Raka melihat jam tangan sudah menunjukkan pukul 10 malam, tetapi belum ada tanda-tanda kedatangan dari Dimas. Ia sengaja menunggu kedatangan kakaknya itu, untuk menanyakan bagaimana kinerja hari pertama magang Alya dikantor. Sekaligus Ia juga ingin berbagi cerita perihal wanita. Raka dan Dimas terbilang dekat walaupun sesama lelaki Mereka kerap berbagi cerita apapun.
Dulu saat Raka masih duduk dibangku SMP yang satu yayasan dengan SMA Dimas, selalu berlatih basket bersama. Sampai Dimas akan masuk pelatihan Karate, Raka pun meminta kedua orang tuanya untuk memasukkan dia juga. Seakan tidak ingin dipisahkan dengan kakaknya itu. Sampailah Dimas harus melanjutkan S2 nya ke London atas permintaan Subadiyo, dengan terpaksa akhirnya Raka berjauhan.
Hampir 2 minggu ini Dimas kembali ke Jakarta, dan memimpin perusahaan cabang Papahnya didaerah Sudirman. Sebelumnya Dimas berada di Kalimantan beberapa tahun lalu setelah menyelesaikan kuliah. Kelak Rakapun dipaksa untuk meneruskan perusahaan Subadiyo yang lain, tetapi sampai saat ini Raka bersih keras untuk menjadi Arsitek berbeda jurusan yang diambil Dimas yaitu Management Bisnis. Walaupun demikian kedua orangtua mereka tetap mendukung keputusan jurusan kuliah yang diambil oleh masing - masing anaknya.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Beberapa jam lalu, Dimas sudah keluar pintu tol Sentul lalu membelokkan mobilnya kearah daerah jalan Yasmin menuju kediaman Alya. Sepanjang perjalanan tol tadi Dimas mulai mengintrogasi Alya, dimulai saat 3 tahun silam Dimas tinggal dirumah Kakek Nenek nya disekitaran Magelang Jogja.
Flashback on ~
Jogjakarta menjadi awal pertemuan keduanya, Alya yang baru lulus SMA memutuskan liburang ke Jogja seorang diri, berbekal teman wanita yang tinggal di Jogja ia akan menginap dan ditemani olehnya. Alya menaiki kereta ekonomi jarak jauh menuju Jogja, saat menunggu kedatangan kereta di kota Jakarta, Ia meletakkan tas ransel dan kantong plastik putih berlogo minimarket. Ternyata Ia melupakan bawaanya, langsung menaiki kereta yang baru tiba di peron. Hanya tas ransel yang ia bawa masuk.
Kereta sudah berjalan meninggalkan stasiun 15 menit yang lalu, menyadari kantong plastik bawaanya tidak ada Ia panik. Pasalnya ia meletakkan tiket kedalam plastik tersebut, ceroboh sekali fikirnya. Karena sebentar lagi pasti ada petugas yang menanyakan tiket. Mulai panik Alya pun berjalan menuju toilet ketika dari kejauhan terlihat petugas sedang berjalan kearah gerbongnya.
Alya berjalan kearah belakang gerbong memasuki toilet, ketika dirasa cukup lama didalam Alya memutuskan kembali ketempat duduk. Saat pintu terbuka ..
Ceklek !!
"Permisi nona tiket tujuannya bisa lihat sebentar?" Tanya petugas kereta.
"Maaf Pak ada didalam tas dekat kursi duduk Saya." Jawab Alya berbohong.
"Baik bisa tunjukkan kursi nona dimana?" Tanya petugas itu kembali.
"I iya pak." Jawab Alya ragu.
Alya berjalan perlahan menuju kursi duduknya yang sekarang sudah diisi pria disamping jendela. Rasanya ingin berjalan lebih lama lagi menuju kursi duduknya itu, agar Alya bisa mencari - cari alasan lain.
Lelaki itu menggunakan Earphone dan pandangannya keluar jendela. Alya duduk lalu pura - pura mengambil tas mencoba mencari tiket kereta yang sudah jelas tertinggal didalam plastik belanjaan. Keringat mulai menetes perlahan membasahi kerudung hitam miliknya. Karena terusik dengan gerakan Alya, lelaki itu menoleh kearahnya lalu tersenyum.
"Ini pak tiket Kami berdua." Ucap pria disamping Alya.
Lelaki itu memberikan tiket kereta nya juga tiket Alya kepada petugas.
"Terima kasih tiketnya, silahkan menikmati perjalanan kalian sampai tujuan." Jelas petugas.
Petugas pun pamit dan berjalan ke gerbong depan.
(Hufft.. Hampir saja. Batin Alya).
"Makasih ya Mas sudah menunjukkan tiket Saya." Ucap Alya.
"Sama-sama . Lain kali ingat dengan bawaannya. Itu kantong plastik punya Mu." Jelas pria disampingnya sambil menunjuk kedepan plastik.
"Perkenalkan saya Dimas." Sapa pria disamping.
"Aku Alya." Jawabnya.
Suasana pun kembali hening, Mereka larut dalam fikirannya masing - masing. Pandangan Alya mulai redup, Iapun terlelap dalam tidur. Karena perjalanan di kereta tidak semulus kendaraan mobil, sesekali kepala Alya menyentuh bahu kiri Dimas.
Karena kasian melihat wanita itu tidur dengan posisi kepala menggantung, Dimas membenarkan posisi duduknya untuk lebih tinggi dari Alya. Kemudian dengan sendirinya kepala Alya jatuh diposisi bahu Dimas cukup lama.
Hampir sore perjalanan sudah menuju Cirebon, Alya menggeliat membuka kedua matanya.
"Huammm ... eh sudah dimana ini." Tanya Alya.
"Cirebon, lelah banget ya sampai basah bahu saya." Jawab Dimas.
Alya menoleh kearah Dimas, terkejutnya melihat bahu kiri Dimas sudah basah akibat jejak pulau buatannya. Alya membersihkan mulutnya dengan lengan baju dan tersenyum kearah Dimas.
"Ma maaf Bang, eh mas, eh Kak. Aduh jadi enggak enak. Alya bersihkan nanti." Jelasnya dengan rasa bersalah.
"Hmm .. memang Kamu turun dimana?" Tanya Dimas.
"Lempuyangan." Jawab Alya singkat.
"Oke tiba disana kamu harus cuci pakain yang Saya pakai ini. Sekarang Saya mau ganti pakaian dulu." Jelas Dimas lalu berjalan.
Alya menunduk tidak berani melihat kearah Dimas yang berlalu meninggalkanya menuju toilet. Setelah beberapa menit barulah kembali. Pakaian kotor tadi diberikan ke Alya, Dimas kembali duduk dan melanjutkan pandangan keluar jendela yang dipenuhi pemandangan sawah pedesaan.
Kereta berhenti tengah malam di Kota Jogja, hanya sedikit penumpang yang turun di stasiun Lempuyangan. Terlihat Dimas mengekori langkah Alya, mereka sudah diluar stasiun. Alya melihat kanan kiri jalan sudah sepi, rental motorpun sudah tutup. Ia bingung harus naik apa menuju kos temannya. Nomor temannya pun dihubungi beberapa Kali tidak menjawab.
"Ada apa Al?" Tanya Dimas.
"Ini Kak Dimas nomor teman enggak bisa dihubungi, rental motor juga tutup. Alya belum tau alamat temen dimana. Hanya bilang di Magelang aja. Gimana Saya mau ketempat kost teman kalau begini." Jelasnya.
"Loh kirain dijemput sama keluarga! Sudah malam begini malah ambil jam dini hari tiba di Jogja." Ucap Dimas sambil geleng - geleng kepala, hampir tidak percaya dengan gadis yang seumuran adiknya dengan nekat ke Jogja seperti ini.
Alyapun sedikit menceritakan tujuannya ke Jogja, Dimas menyimak saja cerita Alya. Tanpa terasa mobil jemputan Dimas sudah datang.
"Begini saja, Kamu ikut Saya ke rumah Nenek. siang ini jika sudah bisa dihubungi kembali nanti Saya antar ke kost an teman mu itu." Jelas Dimas.
Awalnya Alya takut, ada orang asing baru kenal sebentar di kereta sudah mau ajak ketempatnya. Tetapi melihat dari gerak gerik pria ini sepertinya orang baik. Alyapun meng ON kan rekaman di handphone nya. Berjaga jaga jika ada tindakan sesuatu yang mencurigan ia punya bukti.
"Baiklah Kak, Saya ikut ketempat Neneknya Kak Dimas. Sebelumnya terimakasih atas tumpangan Kakak." Jawab Alya.
Lalu keduanya berlalu meninggalkan stasiun Lempuyangan menuju kediaman Nenek Dimas di Magelang.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Happyy
🤗🤗🤗
2021-03-03
0