Dira segera melempar sejumlah uang ratusan ribu kewajah mereka.
"Ambil saja sisanya untuk ongkos kalian pulang," kata Dira bangga melihat mereka menunduk memunguti uang yang berjatuhan
Bu Hindun kaget dengan apa yang dilihatnya.
"Darimana Dira punya uang sebanyak itu," batinnya
Bu Hindun kemudian mendekati Dira yang sudah masuk kekamarnya.
"Sayang, kamu dapat uang sebanyak itu darimana?" tanya bu Hindun
Deg!, Dira kaget ketika ibunya mulai curiga terhadapnya.
"Inilah saatnya aku memberitahukan ibu apa yang sebenarnya terjadi," batin Dira
"Ibu, sebenarnya Dira akan melakukan kawin kontrak dengan tuan Haidar yang mengantar Dira kemarin, " ujar Dira dengan mata berkaca-kaca
Ibu Hindun sangat terpukul mendengar penuturan Dira.
"Kenapa kau melakukan itu nak?" tanya Ibu
"Dira terpaksa bu, karena tidak ada cara lain untuk melunasi hutang ibu, aku gak tega lihat ibu selalu dipukuli oleh debtcolector itu," ucap Dira
"Kau tidak perlu mengorbankan dirimu nak" kata Ibu
"Aku tidak masalah ibu, oh ya besok adalah hari pernikahanku, ibu datangkan?" tanya Dira
Ibu Hindun hanya mengangguk, ia kemudian menyeka air matanya dan memeluk Dira.
"Harusnya ibu yang berkorban untuk keluarga ini bukannya dirimu," kata Ibu Hindun
************
Setelah selesai sholat subuh Dira dan ibunya bersiap-siap pergi ke Bogor untuk melangsungkan pernikahan kontrak Dira dan Haidar.
Mereka dijemput oleh sopir Haidar, yang kemudian membawa mereka kesebuah vila megah dikawasan puncak Bogor.
Pukul delapan pagi mereka tiba di kediaman Haidar, Dira segera dirias oleh seorang perias yang sudah menunggunya.
Satu jam kemudian Dira sudah keluar dari kamar rias, ia terlihat cantik mengenakan kebaya putih. Ibunya menuntun Dira menuju ruang tengah dimana Haidar dan penghulu sudah menunggunya.
Ijab Qobul dilaksanakan secara hikmat, pukul setengah sebelas pagi. Acara berlangsung sangat tertutup karena hanya dihadiri oleh keluarga Dira , istri Haidar dan juga dua orang saksi.
Setelah melafadzan ijab qobul acara diakhiri dengan doa. Selesai acara itu Dira segera berganti pakaian dan mengantarkan ibunya sampai kedepan rumah, ibunya harus segera pulang karena sikembar tidak ikut bersama mereka.
Dira melambaikan tangannya ketika sopir pribadi Haidar mulai melesatkan mobilnya meninggalkan halaman rumah.
Sementara Haidar juga segera pergi mengantarkan Hafsah pulang ke rumahnya di kawasan kampung Arab.
Dira segera memasuki kamarnya dan merebahkan tubuhnya diatas sofa. Dipandanginya setiap sudut kamarnya yang sangat besar dan mewah.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, namun Haidar belum juga kembali. Dira yang sudah merasa ngantuk akhirnya tertidur .
Bunyi klakson mobil membuyarkan mimpi indah Dira, ia segera bangun dan membukakan pintu gerbang.
Di rumah itu memang tidak ada pembantu sehingga Dira harus mengerjakan sesuatunya sendiri.
Setelah mobil masuk Dira langsung menutup gerbang rumahnya lagi, ia kemudian masuk kedalam kamar.
"Siapkan makanan, aku lapar" perintah Haidar
Dira segera pergi ke dapur untuk memanaskan sayur dan lauk pauk.
"Makanannya sudah siap pak," Adira memberitahu Haidar
Haidar segera menuju dapur dan melahap semua hidangan yang tersedia.
Dira hanya duduk menemaninya saja.
" Kamu tidak makan?" tanya Haidar
"Aku sudah makan pak" jawab Dira
Setelah selesai makan Haidar segera masuk kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, ia kemudian berjalan mendekati Dira yang sedang menonton televisi.
Haidar memberikan sebuah paper bag kepada Adira.
"Pakailah baju itu" titah Haidar
Dira membuka paper bag yang berisi sebuah baju tidur. Ia kemudian memakainya, baju itu sangat transparan sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya yang sintal. Haidar menatapnya itens, ia mengagumi setiap lekuk tubuh gadis belia didepannya.
Dira yang merasa dirinya terus dipandangi oleh Haidar kemudian segera berbaring di ranjang dan menutupi tubuhnya dengan selimut.
Haidar POV
Haidar sebenarnya tidak ingin melakukan kawin kontrak ini, karena ia sangat mencintai istrinya, ia tidak ingin menyakiti hati istrinya karena menikah lagi. Tapi ia juga tidak bisa melihat istrinya selalu bersedih karena tidak memiliki anak. Ia terpaksa mengabulkan permohonan istrinya untuk menikah lagi dengan catatan hanya dalam jangka waktu tertentu.
Haidar tak ingin menyentuh gadis itu, hatinya selalu tertuju pada istrinya, ia tak mencintainya makanya ia juga tak ingin melakukan hubungan intim dengannya.
Walaupun hatinya menolak namun raganya terus bergejolak saat ia memandangi tubuh sintal Dira.
***********
Haidar masih terjaga, ia masih mencoba menahan hasratnya yang terus membuncah. Ia sengaja tak tidur disampingnya, namun sekuat apapun pertahananya, imannya seketika runtuh ketika melihat Dira yang sudah tertidur, menggeliat, selimutnya sudah tersingkap dan membuat baju tidur transparanya memperlihatkan kemolekan tubuh Dira. Ia kini berbalik kearahnya, tubuhnya menjuntai memperlihatkan belahan dadanya yang membuat juniornya langsung berdiri.
Seketika Haidar tak kuat menahan godaan didepannya. ia beranjak mendekati Dira, membalikan badannya yang miring, kini ia mulai menelan Salivanya menelanjangi Dira dengan tatapan mesumnya.
Haidar langsung mencium bibir ranumnya, membenamkan bibirnya merasakan manisnya ciuman pertama Dira.
Dira segera mendorong tubuh Haidar ia tak bisa bernafas karena Haidar terus mencium bibirnya. Dira segera menarik nafas panjang, kemudian kembali mendesah karena Haidar terus menerus mencumbunya.
Haidar terus memberikan sentuhan hingga membuat keduanya larut dalam buaian surga duniawi.
Malam yang dingin berubah menjadi panas diiringi suara desah dari dua insan yang saling menghangatkan, bunyi derit ranjang yang bergoyang menambah syahdu suasana romantis malam pertama Dira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Feby Andrea Arifa
namanya kucing garong, mustahil nolak.😁
2020-12-05
0
Kamila
lansung nih pak haidar
2020-11-20
4
@azma@
klo kucing ditawari ikan y jdi gtu tuh ...🤭🤭🤭
2020-11-02
0