Jeha keluar dari bawa kolom meja lalu berkata. "Terimah kasih banyak Tuan karna telah menolongku." ucap Jeha sopan walaupun dalam keadaan gemetar. Jeha melangkah ingin keluar, namun di hentikan oleh Hans.
"Tunggu." Hans menghentikan langkah Jeha.
Jeha berhenti, lalu berkata dalam hati. "Mati aku." ucap Jeha berbalik badan melihat ke arah Hans.
"Iya Tuan, ada apa?" tanya Jeha sopan.
"Kamu jangan keluar dulu, anak buah Henra masih mencarimu, kalau mereka sampai menemukanmu maka tamatlah riwayat hidupmu." ucap Hans tegas.
Jeha merasa sangat ngeri mendengar ucapan Hans lalu berkata. "Apakah Tuan mengisinkan saya bersembunyi di sini?" tanya Jeha menundukkan wajahnya.
"Duduklah di sana sampai situasi di luar aman." ucap Hans dingin.
"Terimah kasih." ucap Jeha sopan.
Jeha berjalan ke arah kursi, lalu duduk di pojok ruangan sambil memeluk tasnya, Jeha merasa ngemetar tinggal satu ruangan dengan orang -orang berbadan besar seperti para Body Guard Hans.
"Mau minum?" tawar Hans pada Jeha.
"Tidak, Tuan Terimah kasih." ucap Jeha sopan sambil tersenyum tipis.
Jeha berdoa dalam hati. "Jika diriku keluar dengan selamat dari Bar ini, aku bersumpah tak akan menginjakkan kakiku lagi di sini." sumpah Jeha dalam hati.
Hans memanggil salah satu Body Guardnya yang bernama Rio.
"Rio keluar lihat situasi di luar." melihat ke arah Rio.
"Baik Tuan," ucap Rio sopan sambil membungkukkan badan.
Setelah beberapa waktu kepergian Rio, dia kembali lagi lalu berbisik di telinga Hans.
"Maaf, Tuan Henra sudah pulang ke kediamannya. Namun para pengawal Henra masih banyak di luar, mereka sengaja berjaga karna mereka tau wanita yang memukul Bos mereka belum keluar." ucap Rio sopan.
"Baiklah, kita bawa wanita ini keluar dengan cara kita." ucap Hans.
"Baik Tuan." ucap Rio yang mengerti maksud Tuannya.
Rio menghampiri Jeha dan memberinya sebuah mantel besar yang memiliki penutup kepala yang berbulu. "Pake ini." ucap Rio dingin.
Tampa berkata apapun Jeha langsung mengambil mantel berbulu itu dan langsung memakainya.
Hans melirik ke atah Jeha sebentar, lalu berkata. "Baiklah sekarang kita keluar" melihat ke arah Jeha "Rio bawa wanita itu ke sini." dengan suara datarnya.
"Baik Tuan."
Rio pun berjalan ke arah Jeha, setelah sampai di hadapan Jeha. Rio pun berkata.
"Ayo, Tuan kami memanggilmu." ucap Rio datar.
Jeha berdiri lalu melangkah ke arah Hans, walaupun dalam keadaan takut dan gemetar, namun Jeha tetap berusa terlihat tenang.
"Siapa namamu?" tanya Hans datar.
"Je, Jehana, biasa di panggil Hana Tuan." ucap Jeha sedikit gugup.
"Baiklah, Nona Hana, sekarang kamu diam jangan bereaksi apapun. Setelah apa yang akan ku lakukan nanti, itu demi keselamatanmu." ucap Hans datar.
"Ba, baik tuan." ucap Jeha masih dengan nada suara gugup.
Jeha berguman dalam hati'.
"Apa yang akan di lakukan pria datar ini padaku?. Namun* demi keselamatanku, aku rela melakukan apa saja yampentin jangan meminta nyawaku*." ucap Jeha dalam hati.
"Ayo kita keluar, dan tutup kepalamu dengan penutup mantel itu." ucap Hans berjalan, di ikuti oleh para Body Guardnya.
Jeha tinggal berdiam diri membuat Hans kembali berbalik melihatnya ke arahnya lalu berkata.
"Kamu mau ikut aku, keluar dari Bar ini? atau tidak?" ucap Hans datar.
"Iya, aku mau Tuan." ucap Jeha sambil berlari kecil ke arah Hans.
"Ingat, apapun yangku lakukan padamu jangan bereaksi apapun," ucap Hans tegas.
"Baik Tuan." ucap Jeha yang sudah ada di samping Hans.
Jeha dan Hans melangkah ke luar dari ruangan pertemuan. Di luar ruangan begitu banyak pengawal Henra yang sedang sibuk mencari keberadaanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
seru thor.. aku baca nya nyicil ya..
aq mampir bawa boomlike dan komen
.
.
jgn lupa feedback ke cerita aku, makasiiih 🤗
2020-06-12
1