MENJADI DETEKTIF

Penyelidikan demi penyelidikan ia lakukan, tapi tak selalu mendapat sebuah hasil. John terus melakukan penyelidikan tanpa menemukan satu keterkaitan. Di tengah rasa gelisah, John iseng membeli koran dari seorang anak kecil.

" Nak, berikan aku satu koran. " pinta John pada anak itu. Anak itu memberi sebuah koran padanya.

" Harganya lima dolar, Mr. Lock. " John terbelalak mendengarnya. Ia tahu bahwa harga satu koran hanya satu dolar. Tapi, anak ini malah menaikkan harganya lima kali lipat.

" Nak, jangan menipuku ! Aku tahu bahwa harga koran ini adalah satu dolar. " Tapi, anak itu masih berkeras dan malah balik menjawab.

" Tapi, tuan. Anda adalah orang terkaya di kota. Masa anda tidak punya uang untuk membayar harga sebegitu kecil ? Apakah anda tidak kasihan pada anak kecil yang miskin ini ? " Anak itu mulai menunjukkan wajah kasihan agar bisa mendapat simpati dari John.

John hanya menghela nafas melihat tingkah anak itu. Dari dompetnya ia mengambil selembar uang seratus dolar.

" Ini uang seratus dolar. Aku berikan uang ini. Tapi, kau tak boleh menaikkan harga koran ini lagi pada orang lain. Cukup aku saja. Mengerti, nak ? " Anak itu sumringah menerima uang dari John. Ia langsung mengiyakan permintaan dari John.

" Terimakasih, Mr. Lock. Semoga anda selalu diberkati Tuhan. " Anak itu langsung pergi setelah menerima uang itu. John hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan anak itu.

" Dasar anak kecil... " John berjalan menuju taman kota yang amat ramai dengan anak kecil. Ia duduk di sebuah bangku kosong di bawah pohon rindang yang sangat nyaman. Ia mulai membuka lembaran koran itu.

" Berita pertama, ditemukan sembilan orang yang habis dimutilasi di sebuah rumah kosong di Phadump. " John terkejut melihat berita itu. Ini bukan berita pembunuhan pertama yang ia baca tapi melihat bahwa tubuh itu di mutilasi, ia sadar bahwa pembunuh itu adalah psikopat.

" Tentu saja pembunuh ini psikopat ! Jika hanya dendam, tak mungkin ia akan membunuh sembilan orang. " John terus memikirkan berita ini di perjalanan pulangnya. Bagi sebagian orang, mungkin berita ini hanya berita biasa. Tapi, bagi John sendiri, berita ini adalah petunjuk untuk pembunuhan ayahnya.

***

" Kedua, pembunuh adalah seorang psikopat. Mungkin telah membunuh banyak orang. Sasaran yang telah di bunuh, Burndown, barat kota. Phadump di selatan kota. Tinggal utara dan timur yang tersisa. Kita akan lihat. " John menulis informasi yang kedua. Ia semakin yakin bahwa pembunuhnya akan segera tertangkap.

***

Kepolisian kota Phantom

Max benar benar kebakaran jenggot saat mendengar berita mutilasi itu. Ia sadar bahwa berita itu akan membuat kota tidak aman. Setelah sembilan orang yang ternyata dimutilasi hanya dalam kurun waktu tiga hari. Tapi sebelum ia mengurus kasus itu, ia harus mengurus kasus William Lock yang belum juga selesai.

" Mason ! Mason ! " Mason segera menghadap komandannya.

" Siap ! Komandan ! " Mason memberi hormat pada Max. Ia siap untuk menerima perintah apapun.

" Aku minta kau cari lembaran kasus Nathan Harper. Ada di arsip lima tahun yang lalu. Setelah dapat, kau bawa ke sini. Laksanakan ! " Tanpa bertanya lagi, Mason langsung menjalankan tugas dari komandannya. Ia bergegas ke ruang arsip dimana berkas itu tersimpan.

Diam diam, Bill melihat hal itu. Ia menyadari bahwa hal ini, bisa menjadi informasi berharga bagi John dan ia juga bisa mendapat uang dari John.

Ia segera keluar dari kantor polisi dan bergegas menuju telepon umum yang berada tepat di depan kantor polisi itu. Ia segera merogoh uang receh dari sakunya dan memasukkan ke dalam lobang. Jari telunjuknya langsung menekan angka angka yang ada di telepon itu. Ia tinggal menunggu agar panggilannya dijawab oleh John.

" Halo.. Mr. Lock ! "

" Halo.. ada apa ? "

" Ini aku Bill. Aku menelepon dari telepon umum. "

" Katakan cepat apa yang kau dapat ? "

" Baik, baik. Aku mendengar bahwa komandan Max ingin membuka berkas kasus Nathan Harper, temanmu itu. Ia mungkin akan menuduhmu sebagai pembunuh jika kasus itu dibuka lagi. "

Sejenak telepon menjadi hening. John terdiam sesaat. Bill terus memanggil memastikan apakah John masih dalam panggilan atau tidak.

" Mr. Lock ! Mr. Lock ! "

" Aku akan mengirim tiga ratus dolar. Lihat saja besok pagi. " Panggilan terputus. Bill senang mendengarnya. Ia berhasil mendapat yang ia inginkan.

***

John mendapat sebuah ide untuk menyelidiki pembunuhan ayahnya lebih lanjut. Menjadi detektif adalah idenya. Dengan menjadi detektif, Ia yakin bahwa akan ada informasi yang bisa ia dapat dari kasus pembunuhan lainnya yang pasti berhubungan dengan kasus ayahnya.

Dua minggu kemudian, ia sengaja membeli sebuah bangunan di pusat kota untuk dijadikannya kantor detektif miliknya. Di pasangnya sebuah papan besar bertuliskan

" DETECTIVE LOCK " yang pasti akan dilihat banyak orang. Ia semakin yakin akan ada orang yang datang padanya meminta bantuan dirinya untuk menyelidiki sebuah kasus pembunuhan.

***

Kepolisian kota Phantom

" Jemput John kemari ! Aku ingin dia diperiksa lagi. " Perintah Max pada Mason. Mason yang hanya seorang bawahan, hanya bisa menerima dan melakukan perintah itu. Ia bergegas menjemput John di rumahnya, di Burndown, barat kota Phantom.

Sebenarnya Mason amat kesal saat ia tahu bahwa ia harus menjemput John untuk kedua kalinya. Ia sudah makan hati dengan John yang membuatnya kesal saat itu. Dan hari ini adalah hari sialnya karena harus menjemput John yang membuat kesal hatinya.

Setibanya di rumah John, ia segera turun dari mobilnya. Rumah John adalah rumah terbesar di kota ini. Layaknya sebuah puri megah atau istana kerajaan, rumah itu memiliki segala kemewahan yang ada. Dengan campuran gaya Tudor dan Gothik yang khas dengan kerajaan, rumah itu adalah rumah paling mewah yang ada di kota Phantom.

Mason memasuki halaman rumah dan berjalan menuju pintu depan. Ia heran melihat rumah sebesar itu tak punya gerbang besar ataupun penjaga rumah yang seharusnya dimiliki oleh setiap rumah mewah.

" Pantas saja ayahnya dibunuh. Terlalu banyak celah di rumah ini. "

Tok... ! Tok... !

" Mr. Lock ! Mr. Lock ! " Mason terus memanggil John. Ia terus menunggu hingga akhirnya John membuka pintu.

" Ada apa kau mencari ku ? Oh..iya ! Aku belum mengirim uang itu. " John berbalik hendak mengambil cek. Tapi, Mason langsung menarik tangan John menghentikan langkahnya.

" Sini, kau ! " Mason menarik tangan John hingga ia keluar dari rumahnya. John berusaha melepaskan tangannya tapi sia sia. Mason telah mencengkram tangannya dengan sekuat tenaga.

" Baik ! Baik ! Lepaskan aku ! " John berteriak keras yang membuat Mason melepas cengkeramannya dari tangan John. John membersihkan tangannya berlagak seperti tangannya kotor setelah dipegang oleh Mason.

" Baiklah, aku akan ikut ! Tapi... Ini untuk yang terakhir kalinya ! Aku akan langsung ke pengadilan jika kalian memanggilku lagi ! " Kata John dengan tegas. Tampaknya, ia tak mau lagi berurusan dengan kepolisian.

" Tentu. Masuklah ke dalam mobil. Komandan Max telah menunggumu. " John kembali ke dalam rumahnya untuk berganti pakaian terlebih dahulu. Setelah selesai, barulah ia kembali ke luar dimana Mason telah menunggunya dengan wajah yang kesal.

" Hehe... " John menyeringai melihat kekesalan Mason. Sebelum pergi, ia mengunci pintu depannya.

Klek ! Dan John berjalan menuju pintu mobil, siap untuk berangkat memenuhi panggilan kepolisian.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!