Kinara masih setia melirik ke arah pria yang ada di samping nya. Ia tersenyum-senyum sendiri. Dosen yang menyadari hal itu langsung menegur Kinara.
"Bapak perhatian sejak tadi kamu tidak fokus. Sekarang kamu kelilingi lapangan lima kali." ujar Dosen tersebut.
"Tapi pak, itu sangat melelahkan." ujar Kinara.
"Cepat! atau kamu bapak coret dari absen." ancam Dosen itu.
Mau tidak mau Kinara berlari mengelilingi lapangan basket. Cukup melelahkan, Matahari sedang naik nya dan kinara harus menerima hukuman itu.
Waktu itu kelas sudah selesai, namun Kinara baru menyelesaikan tiga putaran dan masih kurang dua putaran. Tiba-tiba mata nya sakit saat menangkap pemandangan ketika Arka dan Viana duduk berdua tepat di depan nya.
Kinara menghentikan lari nya, sorot mata nya tajam menatap ke arah Arka dan Viana. Apa ini cemburu? tidak biasa nya Arka duduk berdua dengan Viana.
"Kinara cepat!" teriak Dosen itu dan Kinara langsung melanjutkan hukuman nya. Saffa yang sudah menunggu dengan membawa sebotol air mineral langsung menghampiri sahabat nya itu.
"Minum dulu." ujar Saffa sambil menyodorkan sebotol air.
"Makasih Saffa." ucap nya. "Saffa, hati ku sakit." ujar Kinara.
"Kenapa? apa kau sakit?" tanya Saffa Khawatir.
"Lihat mereka? sejak kapan?" tunjuk Kinara pada Arka dan Vania.
Mata Saffa melotot tidak percaya. Ia memeluk Kinara karena merasa kasihan kepada gadis itu.
"Aku mau pulang." ujar Kinara sambil berdiri lalu berjalan terseok-seok.
Arka melirik ke arah Kinara, ada rasa tidak tega kepada gadis itu namun rasa angkuh di hati nya membuat ia gengsi untuk menghampiri Kinara.
"Aku pergi dulu." ucap Arka pada Viana.
Viana menolak, namun sorot mata Arka lebih menakutkan akhir nya gadis itu melepaskan tangan nya.
Kinara masuk ke dalam mobil nya lalu melajukan mobil nya. Arka yang melihat sikap tidak biasa Kinara langsung menghampiri Saffa.
"Apa kinara baik-baik saja?" tanya Arka masih dengan nada datar nya.
"Pikir aja sendiri! dasar gak punya hati!" ucap ketus Saffa kemudian pergi.
Hampir seharian Arka tak di ganggu oleh Kinara, hidup nya serasa bebas tak ada beban. Selesai kuliah pun pria itu langsung pulang.
"Arka, tante Zura bilang kalau Kinara sedang sakit." ujar Hana.
"Kinara sakit? sakit apa?" tanya Raka.
"Gak tahu, kata nya habis kena hukum sama Dosen nya."
"Wah...ini pasti karena Arka." sambung Allena.
"Enak aja! salah dia sendiri gak memperhatikan Dosen yang sedang menjelaskan." kilah Arka tak mau di salah kan.
"Arka jenguk Kinara ya." ujar Hana dan langsung di tolak mentah-mentah oleh Arka.
Raka dan Hana hanya bisa menggelengkan kepala mereka. Di rumah, Kinara sedang menangis menahan rasa pegal di kaki nya.
Azura dengan telaten memijat pelan kaki anak nya. Sedangkan Elvan hanya bisa memperhatikan ke dua wanita nya itu.
"Maka nya, lain kali belajar itu yang benar jangan Arka aja terus." ujar Elvan.
"Apa sih yah, dia itu makhluk semesta yang paling indah." puji Kinara.
"Aku bingung dengan anak mu yang satu ini, sifat siapa yang di turun nya?" ujar Elvan pada istri nya.
"Aku pun juga bingung." balas Zura.
"Ayah, Kinara boleh minta sesuatu?"
"Katakan lah? jika ayah mampu ayah akan memenuhi nya!" ujar Elvan.
"Kinara mau gitar baru,boleh kan ayah." pinta Kinara.
"Baiklah, nanti ayah belikan."
Bahagia nya hati Kinara, orang tua nya sangat perhatian pada nya. "Ya udah, sekarang kamu istirahat." ujar Zura lalu membenarkan posisi anak nya. Elvan mematikan lampu kamar dan ia langsung pergi ke kamar bersama istri nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Taufan Kamilah
di novel, kuliahan layaknya sekolah, ada hukuman fisik segala kalap bandel dalam kelas. jangan lewatkan TERIKAT MUMTAZ YA!!!?
2022-07-16
1
Homsiah
dah cuekin aja dulu arka biar dia ngersa
2021-12-22
0
Damiroh Amiroh
sedih banget thor kirana ank yg baik ,
2021-08-28
0