Kantor.

Didalam ruangan Tuan Wiratama. Aditya pamit Kepada Tuan Wiratama. 

"Baiklah Tuan Wiratama, saya pamit dahulu dan jangan lupa suruh putri anda datang ke kantor saya besok pagi. Dan ini tolong kasih kartu nama saya ke putri anda, saya permisi."

ucap Adit sambil bangkit dari duduknya dan berjabat tangan dengan Tuan Wiratama. 

"Baik Tuan Aditya Jackson." ujar Tuan Wiratama sambil menerima uluran tangan Adit.

Setelah di parkiran, Adit dan asisten Ayan jalan menuju mobil. Asisten Ayan membuka kan pintu untuk Adit.

Setelah menutup pintu mobil asisten Ayan mengelilingi mobil. Dan berjalan kebagian pengemudi.Tetapi matanya tertuju pada ban mobil yang kempes. 

"Maaf Tuan, ban mobilnya kempes." ujar asisten Ayan memberi tahu pada Adit. 

"Apa Yan, kok bisa! ya sudah, suruh sopir buat jemput kita." jawab Adit.

Ayan menelpon sang sopir, untuk menjemput Tuannya. Setelah menelpon Ayan mengecek ada berapa ban yang kempes. Dan Ayan pun memberi tahu kepada atasannya bahwa ada orang yang sengaja mengempiskan ban mobil tersebut. 

"Maaf Tuan, saya rasa ada yang sengaja mengempiskan ban mobilnya,Tuan." ucap asisten Ayan yang ada di luaran mobil, sedangkan Adit ada didalam kursi penumpang sambil main Ponsel keluaran terbaru. 

"Cari tahu siapa yang berani-beraninya mengempiskan ban mobil saya." perintah Adit pada asistennya. 

" Baik, Tuan." Asisten Ayan pun langsung masuk kembali, ke dalam kantor Tuan Wiratama. Di bagian CCTV dan meminta untuk mengirim video satu jam yang lalu ke ponsel pribadinya. 

Setelah lima belas menit menunggu, akhirnya video yang di mintanya sudah terkirim ke ponselnya. Dan sopir yang di telponnya juga sudah datang. 

"Ini Tuan, pantauan CCTV satu jam yang lalu." ucap asisten Ayan kepada atasannya.

" Kirimkan ke nomor saya." ucap Adit kepada Asisten Ayan.

"Baik Tuan." ucap asisten Ayan, betapa terkejutnya asisten Ayan. Saat sekilas melihat video itu. 

Drt... Drt... Drt... Drt...

Suara pesan masuk dari ponsel Adit. 

Adit mengabaikan pesan itu. Karena dirinya harus pindah ke mobil sport yang dibawakan sopirnya. 

Setelah masuk ke mobil, Adit melihat pesan itu. Ternyata pesan video dari asistennya yang dikirimkan kepadanya. 

Dan menit ke 45:40 detik dia melihat seorang wanita mengempiskan ban mobilnya. Tampak jelas wajah wanita yang menyabotase mobilnya.

damn! Awas saja kau mau main-main sama saya. Batin Adit menyeringai.

Matahari pagi membangunkan sosok wanita cantik, yang masih menikmati mimpi indahnya. Dia mulai membuka matanya secara perlahan. 

"Hoam."

Wanita itu menguap, sebenarnya dia masih ngantuk, namun hari ini dirinya harus bertemu seseorang. Matanya tertuju pada jam dinding. 

"Hah mengapa aku baru bangun." tanya wanita itu pada dirinya sendiri. 

"Sudah jam 06 pagi." ucap wanita itu kembali. 

Dia memutuskan untuk bergegas ke kamar mandi. Setelah beberapa menit wanita itu keluar dari kamar mandi. Dengan mengenakan atasan hoodie, yang bewarna hitam dan celana jeans hitam dan handuk yang ditaruh di atas kepalanya. Wanita itu berjalan ke arah meja riasnya.

Wanita itu duduk didepan meja riasnya sambil mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Setelah dirasa rambutnya kering wanita itu mengikat rambutnya. Wanita itu keluar dari kamarnya, sesudah memakai Seneakers warna putih ada tiga garis hitam di kanan kirinya.

Wanita itu melewati tangga dengan terburu-buru karena dia ingin menemui seseorang. 

"Pagi Ayah Ibu." sapa wanita cantik itu kepada orang tuanya. 

"Pagi nak." jawab Ibunya. 

"Mau ke kantor Tuan Adit? Kamu nak!." tanya Tuan Wiratama. 

"Iya Yah." 

"Maafin Ayah ya nak, gara-gara Ayah kamu yang harus menanggung akibatnya." ucap Ayahnya merasa bersalah kepada anaknya. 

"Ya udahlah Yah, tadi malam kan Ayah sudah minta maaf, jadi jangan dibahas lagi Okay." ucap anaknya tak mau melihat Ayah nya merasa bersalah. 

Flashback Off.

"Cekklek" pintu utama terbuka memperlihatkan seorang pria paruh baya. 

"Kalian belum tidur." tanya pria paru bayar itu, pada anak serta istrinya yang masih nonton TV. 

" Belum, Yah." jawaban dari istrinya.

Tuan Wiratama pun jalan kearah keduanya dan duduk di deket sang istri. 

"Nak, bisa volume TV dikecilkan." perintah Tuan Wiratama pada anak pertamanya itu,

anak keduanya sedang tidur di kamarnya. Sang anak pun menuruti apa kata Ayahnya. 

"Nak, Ayah mau bicara sama kamu." ucap Tuan Wiratama kepada anaknya. 

"Bicara apa Ayah."jawab anaknya yang tak pernah melihat Ayahnya.Yang dia kenal tidak pernah bicara serius, jika tidak terlalu penting. 

" Ayah minta maaf, karena Ayah sudah menjadikanmu sebagai penebus utang." ucap Tuan Wiratama yang terpotong sang istri. 

"Mak-maksud Ayah apa." tanya sang istri kepadanya. 

"Iya Bu, maafin Ayah ya Bu, sudah mengorbankan anak kita." ucap Tuan Wiratama kepada istrinya. 

"Ayah harus jelasin semuanya ke Ibu." ucapan sang istri meminta penjelasan. 

"Nanti ya Bu, sekarang Ayah harus bicara sama anak kita dahulu." jawab Tuan Wiratama kepada sang istri, istrinya pun menyetujuinya. 

"Ayah mau bicara apa?" tanya anaknya. 

"Besok kamu harus ke kantor Tuan Adit, nak." ucap Ayahnya menjawab pertanyaan sang anak. 

" Pagi, siang, sore atau malam." jawab sang anak tanpa beban, padahal sang anak pun tertekan dengan pernikahan ini. Anaknya ingin mengejar cita-citanya terlebih dahulu, namun anaknya menutupinya dari Ayah. 

"Besok pagi, dan ini kartu namanya." ucap Ayah sambil menaruh kartu nama itu di atas meja. Dan anaknya pun mengambilnya. 

"Baiklah Ayah, Ibu aku tidur dahulu ya, sudah ngantuk, besok harus bangun pagi, Untuk kekantor Tuan Rentenir." ucap Wanita itu sambil tertawa.agar Ayah dan Ibunya tidak terlalu memikirkannya. 

flashback On. 

"Ya sudah, Ayah, Ibu aku pamit dahulu ya." ucap wanita itu berpamitan kepada orang tuanya. 

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan akhirnya wanita itu pun sampai ke tempat tujuan, wanita cantik itu ialah Xiodi. 

Jam menunjukkan pukul setengah delapan. Sekarang Xiodi sudah ada didepan kantor, dia pun masuk dan mencari ruang resepsionis. Untuk menanyakannya di mana ruangan Presdir.

Xiodi pun berjalan kearah resepsionis itu dan bertanya. 

"Permisi Nona, saya mau tanya, di mana ruangan Tuan Aditya

Jackson? Apa anda bisa memberi tahu?." tanya Xiodi pada resepsionis.

 

"Maaf Nona, apa Nona sudah ada janji pada Tuan kami." jawab resepsionis itu.

Resepsionis itu melihat penampilan Xiodi, yang hanya memakai hoodie serta penutup kepala hoodie dan celana jeans serta masker.

Dinda sekretaris pAdit mendengar semua yang di bicarakan Xiodi dan resepsionis itu. Dia pun menghampiri kedua orang tersebut, jangan lupa gaya jalan yang berlenggak-lenggok. 

"Maaf Nona, mencari siapa?." tanya Dinda dengan nada yang meremehkan.

Xiodi mengalihkan pandangannya yang semula ke resepsionis ini beralih ke suara yang asing baginya. 

"Saya ingin bertemu dengan Tuan Adit, Nona." jawab Xiodi dengan tersenyum. 

" Apa sebelumnya sudah ada janji, saya rasa Tuan Adit hari ini tidak ada janji bersama siapa pun." ucap Dinda dengan senyum mengejek. 

"Tetapi saya disuruh Tuan Adit kesini pagi ini Nona, dan ini saya dikasih kartu namanya." ucap Xiodi, sambil memperlihatkan kartu nama itu. 

"Saya tidak bisa percaya itu Nona, bisa saja anda mendapatkan dari jalanan dan langsung anda foto kopi kan." ejek Dinda pada Xiodi.

" Nona Wiratama." Xiodi yang merasa namanya dipanggil menengok ke arah suara itu. 

" Tuan." sapa Xiodi, karena dia tak tahu namanya. Dua orang yang ada disitu pun terkejut. Siapa lagi kalo bukan Anandita Sang resepsionis dan sekretaris Dinda. 

"Nona, sudah ditunggu Tuan Adit di ruangannya, mari saya antar." ajaknya serta menawarkan diri kepada tamu atasannya. 

"Tidak perlu Tuan, saya bisa sendiri kok, Tuan cukup kasih tahu saja ruangan Tuan Adit ada dimana." tolak Xiodi yang tak mau merepotkan asisten Ayan.

"Baik Nona, ruangan Tuan Adit ada dilantai tiga puluh lima paling atas dan nanti akan ada tulisan ruangan Presdir." jawab asisten Ayan. 

"Baik Tuan, terima kasih." ucap Xiodi berterima kasih kepada asisten Ayan. 

Xiodi pun masuk lift dan menekankan angka 3 dan 5.

Namun sebelum lift tertutup ada seseorang yang masuk, dia adalah sekretaris Dinda. 

Xiodi pun langsung sedikit bergeser ke samping dari sekretaris Dinda ini. 

Setelah beberapa menit ada didalam lift akhirnya, lift itu terbuka, tanpa basa-basi Xiodi langsung jalan keruangan yang bertuliskan ruangan Presdir. Xiodi tak menghiraukan Dinda karena dia tak mau berurusan dengan orang yang tak dia kenal. Setelah berjalan akhirnya Xiodi pun tiba tepat didepan pintu Presdir. Sebelum mengetuk pintu dia sudah memakai maskernya dan tak lupa penutup kepala hoodie yang dia pakai sebelumnya dilepas terlebih dahulu.

Tok.... Tok.. 

"Masuk!" jawaban dari dalam ruangan. 

"Cekklek" pintu terbuka, Xiodi pun masuk dan menutupnya kembali.

Terlihat lah sosok pria yang sedang duduk di kursi kebesarannya itu dan matanya masih fokus ke arah laptop. 

Lima detik kemudian pria itu mendongak kan kepalanya dan melihat siapa gerangan orang yang menggangu dirinya.

"Siapa kamu?." tanya pria itu pada orang yang ada di depannya itu. 

Xiodi yang di tanya dia membuka maskernya. 

"Saya Tuan, maaf mengganggu ." jawab Xiodi yang masih berdiri. 

"Duduk." perintah Adit.

Xiodi yang di suruh duduk pun langsung duduk. 

"Ngomong-ngomong ada apa Tuan menyuruh saya kesini." tanya Xiodi yang tidak tahu mengapa dirinya disuruh ke kantor. 

Adit memainkan tangan kanannya dan kirinya, menyatukannya menjadikan sebuah genggaman tangan. Dan tatapan matanya tertuju kearah Xiodi .Sambil memainkan kursinya.

Xiodi yang di tatap dengan Tatapan yang seperti itu pun membuatnya ada sedikit rasa takut. 

"Hem." suara seseorang itu membuat Xiodi mengangkat kepalanya. 

"Saya menyuruh anda kesini ada yang ingin saya bicarakan ke anda." ucap pria itu. 

"Pertama adalah pernikahan, kita akan menikah satu bulan lagi, yang kedua nanti ini anda akan ikut saya ke rumah saya untuk saya kenalkan pada keluarga saya." ucap pria tampan itu memberi tahu kepada lawan bicaranya itu. 

"Baiklah, mumpung anda ada di sini buatkan saya kopi." perintah Adit kepada Xiodi.

Xiodi yang mendengarkan perkataan Adit itu pun tercengang . Berbeda dengan Adit dia malah menikmati permainan yang dia rencanakan sebelumnya. 

it's so time. batin Adit dan diiringi dengan senyuman miring. 

"Baik Tuan." jawab Xiodi, sambil bangun dari duduknya.

Xiodi keluar dari ruangan tersebut, setelah dia keluar dia bertanya kepada OB.

Dimana tempat untuk membuat kopi. Setelah mengetahui tempatnya dia pun langsung berjalan. Menuju kearah dapur kantor. Setelah beberapa menit Xiodi selesai membuat kopi dia memutuskan untuk keruangan Presdir.

Tok... Tok... 

"Masuk." sahut orang yang ada didalam. 

"Ini Tuan. Kopinya." ucap Xiodi dengan menaruh gelas kopi di atas meja. 

Adit meminum kopi itu namun. 

"Byurrr." Adit memuntahkan kopi yang dia minum. 

"Heh...ini kemanisan apa anda mau saya diabetes." ucap Adit dengan suara naik satu oktaf.

Xiodi yang ada di depannya Adit dia hanya menundukkan kepalanya. 

" Buatkan lagi, CEPAT." perintah Adit dengan menekankan kata cepat. 

"Ini terlalu pahit."

"Ini mengapa asin, anda tahu gula gak sih." Ucap Adit.

Sudah ketiga kalinya Xiodi bolak-balik buat kopi. Namun Karena dirinya sudah lelah dia pun akhirnya mengasih garam, di gelas yang ketiga itu. 

"Maaf Tuan." ucap Xiodi pada Adit. 

"Maaf-maaf! Buatkan saya teh, awas saja kalo enggak enak, saya akan nyuruh kamu push up." ucap Adit dengan nada tinggi. 

"Permisi, Tuan." Pamit Xiodi kepada Adit, untuk membuatkan teh untuk Tuan Adit. Dengan kesabaran Xiodi yang hampir saja habis. 

Huh sial banget sih hari ini bertemu orang kayak begitu. Umpat Xiodi dalam hati.

Setelah beberapa menit, akhirnya Xiodi sudah selesai membuatkan secangkir teh untuk Adit. Xiodi langsung bergegas ke ruangan Adit. 

Tok.. Tok.. Tok... 

"Masuk." jawab dari dalam. 

"Ini tehnya Tuan, silakan diminum." ucap Xiodi dengan senyuman yang di paksakan nya. 

Adit pun meminum teh buatan Xiodi. Sebenarnya kopi yang di buatkan oleh Xiodi itu. Sangat lah pas, namun dia ingin memberi pelajaran kepada Xiodi yang sudah berani mengempiskan ban mobilnya. 

"Lumayan." ucap Adit sambil meminum teh yang Xiodi buatkan untuknya. 

"Karena teh yang anda buatkan sedikit lumayan. jadi anda akan push up setengahnya saja, yaitu sebanyak 25 kali." ucap Adit yang sempat di jeda karena minum teh. 

Adit pun berjalan menuju balkon kantor dan diikuti oleh Xiodi. 

"Ayo cepat, nanti ini saya akan ada meeting." Xiodi pun bersiap-siap untuk push up. 

"Ayo mulai." ucap Adit memberi aba-aba pada Xiodi.

Xiodi pun langsung dalam posisi push up. 

"Okay satu, dua setengah, dua, tiga setengah, tiga, empat dan dua empat setengah. Eh mengapa sudah, ini masih kurang." ucap Adit yang melihat Xiodi mau bangun dari posisi sekarang ini.

Membuat Adit langsung menegurnya. Xiodi pun mengikuti apa yang Adit ucapkan, karena dia hanya seorang penebus utang.

 

" Dua lima." ucap Adit.

Xiodi pun langsung berdiri dengan tubuh yang bercucuran keringat. Karena push up tadi dan panasnya trik matahari di jam sembilan ini.

Adit kembali ke ruangan kerjanya dan berjalan kearah sofa yang ada didalam ruangannya itu. Xiodi hanya mengikutinya bagaikan anak bebek yang mengikuti induknya. 

Adit duduk di sofa itu dan betapa terkejutnya dia, saat matanya melihat Xiodi yang ada di depannya mau melepaskan hoodie yang Xiodi kenakan. 

"Aa-apa yang kau lakukan." tanya Adit terbata-bata.

Karena dia melihat Xiodi mau melepaskan hoodie yang dipakainya. 

TBC.... 

Hai... baby jangan lupa dukung Bang Adit sama Xiodi ya baby kasih dukungan dengan cara like, comment dan vote senja tunggu saran dari kalian baby. Maaf kalau banyak TYPO!.

Terpopuler

Comments

Meiske Akay

Meiske Akay

Seru banget ceritanya.

2022-08-23

0

Lina Roseline

Lina Roseline

presdirrrr kasiax xiodi

2021-03-28

0

Neni Qomariah

Neni Qomariah

semangattt thor aku udh nyimakkkk niehhhh
dah pasti rameeee

2021-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG.
2 Kantor.
3 Xiodi lepas hoodie.
4 Daddy?.
5 Ngantar calon anak ke sekolah.
6 Tidak Bisa!.
7 Ji Chang Wook Vs Lee Jong Suk.
8 Apakah itu bisa disebut Cinta!.
9 Beli 1 Gratis 1.
10 Pernikahan Tertutup.
11 Nanti saja siapkan dirimu.
12 Belah Duren.
13 Olahraga malam buat Xiodi harus....
14 Adit yang di puji.
15 Kerusuhan di kantor Adit.
16 Emmomy Atau Cimoal.
17 Kediaman Wiratama.
18 Makan bersama.
19 Panggilan Kakak dari adik ipar.
20 Zila si biang kerok.
21 Saya kira mimpi teryata....
22 Bertemu Suga.
23 Tes kejujuran.
24 Zila Magang.
25 Beli Kelinci.
26 Siapa Yohanes?.
27 Masa lalu.
28 Rencana gagal gara-gara Zila.
29 Persatuan Kakak ipar dan Adik ipar.
30 Xiodi Hamil.
31 Simpan nomor saya.
32 Main Bola.
33 Penangkapan Yohanes.
34 Apa? Aku Kamu!
35 Tutup matanya ya tutup mata!.
36 Aldi yang lakukan kenapa aku yang kena imbasnya
37 Suga?
38 Rencana Cese yang gagal.
39 Ke salon hanya untuk di pijat istri.
40 Buat Anak?.
41 Kakinya saki
42 Pagi-pagi dengar Aldi nyanyi.
43 Kenapa Pak Adit berubah.
44 Satu Sendok Buat Bertiga.
45 Mungkinkah! Otak Pak Adit Panas Setengah.
46 Kalah!. dan Haruskah!.
47 Xiodi menepati janjinya.
48 Teman baru Xiodi.
49 Hati Malaikat.
50 Ciee- ciee Pak.
51 Kenapa saat aku bersamanya hati berdetak sangat cepat?
52 Rasa ingin tahu.
53 Part hapus
54 part hapus
55 Bukan seken.
56 Amarah Adit.
57 Tentang Senja.
58 Xiodi jago gombal.
59 Dua Gesrek.
60 Antri Situ! (Prat Ending).
61 part hapus
62 Enggak jadi rilis
63 part hapus
Episodes

Updated 63 Episodes

1
PROLOG.
2
Kantor.
3
Xiodi lepas hoodie.
4
Daddy?.
5
Ngantar calon anak ke sekolah.
6
Tidak Bisa!.
7
Ji Chang Wook Vs Lee Jong Suk.
8
Apakah itu bisa disebut Cinta!.
9
Beli 1 Gratis 1.
10
Pernikahan Tertutup.
11
Nanti saja siapkan dirimu.
12
Belah Duren.
13
Olahraga malam buat Xiodi harus....
14
Adit yang di puji.
15
Kerusuhan di kantor Adit.
16
Emmomy Atau Cimoal.
17
Kediaman Wiratama.
18
Makan bersama.
19
Panggilan Kakak dari adik ipar.
20
Zila si biang kerok.
21
Saya kira mimpi teryata....
22
Bertemu Suga.
23
Tes kejujuran.
24
Zila Magang.
25
Beli Kelinci.
26
Siapa Yohanes?.
27
Masa lalu.
28
Rencana gagal gara-gara Zila.
29
Persatuan Kakak ipar dan Adik ipar.
30
Xiodi Hamil.
31
Simpan nomor saya.
32
Main Bola.
33
Penangkapan Yohanes.
34
Apa? Aku Kamu!
35
Tutup matanya ya tutup mata!.
36
Aldi yang lakukan kenapa aku yang kena imbasnya
37
Suga?
38
Rencana Cese yang gagal.
39
Ke salon hanya untuk di pijat istri.
40
Buat Anak?.
41
Kakinya saki
42
Pagi-pagi dengar Aldi nyanyi.
43
Kenapa Pak Adit berubah.
44
Satu Sendok Buat Bertiga.
45
Mungkinkah! Otak Pak Adit Panas Setengah.
46
Kalah!. dan Haruskah!.
47
Xiodi menepati janjinya.
48
Teman baru Xiodi.
49
Hati Malaikat.
50
Ciee- ciee Pak.
51
Kenapa saat aku bersamanya hati berdetak sangat cepat?
52
Rasa ingin tahu.
53
Part hapus
54
part hapus
55
Bukan seken.
56
Amarah Adit.
57
Tentang Senja.
58
Xiodi jago gombal.
59
Dua Gesrek.
60
Antri Situ! (Prat Ending).
61
part hapus
62
Enggak jadi rilis
63
part hapus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!