Tak Bisa Ke Lain Hati
Hal terbodoh yang pernah aku lakukan adalah pernah menjalin hubungan asmara dengan pria yang masih memiliki hubungan keluarga. Mengapa? karena pertemuan tidak bisa dihindari.
Namanya Adhitama Prambudi, masih sepupu keduaku. Kakeknya dan Nenekku bersaudara.
Kisah asmara kami kandas begitu memasuki tahun keempat. Yang lebih menyakitkan, belum sebulan kami putus, ia sudah memproklamirkan hubungannya dengan perempuan yang masih sepupuku juga, Ayudia. Celakanya lagi, sudah satu setengah tahun berlalu, aku belum bisa mengikis perasaanku padanya.
Seperti saat ini, saat aku pulang ke Indonesia untuk lebaran Idul Fitri, Kakeknya yang merupakan orang yang paling dituakan dan disegani di keluarga besar kami mengadakan perjamuan keluarga.
Kakek Sofyan Amin membooking semua kamar di hotel G Paradise di Lembang Bandung khusus untuk keluarga besar selama tiga hari. Biasanya Kakek Sofyan Amin melakukan open house di kediamannya di Jakarta setiap hari lebaran, namun kali ini ia menyajikan perjamuan yang berbeda dari biasanya.
Aku Adinda Lestari, 24 tahun, sedang mengambil kuliah S2 Program Arsitektur di University Of Sidney, Australia. Sudah satu setengah tahun aku disana, dan saat ini aku pulang ke Indonesia untuk merayakan Idul Fitri dengan keluargaku.
Dulu aku paling senang dengan acara open house Kakek Sofyan Amin. Saat diriku nempel terus pada Mas Adit sambil mendengar pujian keluarga pada kami berdua.
Bagaimana tidak, Mas Adit seorang kontraktor muda yang sukses. Dan aku? Kala itu aku Mahasiswa S1 Arsitektur di Universitas Indonesia.
Semua keluargaku tahu kalau aku mahasiswa yang cerdas, lulus dengam predikat cumlaude. Sedari SD memang aku sudah terkenal pintarnya.
Karena aku merasa perempuan yang pintar, aku memiliki cita-cita yang tinggi. Setelah tamat strata satu di Universitas Indonesia, aku ingin melanjutkan Program Magister di Australia karena aku selalu ingin menjadi yang terbaik dari teman-temanku. Aku memiliki ambisi yang terlalu tinggi. Dari sinilah berawal kandasnya hubunganku dengan Mas Adit.
*******
FLASHBACK ON
"Dind, kamu kan bisa lanjut S2 di sini, ngapain harus ke Australia? Apa kamu nggak berpikir untuk menikah? Mas Adit usianya sudah 30 tahun," protes Mas Adit.
"Mas, Dinda kan baru mendaftar di University Of Sidney. Kalau nggak lulus ya aku kuliah UI lagi. Mas Adit kan juga sudah lama tahu kalau Dinda ingin kuliah di luar negeri."
Mas Adit malah tertawa sinis.
"Kamu cuman memikirkan diri kamu sendiri Dind. Kamu nggak pernah memikirkan Mas Adit. Mas Adit nggak bisa berjauhan seperti itu. Lagian kamu kan cerdas, sudah pasti lulus."
"Hanya dua tahun Mas studinya"
"Apa kamu bilang? hanya dua tahun? kamu pikir dua tahun itu sebentar? Begini saja, kalau kamu tetap ngotot berangkat ke Australia, saat kamu terbang kesana, hari itu juga kita putus," ancam Mas Adit.
"Mas Adit ngancam Dinda? Ya sudah terserah Mas Adit. Yang jelas yang Dinda lakukan hal baik, Dinda hanya ingin melanjutkan sekolah. Kalau Mas Adit ingin putuskan Dinda, silahkan! Kalau perlu saat ini juga." Aku balik mengancam.
Ternyata Mas Adit membuktikan kata-katanya, saat aku hendak berangkat ke Australia, ia masih mengantar aku ke bandara. Tetapi yang tidak kuduga, Mas Adit memutuskan aku di bandara.
"Dinda, kamu baik-baik disana. Belajarlah dengan tekun. Mas Adit doain kamu bisa meraih segala impianmu. Tapi ingatlah, kita tidak bisa menggapai seluruh dunia. Kamu bisa menggantungkan cita-citamu setinggi langit, tapi jangan lupa tempatmu berpijak tetap di bumi. Maafkan Mas Adit, kita berhenti sampai disini."
Aku hanya menganga mendengarnya. Belum sempat kuucapkan satu kalimatpun, Mas Adit sudah berlalu meninggalkanku yang masih belum percaya dengan apa yang aku dengar. Ia bahkan pergi tanpa berpamitan pada kedua orang tua dan adikku yang juga mengantarku ke Bandara.
Sesampaiku di Sydney Australia, berkali-kali aku mencoba menghubunginya untuk mempertahankan hubungan kami. Mas Adit tidak pernah ingin menerima teleponku maupun membuka komunikasi denganku.
Tidak sampai satu bulan, aku mendengar dari adikku Nayla, Mas Adit sudah memproklamirkan hubungannya dengan Mbak Ayudia, sepupuku dan sepupu kedua-nya juga.
Hancur hatiku saat itu, aku menganggap baik Mas Adit maupun Mbak Ayudia sama-sama manusia tidak berhati.
Yang lebih menyakitkan lagi, aku perempuan yang cerdas, tapi dalam urusan percintaan aku sangat bodoh. Aku sudah menyerahkan kesucianku pada Mas Adit karena begitu yakinnya ia adalah jodohku. Tiga kali ia melakukannya padaku dan hanya aku, ia dan Tuhan yang tahu.
FLASHBACK OFF
********
Satu setengah tahu berlalu, aku belum bisa mengikis perasaanku pada Mas Adit. Rasa cinta itu masih sangat dalam, sedalam benciku padanya.
Dan kini setelah satu setengah tahun, mungkin aku akan bertemu dengannya di perjamuan Kakek Sofyan Amin, Kakeknya. Aku sudah membuat berbagai alasan pada orang tuaku agar tidak ikut ke Lembang Bandung.
"Adinda, kamu dan Adit meskipun tidak berpacaran lagi, tapi kalian masih bersepupu. Jangan sampai ikatan kekeluargaan terputus hanya gara-gara kalian putus," tegur Ibu padaku.
Setelah check in hotel, akupun masuk ke dalam kamar. Aku sekamar dengan adikku Nayla. Kami mendapat kamar dengan balkon yang memiliki view kolam renang dan air terjun buatan. Aku sekedar berdiri di balkon, menikmati indahnya pemandangan dan sejuknya udara Lembang sebelum panggilan makan siang datang.
Aku dan Nayla, turun ke lantai terbawah di samping kolam renang untuk makan siang bersama. Semua keluarga akan berkumpul di tempat ini, mungkin juga Mas Adit dan Mbak Ayudia. Tapi aku berharap aku tak perlu bertemu dengan mereka.
"Adinda, bagaimana kuliahnya Nak?" tanya Kakek Sofyan Amin begitu kami bertemu di restoran hotel.
"Alhamdulillah Kek, Insya Allah 1 semester lagi Dinda selesai," jawabku.
"Jadi balik ke Indonesia bila sudah selesai?" tanya Nenek Gayatri, ibunya ibuku, adik dari Kakek Sofyan Amin.
"Dinda sudah betah tinggal di Sidney, mungkin Dinda cari kerja dulu di sana."
Sebenarnya yang membuatku betah tinggal di Sidney hanya karena ingin menghapus memoriku bersama Mas Adhitama. Terlalu banyak kenangan yang terukir, akhirnya seperti belati yang menggores hati.
Jalan yang sering kami lalui, tempat yang sering kami datangi, melihatnya membuatku semakin terpuruk. Aku ingin melupakan semua kenangan itu.
Kami sudah selesai makan siang, aku bersyukur bisa menikmati makan siang ini karena Mas Adit tidak terlihat diantara kami. Kami lalu mengambil foto keluarga berlatar restoran dan kolam renang.
Kakek Sofyan Amin dan Nenek Gayatri mengambil tempat paling depan di tengah, dan aku paling pinggir memamerkan senyum khas yang membuat Mas Adhit dulu gila padaku.
Senyum yang melekuk sempurna saat berfoto secara otomatis menghilang saat sepasang manusia, Adhitama dan Ayudia terlihat turun dari tangga bergandengan tangan. Pemandangan yang sangat mengerikan, tak ingin aku melihatnya.
"Adit, Ayu, cepatlah kemari berfoto!." Ibuku memanggil mereka.
Fotografer malah mengabadikan foto keduanya saat berjalan menuju kami, seperti sepasang selebritis. Mereka mengambil pose dua kali, Mas Adit merangkul Pinggang Ayudia. Aku semakin muak melihatnya.
Setelah berpose berdua, mereka kembali jalan bergandengan ke arah kami. Dan saat mataku bertemu pandang dengan mata Mas Adit, ia nampak kaget dengan kehadiranku, mungkin ia tak menyangka aku akan datang. Genggaman tangannya dari Ayudia ia lepaskan.
Dasar memang mereka tak punya hati, mereka malah mengambil tempat untuk berfoto di sampingku,
"Adinda, kapan datang?" sepupuku Ayudia dengan sangat ramah menyapaku. Namun aku tak membalas, aku hanya menghunuskan pandangan benci ke arah Mas Adit.
"Dinda," hanya itu katanya ketika kami bertemu mata, lalu aku berjalan meninggalkan keluarga yang sedang berfoto itu. Aku yakin seluruh keluarga memperhatikan aku, tapi masa bodoh, aku ingin menunjukkan pada mereka ketidak senanganku dengan kehadiran pasangan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
VS
ada lg yg tauu.. kak Ina 😂😂
2024-06-21
0
Wina Destania
baca yang kesekian kalinya
2024-06-16
0
Susana Sari Sari
mampir lagi Thor....masih meremang...bakal ada kemelut apa yg akan terjadi......😁😁👌👌💜💜💜
2024-04-17
0