Jangan lupa tinggalkan like ❤, koment dan rate ☆☆☆☆☆ setelah baca. Dan sesama Author mari saling menduekung.
🌼🌼🌼
Pagi yang semula tenang seketika menjadi riuh karna kedatangan seorang nenek yang penampilannya menyimpang jauh dari usianya. "Anak-anak, Nenek pulang." Terlihat Kris keluar dari kamarnya di susul dengan Zian Lee, sementara Rey masih berada dikamarnya dan tidak terusik sedikit pun dengan keributan yang diciptakan oleh neneknya.
"Ibu//Nenek!!" Nyaris saja Lee dan Kris terkena serangan jantung dadakan melihat penampilan nenek Zian.
Nenek berusia awal 70 tahunan itu memakai style layaknya anak muda. Sebuah dress bermotif macan dengan syal pink berbahan bulu, kakinya terbalut boots hitam dan tak ketinggalan wig berwarna terang yang senada dengan warna syalnya.
Nenek Zian menoleh, senyum merekah di bibir merahnya
"Lee, Putraku." Nenek Zian menghampiri Lee dan memeluknya. "Ibu sangat merindukanmu. Kau semakin tua dan wajahmu terlihat banyak keriputnya. Hahahah! Kenapa kalah sama, Ibu? Lihatlah wajah Ibu masih kencang , kenyal seperti kulit bayi. Ngomong-ngomong di mana cucu bungsuku? Kenapa dia tidak ikut menyambut kepulangan Nenek tercintanya?"
Nenek Zian celingukkan mencari keberadaan Rey. Pasalnya cuma cucu bungsunya itu yang tidak ikut menyambutnya."Di mana lagi? Paling-paling masih mengukir pulau dikamarnya. Nenek tau sendiri bukan jika cucu bungsumu itu rajanya tidur apalagi ini akhir pekan." Sahut Kris menuturkan.
Nenek Zian mendengus dan menggelengkan kepala. Ternyata kebiasaan lama cucunya itu belum berubah sama sekali. "Nenek, banyak sekali oleh-oleh yang kau bawa? Apa semua ini untukku, papa dan Rey?" Nenek Zian menepis tangan Kris yang hendak mengambil oleh-oleh yang ia bawa
"Enak saja. Jangan sembarangan! Nenek tidak membawakan apapun untuk kalian bertiga, dan semua ini nenek bawa untuk calon cucu menantu Nenek di masa depan." Kris memicingkan matanya
"Maksud Nenek, Aster?" tebak Kris 100% benar
"Menurutmu siapa lagi yang pantas bersanding dengan Rey, kalau bukan dia. Sudahlah Nenek mau menemui mereka dan mengantarkan oleh-oleh ini untuk, Aster dan Kahi." Nenek Zian membawa semua oleh-oleh itu ke rumah Aster. Ia ingin memberikan kejutan kecil pada gadis yang sejak dulu sudah ia anggap sebagai cucunya tersebut.
Tak lama setelah kepergian nenek Zian. Rey turun hanya bermodalkan jeans di bawah lutut dan kaos oblong hitam tanpa lengan. "Ada apa, Pa? Kenapa aku dengar suara ribut-ribut?" Rey menghampiri ayah dan kakaknya yang sedang duduk di meja makan. Tanpa ijin Rey mengambil roti lapis milik Kris dan langsung melahapnya.
Kris mendengus. Lagi-lagi Rey mengambil makanan miliknya, baru saja Kris hendak melayangkan protesnya tapi hal itu dia urungkan ketika melihat tatapan dingin Rey. Memiliki adik dingin dan mengerikan seperti Rey bagi Kris adalah sebuah mimpi buruk.
Tokk,, Tokk,, Tokk,,!
Ketukan pada pintu mengeintrupsi ketiga pria berbeda usia itu menoleh pada sumber suara. Rey, bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu untuk melihat siapa tamunya yang datang. "Lia." Gadis itu tersenyum manis melihat sosok Rey berdiri menjulang dihadapannya. "Sedang apa kau di sini?" Tanyanya datar.
Lia mengangkat bingkisan besar di kedua tangannya yang penuh dengan makanan buatannya. "Aku membawakanmu Ayah dan Kak, Kris, sarapan sehat. Ayo, aku akan menyiapkan makanan ini untuk kalian." Lia memeluk lengan terbuka Rey dan keduanya berjalan beriringan memasuki kediaman keluarga Zian.
"Pagi Ayah Zian, pagi kak." sapa Lia pada semua penghuni rumah. "Astaga, bagaimana bisa kalian hanya sarapan dengan roti saja? Aku membawakan banyak makanan sehat untuk kalian bertiga. Sebentar akan ku siapkan dulu ne." Lia membawa semua makanan yang dia bawa ke dapur dan menatanya di piring kemudian membawanya kembali dan menata di meja makan.
"Keliatannya sangat lezat, aromanya benar-benar membuat perut keroncongan." Ucap Kris setelah makanan-makanan itu tersusun di atas meja.
"Tentu sudah pasti enak-lah, Kak. Begini-begini aku ini jago memasak. Ayah Zian, Rey, kenapa hanya di lihat saja? Ayo di makan," pinta Lia.
"Terimakasih, Lia. Maaf jadi merepotkanmu." Tuan Zian merasa tidak enak. Lia mengumbar senyum manisnya.
"Tidak apa-apa Ayah Zian, lagi pula bukan hal yang besar kok." Lia tersipu malu, gadis itu melirik pada Rey yang tidak merespon apapun.
Kris dan Tuan Zian buru-buru menutup mulutnya, mata mereka sedikit membelalak. Masakan Lia terasa asin dan sedikit aneh. Tuan Zian berusaha untuk tetap menelannya karna takut menyinggung perasaan Lia. Sementara Kris langsung lari ke belakang dan memuntahkan makanan dimulutnya.
Sedangkan Rey acuh-acuh saja karna pemuda itu tidak menyentuh sedikit pun makanan yang Lia bawa. Rey tau jika Lia sangat payah dalam hal memasak dan dia tidak ingin sakit perut lagi karna masakan gadis itu.
"Aster, Nenek masih sangat merindukanmu. Jadi kau harus menemani Nenek jalan-jalan."
Kedatangan dua wanita berbeda usia itu mengalihkan perhatian semua orang yang di meja makan. Zian Lee tersenyum melihat siapa yang datang bersama Ibunya.
"Pagi Paman, Kak Naga." Sapa gadis berparas berbie itu yang pastinya adalah Aster.
"Aster, apa yang kau bawa?" Seru Kris yang baru kembali dari dapur. "Apa itu masakan bibi, Kahi?" Aster mengangguk.
Tanpa mengulur banyak waktu, Kris mengambil bingkisan dari tangan Aster dan membawanya ke meja makan. "Ini baru yang namanya makanan lezat." Kris langsung menyantap masakan Jung Kahi dengan lahap, bukan hanya Kris. Tuan Zian dan Rey juga turut menikmati makanan tersebut. Sementara Lia langsung memasang wajah cemberutnya. Kesal karna makanannya tidak di minati sama sekali.
Brugg..!!
Lia menyenggol bahu Aster dan pergi begitu saja. Tujuannya mengambil hati Rey dan keluarganya tapi yang terjadi malah sebaliknya. Lia menoleh kebelakang dan menatap sinis Aster yang juga menatap padanya. Aster menyeringai penuh kemenangan. Lia menghentakkan kakinya kesal, ia semakin tidak menyukai gadis bermarga Jung tersebut.
..."Bagaimana pinggangmu? Masih sakit?" Rey mengangkat wajahnya dan nenatap Aster yang berdiri disampingnya. Alih-alih sebuah jawaban, malah delikan tajam yang Rey dapatkan....
..."Ck, tidak perlu di bahas juga. Dasar Rusa Menyebalkan." Aster mencerutkan bibirnya dan merenggut kesal. Ia malu jika harus membahas sesuatu yang memalukan semalam. Mata Aster membelalak melihat Rey mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto dirinya yang masuk ke dalam tong air....
..."Ge, Pa, kalian ingin melihat sesuatu yang luar biasa tidak?" Tawar Rey pada ayah dan kakaknya. Aster menggeleng dan menatap Rey dengan tatapan memohon....
..."Tentang apa, Rey? Jangan membuat kakak penasaran setengah mati." ujar Kris sambil mengulurkan tangannya, meminta ponsel Rey. Aster menggeleng sambil memang wajah memelasnya. Rey menyeringai dan memberikan ponselnya pada Kris....
^^^Aster langsung pucat seketika. "WHAT!" mata Aster membelalak. jerit Aster membatin. "Astaga, Rey. Sejak kapan teman-temanmu berubah menjadi segila ini!" Aster yang penasaran langsung merampas ponsel Rey dari tangan Kris dan menghela nafas lega.^^^
"Huft, aku fikir." Aster mengusap dadanya. Ia fikir Rey benar-benar akan menunjukkan foto-fotonya semalam pada Kris dan papanya.
Membayangkan bagaimana ekspresi mereka ketika melihatnya membuat Aster merinding sendiri apalagi dengan posisinya yang sangat memalukan. Setengah tubuhnya terjebak di dalam tong air
'TING'
Aster terlonjak kaget karna dentingan pesan masuk pada ponselnya. Kedua matanya membelalak sempurna setelah membaca pesan itu, gadis itu mengangkat wajahnya dan menatap horror Rey yang tengah menyeringai padanya.
'Rusa jelek, awas saja kau. Tunggu pembalasanku.' teriak Aster membatin.
Rasanya Aster ingin menggantung Rey hidup-hidup kemudian melempar mayatnya ke kutub utara. Aster sungguh menyesalkan apa yang terjadi semalam.
Ia ingin sekali mengutuk Rey yang pulang di saat yang tidak tepat. Dan Aster tidak akan tinggal diam tentunya, dia akan membalas Rey karna berani membuat runyam hidupnya.
'Mampus kau Aster Jung, ini baru awal saja Nona, Jung!'
Rey dan Aster saling menatap dalam suasana yang sungguh tidak menguntungkan. Gadis itu memberikan tatapan horrornya sementara Rey menyikapi tatapan tajam Aster dengan juluran lidah, dan hal itu membuat Aster semakin kesal di buatnya.
"Nenek, jalan-jalannya lain kali saja ya. Tiba-tiba saja aku tidak bermood untuk pergi ke mana pun. Paman, Kakak, aku pulang dulu." Aster tersenyum ramah pada Kris dan Zian Lee sementara pada Rey dia menunjukkan tatapan tidak bersahabat sama sekali. Dan selanjutnya sosok Aster telah menghilang di balik pintu.
🌼🌼🌼
"Aria, sedang apa kau di sini?"
Lia yang baru saja tiba dikejutkan dengan keberadaan Aria di depan apartemennya. Laki-laki jangkung itu tersenyum lebar sambil menunjukkan apa yang dia bawa pada Lia
"Aku harus mengantri untuk mendapatkannya. Bagaimana kalau kita makan bersama?" usul Aria masih dengan senyum yang sama. Lia menghela nafas lalu mengangguk. Gadis itu pun mempersilahkan Aria untuk masuk keapartemennya.
Lia menatap makanan yang ada didepannya. "Bagaikana kau bisa tau makanan kesukaanku dan apa yang tidak aku suka?" Lia menatap Aria penasaran. Laki-laki itu tersenyum lebar "Tentu saja aku tau, karna aku adalah Park Aria." jawabnya dan membuat Lia mendesah.
"Semua orang juga tau jika kau ini, Park Aria! Dasar kau ini. Tapi terimakasih untuk makanannya, kebetulan sekali aku memang sangat lapar." Aria mengangguk, ia senang karna Lia menyukai makanan yang ia bawa.
Meskipun Lia sangatlah menyebalkan, sombong dan arogant. Tapi entah bagaimana awalnya Aria bisa jatuh hati padanya, dia menyimpan perasaannya pad gadis itu selama hampir dua tahun. Meskipun selama ini dia sering berganta-ganti pasangan tapi tetap Lia gadis terbaik dihatinya.
Aria sendiri tidak tau karna perasaan itu tumbuh begitu saja. Bahkan dia tetap bersabar menunggu Lia melihatnya meskipun dia tau yang gadis itu sukai adalah sahabatnya sendiri 'Rey.
"Aku tidak tau apa istimewanya manusia kutub itu sampai-sampai kau bisa suka dan jatuh hati padanya. Apa kau tidak merasa sakit padahal dia terus saja menolakmu dan kenapa juga kau tidak mencoba membuka hatimu untuk yang lain? Mungkin di luar sana ada seseorang yang menyukaimu dan mencintaimu dengan tulus."
"Tapi ini masalah hati, Ria. Dan aku tidak bisa berdusta dengan perasaanku, yang aku cintai, Rey, jadi bagaimana mungkin aku bisa membuka hati untuk yang lain. Lagi pula cinta itu butuh perjuangan dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cinta, Rey.
Lagi pula aku ini cantik dan kaya, jadi mana mungkin dia bisa menolakku secara terus menerus. Jika semua cara tidak bisa, aku akan menempuh jalan terakhir. Yakni menjebak Rey dan membuat seolah-olah dia menghamiliku."
Lia adalah tipe gadis yang akan menghalalkan segala cara untuk bisa mencapai tujuannya. Sejak kecil Lia selalu mendapatkan semua yang dia inginkan. Dan dia akan menempu cara apapun untuk bisa mendapatkan Rey, dan dia tidak pernah menyukai apapun yang dinamakan kegagalan.
🌼🌼🌼
Kahi mengerutkan dahi melihat putrinya yang terus saja uring-uringan sejak pulang dari rumah keluarga Zian, dan Kahi berani bersumpah jika hal itu ada hubungannya dengan Rey.
"Apa lagi kali ini, Aster Jung?"
Aster menoleh kemudian menghampiri sang Ibu. "Ibu, rasanya aku ingin menggantung Rey hidup-hidup. Patung es berjalan itu benar-benar membuatku kesal setengah mati." Adu Aster pada Kahi
"Memangnya apa lagi yang Rey lakukan padamu?" Tanya Kahi penasaran
"Masa iya dia memotretku saat tubuhku terjebak di dalam tong air dan dia tidak mau menghapusnya." Tutur Aster menambahkan.
Kahi menyernyit bingung. "Tong air?" Aster mengangguk. "Bagaimana bisa?" Aster pun menceritakan yang ia alami semalam pada sang Ibu. Bukannya merasa prihatin, Kahi malah tertawa tergelak.
Membayangkan tubuh Aster yang masuk ke dalam tong air membuat Kahi merasa geli sendiri. "Itu sih salahmu sendiri, siapa suruh manjat-manjat dinding dan Rey cuma ingin mengabadikan moment langkah. Jika Ibu yang berada di posisi Rey, Ibu pun akan melakukan hal yang sama." Tutur Kahi dan kembali tertawa.
Aster semakin menekuk wajahnya. "Ibu." dan merenggek sambil mencerutkan bibirnya. Kahi terkekeh lalu menyentik gemas kening Aster. "Sudah tidak usah cemberut lagi, lebih baik kau ikut Ibu belanja." Aster menghela nafas dan mengangguk paksa "Baiklah."
.
.
.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
CANTIKA
waduhhh aneh ya😂😂
2022-10-18
0
Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope
😘❤️💯🤗👍
2021-04-06
0
Rozh
wkwkwkwk🤣🤣
Aster, Rey jangan lempar ke kutub Utara.. Lempar ke aku aja... Dan biarkan Lia merana...
Eh🙈🙈🤧🤧 wkwkwk
2021-02-12
1