Hari kamis pagi
Alya telah selesai membereskan semua barang - barang yang akan di bawanya. Sebelum berangkat mereka sarapan bersama lalu bersiap - siap untuk pergi ke bandara diantar ayahnya, dan dia berpamitan sama mbok Darmi dan mang Jajang.
" Mbok aku berangkat dulu ya..." pamit Alya sambil memeluk orang yang sudah dianggap keluarganya sendiri.
" Iya non...hati - hati disana...jaga kesehatan, semoga non bahagia disana..." menangis dan memeluk Alya dengan erat dan Alya hanya mengangguk mengiyakan.
" Jangan lupa selalu memberi kabar pada kami...dan kalo ada waktu non harus maen kesini lagi..." melepas pelukannya dan membelai pipi Alya.
" Iya mbok...jaga kesehatan juga ya mbok.." masih menatap dan menghela nafas panjang. "Aku nitip Ayah ya mbok....tolong jaga ayah disini untukku..." lanjut Alya.
Tidak lupa Alya berpamitan juga sama mang Jajang setelah mang Jajang memasukkan koper dan tas ransel Alya kedalam mobil.
" Aku pergi dulu ya mang...jaga kesehatan dan tolong jaga ayah untuk Alya..." pinta Alya pada mang Jajang sambil memeluknya.
" Non juga harus jaga kesehatan, mang Jajang do'akan non selalu bahagia disana...dan saya berjanji akan selalu menjaga tuan Danu disini." ujar mang Jajang. " Selalu kabari kami non dan bahagia selalu ya non..."melepaskan pelukannya berusaha tegar.
"Hmmm..." Alya hanya bisa bergumam sambil menganggukkan kepalanya, takut menangis jika dia berbicara lagi.
"Assalamu'alaikum" pamit Alya sambil mencium tangan mbok Darmi dan mang Jajang. " Wa'alaikumsalam" jawab Mbok Darmi dan mang Jajang bersamaan.
Alya masuk kedalam mobil disamping kemudi dimana sang ayah sudah duduk di kursi kemudi. Mobil siap berangkat dan Alya melambaikan tangannya pada mang Jajang dan mbok Darmi, begitu juga sebaliknya.
Mobil melaju dengan kecepatan standart, hanya ada keheningan didalam mobil tersebut tidak ada yang berucap kata, Danu menatap lurus kedepan dan Alya sedang bertukar pesan dengan Alya dan Mark.
Akhirnya mobil sampai di bandara Alya segera turun membawa tas ranselnya dan Danu mengambilkan koper Alya, mereka menuju ke ruang tunggu karna memang belum waktunya untuk berangkat masih ada waktu 1 setengah jam lagi dari jadwal keberangkatan.
Mereka duduk di bangku bersebelahan.
" Kamu jangan telat makan, jaga kesehatan, selalu hubungi ayah setiap waktu." pesan ayah tetep melihat lurus kedepan.
" Iya yah..."Alya menjawab sambil menoleh menatap ayahnya.
" Ayah juga harus jaga kesehatan...dan Ayah juga harus bahagia disini demi Alya..." Danu menatap putrinya dan langsung memeluk Alya dan dia membalas pelukan ayahnya dengan erat dengan air mata sudah menetes.
Tak terasa Danu juga meneteskan air matanya merasa berat melepas kepergian orang yang paling dia sayangi karena hanya Alya yang dimiliki nya di dunia ini.
Alya menangis dengan terisak.
" Ingat pesan ayah kamu harus bahagia disana,... jika nanti mereka tidak menyayangimu lagi...telpon Ayah dan ayah akan datang untuk menjemputmu lagi..." mengusap air matanya yang masih menetes, dan Alya hanya mengangguk masih menangis di pelukan ayahnya.
" Sudah jangan menangis lagi..." melepas pelukannya dan menghapus air mata Alya dengan ibu jarinya berusaha kuat
" Tambah jelek kalo kamu menangis terus..." menatap wajah anaknya dan menggodanya dan berhasil, Alya jadi tersenyum sambil menyeka air matanya dengan lengannya.
" Tuh ingusnya keluar...jorok....hiii..." ejek ayah menggeliatkan badannya merasa jijik.
" Iiihhh...ayah..." tersenyum melihat tingkah ayahnya menggoda dirinya, lalu mengeluarkan tisu dari tasnya.
" Maaf...kita gak terlambat kan..!!?" Alya dan ayah langsung menoleh kearah datangnya suara, dilihatnya Desti dan Mark sudah berdiri didepan dengan nafas ngos - ngosan karna berlari dari parkiran.
" Ah kalian...katanya gak bisa nganter..." Alya memukul lengan Desti dan Mark.
Merek berdua masih berusaha mengatur nafas agar bisa berbicara.
" Pagi om..." sapa Desti menghampiri ayah Danu dan mencium tangan laki - laki itu dan diikuti Mark.
" Pagi juga Des.... Mark.." jawab ayah. " Kalian juga mau mengantar Alya pergi ?" lanjut ayah.
" Iya yah mau melihat wajah jutek sahabatku untuk terakhir kalinya....hehehe..." Destinasi menggoda Alya masih dengan cengirannya.
" Apa lo bilang !!" teriak Alya menatapnya tajam sahabatnya itu.
" Sensi banget gitu aja marah...lo lagi PMS ya..??" duduk disamping Alya sedangkan Mark duduk disebelah Ayah Danu.
Alya menatap malas sahabatnya itu.
" Gue rela datang kesini buat anter lo, seharusnya lo seneng bukannya jutek kayak gitu gak ngehargain banget deh.!" goda Desti
" Kalo lo gak ikhlas mending balik aja sono..." sembur Alya masih jengkel.
" Sorry deh , gue ikhlas kok dateng kesini..." melas Desti memegang lengan sahabatnya sambil tersenyum.
Alya melihat jengah sahabatnya itu.
Mereka berempat mengobrol panjang lebar untuk menghibur satu sama lain agar tidak sedih. Hingga suara pengumuman memberitahukan bahwa penumpang tujuan Indonesia agar segera check in karna jam penerbangan kurang 30 menit lagi
" Jaga diri lo baik - baik disana, jangan lupa sama gue, dan selalu hubungi gue....." Desti memeluk Alya erat sambil menangis.
" Lo juga jaga diri baik - baik disini, selalu telpon gue juga..." timpal Alya meneteskan air mata, memeluk sahabatnya itu dengan erat. Mereka menangis bersama merasa berat untuk berpisah.
Lalu Alya bergantian memeluk Mark. " Jaga diri baik baik...jaga kesehatan..." pesan Mark berusaha tidak menangis sambil memeluk Alya yang nangis sesenggukan dan hanya menganggukkan kepalanya.
" Jangan lupain persahabatan kita....kalo ada apa apa disana, secepatnya hubungin kita..." masih memeluk Alya dengan erat.
Desti ikut memeluk Alya, dan mereka bertiga berpelukan bersama dengan kedua cewek itu menangis dan Mark hanya bisa memeluk dan membelai punggung kedua sahabatnya itu untuk menenangkan keduanya.
Lalu Alya memeluk ayah Danu setelah melepas pelukan sahabatnya. Desti masih menangis sesenggukan di pelukan Mark yang masih berusaha menenangkannya.
" Ingat selalu pesan ayah nak " ucap ayah Danu berusaha kuat tidak menangis di pelukan putri semata wayangnya itu.
Alya menganggukkan kepalanya masih terisak menangis di pelukan sang ayah.
Danu melepas pelukannya, " Ayah sayang sama kamu..." kata Danu membelai kedua pipi putrinya dan mencium kening dan kedua pipi putrinya itu.
Alya mencium tangan kanan Danu lalu memakai tas ranselnya dan mencium pipi kedua sahabatnya bergantian.
" Assalamualaikum.." pamit Alya berjalan menarik kopernya dan melambaikan tangannya meninggalkan mereka semua dengan tersenyum pilu.
" Wa'alaikumsalam " jawab Desti, Mark dan ayah Danu melambaikan tangannya sebagai salam perpisahan pada Alya.
Mereka bertiga masih menatap kepergian Alya dengan Mark memeluk bahu Desti sampai dirasa Alya sudah tidak terlihat lagi, mereka beranjak untuk pulang.
Alya masuk pesawat dan mencari nomor tempat duduknya lalu dia duduk setelah menemukan kursinya.
' Pa..ma.. aku akan datang memenuhi janjiku pada kalian..' gumam Alya sambil tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Yuskar XI RPL A
buset dah 1 chapter isinya saling peluk pelukan, cuman ditinggal keluar negeri bukan meningggal asw
2022-04-19
0
imafe
😭😭😭😭😭😭
2021-12-26
0
arga
😤😤
2021-05-30
0