3.4

Tak terasa bel istirahat berbunyi dengan segera Geby membereskan buku-bukunya.

Setelah selesai dia pun berdiri ingin beranjak keluar, tak sengaja matanya menuju seseorang.

"Ah pasti dia Kenan, si tunangan yang tak bertanggung jawab dan di sampingnya pasti Keyza, si perempuan ular," batin Geby menatap sinis keduanya. "Langkah awal ku yaitu menghindari mereka dan memutuskan pertunangan ini," lanjutnya kemudian berlalu keluar kelas.

Sontak itu membuat semua penghuni kelas kebingungan atas sikap Geby. Pasalnya setiap saat di sekolah Geby selalu menempel dengan Kenan dan selalu mem-bully Keyza, bukan Keyza saja yang di bully, tapi biasanya si culun Dikha.

Alasan Geby mem-bully Keyza sudah pasti karena, dia selalu dekat dengan Kenan, tapi kalau Dikha, karena menurutnya Dikha itu merusak pemandangan dan merusak moodnya kalau melihatnya, dan juga karena semua orang tahu jika Dikha orang miskin tapi dia jenius, jadi bisa sekelas dengan para anak orang kaya.

Bukan Geby saja yang mem-bully Dikha, tapi murid yang lain pun juga.

POV Kenan on

Saat Geby masuk ke kelas aku sangat terkejut, pasalnya baru dua minggu dia tak masuk, tapi sudah sembuh, bagaimana bisa? Bagaimana seseorang yang jatuh dari ketinggian dapat pulih dengan cepat dan lagi dia terlihat tak seperti sehabis mengalami kecelakaan yang fatal.

Saat pembelajaran berlangsung, sesekali aku melihat nya, tapi dia tak menatapku seperti biasa, dia seperti melamun.

Bel istirahat berbunyi

Lagi-lagi aku di buat terkejut, saat mata kami bertemu, bukan pandangan memuja seperti biasa, tapi pandangan sinis serta benci yang terlihat. Sama seperti saat dia melihat ku, saat melihat Keyza pun seperti itu.

POV Kenan ****End****

Kantin

Setelah mengambil jatah makannya Geby mencari tempat duduk, tapi tak terlihat ada dan saat melihat di pojokan ada kursi meja yang dengan 2 kursi kosong. Di situ juga ada satu orang, dia adalah Dikha, tapi Geby tak perduli, yang penting dapat duduk untuk makan.

Geby duduk dengan tenang tanpa menghiraukan tatapan terkejut para murid lainnya. Bisikkan pun tak di perdulikan Geby, yang penting sekarang perutnya terisi, karena pagi tadi kan dia hanya makan roti dan minum susu.

Lain hal nya dengan Geby yang terlihat acuh, tidak dengan orang yang duduk di depan Geby.

Dikha? ya dia Dikha, dia sangat terkejut saat seseorang mau duduk dekat dengannya, dan setelah melihat siapa orang tersebut lagi-lagi membuatnya syok.

"Kenapa? Apakah ada sesuatu yang aneh di wajahku?" ucap Geby tanpa mendongak.

Dikha yang tertangkap basah mencuri-curi pandang ke arah Geby, langsung menunduk.

"Hmm, ada apa? Apakah ada kotoran di wajahku?" tak mendapat sahutan dari orang di depannya, Geby kembali bertanya.

Dikha menggeleng "Coba kalau orang nanya tuh di jawab kek, jangan angguk geleng aja," Geby.

"I-iya," gagap Dikha.

"Iya apa?" Geby.

"T-tidak ada apa pun di wajahmu, c-cuman a-aku kaget saja, k-karena kau mau duduk di dekatku," jawab Dikha gagap karena gugup.

"Emangnya kenapa? Kau kan juga manusia, dan emmm tidak kotor dan jika di perhatikan dengan sesama kau ganteng juga," ucap Geby santai sambil melihat penampilan Dikha dari atas hingga bawah, tak tahu jika orang yang di katai begitu sedang memerah malu.

"Kamu berubah," lirih Dikha, tapi masih di dengar Geby.

"Emangnya kamu mau aku tetap seperti dulu, selalu mem-bully mu?" Geby.

Dikha dengan cepat menggeleng "T-tidak, aku suka kau seperti ini,"

"Eits, jangan naksir denganku ya," ucap Geby sambil melambaikan lengannya ke kanan dan ke kiri.

"E-eh, t-tidak kok cuman aku suka lihat kamu tidak mem-bully lagi," Dikha.

"Oh, tapi kalau suka beneran sih juga gak pa pa," ucap Geby santai.

"Eh???" Dikha terkejut dengan pernyataan Geby.

Bel masuk berbunyi, Geby selesai dengan makannya langsung beranjak ke kelas barengan dengan Dikha.

Siswa-siswi yang belum masuk ke kelas mereka terlihat berbisik-bisik melihat kejadian langka tersebut. 'Geby sang pem-bully jalan bareng dengan yang di bully? Apakah otak Geby jadi geser setelah mengalami kecelakaan itu?'

...

Setelah menjalani pembelajaran dan mendengarkan penjelasan yang membosankan dari guru, akhirnya bel pulang pun berbunyi.

Geby memasukkan semua buku dan alat tulisnya beranjak mau pergi tak karena teringat satu hal dia mengurungkan niatnya menelpon jemputan.

"Dik, kamu ada waktu?" Geby.

"Hah? Y-ya ada kok," sahut cepat Dikha.

"Ikut aku," Geby.

"Kemana?" Dikha.

"Ikut aja," Geby.

Geby pun menyeret eh bukan menyeret tapi menarik lengan seragam Dikha.

Mereka berhenti di depan cafe, memasukinya dan duduk di salah satu meja kosong.

"Ada yang ingin di pesan?" tanya pelayan cafe tersebut.

"Kapucino, kamu?" Geby.

"Samain aja," Dikha.

"Baik, di tunggu," pelayan.

Kembali kepada Geby dan Dikha

"A-ada apa kamu ngajak aku ke sini?" tanya Dikha.

"Aku mau tanya, karena hanya kamu yang mudah di dekati," Geby.

"Tanya apa?" Dikha.

"Begini, siapa saja yang pernah ku bully selain kamu dan Keyza?" Geby.

Pertanyaan Geby ini membuat Dikha tersedak saliva nya sendiri.

"Eh? I-itu yang sering kamu bully cuman aku dengan Keyza, untuk yang lain paling kamu gertak," jelas Dikha.

"Eh? Masa?" ucap Geby tak percaya.

"I-iya, kalo di sekolahan cuman itu, palingan kamu ngebentak murid lain kalau membuat salah denganmu," lanjut Dikha.

"Masa? Lalu apa yang membuat jiwa tidak tenang dan memiliki penyesalan? Kalau bukan dengan orang lain, apa jangan-jangan dengan keluarganya? Itu sih pasti, tapi dalam ingatannya aku melihat di sedang ngebully pelayan culun, tapi itu kan si pelayan yang jumlahnya minuman ke pakaiannya, meskipun tak sengaja. Ah nanti akan ku cari tahu lagi," batin Geby.

Dikha terus memanggil Geby, tapi tak mendapat respons dari sang empu, terlalu asik melamun.

Saat Dikha menepuk bahu Geby barulah Geby sadar dari lamunannya "Eh ya?"

"T-tidak, hanya saja kau melamun, dan pesanan kita juga sudah di antar kan," Dikha.

"Oh sampai tak sadar aku jika pesanan kita sudah datang....Kalau begitu," dengan memposisikan dirinya berdiri di samping kursinya kemudian membungkuk. "Aku akan minta maaf padamu terlebih dulu atas kesalahanku sebelum-sebelumnya," bangkit dari membungkuk nya "Jika kau mau minta sesuatu sebagai bayarannya, katakanlah," Geby.

"Eh?" Dikha tercengang dengan sikap baru dari Geby yang suka membully nya, dia juga bergegas berdiri.

"Katakan jika ada yang kau inginkan, akan ku penuhi jika itu sesuai kemampuanku," ucap Geby lalu duduk di kursinya kembali.

"Tidak perlu, aku sudah memaafkan mu kok," Dikha.

"Masa?" Geby.

"Beneran, tapi kalau kamu benar-benar mau memenuhi permintaanku, aku punya satu permintaan," ucap Dikha takut-takut.

"Apa itu?" Geby.

"Bisakah kita berteman? A ah maksudku, kau tahu sendiri aku tak memiliki satu pun teman di sekolah, ku lihat kamu juga gak ada yang suka," Dikha.

"Ngeledek nih," Geby.

"T-tidak tidak," jawab cepat Dikha.

"Santai bro, aku mau kok, lagian aku juga gak suka berteman dengan orang munafik," ucap Geby santai.

Dikha sangat senang, akhirnya dia memiliki teman, meskipun orang tersebut orang yang sering ngebully dirinya.

Tanpa diketahui Geby, seringai tipis sangat tipis kalau tidak dengan teliti melihatnya maka tak kan terlihat. Seringaian itu berasal dari Dikha.

.........

Happy Reading

Terpopuler

Comments

Oi Min

Oi Min

Jangan2 Dika fake nerd boy......

2022-03-16

0

(*) 😑 Oppa gabut😁😐😤

(*) 😑 Oppa gabut😁😐😤

ooh iya otak hallu lagi macet 😂
mulai penyambungan otak..
Ting...
tersambung 😂😂🤣
emang ada seringai yang tipis🤔🧐🤨
menurut gua nah seringai itu pasti lah besar😁
seperti dari telinga kanan Ampe telinga kiri😏
lalu ada taring taring giginya geto😁😁

2021-08-25

0

Mai Manah

Mai Manah

semangat Ojo kendor komentar negatif

2021-03-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!