BAB 5

Mentari pagi datang menyapa. Sinar hangatnya membawa kebahagiaan. Suasana riuh kini sedang terjadi dikamar Kanora. Ibu dan Ibu angkat begitu antusias pagi ini. Memilih pakaian, memakaikan riasan, mengatur semua yang diperlukan Kanora.

Kanora hanya bisa menurut pasrah menerima perlakuan yang tak biasa dari kedua Ibunya.

Setelah persiapan selesai.

" Uh.........! Hari ini Kanora ku terlihat sangat cantik. " Ucap Ibu angkat sembari memangku wajah mengagumi betapa cantiknya Kanora hari ini.

" Huh! Iya sebenarnya dia memang cantik. Hanya saja, dia tidak tahu bagaimana caranya menjadi cantik. Lihatlah! dia bahkan tertidur pulas saat kita membantunya bersiap. Benar- benar tidak anggun. " Ibu menggelengkan kepala heran. Memandangi putrinya yang tertidur sembari menyender dengan mulut terbuka.

Ibu angkat menahan tawanya.

" Dia memang gadis yang polos. " Ucap Ibu angkat yang masih terpesona melihat penampilan Kanora pagi ini.

" Kanora!!!!!!!!! " Suara super melengking yang membuat Kanora terbangun seketika.

" Hah?! kenapa Ibu berteriak begitu? " Tanya Kanora sembari menggosok telinganya yang terasa sakit.

" Kau mau berangkat atau mau melanjutkan tidurmu lagi?! " Tanya Ibu sembari mendorong kepala Kanora menggunakan jari telunjuknya.

" Iya aku akan segera berangkat. " Kanora bangkit perlahan dari posisinya. Merapikan pakaiannya dan menatap wajahnya di cermin.

Kanora terperanjak melihat wajahnya hari ini.

" Ini? ini aku ya? " Tanya Kanora sembari memelototi pantulan wajahnya di cermin.

" Iya. Iya. Bagaimana hasil kerja keras Ibu angkat pagi ini? " Tanya Ibu angkat yang merasa bangga.

Kanora terperangah tak percaya.

" Ibu angkat. " Kanora membalikkan tubuhnya menatap Ibu angkat.

" Jika aku tertidur dengan riasan ini, bisa-bisa roh ku bingung saat akan kembali ke tubuhku. Roh kan berkelana saat kita sedang bermimpi.

" Jangan omong kosong!. " Bentak Ibu angkat yang merasa sebal mendengar alasan Kanora.

" Baiklah. Maaf kan mulut bodoh ini. " Kanora memukul mulutnya pelan.

Beberapa saat kemudian, Kanora telah sampai di CHAN group. Kanora berdiri memandangi tingginya gedung perusahaan yang akan ia jamak setiap hari.

Aku hubungi dulu saja jerapah gila itu.

Kanora meraih ponselnya untuk menghubungi Leon. Tanpa menunggu lama Leon langsung menjawab panggilan teleponnya.

Leon : Hallo?

Kanora : Jerapah! eh maksudnya Bos. Ini aku Kanora. Aku sudah sampai di CHAN. Lalu aku harus bagaimana?

Leon terkejut mendengar nama Kanora dan langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Monster ini sudah sampai? ah sial! bagaimana ini?

Kanora mendesah sebal mendapati panggilan ponselnya di akhiri begitu saja. Kanora memutuskan untuk masuk saja ke dalam. Langkahnya terhenti melihat seseorang yang pernah ia kenal.

Itu kan? ah?!!! iya Lea! perempuan yang dijodohkan dengan Leon. Hahahahaha benar-benar beruntung. Dasar jerapah gila. Lihat saja apa yang akan terjadi jika kau mengingkari janjimu.

Leon masih terlihat gelisah. Bingung bagaimana caranya menghadapi Kanora nantinya. Suara pesan masuk membuyarkan pikirannya.

Kanora : Ingat ini jerapah jelek.

Kanora mengirimkan bukti janji Leon yang akan memberikan pekerjaan dengan isi kontrak yang ditentukan oleh Kanora sendiri.

Leon : Aku sedang sibuk.

Gila atau apa sih?! kenapa aku memberikan janji begitu?! kenapa juga monster betina ini merekamnya?

Satu pesan lagi masuk ke ponsel Leon.

Leon benar-benar tak ada pilihan lain kali ini.

Kanora : Hahaha baiklah. Lihat siapa ini? aku akan memberi tahu yang sebenarnya kepada calon tunangan mu ini.

Kanora mengirim Photo Lea yang keluar dari mobil.

Leon : Baiklah. Masuk saja langsung kedalam. temui resepsionis. Minta dia mengantarmu menemui ku.

" Hahaha bagus sekali. Kerja bagus Kanora. " Mengelus kepalanya sendiri setelah membaca pesan dari Leon.

Kanora berjalan menemui resepsionis. Kanora terdiam sesaat melihat Lea yang sudah lebih dulu berada dimeja resepsionis menunggu pegawai resepsionis melakukan panggilan telepon.

" Maaf Nona. Presdir sedang ada rapat. " Ucap resepsionis itu kepada Lea.

" Tidak masalah. Aku bisa menunggu di ruangannya. " Jawab Lea mencoba melangkahkan kaki tapi dihentikan oleh pegawai resepsionis.

" Maaf Nona. Presdir bilang, anda tidak di izinkan menunggu. " Ucap resepsionis itu sopan.

" Apa?! " Lea merasa marah mendengarnya.

" Pffttt..." Kanora menutup mulutnya yang tak bisa menahan tawa.

Lea menatap Kanora tajam.

" Siapa kamu?! berani sekali kamu mentertawakan calon istri presdir?! " Bentak Lea yang merasa tak terima ditertawakan oleh pegawai rendahan.

" Bukannya ini jam kerja? kenapa kamu ada disini? Lihat saja, akan ku buat kamu dipecat. " Ancam Lea.

Heh.....? aku saja belum mulai bekerja kau sudah mau memecat ku? hihihi tidak semudah itu.

" Maaf Nona Lea. Sudah selesai kan? aku juga ada perlu dengan kakak resepsionisnya. " Kanora menggeser sedikit tubuh Lea agar leluasa jalannya.

Lea terperangah dengan sikap orang yang dia anggap pegawai biasa itu.

" Selamat pagi kakak cantik. Aku mau bertemu jerapah.

" Eh? jerapah? " Resepsionis bingung bertanya dengan wajah yang jelas terlihat.

" Anu, maksut ku Leon. Presdir Leon. " Menggaruk pipinya sendiri merasa malu karena salah menyebutkan nama.

Resepsionis itu melihat Lea sebentar dengan tatapan tak enak lalu mencoba menghubungi Leon. Setelah beberapa saat.

" Silahkan Nona. Presdir sudah menunggu. " Ucap resepsionis itu sembari menunjukkan lift khusus yang akan langsung menuju ruangan Leon.

" Apa! tunggu! " Lea menarik lengan Kanora. Membuatnya terhenti seketika.

" Kenapa dia boleh dan aku tidak?! " Tanya Lea kepada resepsionis. Protes dengan perlakuan yang tak adil baginya.

" Maafkan saya Nona. Saya hanya menjalankan perintah presdir. " Ucap resepsionis itu tertunduk tak berani menatap Lea.

" Kamu siapa?! kamu tidak boleh menemui calon suamiku. " Ucap Lea kepada Kanora.

Dasar iblis busuk! pantas saja si jerapah itu menolak mu. Mulutmu benar-benar seperti petasan tahun baru.

" Nona Lea, kita sudah pernah berkenalan loh. Apa aku harus berkenalan denganmu lagi? " Ucap Kanora sembari tersenyum menatap Lea.

" Kapan? aku tidak pernah bertemu denganmu. " Lea mengerutkan dahi bingung sembari mengingat.

" Ehem... baiklah. Akan ku beritahu namaku. Aku Kanora. Aku pacarnya Leon. " Ucap Kanora sembari tersenyum penuh kemenangan.

" Ap,.. Apa?! " Lea kaget. Pada saat pertama bertemu Kanora, ia sangat jelek dan kumuh. Sekarang sangat cantik dan atribut yang ia kenakan semua bermerek.

" Tidak mungkin.

" Apanya yang tidak mungkin? " Tanya Kanora merasa bingung mendengar kalimat tidak mungkin dari mulut Lea.

Dering ponsel Kanora. Dengan cepat Kanora mengeluarkan ponselnya.

" Wuah,.. Leon sudah menungguku. Maafkan aku Nona Lea aku harus segera pergi. " Kanora meninggalkan Lea yang masih membeku tak percaya.

Leon : Kau mau membuatku mati kerena terlalu menunggu lama ya?! kau pikir aku ini memiliki banyak waktu senggang?!

Kanora : Jagan memarahi ku. Salahkan saja calon istrimu yang membuatmu kehilangan banyak waktu.

Leon : Apa?! dia sudah pergi?

Kanora : Tidak tahu!

Kanora memutuskan sambungan teleponnya.

Sesampainya didepan ruangan Leon. Seorang penjaga tersenyum menyambut Kanora dan menyuruhnya menunggu sebentar.

" Selamat pagi? " Sapa seorang laki-laki yang ingin memasuki ruangan presdir.

" Nona anda mau masuk? kenapa masih berdiri? " Tanya laki-laki itu.

" Saya perlu menunggu pria yang berjaga disini. Dia sedang memberitahu jerapah. Maksut ku presdir. " Jawab Kanora se sopan mungkin.

" Baiklah. Saya masuk terlebih dulu. " Ucap laki-laki itu sembari tersenyum dan langsung masuk kedalam. Kanora membalasnya dengan anggukan dan senyum.

Pria yang tadi berjaga menyuruhnya menunggu sebentar.

" Bos. Wanita yang ada diluar itu siapa? " Tanya sekretaris Sammy sembari menyodorkan beberapa file dari tangannya.

" Monster betina. " Jawab Leon sembari meraih File yang diberikan sekretaris Sammy.

" Monster? sayang sekali. Monster itu terlalu cantik. " Ucap Sekretaris Sammy sembari tersenyum mengingat wajah Kanora.

" Kau buta atau apa? wajah seperti itu kau sebut cantik? kau sedang menghina wanita yang memiliki wajah cantik ya? " Ucap Leon sembari menyerahkan kembali file yang tadi ia terima dari sekretaris Sammy.

" Buta? " Sekretaris Sammy menggaruk tengkuknya.

Aku yang buta atau kau yang buta Bos?

Beberapa saat kemudian. Sekretaris Sammy keluar dari ruangan dan tersenyum manis kepada Kanora dan berlalu meninggalkan ruangan presdir.

" Silahkan Nona. " Ucap penjaga itu sembari membukakan pintu. Kanora tersenyum dan mengangguk.

" Selamat pagi Bos. " Ucap Kanora yang kini sudah memasuki ruangan presdir.

Leon menyingkirkan lembar file di mejanya lalu menatap Kanora. Leon terdiam melihat penampilan Kanora hari ini.

............................

Terpopuler

Comments

Ria Diana Santi

Ria Diana Santi

Hai, Thor aku mampir!
Salam kenal!
Aku bawakan 5 rate, like n favorit!
Mari saling dukung jika berkenan! 🤗❤️

2021-06-05

0

Renna Mustika

Renna Mustika

Hi kk~
Aku udah mampir dan bawa 5 like serta comment-ku🤤
Aku nyicil dulu yaa😂
Semangat.. ditunggu feedback-nya lain kali lagi ya❤

2021-02-22

0

🌹Dina Yomaliana🌹

🌹Dina Yomaliana🌹

mampir lagi💞💞💞

2021-02-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!