Benar-benar banyak hal yang harus aku lakukan ditengah kondisi krisis seperti ini. Laporan yang diserahkan Tuan Keanu pun aku pilah sesuai tingkat urgensinya untuk dilakukan tindakan, selebihnya aku tunda dahulu. Dan salah satu hal urgensi lainnya adalah membentuk tim kesatria khusus dalam pemberantasan perampok. Untuk itu langkah kakiku dengan sendirinya sudah berdiri di markas para kesatria kediaman Duchy Lyon.
Untuk sesaat sisi kewanitaanku pun timbul ketika disuguhi badan-badan tinggi kekar para kesatria, dan dengan wajah yang terbilang tampan. Ah, hatiku sedikit merutuk kalau mengingat partner prajurit di duniaku dulu tidak ada wajah-wajah seperti kesatria disini.
“Selamat datang, Nona!” sapa semua kesatria serentak.
Aku hanya mengangguk menganggapi.
“Mereka adalah kesatria-kesatria pilihan sesuai permintaan Nona. Ada sekitar 100 kesatria dengan keahlian yang tidak perlu Nona ragukan kehebatannya.” Ujar Tuan Aston selaku komandan tertinggi kesatria menjelaskan.
Aku kembali mengangguk. Kalau melihat laporan, jumlah para kesatria yang tersebar di berbagai daerah sekitar dua puluh ribu, jumlah yang bisa dikatakan pas-pasan untuk menjaga keamanan suatu wilayah. Dan jumlah kesatria yang berada di kediaman Lyon sendiri sekitar lima ribu dengan kesatria unggulan semua berada di Duchy Lyon.
“Baiklah. Terima kasih untuk semua sudah menjadi garda terdepan dan loyalti dalam keamanan Duchy Lyon selama ini. Kedepannya aku akan berusaha memperbaiki semua hal untuk mendukung kenyamanan dan kesejahteraan semua kesatria Lyon sebagai bentuk apresiasi kesetiaan kalian semua.”
Mendengar ucapanku para kesatria sedikit gaduh. Bukan tanpa sebab, rumor yang mengatakan tentang perubahan sikapku di kediaman Lyon tersebar, julukan putri manja dan lemah serta semena-mena yang bahkan tidak pernah menginjakan kaki di markas para kesatria hilang dan berganti dengan beredarnya rumor menjadi putri yang tegas dan cerdas. Jujur saja, aku malu mendengar rumor seperti itu. Aku malah nyaman kalau ada yang bilang aku cukup bar-bar untuk segala tindakanku. Karena kenyataannya aku cukup bar-bar untuk setiap tindakanku yang membuat komandan batalion di duniaku dulu sangat kewalahan. Mungkin kalau bukan aku yang seorang cucu Mayor Jendral dan ayah yang seorang politikus, bisa jadi aku akan berakhir pada sebuah pemecatan secara tidak hormat. Terima kasih ayah dan kakek, aku terlahir dari gen yang hebat.
“Diam kalian semua! Sungguh lancang sikap kalian di hadapan Nona!” bentak Tuan Aston, marah. Semua kesatria seketika terdiam.
“Mohon maafkan kelancangan kami, Nona!” ujar para kesatria seraya membungkuk hormat.
“Tidak apa-apa, angkat kepala kalian.”
ujarku cepat.
“Aku akan langsung bicara ke inti rencana. Kalian akan aku bentuk menjadi beberapa tim dalam pengeksekusian para perampok yang tersebar di berbagai wilayah Lyon. Satu tim terdiri dari sepuluh kesatria dan tiap satu tim akan ada tim investigasi yang akan memberi informasi keberadaan tiap-tiap perampok, lalu lakukan eksekusi. Adanya tim investigasi untuk memudahkan dan mempercepat kalian dalam pengeksekusian sesuai pentunjuk. Tiap tim akan ada satu pimpinan yang akan mengkomando setiap instruksi.” Ujarku lantang.
Dan seperti deja vu, aku kembali melihat ekspresi-ekspresi keterkejutan orang-orang. Bengong tanpa berkata-kata. Ekspresi yang membuat aku sedikit kesal. ‘Ah aku tahu kalian kagum dengan cara berpikirku, tapi tolong kontrol wajah-wajah kalian, dong. Wajah kalian ngeselin.’ Untuk kedua kalinya batinku berteriak karena sebuah ekspresi wajah.
“Misi ini harus tuntas dalam dua bulan, jadi tolong bekerja keraslah. Dan khusus satu tim dengan sebelas orang akan langsung dikomando olehku. Aku akan ikut terjun dengan kalian.”
Para kesatria kembali gaduh dengan ucapanku, kaget. Dan yang terlihat sangat kaget ialah Tuan Keanu dan Tuan Aston.
“Tidak bisa, Nona! Itu sangat berbahaya. Saya tidak bisa membiarkan Nona melakukan itu!” dengan tegas Tuan Keanu menentang keputusanku.
“Benar, Nona. Sangat berbahaya untuk Nona terlibat langsung dengan para perampok. Saya juga tidak bisa membiarkan Nona!” penolakan lain dari Tuan Aston.
Aku tahu penolakan mereka berdua karena khawatir terjadi sesuatu pada Nonanya, selain karena akan menjadi beban dalam pertempuran. Terlebih mereka akan disalahkan oleh ayah karena membiarkan seorang putri Duke terluka. Andai aku bisa teriak pada kalian kalau jiwa Nona kalian itu merupakam seorang tentara militer khusus yang terlatih dan sering berada di negara konflik dengan peperangannya. Jiwa Nona kalian yang sekarang tidak selemah Nona kalian yang asli. Aku kesal sendiri.
“Aku bisa bela diri dan berpedang. Meskipun tidak seahli kalian, tapi kemampuanku cukup bisa buatku jaga diri. Aku tidak akan menjadi beban kalian.”
“Tetap tidak bisa, Nona! Anda tidak boleh gegabah.” Tuan Keanu tetap bersikeras.
“Apa aku harus diuji dulu untuk membuktikan kemampuan bela diri dan berpedangku?” tantangku yang serta merta membuat dua orang berpengaruh di Lyon menghela nafas.
Aku cukup percaya diri dengan kemampuanku, karena sebelumnya aku sudah terlatih di kamp pelatihan militer. Dan karena sifatku yang terbiasa melakukan latihan keras, secara sembunyi-sembunyi aku melatih fisikku dengan latihan yang rutin aku lakukan, ternyata fisik Clarissa tidak selemah yang dirumorkan. Dia hanya malas saja untuk melakukan hal yang dilakukan orang yang derajatnya lebih rendah dari dia.
“Silahkan uji kemampuan bertarungku, kalau menurut kalian kemampuanku tidak layak diikutsertakan dalam misi, maka aku tidak akan ikut serta. Tapi kalau kalian mengakui kemampuanku, jangan tentang aku untuk ikut serta.”
Tuan Keanu dan Tuan Aston saling pandang, terheran dengan sikapku. Jangankan memegang pedang, melihat senjatapun seorang Clarisa enggan. Dan karena mereka cukup tahu watakku yang agak keras kepala. Meskipun sedikit ragu, mereka mengiyakan tantanganku.
“Pilih kesatria yang terhebat agar kalian bisa menilai kemampuanku langsung.” Ucapku dengan kearogananku.
“Izinkan saya untuk menjadi lawan tanding Anda, Nona.”
Seorang kesatria dengan perawakan sedikit lebih tinggi dari para kesatria lainnya menawarkan diri. Seorang kesatria dengan badan kekar dan cukup tampan melangkah mendekat. Aku mengernyitkan dahi menatap kesatria yang menawarkan diri itu. Astaga level ketampanan kesatria ini berada diatas rata-rata para kesatria disini. Apakah dunia ini akan menjadi dunia harem bagiku? tiba-tiba pikiran konyol melintas di otaku.
“Maaf atas kelancanganku. Perkenalkan, nama saya Ronald Lorant. Saya wakil ketua komandan.” Ujarnya memperkenalkan diri.
Ah, kesatria disini banyak yang rupawan. Benar-benar penyegaran mata.
“Tidak boleh! Terlalu berlebihan kalau kamu yang menjadi lawan tandingnya Nona.” Protes Tuan Aston.
“Tidak Tuan Aston. Biar dia menjadi lawan tandingku. Kemampuannya pasti sangat hebat, kan? Apalagi untuk jabatan wakil komandan.”
Tuan Aston tetap berkeberatan, Tuan Aston tahu karakter wakil komandannya seperti apa makanya dia berpikir terlalu berlebihan kalau harus berhadapan langsung denganku yang seorang wanita lemah?.
"Tidak apa-apa. Kalau anda khawatir kerahkan saja 70% dari kemampuan dan tenaganya." ujarku.
"Tidak, kerahkan 20% saja dari tenaga kamu, Ronald. Itu cukup." tukas Tuan Aston.
"Tidak, biarkan dia mengerahkan 50% saja, aku sanggup melawannya."
Aku sedikit kesal dengan sikap Tuan Aston yang meremehkanku.
"Tidak, Nona! Anda tidak akan sanggup! Saya naikan dengan mengerahkan 30% saja dari kemampuan dan tenaga Ronald." dia tetap bersikeras.
Rasa kesalku memuncak. Kenapa malah seperti sedang tawar-menawar harga barang di pasar?
"Sudah cukup! Kerahkan 40% saja, tidak ada lagi bantahan." nadaku sedikit tinggi karena kesal.
Tuan Aston terdiam, tidak bisa lagi membantah. Aku melirik menatap kesatria yang bernama Ronald yang sedang menahan tawa.
"Apa ada yang lucu, hei kamu?" ujarku ketus.
"Maafkan saya, Nona. Hanya saja tidak menyangka ada sisi imut seperti dari Nona." ujarnya santai.
Aku semakin kesal disebut imut. Aku tuh orang yang berkarisma bukannya imut.
"Sudahlah, ayo kita mulai."
Aku mengambil pedang dan bersiap dengan memasang kuda-kuda. Begitupun Ronald yang dengan pose santai seraya memegang pedang kayu ditangannya menghadap ke arahku. Astaga, aku benci diremehkan.
Aku mengayunkan pedang, menyerang terlebih dahulu dan dengan cepat dia menangkis pedangku. Kembali aku mengayunkan pedang mencari celah untuk merobohkannya. Dan lagi-lagi tiap seranganku ditangkisnya dengan mudah. Tidak berhenti aku menyerang dan ketika ada celah di sisi wajahnya seraya mengayunkan pedang, aku melayangkan tendangan kearah sisi wajah. Dia terkejut dengan serangan gandaku, tapi kemampuan berpedang dan gerakannya yang cepat mampu menepis pedang dan berkelit sehingga tendanganku hanya mengenai angin.
Tak memberi jeda, aku kembali mengayunkan pedang ke arah kepalanya dan seolah tahu sasaran pedangku, dia merunduk cepat dengan satu lutut menyentuh tanah. Secepat kilat aku menginjakkan kaki ke lututnya dan dengan kekuatan penuh aku melayangkan tendangan dari bawah kearah dagu dengan memutar tubuh melayang ke belakang, untuk kedua kalinya dia tampak terkejut dengan tendangan mendadak yang aku lancarkan, dan dengan kecepatan yang tidak main-main dia berkelit dan lagi-lagi tendanganku mengenai angin.
Baru saja kakiku menginjakan kaki di tanah, dia membalas dengan serangan dadakan, aku yang refleks menangkis kalah tenaga dan terpental mundur, tubuhku limpung dan hampir terjatuh ketika tiba-tiba sebuah tangan kekar merangkul pinggangku menahan agar tidak terjatuh.
Adegan legend yang ada didrama-drama aksi yang ketika seorang wanita akan terjatuh secara refleks si pria merangkul wanita itu kepelukannya. Kemudian si wanita dan si pria saling bertatapan dengan posisi setengah merangkul. Itu posisiku saat ini. Sesaat aku menatap kesatria yang menahanku jatuh dengan ekspresi terkejut, dan kesatria yang aku tatap malah terlihat merona. Adegan apa ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Dede Mila
adegan legen....😜😜😜
2022-11-16
0
anca
ahhh,,,masak gtu doang kalah
2021-03-06
0
Dia amanah
semangat kak
Jangan lupa baca novel aku judulnya "Thanks"
Aku harap kita bisa saling support
Makasih kak
2021-02-14
1