Masih dengan Juwita yang menatap kepergian Syakir. Tiba tiba senyumnya muncul begitu saja.
"Syakir"
Juwita menyebut nama Syakir dalam hatinya. Tiba tiba Joana mendekatinya, iya merasa heran melihat Juwita tersenyum sendirian ditengah jalan.
"Juwi, kau sehatkan?" tanya Joana heran. Juwita tersenyum malu saat ketahuan senyum senyum sendiri di pinggir jalan.
"Ayo kita pulang, sebentar lagi kita siap siap buat acara malam Minggu" ucap Joana. Juwita pun mengangguk, saat iya melangkah, kakinya sedikit perih akibat tergores di jalan saat terjatuh tadi.
"Awww"
Juwita sedikit meringis.
"Kau kenapa Ju?" tanya Joana.
"Tadi gak sengaja ketabrak pemuda muslim yang baru pulang dari masjid"
Joana pun mengedarkan pandangannya mencari cari.
"Dia sudah pergi" ucap Juwita.
Joana pun memapah Juwita kembali ke asrama. Saat digerbang asrama putri, Juwita terdiam melihat ada sorban yang dijemur di depan kosan putra. Tiba tiba iya tersenyum.
"Mungkinkah sorban itu punya Syakir??" batin Juwita.
Kosan putra dan kosan putri memang bersebelahan hanya terhalang gerbang besi saja.
Saat Syakir masuk ke kamarnya, tiba tiba iya terdiam karna Fadil tidak ada di kamarnya.
"Dil, Fadil" panggil Syakir sambil mencari di kamar mandi. Syakir pun berkeliling keliling mencari sahabatnya itu dari satu kamar ke kamar yang lain sekalian juga kenalan dengan penghuni kosan yang lain. Namun Fadil memang tidak ada disana. Lama lama Syakir mulai khawatir.
"Masa iya Fadil tersesat??"
Syakir pun segera melepas sarungnya, lalu mencari Fadil. Iya hanya menggunakan celana bahan dan baju Koko berlengan pendek serta kopeahnya. Baru saja sampai di depan jalan, Dilihatnya Fadil diantar seorang lelaki paruh baya yang tidak lain adalah pak RT disana.
"Asalamualaikum"
"Waalaikum salam, Dil kau dari mana, aku mencarimu" ucap Syakir. Fadil langsung tersenyum malu.
"Aku tersesat Syakir" jawab Fadil sambil cengengesan.
"Kau tersesat?"
"Hmmm"
"Nak Fadil tersesat, bapak pikir dia linglung, habis celingak celinguk gak jelas. Pas ditanya ternyata dia penghuni baru disini" ucap pak RT. Syakir langsung menyipitkan matanya pada Fadil.
"Kalau ngomong tidak akan tersesat, berkeliling Kairo saja tidak tersesat, cuma dari masjid ke kosan saja yang cuma memakan waktu 5 menit kau sampai tersesat. Memalukan" tutur Syakir dengan nada mengejek.
"Jangan mengejekku terus, masih untung aku bisa ditemukan" gerutu Fadil.
"Maaf ya, bapak pulang dulu, besok kalau ada waktu datanglah ke rumah bapak, kalian kan penghuni baru dikota ini" ucap pak RT.
"Iya pak terima kasih sudah mengantar saya" ucap Fadil.
"Bapak permisi, asalamualaikum"
"Waalaikum salam"
Pak RT pun pergi. Syakir sudah berjalan masuk ke kamar kosnya, iya sudah menahan tawanya, Fadil hanya mengerucutkan bibirnya.
"Kalau kau ingin tertawa, tertawa saja tidak usah ditahan tahan nanti kalau ditahan kau bisa kentut" gerutu Fadil.
"Kalau saja pihak pesantren tau kalau kau tersesat di Jakarta, sudah pasti seantera pesantren heboh. Kau pasti akan dikira diculik Wewe gombel. Dan satu lagi, pasti calon mertuamu itu akan memukul mukul panci untuk mencarimu" tutur Syakir mengejek.
"Siapa calon mertuaku"
"Tante Dewi" jawab Syakir.
"Hadeuuuh si Syifa sudah mengancamku, katanya kalau dia berhasil langsing, awas saja kalau aku jatuh cinta padanya, gitu katanya" ucap Fadil. Syakir malah tertawa.
"Waah ancamannya Syifa sudah seperti kode itu" goda Syakir.
"Berisik kau"
Malam pun tiba. Motor bebek yang dijanjikan pun datang diantar kurir. Fadil sudah mengerucutkan bibirnya sambil menatap motor itu.
"Hadeuuuh abiku pelitnya kebangetan deh, aku maunya roda 4, ehhh malah dikasihnya bebek" batin Fadil menggerutu.
"Kondisikan bibirmu" ucap Syakir yang melihat sahabatnya sedari tadi cemberut.
"Kita cobain yu, kita keliling daerah sini saja. Kebetulan kan ini malam Minggu" ucap Syakir.
"Ide bagus tuh, ayo kita berangkat"
Saat Syakir dan Fadil mau berjalan jalan, tiba tiba mereka melihat Juwita, Andin, Hani dan Joana keluar dari kosannya sudah berdandan rapih untuk pergi bermalam mingguan.
Mereka sudah bersorak sorak sambil menaiki mobil Juwita.
"Astaghfirullah"
Syakir dan Fadil langsung menundukan pandangannya masing masing.
"Syakir, kita sedang diuji kesabaran mata" bisik Fadil.
"Sssttthh"
Juwita dan teman temannya pun pergi.
Kini giliran Syakir dan Fadil yang jalan jalan berkeliling di kota itu. Kota yang asing bagi mereka.
"Dil, ko aku inget pesantren ya. Disini sedikit susah untuk mendengar orang mengaji" ucap Syakir.
"Ini ibu kota, disini tempat keramaian banyak" jawab Fadil. Mereka pun beristirahat dan makan dipinggir jalan. Menikmati suasana malam di ibu kota. Tiba tiba ponselnya Fadil berbunyi. Dilihatnya Silmi yang menghubunginya.
"Asalamualaikum"
"Waalaikum salam"
"Ada apa Mimi sayang" ucap Fadil sambil menyeruput kopi panas.
"Jangan panggil aku Mimi, tapi panggil aku Sisil. Ka, kata Umi betah gak disana?" tanya Silmi.
"Memangnya kalau ka Fadil bilang gak betah, Abi akan menyuruh pulang?" ucap Fadil.
"He he nggak juga sih"
Fadil sudah memutar bola matanya.
"Ka aku cuma mau kasih tau, ka Syifa kini sedang diet. Dia makannya sama salat, ngemilnya sama wortel, ka Syifa sudah seperti kelinci. Dan semua itu ada hubungannya sama ka Fadil" tutur Silmi.
"Hubungannya apa sama ka Fadil?" tanya Fadil heran.
"Ka Fadil yang ngata ngatain ka Syifa gemuk. Kalau ka Syifa langsing pasti ka Syifa cantik banget" ucap Silmi.
"Si Syifa binti Muklis sudah mengancamku duluan, katanya awas kalau kakak jatuh cinta padanya, nyebelin kan" ucap Fadil. Silmi dan Syakir langsung tertawa.
"Ya sudah aku tutup telponnya. Hati hati di Jakarta, salam untuk ka Syakir, asalamualaikum"
"Waalaikum salam"
Silmi pun menutup sambungan teleponnya.
"Kita pulang Yu sudah malam" ajak Syakir. Fadil pun mengangguk. Mereka pun pulang ke asrama. Sesampainya di depan asrama, di lihatnya mobil Juwita sudah terparkir di depan kosan putri.
"Dil, aku masuk duluan ya" ucap Syakir.
"Hmmm, aku mau nyuci motor dulu, tadi kena lumpur" jawab Fadil. Syakir pun masuk ke kamarnya untuk mengaji. Kini Fadil sedang asik mencuci motor bebeknya.
"Dicuci begini, bertelor gak ya motor bebeknya" ucap Syakir. Tiba tiba ada mobil berhenti tepat di depan gerbang kosan putri. Syakir pun menatapnya, dilihatnya jam sudah pukul 23:10 malam. Tiba tiba seorang perempuan turun dari mobil itu sambil sempoyongan karna mabuk berat, dia adalah Hani yang baru pulang dari dunia malamnya.
"Astaghfirullah"
Setelah Hani keluar, mobil pun pergi begitu saja. Juwita dan Joana sudah pulang lebih dulu, namun Hani pergi bersama gebetan barunya. Hani sudah mabuk berat, sampai samai iya tak bisa membuka gerbang.
"Aduuuh ini gerbang susah banget dibukanya" ucap Hani sambil menggedor gedor gerbang. Iya pun mencari seseorang untuk minta tolong. Dilihatnya ada Fadil yang sedang membersihkan motor.
"Heeei kau, sini" teriak Hani sambil melambai lambaikan tangannya pada Fadil. Fadil pun menatapnya.
"Kau memanggilku apa memanggil motor bebek ku?" tanya Fadil.
"Tentu saja aku memanggilmu bod*h" ucap Hani yang kini sedang berpegangan pada gerbang itu karna takut jatuh.
"Hadeuuuh, ngapain perempuan mabuk itu memanggilku" ucap Fadil sambil mendekati. Namun Fadil terus memalingkan wajahnya karna penampilan Hani yang begitu sexy.
"Kenapa kau memanggilku?" tanya Fadil.
"Bukain gerbangnya dong" pinta Hani sambil tersenyum senyum.
"Hadeuuuh dikira aku bang Muklis kali disuruh bukain gerbang" batin Fadil. Mau tidak mau Fadil pun membukakan pintu biar cepat urusannya.
"Gerbang tinggal digeser doang pake gak kuat, giliran menggeser otak saja nomer satu" gerutu Fadil dalam hatinya.
"Sudah terbuka gerbangnya, aku pergi dulu asalamualaikum" baru saja Fadil melangkah, tiba tiba Hani muntah dan terkena bajunya Fadil.
"Hoooeeeks"
Fadil nampak terkejut dan merasa jijik.
"Huaaaaa, kenapa kau muntah dibajuku" gerutu Fadil. Hani malah tertawa tawa dan masuk ke kosannya tanpa memperdulikan Fadil.
"Hadeuuuh mimpi apa aku semalam. Malam malam begini aku sudah dimuntahin perempuan mabok, dia sudah seperti perempuan Kun Kun malam malam berkeliaran gak jelas" gerutu Fadil. Fadil pun kembali ke asramanya sambil menggerutu. Syakir di kamarnya sedang mengaji. Iya heran melihat Fadil datang datang menggerutu.
"Kau kenapa Dil?" tanya Syakir heran.
"Abis dimuntahin perempuan mabok" jawab Fadil sambil masuk ke kamar mandi. Syakir malah tertawa tawa.
"Rezeki dimalam Minggu itu Dil, di syukuri saja" goda Syakir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Nani Rahayu
sumpah ngakak bangeeeet
2021-12-23
1
Av-Av
si Fadil kelakuannya Sama Kaya bapak nya yaaaaa mulut nya ceplas ceplos 🤣🤣🤣🤣
2021-09-18
2
Pravangasta Waninghiu
sbr² ttp mta , tpi hti ttp terbuka
2021-03-28
1