John dibawa menuju ke kepolisian kota Phantom. Bukan tanpa alasan ia di bawa, melainkan karena ia adalah satu satunya orang yang berada di lokasi pembunuhan William. Setibanya di kantor kepolisian, John di antar polisi itu masuk ke dalam.
" Silahkan anda masuk, Mr. Lock. " Polisi itu mengantar John turun dari mobil masuk ke dalam kantor polisi. John bersikap dingin dan tak peduli dengan polisi itu. Sebelum masuk, ia ingin tahu siapa nama polisi itu.
" Siapa namamu ? " Tanya John pada polisi itu.
" Mason. Mengapa kau bertanya ? " Polisi itu bertanya balik pada John.
" Tak ada. Hanya ingin tahu kemana aku akan mengirim uang ongkos perjalanan ini. " John tersenyum sinis. Ia memang sombong dan dingin. Kata katanya selalu menggambarkan dirinya yang sebenarnya.
" Sampai nanti, Mr. Lock. " Mason masuk kembali ke dalam mobilnya. Ia sangat kesal sebab dirinya telah dihina oleh John. Mason langsung tancap gas meninggalkan kantor polisi karena kesalnya.
Sementara itu, John telah masuk ke dalam kantor polisi. Melihat John telah tiba di kantor polisi, seorang polisi berbadan besar, dan dengan rambut klimis datang menghampirinya.
" Selamat pagi, Mr. Lock. Bagaimana kabarmu ? " Sapa polisi itu. John melihat polisi itu dengan tatapan yang tidak suka. Sebenarnya ia sangat tak nyaman saat dipanggil oleh kepolisian. Tapi apa daya, ia hanya memenuhi panggilan ini untuk formalitas saja.
" Ah... Seperti yang kau lihat. Aku baik baik saja. "
" Ya. Aku pun juga baik. " Polisi itu kembali tersenyum. Nampaknya ada yang disembunyikan dari polisi itu dari John. John masih menduga duga apa yang sebenarnya disembunyikan polisi itu.
" Nah, bagaimana jika kita langsung saja ke ruangan ? Atau kau ingin minum dulu ? Melepas dahaga sejenak ? " John tak suka berbasa basi. Jika diberi pilihan seperti ini, maka ia akan memilih pilihan yang pertama.
" Lebih baik lebih cepat. Aku langsung ke ruangan saja. " Polisi itu kembali tersenyum. Ia langsung berjalan mengantar John ke sebuah ruangan yang terletak paling belakang. Di sekitar luar ruangan, hanya ada satu lampu. Itu pun lampu yang redup yang sebentar lagi akan padam.
" Ini ruangannya, Mr. Lock. Komandan Max telah menunggumu. " Polisi itu menunjukkan ruangan yang dimaksud. Walaupun sudah sampai di ruangan, John tetap curiga pada polisi itu. Sebelum masuk, ia menanyainya lebih dulu.
" Apa yang kau mau sebenarnya ? " Polisi itu langsung mengerutkan kening tanda tak paham dengan perkataan John.
" Apa maksud anda, Mr. Lock ? " John langsung menarik polisi itu ke sudut. Ia mulai membisikkan sesuatu ke telinga polisi itu.
" Aku akan membayarmu seribu dolar jika kau mau menjadi mata mata ku. Tak ada kejahatan. Hanya penyelidikan pembunuhan ayahku. " Polisi itu tersenyum senang. Tampaknya, John sudah paham dengan sifat polisi itu. Sehingga, ia tak ragu untuk menyuap polisi itu.
" Baiklah, Mr. Lock. Aku terima. " John senang polisi itu menerimanya.
" Temui aku setelah ini. Tuliskan nomormu dan siapa namamu ? " John masih belum mengetahui siapa nama polisi itu.
" Bill. Aku akan menemui setelah ini. " Bill berjalan kembali ke bagian depan. Sementara John masuk ke dalam ruangan pemeriksaan yang ternyata tak ada seorang pun. Tapi ada sebuah pintu yang terbuka di dalam ruangan itu.
Dari dalam muncul seorang polisi berbadan besar yang tangannya penuh bulu. Wajahnya sangar dengan kumis hitam tebal. Ia membawa tumpukan berkas di tangannya.
" Oh, kau sudah datang, Mr. Lock. " John tak menjawab. Ia langsung duduk di kursi yang tersedia didepannya.
" Nah, kita bertemu lagi setelah lima tahun. Waktu begitu cepat. " John sangat ingat pada polisi yang sekarang dihadapannya. Polisi itu adalah Max Buttler. Lima tahun yang lalu, Max menangani kasus hilangnya Nathan Harper, teman John yang hilang di hutan. Tapi bukannya bekerja dengan benar, Max malah menuduh John yang membunuh Nathan. Setelah itu, Max dan pihak kepolisian akhirnya menutup kasus Nathan sebagai kasus bunuh diri karena tak ada bukti bahwa John yang membunuh Nathan.
" Tak usah berbasa basi, Max. " John semakin tak nyaman berlama lama di ruangan itu. Terutama setelah ia harus bertemu dengan Max, orang yang menyebabkan dirinya benci pada kepolisian.
" Baiklah. " Max mulai membuka satu persatu tumpukan berkas yang ia letakkan di atas meja.
" Aku akan mulai bertanya... " Max membuka lembaran pertama. " Pada pukul 22:40, kami menemukanmu dan ayahmu di ruang penyimpanan anggur. Kami menemukan dirimu yang dalam keadaan pingsan. Menurut perkiraan, kau telah pingsan selama satu jam sebelum akhirnya kami temukan. Nah, yang menjadi pertanyaan kami adalah apakah pembunuhan terjadi setelah kau pingsan atau sebelum ? "
" Aku tak tahu apapun soal ini. Aku bahkan tak tahu ayahku telah mati. " John bingung ingin menjawab apa. Ia sendiri juga masih syok dengan berita kematian ayahnya yang tak ia sangka telah dibunuh kemarin malam.
" Baiklah. Berarti kami simpulkan, bahwa kau pingsan sebelum terjadinya pembunuhan. " Max menuliskannya di sebuah buku kecil. Setelah selesai, ia kembali membuka lembaran yang kedua.
" Menurut kesaksian para tetanggamu, pada sekitar pukul 22:30 - 22:50, ada sebuah keributan yang terdengar dari rumahmu. Mereka mendengar suaramu dan ayahmu yang sedang bertengkar. Apakah itu benar, John ? " Senyum lebar terpancar dari wajah Max. Ia yakin bahwa John akan segera panik dan akhirnya mengaku.
" Iya. Aku terlibat pertengkaran dengan ayahku. " Jawab John dengan santai. Walaupun dingin, John adalah pribadi yang jujur. Ia tak suka untuk berbohong kepada orang lain.
Max terkejut bahwa John masih memiliki mental untuk menjawab pertanyaannya. Apalagi setelah ia lihat, John sama sekali tak panik dengan pertanyaannya.
" Baiklah. Aku akan lanjutkan ke pertanyaan ketiga. Apakah dalam pertengkaran kau menggunakan senjata untuk melawan ayahmu ? " John menggeleng tanpa menjawab apapun. Tapi gelengan kepala John malah membuat Max geram.
" Maaf, Mr. Lock. Sebagai seorang yang bermoral, anda seharusnya menjawab saya dengan kata kata bukan dengan gelengan kepala. " Mendengar kata kata dari Max, John langsung berdiri dan memukul meja.
Brak... ! Brak... !
" Kau diam saja ! Hentikan omong kosong ini ! Mengapa orang sepertimu masih saja hidup ? Mengapa ? " John berteriak keras pada Max. Tapi, Max tidak terpengaruh. Ia tetap tenang walaupun diteriaki oleh John dengan amat keras.
" Maaf, Mr. Lock. Anda berhak untuk menjawab. " John keluar dari kursinya. Ia mulai berjalan mendekati Max.
" Katakan padaku. Apa yang lebih bodoh dari seorang polisi bijak yang mengubah kasus pembunuhan menjadi kasus bunuh diri ? Mulanya kau buat aku bersalah. Lalu, tiba tiba setelah itu kau nyatakan kasusnya adalah bunuh diri. Apa maksudmu, Max ? "
" Tak ada hubungannya dengan kasus ini, Mr. Lock. "
" Apa kau mau membuatku menjadi pembunuh ayahku ? Begitukah ! " John melemparkan berkas berkas itu ke lantai. Max tetap tak bergeming. Ia masih menahan dirinya.
" Baiklah. Anda berhak diam, Mr. Max. Aku sudah selesai. Sampai jumpa. " John membuka pintu dan berjalan keluar dari ruangan pemeriksaan. Sementara Max hanya melihatnya hingga John benar benar keluar dari ruangan pemeriksaan.
" Merepotkan sekali bocah itu ! Tentu saja psikopat tak akan mengaku. Aku akan buat dia mengaku ! " Kata Max sambil mengepalkan tinjunya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments