Siang hari ketika sudah berhasil menghubungi Ayu, teman Alya di Magelang dan mendapatkan alamat kostnya, Alya segera pamit kepada kakek nenek Dimas. Pergia ditemani oleh Dimas yang mengendarai mobil, Alya duduk disampingnya. Mereka terlihat sangat canggung, sepanjang perjalanan keduanya hanya terdiam.
Tiba dirumah berpagar putih dengan halaman batu kali disertai tanaman buah yang asri mobil Dimas berhenti. Disana sudah ada wanita desa yang menunggu kedatangan mereka.
"Makasih ya Kak atas tumpangan menginap dan sudah mengantarkan Alya sampai sini." Ucap Alya.
"Iya sama-sama, Saya langsung pamit Al. Salam untuk teman Kamu." Jawab Dimas.
"Kirain mau mampir dulu Kak." Ucapnya kembali.
"Mau banget ya Saya mampir! Hehehe. Ada urusan mendadak Al." Jelas Dimas.
"Eh enggak gitu Kak, iya kan mungkin aja mau bertamu sebentar. Kalau gitu hati - hati dijalan." Pamit Alya lalu keluar dari mobil.
Dimas pun hanya tersenyum dan menaikan kembali kaca mobilnya kemudian berlalu meninggalkan Alya yang masih terpaku didepan pintu pagar.
"Alyaa .. wesh sini toh masuk." Ucap Ayu yang sudah melambaikan tangan untuk mengajak Alya kedalam.
"Iya Yu sebentar." Jawab Alya.
Alya tersenyum menatap kepergian Dimas, melihat mobilnya sudah belok dan menghilang dari penglihatannya barulah ia masuk menyusul Ayu yang sudah berada didalam.
Flashback off ~
"Jadi mana pakaian Saya yang kotor saat itu? Kamu lupa masih punya hutang." Ucap Dimas.
Pertanyaan Dimas menghentikan lamunan Alya dan menoleh kearah sumber suara.
(Alya hanya menyeringai sambil memikirkan masih ada orang seperti ini. Terlihat berada tapi pakaian 1 saja masih dicariin. Hufft batinnya).
"Anu Kak, Hmm ... Aku lupa masih ada apa enggak ya. Itu kan sudah lama banget. Masih aja ditanyain!" Cicit Alya sambil memajukan mulutnya.
Dimas yang melirik kearah Alya tersenyum bahagia bisa menjailinya hanya karena hal sepele. Padahal ia tidak mau ambil pusing. Tetapi karna keunikan Alya itu dan ternyata cukup manis wanita yang ditemuinya 3 tahun lalu ini sekarang sudah tumbuh dewasa.
"Pagar cream itu kak berhenti. Itu rumah orang tua saya." Tunjuk Alya sambil membuka safety belt.
"Saya mau turun sambil pamit ke orang tua Kamu." Ucap Dimas.
(Duh perasaanku jadi gak enak gini yah, kenapa juga harus turun. Ini sudah malam pasti ayah bunda tanya-tanya deh. Batin Alya).
"Assalamualaikum." Ucap Alya.
"Waalaikumsalam." Jawab Rahma.
Terlihat wanita paruh baya dengan kerudung syar'i berjalan menghampiri mereka.
"Anak bunda baru pulang. Sama siapa Al?" Tanya Rahma.
"Maaf Bun kemaleman, ini kenalin Kak Dimas kakaknya Raka sekaligus atasan Alya magang dikantor." Jelasnya
"Salam kenal nak Dimas, silahkan duduk. Bunda buatkan minum." Sambil merapatkan kedua tangan didada dan bundapun tersenyum.
"Salam kenal Bu. Tidak usah repot saya sebentar saja." Ucap Dimas.
"Tunggu sebentar, baru sampai. Duduk dulu ya. Panggil saja Bunda seperti Alya." Jelas Rahma.
"Baik Bunda." Ucap Dimas kembali.
Akhirnya Dimaspun menurut dan duduk diruang tengah. ketika Alya ingin duduk melewati Dimas, ia berbicara pelan yang tentunya hanya terdengar oleh Alya.
"Bagaimana ya apa Saya kasih tau Bunda kejadian di Jogja. Kalau kamu menginap bermalam ditempat Saya dan selama seminggu ditempat kost Teman." Jelas Dimas dengan senyum jahil.
"Shitt .. kak Dimas apaan sih. Enggak usah banyak bicara. Itukan kejadian udah lama." Jawabnya lalu duduk disebrang Dimas sambil terlihat kesal.
Dimaspun terkekeh menahan tawa melihat perubahan wajah Alya yang terlihat manis ketika marah. Tak lama Bunda datang membawa nampan berisi air minum dan dibelakangnya ada Ayah yang mendorong kursi roda sendiri.
Setelah berbicara sebentar, Dimas berpamitan dengan kedua orang tua Alya. Rahasiapun tidak terbongkar. Itu hanya gertakan Dimas saja. Mereka mengucapkan terima kasih karena sudah mengantarkan Alya sampai rumah. Lalu mengantarkan Dimas sampai depan pagar.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Tiba dikediaman orang tuanya didaerah Menteng Jakarta Selatan. Dimas memasukkan mobil sportnya kedalam area parkir. Ketika membuka pintu rumah melihat ada Raka yang sedang duduk diruang tengah sambil memainkan ponsel.
"Assalamualaikum." Ucap Dimas.
"Waalaikumsalam .. Kak Dim baru pulang malam banget." Tanya Raka.
"Iya macet dijalan." Jawab Dimas singkat.
Raka tidak percaya, kalaupun macet dari Sudirman menuju Menteng hanya menghabiskan waktu 2 jam perjalanan.
"Tumben Kamu masih dibawah jam segini? Bukannya lagi membuat sket di kamar." Tanya Dimas.
"Aku tungguin kakak, ada yang mau Aku tanyain." Jelas Raka.
"Besok aja ya Kakak capek, Papah Mamah kemana?" Tanyanya kembali.
"Mereka ada pertemuan di Semarang, tadi naik penerbangan sore. Besok malam udah kembali." Jelas Raka.
"Oh." Jawab Dimas.
Kemudian Dimas berlalu menaiki tangga tanpa menghiraukan Raka yang masih setia menunggu untuk direspon. Raka berdiri lalu berjalan menyusul Dimas yang sudah mau masuk kedalam kamar.
"Eits .. tunggu dulu Kak jangan masuk. Aku mau tanya sesuatu." Titah Raka.
"Tanya apa? tidak bisa tunggu besok ya?" Tanya Dimas.
"Sebentar aja kak, 10 menit deh." Jelas Raka.
Dimaspun menurut mengikuti langkah Raka menuju pinggir tangga dan bersandar.
"Alya gimana hari pertama magang dia baik- baik aja kak?" Tanya Raka mengintrogasi.
"Baik, sepertinya dia punya bakat di bidang itu." Jawab Dimas.
Raka tersenyum mendengar jawaban Dimas.
"Alya orangnya baik Kak, cekatan dan pekerja keras. Menurut kakak Dia wanita yang bagaimana?" Tanyanya lagi.
"Wanita baik." Jawab Dimas singkat.
"Panjangan gitu jawabnya Kak. Ia Alya baik terus kalau dia cocok enggak yah sama Aku?" Tanya Raka jujur.
Deg !
Dimas tertegun dengan pertanyaan Raka, baru kali ini Ia mengatakan perihal wanita. Tidak biasanya seperti ini.
"Kak gimana?" Tanya Raka memastikan.
"Yaa lihat aja dulu kedepannya, kamu juga belum lulus kuliah." Jelas Dimas
"Santai Kak, Aku juga baru tanya-tanya aja gimana pendapat Kakak. Belum langsung mau mengkhitbah Alya hehe." Jawab Raka.
Dimas kembali diam pandangannya lurus kedepan sambil memikirkan sesuatu.
"Udah ya kaka mau mandi terus istirahat." Kata Dimas.
"Oke kak, thanks waktunya." Pamit Raka.
Raka berlalu meninggalkan Dimas yang masih mematung disana, melihat kepergian Raka yang menghilang dibalik pintu kamarnya. Kemudian Dimas menuruni tangga menuju dapur. Mengambil minuman dingin untuk menyegarkan tubuhnya. Ia masih memikirkan kata - kata Raka. Ketika melamun didapur suara pintu rumah terbuka. Nampaklah kedua orangtuanya sudah kembali.
Lestari segera berjalan kearah dapur menghampiri putra sulungnya yang sedang melamun. Dimas yang Baru tersadar karena tepukan dar Lestari segera menoleh kebelakang.
"Mamah kapan kembali?" tanyanya "Bukankah besok malam pulang?"
"Barusan nak, Kamu melamun jadi tidak mendengar Kami masuk. Dipercepat pulangnya." Jelas Lestari.
"Ya sudah Mamah istirahat saja, nanti Dimas panggilkan Mbok Yem." Ucap Dimas.
"Tidak usah, biarkan Mbok Yem istirahat. Kamu juga langsung tidur. Besok kamu kerja kan?" Jelas Lestari.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Happyy
💪🏼💪🏼💪🏼
2021-03-03
1