2. Api Perang

Author POV

Setelah Fotografer mengambil foto berdua Adhitama dan Ayudia, mereka kembali bergandengan tangan menuju keluarga yang menunggu mereka foto bersama. Adhitama memandangi semua keluarga sambil melempar senyum, namun mendadak senyumnya memudar manakala ia melihat seorang wanita yang pernah mengisi hari-harinya ada di deretan para keluarga. Ia tidak pernah mendengar kabar Adinda pulang ke Indonesia dan tak menyangka akan hadir pada acara keluarga itu.

Adhitama melepaskan genggamannya pada Ayudia dan melangkah menuju Adinda untuk menegurnya. Namun ia melihat pandangan kurang senang tersirat dari wajah Adinda.

Belum sempat Adhitama menegur Adinda, Ayudia lebih dahulu menyapa sepupunya itu,

"Adinda, kapan datang?"

Adinda mengabaikan sapaan sepupunya, ia malah menghunuskan tatapan tajam penuh kebencian pada Adhitama.

"Dinda!" hanya itu kata yang terucap dari bibir Adhitama karena Adinda melangkah pergi meninggalkan mereka beserta semua keluarga yang sudah siap untuk berfoto.

Seluruh keluarga yang hadir disitu menyaksikan bagaimana Adinda meninggalkan Adhitama dan Ayudia. Beberapa tangan saling mencolek, beberapa mulut saling berbisik-bisik. Adhitama berusaha tetap tenang, untuk menunjukkan bahwa ia tak terpengaruh dengan sikap Adinda. Namun tidak bagi Ayudia yang berhati lembut, ia merasa sedih dengan sikap sepupunya itu. Matanya berkaca-kaca. Adhitama segera merangkulnya dan membisikkan sesuatu agar Ayudia tidak menangis.

Acara foto bersama kembali dilanjutkan setelah terjadi insiden kecil bertemunya Adhitama dan Adinda. Ibu Adinda harus menahan emosi melihat sikap anaknya yang tidak menghargai orang yang lebih tua dengan pergi begitu saja tanpa permisi.

********

Adinda keluar ke balkon kamar untuk menghilangkan sumpeknya setelah melihat pasangan itu tadi. Ia memandangi air terjun buatan untuk menghilangkan Adhitama dan Ayudia dari otaknya. Namun semakin ia mencoba melupakan, wajah Adhitama yang memandanginya tadi semakin terpampang dengan jelas pada air yang jatuh dari atas itu.

Ia lalu memandang ke bawah ke arah kolam renang dan menyadari seorang laki-laki memperhatikannya dari bawah, ya dia Adhitama. Sejenak mereka saling memandang, saling berbicara dengan batin masing-masing dan hanya mereka yang tahu arti pandangan itu.

Adinda lalu membuang mukanya kembali ke arah air terjun namun sekali-kali mencuri pandang dengan ekor matanya, pria itu masih berdiri sendiri di tempatnya, merokok, dan pandangannya selalu mengarah ke dirinya.

Adinda bertanya-tanya dalam hati mengapa Adhitama selalu memandanginya, apa masih ada rasa yang tersisa? atau ia hanya kasihan pada Adinda?. Yang jelas Adinda bukan type wanita yang ingin dikasihani, yang Adinda inginkan adalah Adhitama dan Ayudia mendapat karma atas rasa sakit yang ia rasakan.

Adinda masuk kembali ke dalam kamar setelah mendengar suara memanggil namanya, Ibunya. Ibunya pasti akan marah karena sikapnya tadi.

"Adinda, kamu sudah dewasa, berpendidikan, tapi sikapmu kok seperti anak kecil? hanya melihat Adit dan Ayu saja kamu meninggalkan keluarga yang akan foto bersama, apa kamu nggak malu menjadi bahan gunjingan? Apa kamu tidak bisa bersikap wajar?" tegur Ibunya.

"Nggak bisa Bu, Dinda kan sudah bilang, Dinda nggak mau ikut ke tempat ini. Ibu maksa sih."

"Kak, emang benar yang ibu katakan, Kakak harus tampil elegan dan anggun, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Masa sih Kakak kalah sama Mbak Ayu, Mbak Ayu nggak ada apa-apanya dibanding Kakak. Kalaupun Mas Adit memilih Mbak Ayu, itu karena Mbak Ayu perempuan yang lembut dan penurut, bukan seperti Kakak yang keras hati." Nayla adikku ikut-ikutan menasehatiku.

Memang benar apa yang dikatakan Nayla, secara visual Ayudia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Adinda. Adinda menyadari itu. Dulu Adhitama selalu memujinya, Adinda memiliki hampir sebahagian besar keindahan wanita. Kulit yang cerah dan mulus, tubuh yang ramping dan berlekuk indah, otak yang cerdas. Namun ternyata apa yang ia miliki bukan jaminan untuk membuat kekasihnya setia.

Adhitama lebih memilih perempuan yang lebih dewasa, penurut dan lembut. Ia tak terlalu memperhatikan kecantikan dan tingkat intelegensinya. Adhitama bahkan bisa membuat Ayudia berhenti bekerja di sebuah bank swasta, demi menyiapkan Ayudia menjadi ibu yang baik untuk anak-anak mereka nanti. Hal yang tak bisa ia lakukan pada Adinda yang memiliki keinginan untuk memiliki pendidikan yang tinggi dan pekerjaan yang bergensi.

Adinda akhirnya sepakat dengan apa yang dikatakan adiknya. Ia harus tampil elegan dan anggun, sehingga tak tampak kekalahan dari wajahnya.

Ia akan menghadiri acara barbeque malam ini.

Adinda mengamati wajahnya di cermin, tanpa make up pun sebenarnya ia cantik, namun ia tetap memakaikan riasan minimalis pada wajahnya.

Ia menggunakan dress sabrina panjang berwarna peach yang mengekspos bahu indahnya. Rambut ia ikat ke atas dengan gaya cepol semakin menunjukkan lehernya yang jenjang.

Dengan percaya diri Adinda turun ke lantai bawah menggunakan lift, dan menuju kolam renang tempat barbeque party itu dilaksanakan. Begitu Adinda muncul, hampir semua pasang mata tertuju ke arahnya. Bukan hanya karena kecantikannya namun karena penampilannya yang sangat modis dan berbeda dari yang lain. Hampir semua yang hadir menggunakan pakaian hangat, namun Adinda malah menggunakan pakaian yang terbuka pada bahunya. Ia tak peduli dinginnya malam, toh ia sudah biasa yang lebih dingin di Australia.

"Duh, Adinda semakin cantik saja," puji Ibu Ayudia pada Adinda.

"Siapa dulu dong Neneknya." Nenek Gayatri percaya kecantikan cucunya diturunkan dari dirinya.

Bibir Adinda tak berhenti melengkungkan senyum sambil matanya mencari-cari dimana Adhitama dan Ayudia berada. Ia akhirnya melihat kedua sosok itu.

Pada acara BBQ itu, mereka terbagi ke dalam tiga kelompok berdasarkan umur, paling tua, yang sudah berkeluarga dan yang muda dan belum menikah.

Adinda bergabung di kelompok usia muda, di sana ada Adhitama dan Ayudia. Adhitama nampak ikut memanggang daging juga.

Mata Adhitama tak berhenti melihat ke arah Adinda dan Adinda tahu itu. Apalagi ketika Ivander adiknya Adhitama sendiri mendekati Adinda, raut muka kurang senang nampak pada wajah Adhitama.

Ivander, pria 28 tahun, 4 tahun lebih tua dari Adinda. Dalam jajaran keluarga besar Kakek Sofyan Amin dan Nenek Gayatri, pemuda inilah yang paling tampan tapi merupakan pria cassanova yang sering berganti pasangan. Lebih tampan dari kakaknya sendiri Adhitama. Namun bagi Adinda aura dan pesona Adhitama sangat kuat, sehingga pria apapun yang datang padanya rasanya hambar seperti air putih yang tak berasa.

"Aku nggak habis pikir Mas Adit meninggalkan bidadari yang turun dari kayangan, aku jadi meragukan tingkat kewarasannya," ucap Ivander yang disambut tawa terbahak-bahak dari Adinda.

Ivander pria yang humoris itu bisa menghibur kegalauan hatinya, sehingga ia bisa penuh tawa meskipun hatinya terluka. Tidak mudah menyaksikan Adhitama yang sedang memanggang daging didampingi Ayudia di sampingnya.

Tiba-tiba saja Adhitama sudah berada di depan Adinda dan Ivander. Ia membawa sepiring daging yang sudah ia panggang, meletakkan pada meja di dekat Adinda dan berbicara pada Adinda.

"Apa tidak sebaiknya kamu menggunakan pakaian yang layak? udara disini terlalu dingin sementara pakaianmu terlalu terbuka," tegur Adhitama pada Adinda tanpa senyum.

Tidak menyangka kalimat itu yang akan keluar dari mulut Adhitama, Adinda pun membalas, "Mas Adit nggak perlu khawatir, Adinda sudah terbiasa dengan musim dingin di Australia."

Adhitama hanya menghela nafasnya lalu meninggalkan Adinda yang menatapnya dengan mata menyala mengobarkan api perang padanya.

"Apa salahnya bertanya kabar ketika baru bertemu, malah mengomentari pakaian yang aku gunakan," pekik batin Adinda.

Ivander berusaha meredakan kekesalan Adinda pada Adhitama, ia membuka sweater lalu menggunakan sweater itu untuk menutup bahu Adinda. Ivander lalu menghapus bulir air mata Adinda yang jatuh dipipinya.

"Nggak usah menangis Dind, kamu tahu sendirikan bagaimana Mas Adit, berasa paling tua dari para sepupunya jadi negurnya seperti orang tua ke anaknya," hibur Ivander.

Adhitama bukan yang paling tua diantara sepupu-sepupunya. Namun ia pria yang berpikiran matang dan sangat dewasa dari usianya. Mungkin karena ia yatim piatu sejak kecil dan merupakan anak sulung, sehingga ia terbiasa melindungi adik-adiknya. Adhitama juga merupakan pria yang perhatian dan sering membantu keluarganya yang lain.

Sejak kecil Adhitama dan adik-adiknya langsung diasuh oleh Kakek Sofyan Amin.

"Van, kita jalan-jalan yuk di taman hotel. Dinda jadi bete berada disini."

"Kamu nggak makan dl BBQ nya?"

"Nggak, aku nggak mau makan hasil dari Mas Adit dan Mbak Ayu," tolak Adinda.

Mereka berdua lalu berjalan-jalan di taman hotel.

Mata Adhitama mengikuti kemana Adinda dan Ivander pergi sampai ia tidak terlihat lagi dibalik pohon-pohon.

Penerangan di taman hotel itu dibuat remang-remang. Atmosfer hotel terkesan agak ghotic karena banyaknya patung-patung yang terpajang di sana. Siapapun yang berjalan sendiri pada malam hari di taman akan merasakan sedikit horor. Jalan yang mereka lalui agak menanjak karena hotel itu dibuat di sebuah cekungan tanah.

"Kok hotel ini rada-rada serem ya." Adinda bergidik.

Belum sempat Ivander menjawab, handphonenya berbunyi. Ia lalu mengangkatnya, Ivander berbicara sesaat kemudian mematikan handphonenya.

"Mas Adit, ia meminta kita kembali ke kolam renang. Disini terlalu gelap katanya," seru Ivander.

"Emang kalau gelap kenapa, memang Mas Adit pikir kita mau ngapa-ngapain? Udah kalau kamu mau balik, balik saja. Aku tetap jalan-jalan di sini."

"Tidak mungkin aku meninggalkan kamu. Yuk lanjut," kata Ivander melanjutkan langkahnya.

Sebenarnya Ivan agak ragu mengikuti Adinda karena Kakaknya Adhitama menyuruh ia membawa Adinda kembali ke kolam renang. Senakal-nakalnya Ivan, ia sangat hormat pada kakaknya yang menjadi pelindung bagi adik-adiknya sejak kedua orang tua mereka tewas dalam sebuah kecelakaan. Namun ia kenal gadis di sampingnya yang sangat keras kepala. Ivan pun jadi bimbang karena tidak mungkin meninggalkan wanita sendirian berjalan di tempat gelap.

Berbeda dengan Ivan, Adinda tampak senang mendapat perhatian dari Adhitama. Ia mulai menyadari, dari tadi Adhitama memperhatikannya. Mulai saat Adhitama memandanginya dari kolam renang ke atas balkon, menegur pakaiannya, ya dulu Adhitama melarang Adinda mengenakan pakaian terbuka. Dan sekarang saat berjalan di tempat gelap bersama Ivan.

Ide untuk memantik emosi Adhitama muncul di kepala Adinda. Setidak-tidaknya merupakan salah satu cara membalas rasa sakit yang ia rasakan.

Entah darimana datangnya, Adhitama sudah berada di depan menghalangi langkah mereka berdua.

"Kalian kembalilah ke kolam renang, tidak baik berduaan, disini terlalu gelap," tegur Adhitama dengan kalemnya.

"Balik yuk dind," ajak Ivander pada Adinda.

"Nggak, pulang aja kamu sendiri. Nggak ada yang boleh menghalangi keinginanku," sahut Adinda dengan ketus. Tentu saja kalimat itu ia tujukan pada Adhitama. Ia lalu melanjutkan melangkah sambil menghindari Adhitama, namun tangannya lebih dulu dicegat oleh Adhitama. Sangat keras sehingga membuat Adinda meringis. Adhitama memberi kode kepada Ivander untuk meninggalkan mereka dan dituruti oleh Ivander.

Ya, Adinda sudah menyiapkan dirinya untuk berperang dengan Adhitama yang tidak melepaskan tangannya pada tangan Adinda.

Terpopuler

Comments

Mrs.Kristinasena

Mrs.Kristinasena

org yg pertama kali mengambil kegadisan Nadya..emang ga bisa dilupain begtu saja..apalagi dah ambil,eh malah nikahnya ama org lain.sodara pula..pantesan aja kan,Dinda kaya gtu

2022-11-26

1

Aziz Ibra

Aziz Ibra

melimpir kemari.
ayo adinda..
q akan meraton baca untuk tentang kamu

2022-05-17

0

anggit

anggit

kayaknya adit juga blm move on

2022-03-24

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pasangan Itu (Rev)
2 2. Api Perang
3 3. Masih Ngurusin Adinda
4 4. Adhitama Badmood
5 5. Memantik Emosi
6 6. Patahkan Saja Sayapku
7 7. Dendam Adinda
8 8. Semua Jahat
9 9. Berhenti Kuliah
10 10. Ancaman Adinda
11 11. Desain Rumah Adinda
12 12. Ulat Nangka
13 13. Adinda dan Ayudia
14 14. Memenuhi Permintaan Adinda
15 15. Menjajah Mas Adit
16 16. Keraguan
17 17. Bukan Yang Dulu Lagi
18 18. Calon Ibu Negara
19 19. Cemburu
20 20. Mendung
21 21. Sayang Mas Adit
22 22. Danindra
23 23. Kandang Singa Lapar
24 24. Adinda Menyiksanya
25 25. Tak Rela
26 26. Summer Graduation
27 27. Harapan Nan Sirna
28 28. Bagaimana Perasaanku?
29 29. Biarkanlah Ia Tidur
30 30. Melintasi Samudera
31 31. Cincin Yang Salah Alamat
32 32. Pakaian Pengantin
33 33. Pernikahan Adhitama
34 34. Patah Hati Terhebat
35 35. Malam Pertama Ayudia
36 36. Kekhawatiran Adhitama
37 37. Lamaran
38 38. Bertemu Danindra
39 39. Hadiah Danindra
40 40. Menjadi Negosiator
41 41. Kata-kata Itu
42 42. Salah Satu Mimpi yang Terwujud
43 43. Akan Selalu Ada
44 44. Siapa Yang Melakukannya?
45 45. Apa Artinya Cinta?
46 46. Jalan Kemuning
47 47. Perang Adinda dan Ayudia
48 48. Tangan Itu
49 49. Merana
50 50. Kucing Adinda
51 51. Amanah
52 52. Tukang Selingkuh
53 53. Cemburu Pada Danindra
54 54. Aku Kangen
55 55. Aku Menginginkanmu Sekarang
56 56. Keusilan Danindra
57 57. Undangan Kakek
58 58. Rumah Sejuta Kenangan
59 59. Permintaan
60 60. Teman Shopping
61 61. Pil KB
62 62. Temperamental
63 63. Bayi Perempuan
64 64. Kemalangan Adinda
65 65. Pada Saat yang Sama
66 66. Tahanan Mapolresta
67 67. Ancaman Hukuman
68 68. Oase
69 69. Oase (2)
70 70. Puncak Rindu Seorang Ayah
71 71. Tetaplah di Sampingku
72 72. Tetaplah di Sampingku (2)
73 73. Maafkan Aku Adinda
74 74. Janji Suci
75 75. Lagu Rindu
76 76. Semoga Kamu Bahagia
77 77. Slow Down
78 78. Saat Nenek Gayatri Datang
79 79. Mana Cincin Kawinmu?
80 80. Yang diinginkan seorang pria (1)
81 81. Yang Diinginkan Seorang Pria (2)
82 82. Partani Group
83 83. Abraham
84 84. Metamorfosis
85 85. Make a baby
86 86. Java Sea?
87 87. Ayudia Emosi
88 88. Azimut Yacht
89 89. The Beauty Of The Sea
90 90. Kita Sudah Tua
91 91. Memancing
92 92. Apa Yang Diinginkan Ayudia?
93 93. Without You, I'm Lost
94 94. Ucapan Danindra
95 95. Anjuran Dokter
96 96. Mengabaikan Anjuran Dokter
97 97. Penyesalan
98 98. Yang Terabaikan
99 99. Lelah Dengan Keadaan
100 100. Ayah dan Putri Kecilnya
101 101. Cinta Yang Berkembang Berlebihan
102 102. Tak Tersampaikan
103 103. Yang Ingin Pergi Tetap Pergi
104 104. Ujian Bagi Seorang Ayah dan Suami.
105 105. Hati Yang Merasakan Rindu
106 106. Bukan Karena Tidak Cinta
107 107. Seni Mengalah
108 108. Yang Terbaik Untukmu
109 109. Situasi Yang Berubah Dengan Cepat
110 110. Senangnya Menjadi Pemenang
111 111. Balas Dendam Paling Manis
112 112. Tuhan, Tukar Nyawaku.
113 113. My Aaliyah
114 114. Anugerah Tuhan Yang Luar Biasa
115 115. Pria Yang Beruntung
116 116. What would I do without you?
117 Survey
118 117. Nengok Bayi Kita
119 118. Beratnya Amanah Kakek
120 119. Kembali Ke Fitrah
121 120. Jadikan Aku Raja
122 121. Agar Hidup Ini Bisa Adil
123 122. Layanan Terbaik
124 123. Tentang Adinda dan Adhitama
125 124. The Most Beautiful Gift In My Life
126 125. Kegelisahan Seorang Suami
127 126. Selamat Datang di Dunia
128 127. Baby Blues
129 128. Semanis Madu
130 129. Takkan Terganti
131 130. Penuh Dengan Kejutan
132 131. Menghindari Godaan
133 132. Selalu Jatuh Cinta
134 133. Kubawakan Seluruh Isi Dunia Untukmu
135 134. Menghabiskan Malam Bersamamu
136 135. Apakah Ini Sebuah Pertanda?
137 136. Bila Tak Ada Kamu di Sisiku
138 136. Bila Tak Ada Kamu di Sisiku
139 137. Saat Terlemah dan Tanpa Daya
140 138. Dalam Bayang Kematian
141 139. Sepenggal Kesunyian
142 140. Epilog. Bab Pertama dan Terakhirku
Episodes

Updated 142 Episodes

1
1. Pasangan Itu (Rev)
2
2. Api Perang
3
3. Masih Ngurusin Adinda
4
4. Adhitama Badmood
5
5. Memantik Emosi
6
6. Patahkan Saja Sayapku
7
7. Dendam Adinda
8
8. Semua Jahat
9
9. Berhenti Kuliah
10
10. Ancaman Adinda
11
11. Desain Rumah Adinda
12
12. Ulat Nangka
13
13. Adinda dan Ayudia
14
14. Memenuhi Permintaan Adinda
15
15. Menjajah Mas Adit
16
16. Keraguan
17
17. Bukan Yang Dulu Lagi
18
18. Calon Ibu Negara
19
19. Cemburu
20
20. Mendung
21
21. Sayang Mas Adit
22
22. Danindra
23
23. Kandang Singa Lapar
24
24. Adinda Menyiksanya
25
25. Tak Rela
26
26. Summer Graduation
27
27. Harapan Nan Sirna
28
28. Bagaimana Perasaanku?
29
29. Biarkanlah Ia Tidur
30
30. Melintasi Samudera
31
31. Cincin Yang Salah Alamat
32
32. Pakaian Pengantin
33
33. Pernikahan Adhitama
34
34. Patah Hati Terhebat
35
35. Malam Pertama Ayudia
36
36. Kekhawatiran Adhitama
37
37. Lamaran
38
38. Bertemu Danindra
39
39. Hadiah Danindra
40
40. Menjadi Negosiator
41
41. Kata-kata Itu
42
42. Salah Satu Mimpi yang Terwujud
43
43. Akan Selalu Ada
44
44. Siapa Yang Melakukannya?
45
45. Apa Artinya Cinta?
46
46. Jalan Kemuning
47
47. Perang Adinda dan Ayudia
48
48. Tangan Itu
49
49. Merana
50
50. Kucing Adinda
51
51. Amanah
52
52. Tukang Selingkuh
53
53. Cemburu Pada Danindra
54
54. Aku Kangen
55
55. Aku Menginginkanmu Sekarang
56
56. Keusilan Danindra
57
57. Undangan Kakek
58
58. Rumah Sejuta Kenangan
59
59. Permintaan
60
60. Teman Shopping
61
61. Pil KB
62
62. Temperamental
63
63. Bayi Perempuan
64
64. Kemalangan Adinda
65
65. Pada Saat yang Sama
66
66. Tahanan Mapolresta
67
67. Ancaman Hukuman
68
68. Oase
69
69. Oase (2)
70
70. Puncak Rindu Seorang Ayah
71
71. Tetaplah di Sampingku
72
72. Tetaplah di Sampingku (2)
73
73. Maafkan Aku Adinda
74
74. Janji Suci
75
75. Lagu Rindu
76
76. Semoga Kamu Bahagia
77
77. Slow Down
78
78. Saat Nenek Gayatri Datang
79
79. Mana Cincin Kawinmu?
80
80. Yang diinginkan seorang pria (1)
81
81. Yang Diinginkan Seorang Pria (2)
82
82. Partani Group
83
83. Abraham
84
84. Metamorfosis
85
85. Make a baby
86
86. Java Sea?
87
87. Ayudia Emosi
88
88. Azimut Yacht
89
89. The Beauty Of The Sea
90
90. Kita Sudah Tua
91
91. Memancing
92
92. Apa Yang Diinginkan Ayudia?
93
93. Without You, I'm Lost
94
94. Ucapan Danindra
95
95. Anjuran Dokter
96
96. Mengabaikan Anjuran Dokter
97
97. Penyesalan
98
98. Yang Terabaikan
99
99. Lelah Dengan Keadaan
100
100. Ayah dan Putri Kecilnya
101
101. Cinta Yang Berkembang Berlebihan
102
102. Tak Tersampaikan
103
103. Yang Ingin Pergi Tetap Pergi
104
104. Ujian Bagi Seorang Ayah dan Suami.
105
105. Hati Yang Merasakan Rindu
106
106. Bukan Karena Tidak Cinta
107
107. Seni Mengalah
108
108. Yang Terbaik Untukmu
109
109. Situasi Yang Berubah Dengan Cepat
110
110. Senangnya Menjadi Pemenang
111
111. Balas Dendam Paling Manis
112
112. Tuhan, Tukar Nyawaku.
113
113. My Aaliyah
114
114. Anugerah Tuhan Yang Luar Biasa
115
115. Pria Yang Beruntung
116
116. What would I do without you?
117
Survey
118
117. Nengok Bayi Kita
119
118. Beratnya Amanah Kakek
120
119. Kembali Ke Fitrah
121
120. Jadikan Aku Raja
122
121. Agar Hidup Ini Bisa Adil
123
122. Layanan Terbaik
124
123. Tentang Adinda dan Adhitama
125
124. The Most Beautiful Gift In My Life
126
125. Kegelisahan Seorang Suami
127
126. Selamat Datang di Dunia
128
127. Baby Blues
129
128. Semanis Madu
130
129. Takkan Terganti
131
130. Penuh Dengan Kejutan
132
131. Menghindari Godaan
133
132. Selalu Jatuh Cinta
134
133. Kubawakan Seluruh Isi Dunia Untukmu
135
134. Menghabiskan Malam Bersamamu
136
135. Apakah Ini Sebuah Pertanda?
137
136. Bila Tak Ada Kamu di Sisiku
138
136. Bila Tak Ada Kamu di Sisiku
139
137. Saat Terlemah dan Tanpa Daya
140
138. Dalam Bayang Kematian
141
139. Sepenggal Kesunyian
142
140. Epilog. Bab Pertama dan Terakhirku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!