Pagi pun tiba. Hari pertama Syakir dan Fadil masuk kampus baru. Syakir sudah berdandan rapih, tiba tiba iya terdiam melihat Fadil sudah mengenakan sarung, baju Koko serta kopeahnya.
"Dil kau mau kemana?" tanya Syakir.
"Mau kemana lagi, ya mau ke kampus lah" jawab Fadil sambil bercermin hingga Syakir tersenyum senyum.
"Kita mau ke kampus loh bukannya mau ke masjid" ucap Syakir mengingatkan. Fadil pun terdiam.
"Astaghfirullah aku sampai lupa kalau kita ini di Jakarta bukannya di pesantren" ucap Fadil sambil mengganti bajunya. Setelah mengganti pakaiannya Fadil pun mengajak berangkat.
"Ayo berangkat, kita sarapan di kampus saja. Kau tunggu di depan, aku mau mengeluarkan si Beky dulu" ucap Fadil. Syakir malah terdiam.
"Siapa si Beky? tanya Syakir.
"Itu motor bebek kita"
Fadil memberi nama motornya itu si BEKY. Syakir hanya mengernyit. Mereka pun menaiki motor itu, Fadil lah yang menyetir, saat mereka keluar gerbang kosan, mereka tidak sengaja bertemu dengan Juwita di depan gerbang kosan putri. Juwita pun tersenyum melihat Syakir.
"Syakir" panggil Juwita.
Fadil pun langsung menghentikan motornya di samping Juwita.
"Asalamualaikum"
"Kau tinggal di kosan sebelah?" tanya Juwita.
Syakir pun mengangguk. Fadil pun terdiam, iya tak menyangka kalau Fadil kenal dengan penghuni kosan putri.
"Kalian sudah pada kenal?" ucap Fadil.
"Tidak kusangka ya kita tetanggaan" ucap Juwita. Syakir pun menatap lutut Juwita yang kini sudah diplaster.
"Lututmu sudah sembuh?" tanya Syakir.
Juwita pun mengangguk.
"Kondisikan matamu, jangan lihat lutut perempuan, dosa dosa dosa" bisik Fadil.
"Aku yang membuatnya seperti itu, kemarin sore tidak sengaja aku menabraknya" jawab Syakir.
"Kalian mau kemana?" tanya Juwita.
"Kita mau ke kampus xx" jawab Syakir.
"Waah itu kampusku, kalian kuliah disana juga?" tanya Juwita. Syakir pun mengangguk hingga Juwita tersenyum.
"Namaku Juwita, senang berkenalan dengan kalian" ucap Juwita. Syakir pun tersenyum.
"Salam kenal Juwita, kenalkan juga ini sahabatku, Fadil bin Usman" ucap Syakir sambil menepuk pundaknya Fadil.
"Hadeuuuh si Syakir hobby banget nyebut nama ayahku, ngefans kali ya" batin Fadil
Tiba tiba datang Hani menghampiri dengan menggunakan rok mini dan baju sexynya.
"Selamat pagi" sapa Hani.
Syakir dan Fadil nampak terkejut melihat penampilan perempuan itu hingga reflek mereka memalingkan wajah kelain arah.
"Astaghfirullah alazim"
"Pagi pagi sudah ketemu perempuan akhir zaman" batin Fadil.
"Syakir, itu perempuann kun Kun yang semalam mabok. Pagi pagi mata kita sudah ternodai" bisik Fadil.
"Gak usah banyak ngomong, ayo nyalakan mesinnya" pinta Syakir. Fadil pun langsung melajukan motornya.
"Berangkaaaaaatt"
"Asalamualaikum"
Juwita dan Hani pun menatap kepergian mereka.
"Kenapa kalian takut dengan penampilanku. DASAR NORAAAAK" teriak Hani.
"Siapa dia Ju?" tanya Hani.
"Mereka penghuni kosan baru, Dia laki laki yang semalam menabraku" jawab Juwita.
"Jadi mereka penghuni baru. Cuma menang tampang doang, dompetnya tipis" ucap Hani saat melihat mereka menggunakan motor bebek.
"Entah kenapa ada sesuatu yang lain saat aku melihat Syakir" batin Juwita.
Tiba tiba datanglah Joana.
"Ayo kita berangkat" ajak Joana.
Mereka bertiga pun berangkat ke kampus.
_ _ _ _ _ _
Sementara dengan Syifa yang kini sedang asik memakan wortel ditepi perkebunan. Zahira dan Erika (32 tahun) pun hanya bisa melihatnya dengan tatapan aneh.
"Syifa, apa sekarang kau berenkarnasi menjadi seorang kelinci?" tanya Erika.
"Aku lagi menjalani proses pengurusan badan" jawab Syifa. Zahira dan Erika saling lirik, tiba tiba mereka langsung tertawa.
"Syifa dengarkan ka Ira, seberapa besar usahamu untuk diet, pada kenyataannya kau tidak akan bisa mengalahkan kecantikanku, keimutanmu, menggemaskan ku, apalagi mengalahkan badanku yang kecil ini" tutur Zahira sedikit narsis hingga Syifa mengerucutkan bibirnya.
"Ka Ira Zahara deh" Syifa merajuk.
"Ira, ngalah dikit ke sama yang lebih muda" gerutu Erika.
"Aku hanya mengatakan sebuah kenyataan, bukan sebuah fitnah. Lagi pula gemuk biasa sama gemuk turunan itu berbeda, dan cara mengecilkan badannya punn berbeda beda" jawab Zahira.
"Tapi kata ibu aku ini bukan gemuk, tapi semok, S Ese M omOK, SEMOK" jawab Syifa.
"Apa artinya semok?" tanya Zahira.
"Artinya Sexy, montok, bahenol" jawab Syifa. Erika dan Zahira sudah menahan tawanya.
"Iya iya Syifa bahenol"
"Ngomong ngomong kenapa tiba tiba kau ingin diet?" tanya Erika. Syifa langsung mengerucutkan bibirnya.
"Ini semua gara gara ka Fadil, dia mengejekku, katanya badanku mirip ibu, dan yang lebih parahnya dia bilang kalau aku berjalan terasa bergetar" tutur Syifa menjelaskan sambil menggerutu. Zahira malah tertawa, hingga Erika mencubit lengannya.
"Ka Ira Zahara deh" Syifa merajuk kembali.
"Maaf, cuma bercanda. Semangat dietnya, tapi jangan minum obat yang aneh aneh, cukup olah raga sama kurangin makan sama ngemil aja" tutur Zahira.
"Iya ka"
Sementara dengan Syakir dan Fadil yang sampai di kampus. Mereka pun langsung menatap sekeliling.
"Duuh Syakir, ujian kita dimulai hari ini. Harus bisa jaga pandangan, disini laki laki sama perempuan bercampur. Tidak seperti di pesantren, laki laki ya laki laki, perempuan ya perempuan" tutur Fadil.
Sementara dengan Juwita dan teman temannya, mereka pun sampai di kampus. Hani pun melihat diujung parkiran ada motor bebek (Beky) punya Fadil.
"Ju, itu motor bebeknya penghuni kosan baru kan" ucap Hani sambil menunjuk si Beky. Juwita pun tersenyum.
"Iya itu motor temennya Syakir" ucap Juwita.
Mereka pun pergi ke lapangan karna Joana akan bertanding basket dengan Haris musuh bebuyutannya.
"Ayo Jo kalahin si Haris" ucap Andin.
"Haris Haris Haris" teriak Hani. Juwita, Andin dan Joana pun langsung memicingkan matanya pada Hani.
"Jangan berkhianat padaku" ucap Joana mengancam hingga Hani tersenyum getir.
"He he, si Haris, anaknya Sultan dan Sultini alias orang tajir" jawab Hani.
"Kutelan kau hidup hidup" ancam Joana kembali.
Pertandingan pun dimulai.
Joana hanya bertanding dengan Haris. Penonton pun nampak bersorak menyemangati. Syakir dan Fadil pun menatap kerumunan di lapangan itu.
"Itu ada apaan ya Dil?" tanya Syakir.
"Gak usah kepo, kata om Riziq nanti tumbuh uban mendadak" jawab Fadil.
Namun Syakir tetap menghampiri, hingga Fadil pun terpaksa mengikuti. Dilihatnya Joana dengan bertanding dengan Haris, pertandingan pun nampak sengit.
"Oh pertandingan basket" ucap Fadil.
"Ayo kita pergi" ajak Syakir.
Saat mereka melangkah untuk pergi, tiba tiba Haris malah bertengkar dengan Joana dan beradu mulut dengan mengeluarkan bahasa bahasa kasar. Joana yang marah pun langsung melayangkan bogem pada Haris, namun Harus bisa menghindar dan langsung mendorong Joana hingga tersungkur.
"Aww"
"Joooooo"
Teriak sahabat sahabatnya. Syakir yang melihat pun langsung menggeram dan menghampiri Haris ketengah lapangan dengan marahnya. Sementara Juwita dan Andin pun berlari ke tengah lapangan untuk membangunkan Joana.
"Apa kau tidak punya hati hingga kau tega melukai seorang wanita" ucap Syakir dengan marahnya. Haris hanya tersenyum mengejek, Haris adalah penguasa kampus.
"Siapa kau?" tanya Haris dengan angkuhnya.
"Aku Syakir. Tidak sepantasnya kau menyakiti seorang wanita" tegas Syakir. Haris dan teman temannya pun malah menertawakan Syakir.
"Waah waah wah ternyata disini ada pahlawan dadakan rupanya" ejek Haris. Namun anehnya Joana malah marah pada Syakir.
"Heei siapa kau, aku tidak perlu dibela. Aku ini bukan perempuan lemah seperti yang kau pikir" gerutu Joana. Syakir dan Fadil langsung mengernyit merasa aneh dengan perempuan itu, yang dibela tapi malah marah.
"Kenapa kau marah?. Aku bukannya membelamu, aku hanya sedang membela seorang wanita yang sedang tersakiti" ucap Syakir. Kini malah Syakir lah yang beradu mulut dengan Joana. Sementara Haris dan teman temannya malah menertawakan dan pergi dari sana.
"Orang orang tol*l" ucap Haris sambil berjalan pergi.
"Heei kau tidak tau diuntung ya sudah dibelain malah marah marah, tidak tau yang namanya bersyukur ya" gerutu Fadil. Juwita pun sudah menenangkan Joana.
"Heei siapa kau, tidak usah ikut campur, urusanku dengan temanmu ini" ucap Joana sambil menarik kerah bajunya Fadil. Syakir pun merasa tidak suka.
"Lepaskan tanganmu" pinta Syakir tegas. Joana malah tersenyum sinis, iya melepaskan tangannya dengan kasar hingga Fadil terjungkal.
"Awwww, nikmatnya" ringis Fadil. Syakir langsung membangunkan sahabatnya itu.
"Jo, kau tidak boleh begitu, mereka temanku" ucap Juwita. Joana langsung mengernyit dan menatap Juwita.
"Sejak kapan kau punya teman aneh seperti mereka?" ucap Joana.
" Mereka ini penghuni baru kosan sebelah" jawab Juwita.
"Apaaaaa, ko bisa kita punya tetangga macam mereka, ya Tuhan dosa apa aku" gerutu Joana.
"Tidak boleh begitu" ucap Juwita.
"Mulai sekarang kalian pindah dari kosan sebelah, males aku punya tetangga seperti kalian" ucap Joana.
"Idiiiih apa hakmu mengusir kita, ngebayarin kosan kita aja nggak" gerutu Fadil. Syakir pun langsung mengajak pergi Fadil.
"Ayo kita pergi, percuma adu mulut dengannya, cuma nambah dosa" ucap Syakir sambil menarik Fadil pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Pravangasta Waninghiu
ttp smngt Syakir
2021-03-28
1
N__syahh
kakak authot boleh enggak aku request dikit. syifa dietnya harus berhasil ya thor. dia harus laangsing. biar fadil enggak sepele sama syifa. huhu aku kasian liat syifa diolok2 terus.. emm
2021-02-10
2
Litaᶜʱᵅᶯ
dpat kwan debat lh tu tiap hr fadil..
😂😂😂
2021-01-23
1