Imam Pilihan Ayah
Hai Readers !!
.
Alya Rahmadhani berusia 25 tahun, berasal dari Kota Bogor, anak ke-2 dari Ayah Hasan dan Bunda Rahma. Sifat periang penuh dengan senyum membuatnya banyak disenangi orang sekitar. Tetapi di kampus dirinya termasuk dalam kategori wanita yang menghindari jarak dengan laki-laki. Hanya yang dirasanya klik barulah Ia berteman baik. Seperti kedekatannya dengan Raka. Ia mengenal sejak awal masuk kuliah saat tidak sengaja bertemu di jalur pendakian. Alya masih melanjutkan kuliah disalah satu Universitas swasta Jakarta, jurusan Komunikasi semester 6. Memiliki seorang Kakak wanita bernama Tyas, terpaut usia diatas lima tahun dari Alya. Saat ini sedang magang mengajar disalah satu pesantren saudara dari Ayah Hasan. Selain itu Ia juga memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Bagas, saat ini masih duduk dibangku SMA yang berusia 17 tahun. Menyukai si bola keranjang, menjadi kapten Basket ditim sekolahnya.
Dimas Subadiyo Pranoto, merupakan wakil dari pemilik salah satu perusahaan terbesar di Jakarta yaitu Subadiyo Group. Usianya terpaut 5 tahun lebih tua dari Alya. Setelah menamatkan S2 di London ia memegang perusahan tersebut. Dimas selalu menurut apa yang diperintahkan sang Ayah, setelah mengetahui Subadiyo Memiliki riwayat jantung Ia berusaha membahagiakannya. Hingga dirinya melanjutkan S2 diluar, itupun menjadi salah satu kemauan Ayah. Dari kecil Ia juga menjadi anak yang penurut. Mengenal kata cinta setelah masuk kuliah, hingga saat di London Ia mengenal cinta semu lalu dikecewakan oleh wanita yang menjadi salah satu rekan bisnis Subadiyo.
Alya berteman baik dengan Raka Subadiyo Pranoto si idola kaum hawa di kampusnya. Berbeda dengan Alya, Raka mengambil jurusan Arsitektur. Adik dari Dimas ini tumbuh dalam lingkungan keluarga Jawa kental dari ibunya yang asli Jogjakarta dan katanya masih ada keturunan ningrat. Tetapi sifatnya berbanding terbalik dengan Dimas. Ia lebih banyak menentang sikap Subadiyo. Setelah SMP Raka baru tinggal bersama kedua orangtuanya. Saat itulah sifat pembangkangnya dimulai.
Siska wanita satu kampus yang mencintai Raka dari awal ospek masih memendam perasaannya hingga memasuki semester 6 ini. Wanita pendiam dan menjadi salah satu teman wanita Alya disatu jurusan. Ia tinggal di kota metropolitan bersama kedua orangtuanya yang sibuk. Hari - harinya dihabiskan di kampus, selalu diantar jemput oleh supir pribadi. Semenjak sekolah dasar dirinya hanya ditemani asisten rumah tangga. Kesepian yang membuatnya menjadi sosok wanita yang pendiam. Mempunyai paras cantik, tetapi selalu ditutupinya.
Subadiyo Pranoto, seorang pebisnis sukses di kota metropolitan Jakarta sejak muda. Menikahi wanita asli Jogjakarta keturunan ningrat bernama Lestari. Mereka sangatlah romantis, tidak pernah terlihat pertengkaran, karena sifat Lestari yang tenang dan penurut membuat hubungan rumah tangga Mereka langgeng. Hingga dikaruniai dua orang anak laki-laki bernama Dimas dan Raka. Subadiyo sangat pemilih untuk rekan bisnis, ketika ia harus dihadapi pesaing yang semakin keras. Dirinya harus menyelamatkan bisnisnya dari tangan - tangan tidak bertanggung jawab. Maka dari itu Ia ingin menikahkan anak - anaknya dari keluarga yang baik. Teringat mantan orang kepercayaanya saat beberapa tahun lalu, ia bertamu kerumah Hasan lalu mengatur perjodohan dengan anak sulungnya.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Siang itu Raka sedang menghabiskan waktu dibawah pohon rindang halaman kampus sambil membuat sketsa. Daun kering berguguran memenuhi dimana tempat yang sedang Ia duduki. Lalu lalang pejalan kaki tidak dihiraukannya, Ia masih dengan fokusnya menggambar. Dari kejauhan Alya datang menghampiri.
"Ka pulang yuk, Aku sudah selesai jam kuliah." Sapa Alya.
"Tunggu Aku selesain sketsa sebentar lagi Al." Jawab Raka.
"Sketsa apa? oke deh Aku tungguin." Alya langsung duduk di samping kanan Raka, mulai memperhatikan sketsa yang dibuat
"Buat akhir tugas Al. Oh ya kapan Kamu magang disemester ini?" Tanya Raka dengan tangan kanannya masih sibuk menggambar.
"Belum tau Ka, masih bingung mau magang dimana. semakin kesini kurang tertarik didunia pertelevisian. Lebih seneng produksi dalam sebuah perusahaan hehe." Sesekali Alya merapikan kerudung hitam yang merosot.
"Ya sudah Kalo bingung, Aku ajak ke salah satu kantor Papah aja buat magang disana gimana?" Ajak Raka.
"Enggak enak sama Om, janganlah Ka." Jawab Alya malu - malu.
"Santai aja Al, besok pulang ngampus Kita ke perusahaan Papah yang cocok untuk Kamu magang."
"Hmm boleh juga lah, sayang juga di tolak hehe."
"Huh tadi katanya enggak enak, terus langsung diterima." Hcap Raka sambil merapikan alat sket nya dan memasukkan kedalam tas ransel.
"Lumayan ada tawaran baik jangan disia - siakan. Tapi Aku enggak enak aja sering merepotkan Kamu. Oh ya Bunda tanyain Kamu terus, kapan mau main kerumah?"
"Aku seneng bantu kamu Al, mungkin besok Aku main setelah pulang menemani Mu dari kantor Papah."
"Makasih ya Ka, maaf Aku sering merepotkan."
"Sudahlah jangan dibahas itu terus, lagian Kamu juga sering bantuin Aku buat jagain dari wanita - wanita kampus disini."
"Kamu itu aneh Ka, kenapa dari semua wanita yang idola sama Kamu tidak ada satupun yang Kamu terima?"
"Bukan gitu Al, memang belum ada yang klik aja dihati. Lagian aku maunya sih enggak usah pacaran langsung halalin hehe."
"Alhamdulillah sahabat Aku ini fikirannya tidak terkontaminasi."
"Iya dong, Kamu juga begitu kan Al?"
"Insya Allah Ka, inget kata Bunda pacaran setelah halal itu lebih nikmat. Kalau sebelum halal banyak mudhorotnya."
"Betul itu kata Bunda Mu, okelah Kita kapan pulangnya? jadi Aku turunin di stasiun?"
"Jadi dong, yuk Kita jalan sekarang."
Mereka pun beranjak meninggalkan kampus yang mulai terik. Raka melajukan mobil Fortuner nya memecah kota Jakarta yang padat. Siang itu ibukota diramaikan para pendemo hingga menutup sebagian jalan utama. Raka harus memutarkan kendaraannya lebih jauh mencari jalan alternative untuk segera sampai mengantarkan Alya.
Setelah Raka berhasil menurunkan Alya di dekat stasiun Tebet, Alya berjalan di trotoar. Karena tidak memungkinkan mengantar sampai didepan pintu masuk stasiun, yang sudah dipadati ojek online dan beberapa pedagang asongan.
Alya masuk kedalam stasiun yang sudah ramai antrian di loket. Beruntung Ia sudah mengisi saldo kartu KRL nya. Rasa haus ditenggorokan membuat Ia menoleh kearah mini market yang berada didalam peron. Selagi menunggu kereta datang, Ia memutuskan untuk membeli minuman dingin disana. Terlihat ada seorang ibu hamil besar sedang berdiri didekatnya, Alya membelikannya sebotol minuman untuknya. Ia juga meminta kursi prioritas kepada pengunjung lain yang kiranya terlihat masih muda. Sungguh tak tega melihat sesama wanita yang berdiri saat mengandung besar. Kadang hidup dikota besar tidak membuat orang itupun berfikir luas. Rasa empati Mereka hilang disaat lelah, acuh tak acuh melihat kenyataan yang ada disekitarnya.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Dul...😇
ini Alya umur 25 th semester 6 itu ambil s2 y thor.atau q yang salah baca nya
2023-05-21
0
Rina Pujiati
Masih nyimak kak
2022-06-26
0
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
mampir ya Thor
2022-04-19
0