Beberapa saat kemudian datanglah rombongan para guru dan murid dari SD tempat Ayu sekolah.
"Assalamualaikum" ujar Bu Monic yang merupakan guru kelas Ayu.
"Waalaikumsalam" jawab aku dan Ayu serentak.
"Mari bu, silahkan masuk" Aku pun mempersilahkan rombongan sekolah tersebut masuk kedalam rumah kami nan sederhana itu.
"Maaf bu, rumah Ayu sempit begini" Tambah Ayu.
"Tidak apa-apa yu, biarpun sederhana yang penting bisa berteduh dari hujan dan panas" kata bu Monic sambil mengusap kepala gadis kecil itu.
"sebentar bu, Saya ambilkan minum dulu" Aku pun segera beranjak ke belakang, tapi langkahku terhenti oleh perkataan para guru ayu.
"tidak perlu repot-repot nak, kami hanya sebentar. kakaknya Ayu silahkan duduk saja barengan dengan kami disini." Pinta Bu susi selaku kepala sekolah SD Harapan.
"iya bu" jawabku sambil mengangguk dan segera duduk disebelah Ayu.
"Begini kakaknya Ayu.. tujuan kedatangan kami kesini untuk mengucapkan belasungkawa atas kepergian ibu Siti, sekaligus ingin mengadakan pengajian bersama para murid Apakah kami diperbolehkan mengadakan pengajian tersebut disini nak?" Ucap Bu Susi menambahkan.
Tak berapa lama kemudian pengajian pun dimulai, suasana tersebut membuat hati Ayu menjadi sedih. Tak terasa ia meneteskan air mata.. 'ibu, andaikan saja engkau masih disini bersama kami' gumam gadis kecil itu didalam hati.
Tiga jam telah berlalu, pengajian pun selesai dan para guru dan murid satu persatu meninggalkan kediaman kami.
Saat itu Ayu tengah mengantarkan gurunyaa kedepan rumah
" Ayu, kamu yang sabar ya nak, jangan lupa berdo'a semoga Arwah ibunya Ayu tenang disisiNya" ujar Bu Monic sambil memeluk tubuh kecil itu.
"ngomong-ngomong bapaknya Ayu kemana? dari tadi ibu tidak melihat beliau?" tambah bu Monic.
"mmm.... Ayah... ayah tidak tau kemana bu, sejak kepergian ibu kami,ayah tak pernah pulang lagi bu" jawab Ayu. Air matanya pun tak terbedung lagi menahan kesedihan yang dia alami.
"Astagfirullah... ayu.. yang sabar ya nak,. jadi selama ini kalian cuma tinggal berdua saja dirumah?"
"iya bu, cuma kak shela satu-satunya keluarga ayu yang tersisa bu" Gadis kecil itu menangis sejadi-jadinya dalam pelukan bu Monic.
Hari sudah semakin sore, rombongan guru dan murid SD harapan sudah meninggalkan rumah sederhana kami. akan tetapi Ayu masih terlihat sedih sejak bercerita dengan gurunya.
"Sudahlah Ayu, kamu jangan bersedih lagi.kan masih ada kakak disini yang bakal jagain Ayu.." ujarku menenangkan.
"Kakak janji, kakak nggak bakalan ninggalin Ayu. kamu harus jadi orang yang sukses biar Ibu kita bisa Bangga melihatnya" tambahku.
"iya kak, Ayu janji ayu akan membuat ibu bangga. Ayu sayang ibu".
"Ya sudah, kamu mandi gih sana.. udah bauk acem".
"Siap kak sayang". Ayu pun segera bergegas menuju kamar mengambil handuk juga baju ganti.
Sembari Ayu mandi, aku pun ke dapur menyiapkan makan malam untuk kami. tapi apa yang terjadi?
'yaaaahhh... nasi tinggal sedikit, persediaan bahan makanan pun sudah habis'
Aku pun menghela nafas, dan menghembuskannya pelan.
Tak berapa lama kemudian, Gadis kecil itu telah selesai mandi dan mengganti pakaiannya.
"mmm... kak, Ayu lapar makanan masih ada kak?"
"ada dek, itu sudah kakak siapkan diatas meja"
"mmmm... kak, apa kakak sudah makan?"
"Sudah dek, kakak sudah makan. Kakak tinggal dulu ya, soalnya kakak mau siapin buku pelajaran yang mau dibawa" Kata ku berlalu menuju kamar.
*keesokan harinya di SMP Bakti Nusa, tempat dimana aku bersekolah. Hari itu sekolah kami mengadakan lomba marching band, aku dan beberapa teman lainnya ditunjuk sebagai peserta lomba. Siangnya kami disuruh berkumpul dilapangan sekolah, kami dibagi menjadi beberapa kelompok. dimana kelompok A sebagai pemain drum, kelompok B pemain pianika, kelompok C pemain flag. dan tak lupa ada 3 orang mayoret,mereka adalah Intan, Nia dan Sinta. Intan merupakan siswa teladan disekolah kami, dia berperawakan tinggi,berparas cantik,kulit putih langsat ditambah senyumannya indah dan mampu memikat hati setiap yang melihatnya. Nia juga cantik,tinggi, dia merupakan seorang anak guru bahasa Inggris disekolah kami. Dan itu Sinta, cewek idola disekolahan, tinggi semampai, kulit putih, kreatif namun agak sedikit sombong sih menurutku.
Sementara itu Aku ditempatkan di kelompok B,kelompok pemain pianika. Melalui aba-aba dari para mayoret kami mulai memainkan alat musik.
Siang itu panas matahari sangat terik, para anggota drumband pun terlihat sangat kelelahan. ada beberapa orang anak laki-laki yang berteriak ingin istirahat.
"pak sudah lah pak.. kami ingin istirahat panas sekali pak" teriak Ardian yang merupakan murid paling bandel disekolahn kami, entah kenapa ia bisa dipilih jadi anggota marching band.
"ya sudah, kalian boleh istirahat selama 1 jam, setelah itu kita kembali latihan. karena waktu lomba tinggal beberapa hari lagi" kata pak Joko selaku Guru pembina bidang kesenian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments