Episode 4 - Malam Jumat yang 'Horor'

Setelah mengembalikan piring berisi ayam rica-rica masakannya, Luke bergegas pulang. Dede dan Ina tertegun melihatnya.

"Kenapa Luke seperti jutek begitu? Apa kamu ada berbuat salah padanya?" tanya Dede. Ina hanya mengangkat bahu tanda tidak mengerti.

Bruk! Luke mengempaskan badannya ke tempat tidur. Jemarinya meremas bantal berlapis kain biru dongker, yang bau parfum pelembut pakaian.

"Ugh, kenapa sih aku? Kenapa hatiku berdenyut? Lagi pula, wajar jika dia menemui orang lain dalam hidupnya." Luke bergumam sendiri.

Ingatannya masih berputar ke kejadian barusan. Sepertinya Dede baru pulang kerja, dan Ina menyambutnya dengan pelukan mesra. Tidak ada yang aneh, karena mereka memang pasangan suami istri. Hanya saja itu membangkitkan trauma Luke. Luka lama yang ingin dikuburnya dalam-dalam.

"Kenapa ia berbuat seperti itu padaku. Tetapi pada orang lain, terutama Ina, sikapnya sungguh bertolak belakang." Luke menelungkupkan wajahnya ke bantal. Air matanya tak bisa dibendung lagi.

Tangannya gemetar. Ia ketakutan, kembali teringat kejadian ketika SMA yang membuatnya sangat trauma. Hatinya marah dan sakit.

"Aku baru saja ingin melupakan kejadian itu. Ia justru datang kembali membuka luka semakin lebar," gumam Luke.

Tok! Tok! Tok!

"Assalamualaikum, Dek."

"Duh, itu Kak Tyas kenapa lagi?" keluh Luke.

"Assalamualaikum, Dek? Lagi di rumah, kan? Kakak ada perlu mendesak, nih."

"Waalaikumussalam. I-iya.. Sebentar," sahut Luke. Ia mengusap matanya yang basah dengan handuk. Menyisir rambutnya hingga rapi, lalu kemudiang melangkah ke depan.

"Ada apa, Kak Tyas?" tanya Luke.

"Kakak mau pulang kampung, nih. Adek ipar Kakak masuk rumah sakit. Katanya kecebur dalam empang bebek. Titip uang kontrakan, ya."

"Lho, Nenek kos ke mana?" tanya Luke.

"Dia lagi di rumah anak bungsunya. Besok baru balik. Kakak udah janji bulan ini melunasi hutang kontrakan dua bulan. Jatuh temponya besok pagi," jelas Kak Tyas.

"Oh, begitu. Oke deh. Besok akan aku bayarkan," jawab Luke. Sekilas ia melihat Dede berdiri di teras. Luke segera memalingkan wajahnya.

"Trims ya, Dek. Eh, mata kamu kenapa? Habis nangis?" Kak Tyas memperhatikan mata Luke yang sembab.

"Heh, Luke nangis?" timpal Kak Nada yang tiba-tiba muncul. Sepertinya ia baru pulang kerja.

"Nggak apa-apa, kok. Tadi lagi nonton drama Korea." Luke berbohong.

"Ah, sepertinya benar, Luke habis menangis. Ada masalah apa ia sebenarnya?" pikir Dede yang memperhatikan Luke sejak tadi. Mata gadis berkulit putih pucat itu tampak gelap dan sedikit bengkak

"Drama Korea? Syukur, deh. Kirain kenapa-napa. Tapi hati-hati, lho. Sekarang malam Jumat. Bisa-bisa kamu nanti menangis lagi," celetuk Kak Nada.

"Eh, emang kenapa malam Jumat? Selama ini gak ada yang aneh-aneh kok di rumah. Jangan nakut-nakuti, deh." Luke tidak mengerti.

"Aduh, benar tuh kata Nada. Pokoknya hati-hati, deh. Cepat-cepat aja tidur. Dari pada terganggu dan gak bisa tidur sampai pagi. Horor pokoknya," kata Kak Tyas pula.

"Apaan, sih?" Luke semakin tidak mengerti.

"Udahlah, Tyas. Jomblo mana ngerti," sahut Kak Nada sambil mengedipkan mata pada Dede. Wajah Dede memerah. Ia kemudian pura-pura sibuk pada ponselnya.

"Apa urusannya sama jomblo, sih? Aku pemberani, lho. Kakak pikir aku takut karena ditinggal pulang kampung?" bantah Luke.

Kak Tyas dan Kak Nada menggelengkan kepalanya, lalu meninggalkan Luke sendirian.

...*****...

Pukul dua belas malam, Luke belum tidur. Ia masih membuat essay untuk sebuah lamaran kerja. Tiba-tiba telinganya menangkap suara aneh.

Samar-samar ia mendengar suara wanita dengan napas berat dan sesak seperti kena asma.

Deg! "Suara apa itu? Tengah malam begini?" Luke merinding. Udara dingin juga berhembus di belakang lehernya.

Ini malam Jumat lho, bukan sesuatu dari dunia lain, kan? Pikiran Luke melayang ke makhluk halus di film-film horor yang hampir tidak pernah dia tonton.

Tetapi Luke sudah bertahun-tahun tinggal di sini, dan tidak pernah ada kejadian aneh. Induk semang mereka yang sudah mulai sepuh, juga mengatakan rumah itu aman dari gangguan makhluk dunia lain.

Shhh ...

Luke kembali mendengar suara menyeramkan itu. Kali ini suaranya lebih jelas. Seperti orang kepedesan dan juga sesak napas. Telinga Luke menangkapnya sangat jelas.

"Eh, itu bukannya suara Ina? Kenapa dia? Apa dia sakit? Atau ada yang menyakiti dirinya?" gumam Luke. Hatinya khawatir. Ia sempat berpikir untuk memeriksanya ke sebelah. Namun diurungkannya. Tentu saja ada suaminya di rumah. Untuk apa Luke datang ke sana?

Grek ... Grek ... Grek ...

"Tapi bunyi apa barusan? Seperti benda besar yang digeser? Bukan maling, kan?" Luke memasang telinganya. Perlahan, Luke mengambil linggis baja yang tersimpan di balik pintu kamar.

Kali ini suara laki-laki dan perempuan. Luke termenung cukup lama. Sebenarnya apa yang terjadi?

"Meeeaaawoooo ... Meeeawooo ..." kali ini suara kucing jantan dari luar sana memekakkan telinga.

"Dih, dasar kucing garong. Ribut amat tengah malam. Apa sudah mulai musim k*w*n, y?" gerutu Luke.

Lalu sesaat kemudian ia sadar. Ia mulai memahami asal suara yang ia dengarkan dari rumah sebelah sejak tadi.

"Ah, sial! Ternyata itu yang dimaksud Kakak berdua tadi. Ternyata mereka lagi 'olahraga malam', toh," ucap Luke dalam hati.

Ia tidak tahu, jika malam jumat adalah malam sunnah untuk pasangan sah. Ia sungguh merasa jadi orang paling bego saat ini.

"Sia-sia saja aku tadi sempat mengkhawatirkan Ina." Luke mengambil headshet dan memutar lagu cukup keras. Tetapi pikirannya tidak bisa jernih.

Ia membayangkan, jika saja tadi ia langsung berlari dan melihat keadaan rumah nomor tiga, ia pasti akan berakhir dengan malu semumur hidup. Luke benar-benar seorang jomblo yang lugu di usia dua puluh delapan tahun.

Sementara itu di rumah sebelah, sepertinya mereka semakin hanyut dalam buaian. Menunaikan tugas suci dan sakral.

"Oh, Tuhan. Cobaan apa lagi yang kau berikan pada makhluk jomblo ini," ratap Luke. Saat ini ia sangat ingin memiliki pintu doramon, agar bisa berpindah tempat dengan sekali langkah saja.

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Winsulistyowati

Winsulistyowati

Yaach..Luke..Polos Banget Sih..Makanya Cepet Nikah say..Thor kpan Si Luke Dpt Pasangn..Biar Cpet Nikah gtu Yo...

2022-12-05

2

Miuuuu

Miuuuu

Wow.. wow... panass

2021-01-18

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Tetangga Baru
2 Episode 2 - Identitasnya
3 Episode 3 - Pasangan Serasi
4 Episode 4 - Malam Jumat yang 'Horor'
5 Episode 5 - Usai 'Bertempur'
6 Episode 6 - Perubahan
7 Episode 7 - Pekerjaan Luke
8 Episode 8 - Pernikahan
9 Episode 9 - Cemburu
10 Episode 10 - Prasangka
11 Episode 11 - Bisik-bisik Tetangga
12 Episode 12 - Dan Terjadi Lagi...
13 Episode 13 - Wanita Ular dari Masa Lalu
14 Episode 14 - Dibalik Topeng
15 Episode 15 - Bahtera di Tengah Badai
16 Episode 16 - Hukum Karma?
17 Episode 17 - Oh, ternyata!
18 Episode 18 - Pria itu...
19 Episode 19 - Teater & Trauma
20 Episode 19.5 - Bonus Biodata Tokoh
21 Episode 20 - Pesta?
22 Episode 21 - Kesalahan Fatal
23 Episode 22 - Gerebek
24 Episode 23 - Gerebek (2)
25 Episode 24 - Kasus Video 'tuuuut' itu
26 Episode 25 - Kasus Video 'tuuut' itu (2)
27 Episode 26 - Gadis Martabak Mini
28 Episode 27 - Rahasia Masa Lampau
29 Episode 28 - Tikungan Tajam?
30 Episode 29 - Tragedi Pesta Ulang Tahun
31 Episode 30 - Kenapa Bukan Aku?
32 Episode 31 - Tiga Pemuda
33 Episode 32 -Arti Dirimu Dihatiku
34 Episode 33 - Ina dan Dede
35 Episode 34 - Pacar Hasil Taruhan
36 Episode 35 - Pacar Hasil Taruhan (2)
37 Episode 36 - Tamu yang Datang Terlambat
38 Episode 37 - Keputusan Satria
39 Episode 38 - Kejadian Malam Itu
40 Episode 39 - Hujan di Tengah Hari
41 Episode 40 - Rahasia Luke
42 Episode 41 - Hati yang Terluka
43 Episode 42 - Jejak Samar Sang Bintang
44 Episode 43 - Bayi
45 Episode 44 - Hasil yang Kau Tuai
46 Episode 45 - Ujian Cinta
47 Episode 46 - Cinta Sejati
48 Episode 46 - Malam itu...
49 Episode 47 - Dinding yang Mulai Runtuh
50 Episode 48 - Musim Semi
51 Episode 49 - Takdir yang Buruk
52 Episode 50 - Akankah Bersatu?
53 Epilog
54 Bonus Foto
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Episode 1 - Tetangga Baru
2
Episode 2 - Identitasnya
3
Episode 3 - Pasangan Serasi
4
Episode 4 - Malam Jumat yang 'Horor'
5
Episode 5 - Usai 'Bertempur'
6
Episode 6 - Perubahan
7
Episode 7 - Pekerjaan Luke
8
Episode 8 - Pernikahan
9
Episode 9 - Cemburu
10
Episode 10 - Prasangka
11
Episode 11 - Bisik-bisik Tetangga
12
Episode 12 - Dan Terjadi Lagi...
13
Episode 13 - Wanita Ular dari Masa Lalu
14
Episode 14 - Dibalik Topeng
15
Episode 15 - Bahtera di Tengah Badai
16
Episode 16 - Hukum Karma?
17
Episode 17 - Oh, ternyata!
18
Episode 18 - Pria itu...
19
Episode 19 - Teater & Trauma
20
Episode 19.5 - Bonus Biodata Tokoh
21
Episode 20 - Pesta?
22
Episode 21 - Kesalahan Fatal
23
Episode 22 - Gerebek
24
Episode 23 - Gerebek (2)
25
Episode 24 - Kasus Video 'tuuuut' itu
26
Episode 25 - Kasus Video 'tuuut' itu (2)
27
Episode 26 - Gadis Martabak Mini
28
Episode 27 - Rahasia Masa Lampau
29
Episode 28 - Tikungan Tajam?
30
Episode 29 - Tragedi Pesta Ulang Tahun
31
Episode 30 - Kenapa Bukan Aku?
32
Episode 31 - Tiga Pemuda
33
Episode 32 -Arti Dirimu Dihatiku
34
Episode 33 - Ina dan Dede
35
Episode 34 - Pacar Hasil Taruhan
36
Episode 35 - Pacar Hasil Taruhan (2)
37
Episode 36 - Tamu yang Datang Terlambat
38
Episode 37 - Keputusan Satria
39
Episode 38 - Kejadian Malam Itu
40
Episode 39 - Hujan di Tengah Hari
41
Episode 40 - Rahasia Luke
42
Episode 41 - Hati yang Terluka
43
Episode 42 - Jejak Samar Sang Bintang
44
Episode 43 - Bayi
45
Episode 44 - Hasil yang Kau Tuai
46
Episode 45 - Ujian Cinta
47
Episode 46 - Cinta Sejati
48
Episode 46 - Malam itu...
49
Episode 47 - Dinding yang Mulai Runtuh
50
Episode 48 - Musim Semi
51
Episode 49 - Takdir yang Buruk
52
Episode 50 - Akankah Bersatu?
53
Epilog
54
Bonus Foto

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!