah cukup dia turun ke bawah tepatnya ke ruang makan.
Dari tangga terlihat seluruh keluarganya yang berjumlah empat orang sudah berada di meja makan "Selamat malam," Geby.
"Malam, ayo duduk kita makan," Hana.
Hanya Hana sang mama yang menyahut, tidak dengan ayah serta kedua kalinya yang menatap aneh Geby.
"Tumben?" ucap Datar Yoga.
"Ya?" Geby.
"Tumben mau makan bareng, biasanya makan sendiri di kamar, dan apa itu 'selama malam' Tak biasanya kau banyak bicara," ucap Yoga sinis.
Memang pada dasarnya keluarga ini tak dekat dan tak saling menyapa. Makan malam bersama ini juga di lakukan sesaat setelah Geby mengalami kecelakaan, sebelumnya mereka akan makan masing-masing.
"Emang apa salahnya menyapa? Gak ganggu kamu juga kan?" ucap Geby acuh.
Perkataan Geby itu semakin membuat raut wajah semua orang tak dapat di artikan.
"Oh ya ma, besok aku mau masuk sekolah, bisa kan?"
"Kan kamu baru keluar rumah sakit sayang, kenapa tidak istirahat saja dulu?" Hana.
"Tidak ma, lagian di rumah sangat lah membosankan," melas Geby.
"Baiklah," Hana mengalah dengan wajah melas putrinya itu.
"Heh, di sekolah juga palingan kerjaannya ngebully, buat apa sekolah," ucap Farel sinis.
"Terserah ku, kan bukan kamu yang aku bully," sarkas Geby.
"Sudah diam lah, cepat makan," ucap Danu menghentikan perdebatan anak-anaknya itu.
Makan malam selesai dengan tanpa adanya percakapan lagi setelah perdebatan sebelumnya. Semuanya dengan pikirannya masing-masing, entah apa yang mereka pikirkan, tapi itu bukan urusan Geby, karena sekarang yang harus di pikirkannya menyelesaikan semua masalah Geby asli di luar terlebih dulu dan untuk yang di lingkungan keluarganya akan dilakukan secara perlahan.
...
Cuit
Cuit
Cuit
Pagi cerah menyambut sesosok gadis yang terlihat sangat bersemangat, terlihat dia telah bangun sedari jam 5 pagi, tidak biasanya seperti itu membuat para pekerja rumah besar itu terheran-heran.
"Non Geby lagi olahraga ya?" tanya pak Sapri si tukang kebun.
"Iya nih pak, badanku terasa kaku, jadi olahraga sebentar," sahut Geby dengan senyuman.
"Oh, bapak jadi senang lihat non Geby jadi lebih ceria dan bersemangat," ucap pak Sapri yang di balas Geby dengan senyuman.
Geby melanjutkan olahraga nya dengan lari keliling komplek.
06:10 a.m
Geby kembali ke rumah dan mendapati mamanya dengan wajah panik.
Geby mendekatinya dan "Geb kamu kemana aja? Mama nyariin kamu dari tadi loh, mama khawatir," Hana.
"Maaf ma, tadi Geby cuman olahraga keliling komplek kok," Geby.
"Oh, kalau begitu mandi gih lalu sarapan nanti mama yang ngantar ke sekolah," Hana.
"Ok bos," Geby.
Geby pun memasuki kamarnya, melakukan ritual mandi, setelah selesai dia pun mengenakan seragam sekolahnya yang baru di ambil dari penyimpanan, pasalnya seragam Geby yang dulu sangat-sangat tak pantas di pakai. Bagaimana tidak bukannya mau ke sekolah, tapi seragam itu seperti mau ke club.
Memoles tipis bedak dan tak lupa Lip Tin menambah kadar kecantikan Geby yang mulanya memang cantik.
Memasukkan buku serta alat tulis untuk belajar ke dalam tas yang baru di ambil di lemari penyimpanan pula, karena isi dari tas Geby dulu adalah alat-alat make up bukan alat untuk belajar.
Setelah selesai menyiapkan semuanya Geby menuruni satu persatu anak tangga menunju dapur.
Karena sekarang sudah jam 07:10 a.m, semua orang telah berangkat ke pekerjaan masing-masing, kecuali Hana yang memang menunggu Geby.
"Pagi ma," sapa Geby.
"Pagi, yuk cepat sarapan, nanti telah loh," Hana.
"Baik," Geby.
Susu, roti dengan selai nanas menjadi sarapan Geby.
"Sudah?" Hana.
"Sudah, yuk berangkat," Geby.
Mereka pun berangkat menggunakan mobil pribadi berwarna putih milik Hana.
30 menit, akhirnya sampai di depan pintu gerbang sekolahan Geby. Sekolah berbasis internasional, sekolah favorit, sekolah para anak orang kaya dan lainnya yang pastinya berhubungan dengan kekayaan.
Pintu gerbang sudah mau di tutup, wajar memang Geby mintanya gak terlalu pagi berangkatnya.
"Ma, aku sekolah dulu," ucap Geby seraya mencium pipi mamanya.
"Iya sayang, semangat belajarnya," Hana.
Mobil Hana pun melaju meninggalkan sekolahan.
Geby berjalan dengan tergesa-gesa menuju gerbang yang akan di tutup.
"Tunggu pak," ucap Geby.
Gerbang pun di hentikan dan pak satpam membiarkan Geby masuk.
Geby sedikit berlari menuju kelasnya, dari ingatan Geby asli kelasnya berada di lantai dua kelas paling ujung yaitu kelas 11 A. Kelas para anak orang kaya berkumpul, tidak memandang pintar atau pun tidak.
Setelah mendapati kelasnya Geby langsung masuk dan kebetulan juga setelah masuk bel masuk berbunyi.
Saat masuk pun terlihat banyak tatapan yang berbeda-beda dari semua teman di kelas Geby "Sepertinya mereka semua memusuhi Geby?" batin Geby.
Tak menghiraukan mereka yang menatapnya, Geby memilih duduk paling belakang, pojok dekat jendela. Sesaat setelah duduk guru pun masuk ke kelas dan memulai pelajaran yaitu pelajaran Matematika.
Bukannya sok pintar, tapi jiwa di dalam tubuh Geby merupakan jiwa yang jenius, apalagi dia juga sudah lulus SMA, jadi dia tak terlalu memperhatikan penjelasan guru di depan, tapi dia asik melihat keluar jendela, entah apa yang di lihatnya.
.........
Happy Reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Oi Min
Semangat Nova
2022-03-16
0
masiya@
semagt ,,,,,tor untuk saeson 3 nya ni
2022-02-27
0