Alex menghela nafas panjang tatkala ibu mertuanya menegurnya perihal pasangan. Ini bukanlah pertama kalinya, sudah beberapa kali kedua mertuanya meminta Alex untuk kembali bangkit, bangkit dari keterpurukan atas hilangnya cinta.
"Kalau kamu nggak mau melakukan ini demi dirimu, lakukan ini demi Sunny, Alex. Bagaimanapun, sosok keluarga tidak akan lengkap tanpa kehadiran ibu," pinta nyonya Gio.
"Ma ...."
"Alex, apa kamu nggak lihat bagaimana wajah anakmu setiap kali dia bertemu Nick dan adik kembarnya?" tanya nyonya Gio. "Setiap kali mereka bertemu, Sunny merasa minder, dia kurang percaya diri setiap kali melihat Hayley dan anak-anaknya bermain. Sunny butuh itu, Alex!"
"Lusa, kita akan kedatangan tamu. Keluarga besar dari saudara papamu dan anak mereka, Felicia Maheswari. Dia akan jadi brand ambassador produk baru di perusahaan kita," jelas nyonya Gio.
"Baik, Ma. Aku akan pulang kesini."
"Usahakan pulang lebih sering, Alex. Kasihan Sunny. Dan, mulai sekarang kamu harus cari pengasuh buat Sunny, jangan membantah, ini demi kebaikan kalian."
"Baik, Ma. Akan aku usahakan," jawab Alex lemas.
Kali ini ia tidak punya pilihan lain selain menuruti nasehat mama mertuanya. Sebenarnya bukan hanya mama mertuanya, mamanya sendiri, Friska, ia juga sudah mendesak Alex untuk segera mencari pengganti Melanie, tidak membutuhkan banyak alasan, semuanya demi pertumbuhan dan perkembangan Sunny, ia harus tumbuh dengan sosok seorang ibu di sampingnya.
Sejak meninggalnya Melanie, keluarga Rendra kehilangan sosok pemimpin di perusahaan mereka yang bergerak di bidang kosmetik. Jadi, mau tidak mau, Alex di minta oleh kedua mertuanya untuk mengisi posisi kosong tersebut. Alex tidak menolak, karena memang ini sudah menjadi tugasnya sebagai menantu keluarga ini.
Namun begitu, Alex sangat tahu diri, sampai saat ini, ia hanya menerima gaji yang semestinya tanpa mengambil apapun secara berlebihan. Meskipun keluarga Rendra membebaskannya mendapatkan berbagai akses untuk keuangan keluarga, Alex sama sekali tidak tertarik, ia merasa sudah cukup kebaikan mereka.
Setelah percakapan dengan nyonya Gio, Alex kembali ke kamar Sunny, malam ini ia berencana menginap, karena pekerjaan sedang tidak terlalu banyak dan besok ia akan mengajak Sunny ke rumah Aaron untuk merencanakan hari libur bagi anak-anak mereka.
Alex mendekat ke arah ranjang tempat anaknya terlelap, ia tersenyum kecil sambil mengelus pipi lembut Sunny.
"Sayang, kamu lihat, bukan. Dia sangat mirip denganmu, aku merasa kamu seperti selalu ada di dekatku," gumam Alex sambil melirik foto Melanie di pigura kecil meja belajar anaknya.
"Daddy," ucap Sunny pelan sambil mengerjapkan mata, ia melihat Alex duduk di tepi ranjang sambil memegang wajahnya.
"Daddy di sini," ucap Alex.
"Sunny senang sekali daddy bisa nemenin Sunny tidur siang. Boleh nggak, kalau nanti malam juga daddy tidur di sini?" pinta Sunny.
"Tentu saja, Princess. Kita akan bersama selama seharian," ucap Alex, lalu memeluk putrinya.
Setelah Sunny benar-benar sudah menyelesaikan tidur siangnya, Alex membawa gadis kecil itu bermain di taman belakang rumah, mereka bermain lari-larian sambil membawa jaring kecil.
"Daddy, tangkap kupu-kupu itu!" teriak Sunny sambil menunjuk kupu-kupu yang hinggap di atas bunga mawar yang mekar.
Alex berjinjit pelan dan mendekat, ia sudah menyiapkan jaring di tangannya dan bersiap akan menangkap kupu-kupu berwarna biru di depannya.
"HAP!!!" Berhasil, Alex menangkap kupu-kupu itu dan memberikannya pada Sunny.
"Cantik sekali warnanya," ujar Sunny, ia meletakkan kupu-kupu dalam toples yang sudah di beri lubang udara.
"Tapi nggak secantik kamu, Sayang," timpal Alex.
"Ih, Daddy. Sunny memang cantik lah, mirip mommy, kata orang-orang begitu."
"Kamu lebih cantik, Sayang."
"Daddy, kata mommy, daddy memang pandai merayu. Daddy adalah raja merayu sepanjang masa," ujar Sunny sambil merentangkan tangannya di depan Alex.
"Benarkah? apa mommy mengatakan itu melalui surat?" tanya Alex.
"Betul. Sunny pernah baca surat yang mommy tulis, mommy bilang daddy itu pintar merayu," ucap Sunny.
"Wah, wah, wah. Mommy memang benar, tapi daddy cuma pinter merayu mommy, cuma mommy yang daddy cintai."
Alex akhirnya menceritakan tentang masa-masa dirinya menikah dengan Melanie pada putrinya, hal-hal seperti ini selalu Alex lakukan saat ia memiliki waktu bersama Sunny, ia akan menceritakan betapa baiknya Melanie, betapa cantiknya wanita itu, dan betapa berharganya Melanie dalam hidup mereka.
Dulu, aaat Melanie sudah mengetahui dirinya positif hamil, ia mulai menulis banyak surat setiap hari. Surat-surat itu semuanya adalah surat rahasia yang di khususkan untuk anak yang akan ia lahirkan.
Mungkin totalnya ada lebih dari seratus surat, dan semuanya di tulis oleh Melanie sendiri, sebelum meninggal, Melanie memberikan surat itu pada mamanya, lalu ia meminta untuk memberikan satu surat setiap bulan saat Sunny sudah berusia 3 tahun atau ketika gadis kecil itu sudah bisa membaca.
Sunny adalah anak istimewa, ia sudah bisa berjalan saat usianya baru menginjak 10 bulan, ia sudah mulai berlari di usia 1 tahun, dan kemampuan berbicaranya sangat aktif sejak memasuki usia 2 tahun.
Semenjak ia lancar berbicara, rasa ingin tau dan keinginannya dalam belajar sangat besar, akhirnya sebelum genap usia 3 tahun, Sunny sudah bisa membaca satu atau dua kalimat yang ia eja.
Hari sudah semakin sore, Sunny dan Alex menghabiskan waktunya untuk bermain pasir di belakang rumah sambil mengumpulkan beberapa kupu-kupu.
"Sunny, ayo mandi!" teriak nyonya Gio dari arah pintu. Sunny kemudian menoleh dan melambaikan tangan.
"Dad, kita apakan semua kupu-kupu ini?" tanya Sunny.
"Mereka harus di lepaskan lagi, Sayang. Mereka juga punya keluarga, mama dan papa kupu-kupu ini pasti juga sedang mencarinya," ucap Alex.
"Oh, enak ya, Dad. Kupu-kupu ini punya mama dan papa, kayak Nick dan adik kembar."
Menghela nafas panjang, Alex merasa kata-kata putrinya begitu menyayat hatinya. Sunnguh, ia sama sekali tidak berniat untuk membuat Sunny merasa kesepian tanpa hadirnya seorang ibu. Tapi Alex merasa dirinya belum siap.
"Ayo, kita lepaskan semua," ucap Alex, lalu membuka toples yang berisi beberapa kupu-kupu.
Sunny tampak begitu senang, ia melambaikan tangan melihat kupu-kupu miliknya berterbangan.
"Bye ... bye ... kupu-kupu. Kembalilah ke mama dan papamu, ya. Hati-hati," teriak Sunny.
Alex sadar, dirinya egois. Dia sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk hatinya agar sembuh dari rasa sakit, Alex terus merasa tidak perlu untuk mencari kebahagiaan lain, dia sudah merasa bahagia dengan kehadiran Sunny dalam kehidupannya saat ini.
Entah apa yang terjadi pada dirinya, tapi kini hatinya kembali mati rasa. Entah sudah berapa ratus kali ia menolak ajakan kencan teman wanitanya, bahkan tidak jarang, wanita-wanita yang dahulu ia kencani setiap malam, menawarkan kembali secara gratis. Namun tetap, Alex sama sekali kehilangan selera.
🖤🖤🖤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Irma Dwi
🥰
2024-11-08
0
Neni Bunda Alif
bener" dah insaf ya si playboy....
2022-05-27
1
Ririe Handay
ga enak lho Alex ga punya ibu....tp cari ibunya yg baik ya
2022-03-13
0