Gibran masih memandangi wajah Zoya yang tertidur pulas. Wajah yang meneduhkan hati seorang Gibran.
Cupp Gibran mencium kening Zoya.
(Aduh Gibran suka banget ya cium2 Zoya, author jadi iri sama Zoya 😆😆😆 eh... gak jadi iri, suami author juga romantis kok 😍😍😍)
"Bangun sayang.. sudah waktunya sholat shubuh." sambil mengusap rambut Zoya.
"Eemmm... masih ngantuk Gibran" ucap Zoya malas.
"Iya nanti selesai sholat tidur lagi gakpapa, biar aku aja yang buat sarapannya."
"Iya, tapi bangunin." ucap Zoya manja sambil mengangkat tangan nya keatas.
Gibran menarik tangan zoya, hingga posisi zoya sekarang duduk. Zoya masih terlihat malas.
"Aku benar2 malas Gibran, aku harus mandi juga, ini semua gara-gara kamu. " Protes zoya.
"Hehehehe maaf ya sayangku, lain kali aku siapin air panas buat kamu." ucap Gibran sambil membuat tanda V di jarinya.
Zoya bangkit dari duduk nya, dia beranjak ke kamar mandi. Sebenarnya dia sangat malas, tapi apa boleh buat, dia harus menjalankan sholat shubuh.
"Assalamualaikum warahmatullah.. Assalamualaikum warahmatullah.." gerakan salam Gibran.
Zoya mencium tangan suaminya, dan Gibran mencium kening istrinya. Setelah itu mereka berdua Berdoa.
Ya Allah aku bersyukur atas segala kebarokahan yang telah engkau berikan pada hamba. Ampunilah segala dosa hamba, dosa istri hamba dan segala dosa keluarga hamba. Hamba bersyukur Engkau menjadikan Kak Zoya sebagai istri hamba. Lindungilah dan jagalah selalu Zoya dimanapun dia berada, walaupun hamba sedang tidak disampingnya. Bahagiakanlah selalu dia dimanapun dia berada. Karuniakanlah kami anak yang sholeh & sholehah. Aku tau itu mustahil karena kesehatan ku lah yang tidak baik. Tapi aku percaya tidak ada yang tidak mungkin jika Engkau sudah berkehendak.
"Aamiin.. "sambil mengusapkan kedua tangan nya kewajah.
Disisi lain Zoya juga berdoa Alhamdulillah.. atas semua yang telah Engkau berikan kepada hamba, keluarga hamba. Lindungilah selalu suami hamba dimanapun dia berada. Hindarkanlah dari segala marabahaya apapun itu. Hamba ingin menua bersamanya dengan anak2 hamba. Berikanlah rezeki yang halal dan barokah kepada kami semua.
"Aamiin.. " Doa zoya sambil mengusapkan tangan nya ke wajah.
Gibran melihat Zoya dan tersenyum. Zoya yang juga melihat Gibran jadi tersipu malu.
"Oh ya sayang.. Sabtu ini aku ada Reuni kampus, bolehkah aku ikut ?" Tanya Zoya.
"Kamu berangkat sama siapa ? acaranya dimana dan jam berapa ?"
"Aku gak tau berangkat dengan siapa, kalau acaranya ya di aula kampus, mulai nya setelah magrib jam 6 sore."
"Hanya seangkatanmu aja ya ? Orang luar boleh ikut? "
"Iya seangkatanku saja, boleh bawa pasangan kok, kamu mau menemaniku kah? "
"Alhamdulillah kalau gitu, iya boleh aku akan ikut."
Eh.. kok jawabnya gitu, kenapa ya dengan Gibran?
"Oke sayang, terimakasih ya! mmmuuaaacchh.. " cium zoya di pipi kiri Gibran.
"Kakaaakkk.. mulai menggoda ya" ucap Gibran sedikit malu, wajah nya memerah.
Zoya tingkahmu itu, hal kecil seperti itu membuatku merasa kau cintai sepenuhnya. Reuni ya, untung saja hanya seangkatan, aku takut kau bertemu dengan mas abi, walaupun kamu gak pernah memberitahuku bahwa kau pernah menyukai mas abi, tapi saat pertama kali aku bertemu denganmu, aku sangat tertarik kepadamu. Dan mencari tau semua tentang dirimu.
Tiba sudah di hari Sabtu, waktu yang telah di jadwalkan untuk Reuni sekolah.
"Sayang kau sudah siap belum? " Teriak Gibran dari ruang keluarga.
"Sebentar sayang, aku masih benahin jilbabku."
"Kau lama sekali sayang. ini sudah hampir jam 6 sore. kita akan terlambat sampai sana."
"Kau itu ya, sebenarnya yang mau reuni aku atau kamu sich, kok yang semangat banget itu kamu." tanya Zoya yang sudah ada di depan pintu kamar.
"Subhanallah.. ". Gibran begitu terpesona dengan penampilan istrinya. Dress yang berwarnakan kuning emas, di balut dengan blazer renda berwarna hitam. Hijab syar'i yang dia kenakan menambah aura anggunnya Zoya. Simple tapi elegan cantik itulah yang di simpulkan Gibran atas penampilan istrinya.
"Sayang... kamu sangat cantik malam ini, rasanya ingin berduaan saja denganmu di tempat lain" Puji Gibran.
"Gak usah aneh2 dech ayo berangkat!"
Didalam mobil perjalanan menuju kampus Zoya tidak ada percakapan yang serius.
sesampai nya di depan Aula kampus universitas xxxx, tepat diatas pintu gedung tersebut terdapat banner bertuliskan SELAMAT DATANG REUNI AKBAR ANGKATAN 2010
Zoya masuk ke aula dengan menggandeng tangan Gibran. Gibran melihat sekeliling, sudah banyak tamu yang datang, sangat ramai itulah gambaran yang ada di dalam gedung aula tersebut.
"Sayang... dimana teman2 fakultasmu ? sepertinya belum ada yang memanggilmu sama sekali."
"Entahlah, ini aku juga sedang mencari mereka, aku sangat rindu dengan teman2ku."
"Em.. sayang apa benar tidak apa2 aku menemanimu disini ? kenapa tiba2 aku jadi minder ya, aku kan bukan lulusan sarjana."
"Sudahlah jangan berfikiran seperti itu, kau terlihat tampan dan berwibawa juga sama seperti mereka. Tidak peduli lulusan apapun, yang terpenting akhlaknya. Dalam dunia kerja ijazah hanya formalitas saja, yang penting kualitas kerjanya. Aku yang lulusan sarjana hanya duduk diam saja dirumah." Ucap Zoya menenangkan hati suaminya.
"Zoya... " Terdengar suara perempuan memanggil zoya.
"Yolanda, assalamualaikum.." saut zoya dengan cipika cipiki menyambut.
"waalaikumsalam.. Gimana kabarnya ?"
"Alhamdulillah baik nda. kalau kamu gimana?"
"Aku juga baik, ish.. aku dengar kamu sudah menikah, kok gak undang2 sich ?"
"Hehe maaf ya nda, sederhana aja kok, kamu tau kan aku gak suka yang ribet jadi cuman acara keluarga saja."
Iya pernikahan Zoya memang sangat sederhana, hanya mengundang keluarga dan sahabat dekat saja. Bukan karena tak mampu, tapi memang sudah kesepakatan Zoya dan Gibran tak ingin ada acara mewah. Mereka berfikir lebih baik uang nya di pergunakan yang lebih penting, keempat orang tua mereka pasrah saja dengan keinginan anak2nya. Akhirnya uang itu di pergunakan untuk membeli sebuah rumah di perumahan, yang tempat nya tidak jauh dari bengkel tempat Gibran bekerja.
"Kamu ini emang gak pernah berubah ya selalu sederhana, padahal kami semua ingin datang ke. pernikahanmu."
"Iya maaf ya, udah ah gak usah di bahas, ini aku kenalin sama suamiku. Yolanda ini suamiku Gibran !" Ucap Zoya memperkenalkan Gibran pada Yolanda.
"Hallo saya Gibran !" menjabat tangan Yolanda.
"Yolanda !" membalas jabatan tangan Gibran.
"Idah punya momongan belum nih? " tanya Yolanda
"Belum nda, kita santai aja sambil menikmati masa2 berdua. Biar Quality time berdua dulu. " ucap Zoya.
"Iya bener, puas2in dulu aja berduaan, nanti kalau udah punya anak belum tentu bisa punya waktu berduaan, sibuk terus urus anak, pekerjaan, kadang tuh ya jadi jarang banget bisa kumpul sama temen. Kayak si Sonya tuh.. " Sambil nunjuk Sonya yang sedang menggendong anak gadis nya. Dan terlihat disampingnya David menggandeng balita sekitar usia 3tahun.
"Eh sonya & David anaknya udah 2 ya." Cetus Zoya saat melihat temen sefakultas nya itu.
"Iya, kamu kan tau habis Wisuda kan mereka menikah, trus gk selang lama Sonya hamil."
"Gencar juga ya mereka hahaha" Ucap Gibran ikut menimbrung percakapan 2 wanita tersebut.
"Iya gas pol banget, Yuk samperin mereka." Ajak Yolanda.
"Sayang aku kesana dulu ya !" Ijin Zoya kepada suaminya itu.
"Iya, kamu kesana aja, aku tunggu disana ya!" sambil menunjuk meja kosong.
"Iya !"
Gibran memandang Zoya dari kejauhan, dia sesekali melihat sekeliling, saat melihat istrinya dia tersenyum, bahagia terpancar di wajah Zoya saat berbicara dengan teman2 nya. Entah apa yang mereka bicarakan, cukup melihat Zoya bahagia, Gibran ikut senang.
"Gibran! ini bener Gibran ya ?" tiba2 ada yang bertanya padanya.
"Eh.. Kak Zahra, duduk kak!" Gibran mempersilahkan gadis itu duduk.
"Dimana Zoya bran, kok kamu duduk sendirian ?"
"Dia disana kak, lagi ngobrol sama temen2 nya. "
"Aduch kamu kok malah disini gak ikut kesana aja, kenalan sama mereka !"
"Gakpapa kak, nanti aku malah ganggu lagi, aku disini aja, kakak kan tau aku gak terlalu berminat dengan obrolan panjang, hehehe."
"Kamu ini ya, selalu suka menyindiri. Yuks kesana !" Ajak Zahra sambil menarik tangan Gibran.
Zahra menarik paksa Gibran, mengajaknya ikut ngobrol bersama Zoya. Zahra adalah sahabat dekatnya Zoya. Dan bahkan dia yang meyakinkan ke Zoya agar menerima Gibran. Dia melihat segala perjuangan Gibran untuk mendapatkan cinta Zoya. Dari Zoya menolak Gibran berkali2 karena alasan perbedaan umur, sampai Zoya menerima Gibran, bahkan dia juga yang memberitahu Zoya, umur bukan patokan sebuah hubungan. Yang terpenting adalah Kesetiaan dan tanggung jawab itu sendiri.
Zahra mengenal Gibran karena dia kakak kelas Gibran saat sekolah dulu, jadi sedikit banyak Zahra tau seperti apa Gibran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments