Hari sabtu malam setelah makan malam bersama Alya berpamitan menuju kamarnya.
Dia selonjoran di kasur dengan memegang ponselnya, dia akan menghubungi Mark dan mengajak jalan bareng Desti.
" Halo Mark... lagi sibuk gak?" tanya Alya setelah telpon tersambung.
" Gak.. aku lagi nyantai, ada apa? jawab Mark menggunakan bahasa inggris.
" Besok kamu ada waktu gak buat kita jalan jalan bareng Desti juga..?" berharap Mark besok bisa ikut.
" Mau kemana..?" tanya Mark.
" Ya kita mau jalan ke mall bareng, karna hari kamis nanti aku mau berangkat untuk pindah ke Indonesia dan menetap disana.." ujar Alya dengan berbicara bahasa Inggris.
" Kamu mau pindah..! kenapa baru sekarang kasih kabarnya ke aku..!?" tanya Mark yang terkejut dengan ucapan Alya yang akan pindah ke Indonesia tanpa memberitahukan dirinya.
" Sorry....gue lupa kasih tau waktu kemaren kita ketemu di kantin. " jawabnya dengan wajah memelas, " habisnya kamu juga buru buru pergi mau ck...." Alya berdecak sebal.
" Ya udah besok jam berapa?" tanya Mark dengan raut wajah sedih.
" Mungkin pagi....nanti aku kabari ya...kita ketemuan aja disana...nanti aku dijemput sama Desti aja..." katanya panjang lebar.
" Ok nanti kabari aja, sudah malam cepetan tidur nanti dimarahin sama ayahmu."
" Ok..." Alya langsung menutup telponnya dan segera tidur.
Hari minggu
Kegiatan pagi seperti biasanya bangun sholat subuh lalu tidur lagi, itulah kegiatan rutinitas Alya setiap paginya. Lalu jam 7 seperti biasa mbok Darmi akan membangunkan nona mudanya itu untuk bangun melakukan rutinitas pagi mandi, sarapan bersama lalu berangkat ke kampus kalau sedang ada jam kuliah paginya.
Tapi tidak untuk hari minggu sehabis mandi Alya langsung memakai baju olah raganya setelan training dan sepatu sneakers dengan rambut yang di cepol ke atas menampakkan leher kencangnya yang putih mulus.
Dia turun kebawah dan dilihatnya sang ayah sedang duduk di sofa ruang keluarga sambil membaca koran.
"Selamat pagi ayah..." sapa Alya berjalan untuk menghampiri ayahnya.
"Selamat pagi nak.." jawab ayah lalu menutup korannya dan meletakkannya di atas meja.
Alya langsung mencium pipi ayahnya dan ayah Danu membalas mencium kening putrinya dan itu juga rutinitas kesehariannya.
" Mau berolah raga nak?" melihat anaknya yang sudah siap mau pergi berolah raga.
Alya mengangguk mengiyakan pertanyaan ayahnya. " iya yah, Alya mau jogging sebentar di taman kompleks."
" Baiklah selesai jogging kita sarapan bersama, ayah akan menunggumu sambil baca koran." kata ayah Danu mengambil kembali korannya dan membacanya lagi.
" Siaappp... " jawab Alya dengan antusias, dengan memberikan sikap hormat seperti bawahan pada pimpinannya.
Alya beranjak pergi keluar rumah dan melakukan pemanasan sebentar lalu dia mulai berlari kecil keluar halaman rumahnya menuju sebuah taman yang letaknya disekitar komplek perumahan dekat dengan rumahnya. Disana sudah banyak orang- orang yang melakukan olah raga pagi ada yang jogging, yoga, jalan santai ada juga yang hanya duduk di kursi taman atau mengajak bayi mereka jalan jalan sambil mendorong kereta bayinya.
Selesai jogging Alya pulang ke rumah langsung masuk ke dapur mengambil air putih dan meminumnya. Lalu menuju kamarnya untuk membersihkan diri di kamar mandi. Tidak lama dia telah selesai membersihkan tubuhnya, dia turun menuju meja makan dan dilihatnya sang ayah sudah menunggu di meja makan untuk sarapan bersama mang Jajang dan bik Darmi.
Mereka makan dengan hening hanya terdengar suara sendok yang berdentingan dengan piring.
" Hari ini jadi keluar Al..?" tanya ayah sambil mengelap mulutnya setelah menyelesaikan sarapannya.
" Jadi yah, nanti Desti kesini jemput Al. dan Mark langsung ke mall bertemu disana." jawabnya setelah meminum air putih.
Pak Danu merogoh saku celana belakangnya dan mengambil dompet dan membukanya, diambil satu kartu kredit dan diberikan pada Alya. " Ini pake buat traktir temen kamu." perintah ayah.
" Makasih ayah..." dengan senyum ceria dia memeluk ayahnya. Lalu berjalan ke kamarnya.
1 jam kemudian Desti datang dan mereka pergi bersama setelah berpamitan pada ayah Danu. Mereka pergi ke sebuah mall yang terbesar di Inggris, mereka mencari Mark yang sudah menunggunya.
Mereka bertiga jalan- jalan sambil bersenda gurau dan melihat - lihat barang yang ingin dibeli. Bahkan mereka membeli kaos couple untuk dipakai bersama, tapi Mark gak mau.
Mereka berkeliling menyusuri seluruh isi mall tersebut dengan Alya bergandengan tangan dengan Desti, sedangkan Mark seperti biasa berjalan dibelakang mereka seperti seorang pengawal, tapi Mark senang melakukan itu.
Mereka senang banget bahkan membeli banyak barang dan tanpa terasa waktu sudah sore.
" Al gue laper..."rengek Desti dengan cengiran memeluk lengan Alya.
" Dasar perut karet..." sembur Mark mendengar rengekan Desti.
" Biarin aja, sirik aja looo...." sahut Desti dengan ketus.
Desti memesan banyak makanan karna dia tau Alya yang akan membayar semua makanan yang dia mau. Alya dan Mark hanya menggelengkan kepala tidak percaya dengan sikap Desti, tapi mereka tetap tersenyum melihat makanan yang banyak sudah ada di meja makannya.
" Makanan sebanyak ini awas kalo sampek gak lo habiskan...gue lempar dimuka Loo..." sembur alya dengan mata melotot pada Desti.
" Hehehe....tenang aja Al pasti gue sikat habis ni makanan..."jawabnya dengan cengiran melihat makanan di depannya. " Lagian kalo gue kenyang ada yang bakal menghabiskan." katanya menyindir Mark.
Tiba tiba Desti mengambil sesuatu dari tas kecil di pinggang
" Aku hanya bisa memberimu ini sebagai kenang kenangan dariku dan semoga kamu suka..." mengambil dari dalam tasnya dan diberikan pada Alya
" Apa ini..?" Alya bertanya dengan alis berkerut
" Buka aja.." perintah Destinasi
Alya membukanya dan dilihatnya sebuah jam tangan cewek.
" Ini cantik banget...terima kasih Des..." mereka berdua berpelukan.
" Dan ini juga dari gue, semoga lo suka..." kata Mark menyerahkan sebuah kotak kecil
dan Alya membuka kotak itu ternyata berisi sebuah kalung perak dengan liontin huruf inisial nama mereka bertiga " DAM ".
" Aku harap dengan begitu kamu bisa mengingatku dan tidak melupakan persahabatan kita.." Mark memegang tangan Alya.
" Terima kasih ya, aku tidak akan pernah melupakan kalian berdua..." mereka saling menggenggam tangan satu sama lain dengan tersenyum haru, dan berharap persahabatan mereka tetap terjalin sampai kapanpun.
" Trus kapan lo berangkatnya..?" Desti akhirnya berbicara setelah dia diam melihat kedua sahabatnya dengan haru.
" Hari kamis jam 9 pagi, ayah sudah memesankan tiketnya jauh hari." jawab Alya
" Ya udah yuk makan!!" kata Desti sudah ingin makan.
Mereka bertiga makan dengan lahap dan sesekali mereka bercanda dan berfoto ria untuk kenang kenangan, dan setelah itu mereka nonton film dulu sebelum pulang.
Setelah nonton film, mereka beranjak untuk pulang karna waktu sudah malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Rania
hai kakak kakak sekalian
mampir juga ya ke novel karya aku judulnya "Bucinnya si Pria Dingin" dan "Semua karena Socmed"
mohon dukungan like dan komen yaa
terima kasih
2021-03-05
1
Tegar Yudha
sahabat terbaik akan selalu terkenang sepanjang hidup
2021-02-20
1
༺kdr. gamers༻
lanjut
2021-01-17
1