Chapter 5 : Wilayah Barat

Aku tidak habis pikir, ternyata di dunia ini pun orang-orangnya senang sekali dengan kabar gosip dan menyebarkan gosip. Aku pikir hanya di duniaku sana saja netijen bermulut usil, di dunia ini pun tak jauh berbeda, hanya berbeda cara saja. Gosip disini menyebar secara manual yaitu dari mulut ke mulut. Bagaimana bisa ada rumor kalau aku ada skandal dengan kesatria wakil komandan ditengah keterikatanku sebagai tunangan pangeran Putra Mahkota. Skandal yang menyebutkan bahwa Kesatria Ronald secara diam-diam menemuiku dan kita saling berpelukan memadu asmara. Aku tidak menyangkal tentang sebuah pelukan, tapi apa-apaan itu secara diam-diam memadu asmara dan melakukan piiiipp... piiippp? Astaga, imjinasi mereka ternyata liar.

“Nona, kereta kudanya sudah siap.” Tanpa menyadari kedatangannya, Tuan Keanu tiba-tiba sudah berada di depanku.

“Baik. Ada berapa orang kesatria yang akan mengawalku? Jangan terlalu banyak, aku tidak mau menjadi pusat perhatian.”

Seorang pelayan menghampiri dan mengenakan jubah tudung berbulu ke badanku. Jubah bulu dengan kualitas bagus. Entah berapa duit Clarissa membeli barang semewah ini.

“Tiga kesatria yang akan mengawal Anda, Nona. Salah satu kesatria adalah tuan Ronald.”

Aku sedikit terbatuk mendengar nama Ronald diucapkan.

“Bukannya dia sedang bertugas?”

“Iya, tapi tuan Ronald sendiri yang menawarkan diri untuk mengawal Nona. Saya menyetujuinya, karena akan sangat berbahaya membiarkan Nona diluar tanpa ada pengawalan dari kesatria terbaik.” Jawab Tuan Keanu memberikan alasan.

“Baiklah, aku mengerti.”

Aku melangkah keluar menuju kereta kuda yang sudah siap. Terlihat Ronald berdiri dengan gagah mengenakan seragam

dinasnya seraya tersenyum menatapku.

'Senyumanmu begitu silau, bung!' batinku memuji.

Ronald membukakan pintu lalu meraih tanganku dengan lembut membantu naik kedalam kereta. Selang beberapa menit, kereta bergerak maju. Aku melirik ke arah jendela dan ternyata Ronald mengawal di samping kereta dengan menaiki kuda hitamnya.

'Pesonamu sungguh luar biasa, Clarissa!' gumanku lirih.

Selama perjalanan aku memperhatikan keadaan kota-kota kecil, para pedagang banyak yang menjajakan dagangannya, tapi terlihat sedikit pelanggan yang membeli. Iya, karena faktor ekonomi di Duchy sedang tidak stabil maka daya beli di pasar-pasar tradisional seperti ini mengalami imbasnya, yaitu kurangnya daya beli konsumen. Dan berefek juga pada penghasilan pedagang. Aku terdiam lalu menghela nafas panjang, miris dan sedih.

"Tuan Ronald, apakah keadaan warga memang seperti ini selama tiga tahun terakhir?"

"Iya, Nona. Tapi beberapa bulan ini sedikit lebih baik karena para pegiat di pasar sudah mulai menjajakan dagangan dari hasil ladang petani meskipun hasilnya sedikit tapi sedikit membantu. Sebelumnya pasar ini mati total untuk semua aspek usaha." jawabnya menjelaskan.

Aku kembali terdiam. Bagaimana bisa keadaannya sampai separah ini? Tidak terbayang bagaimana tertekannya ayah melihat rakyatnya yang tiga tahun ini menderita. Kereta bergerak menyusuri jalan, meninggalkan kota kecil-kota kecil.

Setelah dua jam perjalanan kereta memasuki sebuah pedesaan. Dan aku sangat terkejut melihat pemandangan desa ini, tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Sangat memprihatinkan. Kondisinya seperti pemukiman kumuh. Warga yang kebanyakan bertubuh kurus, pakaian lusuh dan anak-anak kecil dengan sorot mata tanpa gairah. Ternyata kondisi di pedesaan sangat buruk. Tanpa sadar aku berurai air mata.

"Anda baik-baik saja, Nona?" tanya Ronald.

Aku tidak menyahut. Hatiku bergemuruh.

"Tuan Ronald, kita berhenti disini saja."

"Tapi Nona, di sini penginapannya cukup jauh dan keadaan tanahnya pun tidak bagus."

"Aku kesini bukan mau wisata, tapi mengecek kondisi wilayah. Berhenti disini saja."

Tuan Ronald mengangguk, lalu mengayunkan tangan memberi isyarat pada kusir untuk berhenti. Aku turun dari kereta, dan tampak banyak pasang mata menatap.

"Bisa panggilkan kepala desa disini?" salah satu pengawal mengangguk dan pergi menghampiri para warga yang diam menatap keberadaan kami. Tak lama seorang pria paruh baya berjalan mendekat.

"Hormat kami, Nona. Saya Beld kepala desa disini." sapa pria paruh baya penuh hormat. tampilannya tak jauh berbeda dengan semua warga disini.

"Sudah berapa lama kondisi desa seperti ini, Tuan Beld?"

Tuan Beld tidak langsung menyahut, dia menunduk, tak lama terdengar isakan.

"Sudah dua tahun setengah, Nona. Tiga bulan pertama setelah banjir melanda kami masih bisa bertahan dengan pasokan makanan yang ada. Dari bibit benih jg..." ucapnya terhenti, terdengar kembali isak.

"Setelah air yang merendam lahan mulai surut, kami berusaha menanam sisa benih yang ada, namun tidak berhasil karena ada penyakit tanaman."

"Apa selama itu tidak ada bantuan dari kota?"

"Ada, Nona. Tapi bantuan buat kami selalu dijarah perampok. Kita bertahan seadanya."

Aku menghela nafas panjang. Semakin merasa miris.

"Bisa antarkan aku berkeliling melihat lahan dan bendungan yang roboh?"

"Iya, Nona."

Aku berkeliling melihat kondisi disekitar. Dan iya, yang terbentang hanyalah tanah lumpur tanpa ada tumbuhan satu pun yang tumbuh. Di lihat dari iklim sepertinya terjadi pendinginan muka laut ekuator. Aku meyakini ini merupakan gejala La Nina.

"Menurut pengetahuanku, ini merupakan gejala alam dimana terjadinya pendinginan di muka laut sehingga mempengaruhi sirkulasi udara. Dan kondisi ini meningkatkan curah hujan." jelasku tapi tampak ketidak mengertian orang-orang sekitar.

Aku paham orang di dunia ini belum mengetahui gejala alam karena keterbatasan pengetahuan.

"Saya tidak terlalu paham, Nona. Tapi maaf kalau saya lancang, sampai kapan kondisi akan seperti ini? Kita sangat menderita." isaknya kembali terdengar.

"Kita akan berusaha memperbaiki semuanya. Jadi tolong bertahanlah."

Aku kembali berkeliling, melihat bendungan yang jebol karena tekanan arus air yang kuat. Kalau tidak segera diperbaiki, lahan akan terus-terusan tergenang air sehingga akan sulit menanam benih kembali karena kadar air tanah yang berlebihan.

Yang terpikirkan langsung olehku adalah, melakukan rehabilitasi sesegera mungkin, memperbaiki bendungan dan di fungsikan sebagai irigasi, mengubah metode penanaman menggunakan metode modern dengan cara yang lebih efektif. Melihat ini banyak ide berdatangan di kepalaku.

"Nona, hari sudah petang, sebaiknya Anda istirahat dulu sambil memikirkan solusi."

Ah, ternyata hari sudah mulai berganti gelap, aku memang perlu memikirkan pembenahan sembari istirahat.

"Baiklah."

Baru beberapa langkah aku berjalan, terdengar teriakan dari seorang wanita.

"Ah, tidak. Para penjarah datang lagi." Suara Tuan Beld terdengar bergetar, takut.

Tak jauh dari tempatku berdiri datang segerombolan pria mencak-mencak. Mendorong wanita dan anak-anak yang menghalagi. Sebagian menyeret paksa seorang gadis. Melihat keberadaanku, segerembolan penjarah mendekat dengan wajah menyeringai. Aku memberi isyarat pada kepala desa agar warganya segera pergi menjauh.

"Ada keperluan apa Nona bangsawan jauh-jauh datang kesini?" ujarnya seraya menyeringai.

"Jadi kamu semua yang selalu menjarah desa ini?" tanyaku.

Para penjarah tertawa.

"Tidak ada hal yang bisa dijarah disini, Nona. Desa ini menyedihkan. Tapi setidaknya disini masih ada gadis-gadis yang bisa menghasilkan uang." ujarnya lalu tertawa.

"Gadis yang menghasilkan uang?"

"Tentu saja menjual gadis-gadis disini untuk dijadikan budak. Nona sepertinya banyak uang, apa Nona mencari budak makanya datang kesini?" dia kembali tertawa.

Emosiku memuncak mendengar ucapannya.

"Tuan Ronald, habisi mereka! Cari tahu dimana para gadis yang ditangkap lalu bebaskan."

"Laksanakan, Nona!"

Aku tidak akan sabar dan santai untuk orang-orang seperti mereka. Bisa-bisanya mereka melakukan perdagangan budak yang jelas-jelas dilarang di kekaisaran.

Pergelutan terjadi dimana tiga kesatria dan tujuh orang penjarah saling mengayun pedang. Dan bisa dilihat hasil akhir, mereka tumbang dalam sekejap.

"Penjerakan mereka dan selidiki siapa orang berkuasa dibalik aksi mereka. Perdagangan budak tidak akan bisa terjadi tanpa adanya campur tangan bangsawan."

"Baik, Nona!"

Dua kesatria aku tugaskan untuk kembali ke kota beserta para penjarah yang ditangkap untuk dilakukan penyelidikan lebih mendalam. Selebihnya aku dan Ronald pergi menuju penginapan. Selama perjalanan menuju penginapan, aku hanya bisa terdiam. Memikirkan solusi-solusi dari berbagai hal. Banyak keterbatasan dalam hal tekhnologi dan peralatan. Apa aku buat saja peralatan yang lebih modern di dunia ini?Bukankah tiap penemuan baru bisa dijadikan bisnis untuk memperbaiki ekonomi?. Aku bertekad akan merealisasikan itu semua.

Sesampainya di penginapan, setelah para pelayan melayaniku dengan segala kebutuhan, aku kembali berkutat dengan seabrek pekerjaan dan rencana-rencana. Banyak hal yang harus dibenahi, yang harus di realisasikan untuk kemajuan dan ketentraman wilayah.

"Nona, apakah Anda belum tidur? Saya melihat lampu kamar Nona masih menyala." sahut suara yang tidak asing, suara Ronald.

"Sebaiknya Nona cepat istirahat, kesehatan Anda lebih penting dari apapun. Kalau Anda sakit, siapa yang akan membantu Tuan Duke?" sahutnya lagi.

"Terima kasih atas perhatiannya, Tuan Ronald. Aku akan secepatnya beristirahat, tidak perlu khawatir."

Sesaat tidak ada sahutan.

"Baiklah, Nona. Selamat beristirahat."

Aku membaringkan tubuhku, melepas sejenak tumpukan laporan. Hingga seketika terlelap. Keesokan paginya aku kembali mendatangi warga di desa setempat, dan berjanji akan secepatnya kembali untuk melakukan perbaikan. Dan memastikan bantuan akan segera datang secepat mungkin.

"Nona, para gadis yang ditangkap sudah dibebaskan. Mereka disekap tidak jauh dari desa. Dan seperti Nona bilang, ada keterkaitan dengan seorang bangsawan. Saya belum dapat informasi mengenai bangsawan itu."

Sudah aku duga. Tidak mudah melakukan perjual belian budak di kekaisaran yang telah menetapkan peraturan larangan perbudakan. Melihat para penjarah yang tanpa rasa takut melanggar peraturan tersebut pasti memiliki koneksi orang dalam yang bukan sembarang orang.

"Selidik lebih lanjut, dan infokan semuanya."

"Baik, Nona."

Aku menghela nafas panjang. Aku berpikir situasi seperti ini harus segera diperbaiki. Dan sesaat aku merutuk pada pangeran Putra Mahkota, andai dia tidak mengabaikan bencana di Duchy Lyon, kerusakan yang terjadi tidak akan separah ini.

'Tunggu pembalasanku, Pangeran!"

Terpopuler

Comments

Fatma Intan

Fatma Intan

nyimak dlu.
seperti nya menarik

2021-11-08

0

Khalis Naufazha

Khalis Naufazha

lanjut

2021-03-13

1

lihat semua
Episodes
1 chapter 1: Duchy Lyon
2 Chapter 2 : Namaku Clarissa Joanna Lyon Watson
3 Chapter 3 : Strategi (1)
4 Chapter 4 : Strategi (2)
5 Chapter 5 : Wilayah Barat
6 Chapter 6 : The New Duchy Lyon
7 Chapter 7 : Meet The Prince
8 Chapter 8 : Terbongkar?
9 Chapter 9 : Menjamu Putra Mahkota
10 Chapter 10 : Pertarungan Dan Rasa Cemburu?
11 Chapter 11 : Orang Tak Terduga
12 Chapter 12 : Ada Apa Dengannya?
13 Chapter 13 : Menara Sihir
14 Chapter 14 : Investigasi
15 Chapter 15 : Investigasi (2)
16 Chapter 16 : Kerjasama
17 Chapter 17 : Sebuah Rencana
18 Chapter 18 : Duchy Arched
19 Chapter 19 : Sisi Lain Duke Muda
20 Chapter 20 : Villa Marquess Luke
21 Chapter 21 : Menyelinap
22 Chapter 22 : Pelelangan
23 Chapter 23 : Misi Selesai
24 Chapter 24 : Bertemu Baginda Kaisar
25 Chapter 25 : Perbincangan Dan Invasi?
26 Chapter 26 : Pangeran Kedua
27 Chapter 27 : Suatu Rahasia
28 Chapter 28 : Pertemuan
29 Chapter 29 : Amarah
30 Chapter 30 : Sebuah Keputusan
31 Chapter 31: Undangan Pesta
32 Chapter 32 : Persiapan Pesta
33 Chapter 33 : Ballroom Pesta
34 Chapter 34 : Pembatalan Pertunangan?
35 Chapter 35 : Pembatalan Pertunangan (2)
36 Chapter 36 : Sebuah Ungkapan
37 Chapter 37 : Pertaruhan
38 Chapter 38 : Pertaruhan (2)
39 Chapter 39 : Persaingan
40 Chapter 40 : Kamp Pelatihan Kesatria
41 Chapter 41 : Kamp Pelatihan Kesatria (2)
42 Chapter 42 : Rasa Yang Tiba-Tiba Muncul
43 Chapter 43 : Perseteruan Keluarga
44 Chapter 44 : Perseteruan Keluarga (2)
45 Chapter 45 : Kelompok Rahasia Palsu
46 Chapter 46 : Sebuah Kebenaran
47 Chapter 47 : Sesuatu Yang Rumit
48 Chapter 48 : Putra Mahkota (1)
49 Chapter 49 : Putra mahkota (2)
50 Chapter 50 : Putra Mahkota (3)
51 Chapter 51 : Putra Mahkota (last part)
52 Chapter 52 : Sebuah Praduga
53 Chapter 53 : Wilayah Bethlon
54 Chapter 54 : Penambangan Ilegal
55 Chapter 55 : Penambangan Ilegal (2)
56 Chapter 56 : Rencana Yang Dibuat
57 Chapter 57 : Sebuah Perubahan
58 Chapter 58 : Sebuah Perubahan (2)
59 Chapter 59 : Arti Sebuah Bahagia
60 Chapter 60 : Penguasa Baru dan Pembenahan
61 Chapter 61 : Kerumitan Yang Dirasa
62 Chapter 62 : Sebuah Pengakuan Fatal
63 Chapter 63 : Permintaan
64 Chapter 64 : Hal Yang Tak Terduga
65 Chapter 65 : Petunjuk dan Informasi
66 Chapter 66 : Sebuah Ungkapan
67 Chapter 67 : Surat Peradilan
68 Chapter 68 : Rencana Sebuah Misi
69 Chapter 69 : Rencana Sebuah Misi (2)
70 Chapter 70 : Aksi Misi
71 Chapter 71 : Aksi Misi (2)
72 Chapter 72 : Aksi Misi (3)
73 Maafkan!!
74 Chapter 73 : Aksi Misi (4)
75 Chapter 74 : Debaran Apa Itu?
76 Chapter 75 : Tidak Termaafkan
77 Chapter 76 : Pesembunyian Senjata
78 Chapter 77 : Adanya Pemberontakan?
79 Chapter 78 : Sebuah Rencana
80 Chapter 79 : Bar Village
81 Chapter 80 : Si Kupu-Kupu Hitam?
Episodes

Updated 81 Episodes

1
chapter 1: Duchy Lyon
2
Chapter 2 : Namaku Clarissa Joanna Lyon Watson
3
Chapter 3 : Strategi (1)
4
Chapter 4 : Strategi (2)
5
Chapter 5 : Wilayah Barat
6
Chapter 6 : The New Duchy Lyon
7
Chapter 7 : Meet The Prince
8
Chapter 8 : Terbongkar?
9
Chapter 9 : Menjamu Putra Mahkota
10
Chapter 10 : Pertarungan Dan Rasa Cemburu?
11
Chapter 11 : Orang Tak Terduga
12
Chapter 12 : Ada Apa Dengannya?
13
Chapter 13 : Menara Sihir
14
Chapter 14 : Investigasi
15
Chapter 15 : Investigasi (2)
16
Chapter 16 : Kerjasama
17
Chapter 17 : Sebuah Rencana
18
Chapter 18 : Duchy Arched
19
Chapter 19 : Sisi Lain Duke Muda
20
Chapter 20 : Villa Marquess Luke
21
Chapter 21 : Menyelinap
22
Chapter 22 : Pelelangan
23
Chapter 23 : Misi Selesai
24
Chapter 24 : Bertemu Baginda Kaisar
25
Chapter 25 : Perbincangan Dan Invasi?
26
Chapter 26 : Pangeran Kedua
27
Chapter 27 : Suatu Rahasia
28
Chapter 28 : Pertemuan
29
Chapter 29 : Amarah
30
Chapter 30 : Sebuah Keputusan
31
Chapter 31: Undangan Pesta
32
Chapter 32 : Persiapan Pesta
33
Chapter 33 : Ballroom Pesta
34
Chapter 34 : Pembatalan Pertunangan?
35
Chapter 35 : Pembatalan Pertunangan (2)
36
Chapter 36 : Sebuah Ungkapan
37
Chapter 37 : Pertaruhan
38
Chapter 38 : Pertaruhan (2)
39
Chapter 39 : Persaingan
40
Chapter 40 : Kamp Pelatihan Kesatria
41
Chapter 41 : Kamp Pelatihan Kesatria (2)
42
Chapter 42 : Rasa Yang Tiba-Tiba Muncul
43
Chapter 43 : Perseteruan Keluarga
44
Chapter 44 : Perseteruan Keluarga (2)
45
Chapter 45 : Kelompok Rahasia Palsu
46
Chapter 46 : Sebuah Kebenaran
47
Chapter 47 : Sesuatu Yang Rumit
48
Chapter 48 : Putra Mahkota (1)
49
Chapter 49 : Putra mahkota (2)
50
Chapter 50 : Putra Mahkota (3)
51
Chapter 51 : Putra Mahkota (last part)
52
Chapter 52 : Sebuah Praduga
53
Chapter 53 : Wilayah Bethlon
54
Chapter 54 : Penambangan Ilegal
55
Chapter 55 : Penambangan Ilegal (2)
56
Chapter 56 : Rencana Yang Dibuat
57
Chapter 57 : Sebuah Perubahan
58
Chapter 58 : Sebuah Perubahan (2)
59
Chapter 59 : Arti Sebuah Bahagia
60
Chapter 60 : Penguasa Baru dan Pembenahan
61
Chapter 61 : Kerumitan Yang Dirasa
62
Chapter 62 : Sebuah Pengakuan Fatal
63
Chapter 63 : Permintaan
64
Chapter 64 : Hal Yang Tak Terduga
65
Chapter 65 : Petunjuk dan Informasi
66
Chapter 66 : Sebuah Ungkapan
67
Chapter 67 : Surat Peradilan
68
Chapter 68 : Rencana Sebuah Misi
69
Chapter 69 : Rencana Sebuah Misi (2)
70
Chapter 70 : Aksi Misi
71
Chapter 71 : Aksi Misi (2)
72
Chapter 72 : Aksi Misi (3)
73
Maafkan!!
74
Chapter 73 : Aksi Misi (4)
75
Chapter 74 : Debaran Apa Itu?
76
Chapter 75 : Tidak Termaafkan
77
Chapter 76 : Pesembunyian Senjata
78
Chapter 77 : Adanya Pemberontakan?
79
Chapter 78 : Sebuah Rencana
80
Chapter 79 : Bar Village
81
Chapter 80 : Si Kupu-Kupu Hitam?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!