Episode 3 - Pasangan Serasi

Sejak beberapa hari terakhir, Luke banyak berubah. Dia lebih banyak mengurung diri di dalam rumah dan menggunakan headshet, agar obrolan 'tetangga baru' tidak begitu terdengar olehnya. Ia juga malas bertemu kedua teman SMA-nya tersebut.

"Ke mana si Luke? Kok jarang kelihatan ya sekarang?" ujar Kak Nada, tetangga kontrakan yang sedang libur hari ini.

"Iya, nih. Biasanya pagi-pagi udah beres-beres rumah, lalu sarapan," balas Kak Tyas sambil menjemur kain.

"Lagi sibuk mungkin, banyak job nulis," timpal Lukman. Cowok ganteng ini bekerja sebagai satpam di salah satu minimarket, tempat Nada bekerja juga. Ia makhluk kalong yang biasa terjaga di malam hari. Tidak ada yang tahu, kalau pria itu sebenarnya lulusan terbaik sekolah hukum. Tetapi lamarannya belum ada yang diterima.

"Idih si abang. Ikut-ikutan ngerumpi kayak ibu-ibu. Udah deh, tidur aja sana. Ntar malam mau jaga, kan?" balas Kak Nada.

"Gimana gak dengar? Kalian menggosipnya di depan kontrakan begini," ucap Lukman.

"Bagus, dong kalau dia jarang keluar. Aku risih juga lihat dia tebar pesona gitu."

"Hadeh, Nurul si Ratu gosip udah muncul," pikir Kak Nada dan lainnya.

"Tebar pesona gimana?" tanya Kak Tyas.

"Iya, di kontrakan ini kan hanya dia dan Fitri yang masih lajang. Tapi Fitri sudah punya calon. Kenapa dia setiap hari duduk depan jendela, kalau bukan melirik suami kita."

"Hadeeh, Nurul. Gak ada topik cerita lain? Gak bosan kamu menggibah terus?" ujar Kak Nada.

"Dia bukan menggibah, tetapi tidak percaya diri. Segitu takutnya suaminya melirik cewek lain. Makanya Dek, urusin aja rumah tangga sendiri. Biar suami betah," Kata Kak Tyas pula.

"Hei, kalian melupakan aku? Aku kan lajang juga di sini?" kata Lukman.

"Kamu mau ganggu suami kami juga? Idih, amit-amit," celetuk Kak Nada.

"Hahahahaha ..." Kak Tyas terbahak-bahak melihat ekspresi masam Lukman yang berubah masam.

"Kalian gak tahu? Kenapa Leli pindah dari sini? Dia tertanggu, suaminya dirayu Luke," kata Nurul.

"Ini anak, segitu bencinya ya sama Luke," pikir ketiga tetangganya.

"Luke bukan orang kayak gitu. Denganku yang masih sama-sama lajang aja ia selalu menjaga sikapnya. Padahal kalian tahu sendiri, kan? Ia selalu ku goda," bela Lukman. Nurul melotot pada Lukman, tanda tidak setuju.

"Wah, kakak lagi pada ngumpul, ya?" Ina keluar dari rumahnya, sambil membawa baki berisi beberapa piring kecil.

"Ina, ya?" tanya Kak Nada. Ia memang belum sempat bertemu langsung dengan tetangga barunya, karena selalu sibuk bekerja sepanjang hari.

"Iya, kak. Kakak tinggal di rumah nomor berapa?"

"Kakak tinggal di rumah nomor satu, ini Nurul di rumah nomor dua. Tyas di rumah nomor lima. Dan Lukman di rumah nomor delapan," jelas Kak Nada.

Ina menjabat tangan para tetangganya. Sementara baki yang sedari tadi dipegangnya, ia letakkan di kursi kayu temlat mereka duduk.

"Cobain dong, masakan Ina. Dari kemaren pindah, belum sempat syukuran dan kenalan dengan kakak-kakak, nih."

"Duh, Ina. Repot-repot masak untuk kami," ucap Lukman. Tetapi ucapan dan tindakannya gak sinkron. Tangannya dengan cepat menyambar hidangan di piring.

"Elah, basa-basi, Lu. Bilang aja senang dapat makanan gratis," sergah Kak Tyas. Makhluk yang diomongin hanya cengengesan sambil mengunyah makanan.

"Cuma puding jagung, kok. Sambil perkenalan sama Kakak - kakak di sini. Oh, iya, Kak Luke mana, ya? Terus penghuni nomor enam dan tujuh siapa?" tanya Ina.

"Panggil aja coba. Mungkin lagi sibuk nulis naskah. Kalau nomor enam dan tujuh, besok kalian juga bakal ketemu," ucap Kak Nada penuh rahasia.

"Assalamualaikum. Kak, Kak Luke."

Luke pura-pura nggak dengar. Ia malas banget keluar. "Pasti gak bisa langsung balik ke kamar. Mesti ngobrol basa-basi dulu. Menggibah," ucap Luke dalam hati.

"Haloo... Lukee..." seru Kak Nada dan Kak Tyas.

"Dih, mereka tidak menyerah rupanya." Luke berlalu ke kamar. Ia menyisir rambutnya dan memoles tipis wajahnya dengan bedak agar tidak terlalu kumal.

Ceklek! "Eh, lagi pada ngumpul?" Luke memasang senyum palsu.

"Iya, nih. Kemana aja, sih? Semedi mulu," ujar Lukman

"Sorry. Aku lagi nulis naskah sambil dengar lagu." Yah, nggak bohong, sih. Ia tadi memang sedang menulis naskah, dan mendengarkan lagu dari smartphone-nya. Tetapi bukan berarti ia tidak dengar obrolan mereka.

"Nih, si Ina mau bagi-bagi kue," kata Kak Tyas.

"Ah, kue sederhana aja, kok. Ina gak terlalu pandai masak."

"Enak kok, Dek," kata Nurul.

"Terima kasih."

"Luke, tuh lihat si Ina. Cantik, baik, masih muda dah punya suami cakep. Eh, umur kamu berapa sih, Dek?" tanya Nurul lagi.

"Dih, cari pengikut dia. Sok baik sama anak baru," batin Lukman, Kak Nada dan Kak Tyas.

"Dua puluh tujuh."

"Ih, cuma selisih satu tahun ya sama Luke. Tapi kok Luke gini-gini aja. Pengangguran, kerjaan ngorok aja di rumah. Gimana mau dapat jodoh? Ya nggak?" kata Nurul.

"Kamu pikir cari kerja itu mudah? Luke ini hebat, lho. Dari honor menulis aja, dia bisa membantu uang kuliah adeknya," kata Lukman.

"Iya benar. Aku aja yang lulusan D3 akutansi berakhir jadi kasir di Toko. Lagian dapat jodoh itu gak seperti kita dapat arisan kali, waktunya sudah bisa diperkirakan." Kak Nada bicara dengan Nada agak tinggi.

"Eh, Kak Luke ini hebat, lho. Semasa sekolah selalu mewakili olimpiade Fisika dan Astronomi. Mana lulusan Fisika Universitas terkenal lagi." Ina mengalihkan pembicaraan.

Semua orang di situ tercengang. Mereka sama sekali tidak menyangka tetangga mereka yang rendah hati itu, ternyata seorang jenius. Fisika kan jurusan yang cukup dihindari orang-orang.

"Kamu tahu dari mana?" tanya Lukman.

"Kami 'kan satu SMA. Suami Ina juga sekelas dengan Kak Luke."

"Tapi apa gunanya lulusan hebat kalau akhirnya pengangguran?" timpal Nurul.

"Lah kamu sendiri? Juga pengangguran. Bisanya cuma gibahin orang. Aku ini cukup pintar, aku sekolah lebih cepat satu tahun daripada teman seusia ku, " balas Luke. Wajah Nurul langsung berubah menjadi masam.

"Ah, Kak Luke ini pasti punya pekerjaan lain yang kita tidak tahu. Zaman sekarang kan sudah banyak freelancer. Kalau Ina sih jadi ibu rumah tangga aja," kata Ina.

"Ina ini, merendah untuk meninggikan derajatnya, atau memang rendah hati?" pikir Luke.

"Kamu dan suami emang pasangan serasi. Sama-sama rupawan dan baik hati," kata Kak Tyas.

"Hati-hati lho, Ina. Jangan-jangan Luke dan suami kamu dulu pernah pacaran. Sepertinya mereka terlalu dekat," ujar Nurul. Ina memandang Luke, butuh jawaban.

"Apaan sih, kalian lupa ya? Aku kan jomblo dari lahir," ucap Luke sambil senyum terpaksa.

...******...

Sore hari, Luke membuat ayam rica-rica. Ia ingin mengembalikan piring kue milik Ina tadi dan mengisinya dengan lauk buatannya. Memang, setiap rumah mendapat satu piring.

"I-na," Luke menghentikan ucapannya. Dede yang masih mengenakan kemeja memeluk istrinya dengan mesra di ruang tamu. Pintu yang terbuka, membuat Luke dapat melihat semuanya dengan jelas. Hatinya begitu teriris.

Luke segera berbalik menuju rumahnya. Namun terlambat.

"Luke, ada apa?" panggil Dede.

Luke terdiam sejenak. "Ah, ini. Aku mau mengembalikan piring. Terima kasih. Maaf masakanku gak enak." Luke buru-buru menyerahkan piring itu kepada Dede, dan bergegas pulang.

(Bersambung)

Halo para pembaca. Yang suka baca novel ala drama korea mampir ke karya aku lainnya, yuk. Di jamin kalian suka, deh.

Yang gak sempat baca, juga ada audio-nya juga, loh.

Episodes
1 Episode 1 - Tetangga Baru
2 Episode 2 - Identitasnya
3 Episode 3 - Pasangan Serasi
4 Episode 4 - Malam Jumat yang 'Horor'
5 Episode 5 - Usai 'Bertempur'
6 Episode 6 - Perubahan
7 Episode 7 - Pekerjaan Luke
8 Episode 8 - Pernikahan
9 Episode 9 - Cemburu
10 Episode 10 - Prasangka
11 Episode 11 - Bisik-bisik Tetangga
12 Episode 12 - Dan Terjadi Lagi...
13 Episode 13 - Wanita Ular dari Masa Lalu
14 Episode 14 - Dibalik Topeng
15 Episode 15 - Bahtera di Tengah Badai
16 Episode 16 - Hukum Karma?
17 Episode 17 - Oh, ternyata!
18 Episode 18 - Pria itu...
19 Episode 19 - Teater & Trauma
20 Episode 19.5 - Bonus Biodata Tokoh
21 Episode 20 - Pesta?
22 Episode 21 - Kesalahan Fatal
23 Episode 22 - Gerebek
24 Episode 23 - Gerebek (2)
25 Episode 24 - Kasus Video 'tuuuut' itu
26 Episode 25 - Kasus Video 'tuuut' itu (2)
27 Episode 26 - Gadis Martabak Mini
28 Episode 27 - Rahasia Masa Lampau
29 Episode 28 - Tikungan Tajam?
30 Episode 29 - Tragedi Pesta Ulang Tahun
31 Episode 30 - Kenapa Bukan Aku?
32 Episode 31 - Tiga Pemuda
33 Episode 32 -Arti Dirimu Dihatiku
34 Episode 33 - Ina dan Dede
35 Episode 34 - Pacar Hasil Taruhan
36 Episode 35 - Pacar Hasil Taruhan (2)
37 Episode 36 - Tamu yang Datang Terlambat
38 Episode 37 - Keputusan Satria
39 Episode 38 - Kejadian Malam Itu
40 Episode 39 - Hujan di Tengah Hari
41 Episode 40 - Rahasia Luke
42 Episode 41 - Hati yang Terluka
43 Episode 42 - Jejak Samar Sang Bintang
44 Episode 43 - Bayi
45 Episode 44 - Hasil yang Kau Tuai
46 Episode 45 - Ujian Cinta
47 Episode 46 - Cinta Sejati
48 Episode 46 - Malam itu...
49 Episode 47 - Dinding yang Mulai Runtuh
50 Episode 48 - Musim Semi
51 Episode 49 - Takdir yang Buruk
52 Episode 50 - Akankah Bersatu?
53 Epilog
54 Bonus Foto
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Episode 1 - Tetangga Baru
2
Episode 2 - Identitasnya
3
Episode 3 - Pasangan Serasi
4
Episode 4 - Malam Jumat yang 'Horor'
5
Episode 5 - Usai 'Bertempur'
6
Episode 6 - Perubahan
7
Episode 7 - Pekerjaan Luke
8
Episode 8 - Pernikahan
9
Episode 9 - Cemburu
10
Episode 10 - Prasangka
11
Episode 11 - Bisik-bisik Tetangga
12
Episode 12 - Dan Terjadi Lagi...
13
Episode 13 - Wanita Ular dari Masa Lalu
14
Episode 14 - Dibalik Topeng
15
Episode 15 - Bahtera di Tengah Badai
16
Episode 16 - Hukum Karma?
17
Episode 17 - Oh, ternyata!
18
Episode 18 - Pria itu...
19
Episode 19 - Teater & Trauma
20
Episode 19.5 - Bonus Biodata Tokoh
21
Episode 20 - Pesta?
22
Episode 21 - Kesalahan Fatal
23
Episode 22 - Gerebek
24
Episode 23 - Gerebek (2)
25
Episode 24 - Kasus Video 'tuuuut' itu
26
Episode 25 - Kasus Video 'tuuut' itu (2)
27
Episode 26 - Gadis Martabak Mini
28
Episode 27 - Rahasia Masa Lampau
29
Episode 28 - Tikungan Tajam?
30
Episode 29 - Tragedi Pesta Ulang Tahun
31
Episode 30 - Kenapa Bukan Aku?
32
Episode 31 - Tiga Pemuda
33
Episode 32 -Arti Dirimu Dihatiku
34
Episode 33 - Ina dan Dede
35
Episode 34 - Pacar Hasil Taruhan
36
Episode 35 - Pacar Hasil Taruhan (2)
37
Episode 36 - Tamu yang Datang Terlambat
38
Episode 37 - Keputusan Satria
39
Episode 38 - Kejadian Malam Itu
40
Episode 39 - Hujan di Tengah Hari
41
Episode 40 - Rahasia Luke
42
Episode 41 - Hati yang Terluka
43
Episode 42 - Jejak Samar Sang Bintang
44
Episode 43 - Bayi
45
Episode 44 - Hasil yang Kau Tuai
46
Episode 45 - Ujian Cinta
47
Episode 46 - Cinta Sejati
48
Episode 46 - Malam itu...
49
Episode 47 - Dinding yang Mulai Runtuh
50
Episode 48 - Musim Semi
51
Episode 49 - Takdir yang Buruk
52
Episode 50 - Akankah Bersatu?
53
Epilog
54
Bonus Foto

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!