Adira Pulang kerumah dengan langkah Gontai. Ia segera merebahkan tubuhnya diatas kasur.
Kepalanya pening karena terus memikirkan hutang ibunya. Pukul Tiga dini hari ia terbangun, ia melihat ibunya yang tengah sholat malam. Dia tahu ibunya adalah seorang yang religius, itu yang membuatnya selalu mengaguminya.
Ia juga kemudian mengambil air wudhu dan segera sholat. Ia bermunajat meminta petunjuk atas masalah yang dihadapinya, dan tentu saja meminta petunjuk untuk menjawab tawaran dari Shafira.
Setelah selesai sholat ia kemudian melanjutkan tidurnya.
Pagi hari Dira sengaja tak masuk kerja, badanya berasa linu dan kepalanya sangat berat.
"Kamu gak kerja nak," sapa ibu Hindun yang sedang menyiapkan sarapan untuk sikembar Rara dan Riri juga Rafa.
"Tidak bu, hari ini Dira izin gak masuk kerja"
"Kamu sakit nak? " tanya Ibu Hindun yang kemudian menyentuh keningnya.
"Kamu demam nak, sebentar ibu carikan obat diwarung dulu," kata bu Hindun
Ia segera membeli obat sakit kepala diwarung terdekat.
"kamu makan dulu baru minum obat, makanannya ibu tinggal dimeja ya? " kata Ibu
Dira mengangguk pelan.
Ia melihat ibunya kembali kewarung untuk melayani orang-orang yang membeli kue.
Dira segera menyendok makanan yang tersaji dimeja samping tempat tidurnya, kemudian meminum obat yang ibu beli.
Ternyata obat itu mengandung obat tidur, sehingga membuat Dira mengantuk setelah meminumnya. Ia kemudian tertidur lagi.
**Prangg!!!
Terdengar seperti suara perkakas yang sengaja dilempar oleh seseorang.
Dira segera bangun dan melihat keruang depan.
Seseorang hendak melayangkan tamparannya kewajah bu Hindun, tapi Dira segera menahan tangan laki-laki itu.
"Jangan kau sentuh ibuku!" teriak Dira
"Hai anak kecil jangan ikut campur!" kata debtcollector yang kemudian menepis tangan Dira.
"Kalau kau tak mau melihat ibumu kami pukul, kamu harus melunasi hutang-hutangnya, " kata salah seorang debtcollector
"Baik, datang satu minggu lagi kesini aku akan lunasi semua hutang ibuku!" kata Dira
"Hmmm, baik!, aku pegang omonganmu anak kecil!, kalau kau bohong kau akan tau akibatnya, " jawab Laki-laki itu
Mereka akhirnya pergi meninggalkan rumah Dira.
"Nak, kenapa kamu ngomong begitu?, apa kamu punya uang untuk melunasinya?" kata ibu
"Doain saja Dira bisa bayar bu " kata Dira sambil memunguti perkakas dapur yang berserakan
Dira juga tidak tahu kenapa bisa berbicara seperti itu.
"Apa mungkin ini jawaban dari doaku semalam, " batin Dira
Ia kemudian memantapkan hatinya dan bersiap-siap pergi menemui Shafira dikosannya.
Setelah selesai mandi Dira kemudian berpamitan kepada ibunya.
"Bu, Dira pergi dulu ya? " kata Dira
"Katanya gak enak badan?, kamu mau kemana nak " jawab ibu Hindun balik bertanya
"Aku mau main kerumah Fira bu, " sahut Dira
"Yaudah hati-hati nak, " jawab Ibu
Dira kemudian memesan ojek online dan melesat menuju kekosan Shafira.
Sesampainya disana ia terpaksa menunggu diteras, karena Fira belum pulang kerja.
Satu jam kemudian Fira sudah terlihat mendekat kearahnya.
"Gimana lo setuju dengan penawaran gue" tanya Shafira
Dira hanya mengangguk, Ia kemudian masuk mengikuti Fira.
Ia tercengang dengan isi kosan Fira, yang berisi perabotan mewah, mulutnya menganga ketika matanya memandangi sekeliling ruangan yang tidak terlalu besar namun dipenuhi dengan perabotan mewah.
"Lo juga nanti bisa dapat barang-barang kaya punya gue, bahkan bisa lebih" kata Fira yang memperhatikan Dira melongo memperhatikan isi rumahnya
Fira kemudian membuka laptopnya.
"Bentar, gue perlu ambil gambar lo dulu," kata Fira
"Lo tinggal pilih aja dari galeri ponselku, " jawab Dira sambil menyodorkan ponselnya
"Ga bisa Dira, harus yang terbaru, sekarang lo dandan dech, tar gue ambil gambar lo, " pinta Fira
Dira kemudian memoles tipis wajahnya dengan bedak dan mengoles lip tint warna pink yang membuatnya terlihat cantik alami.
"Ok, lo sekarang pake baju gue" Fira menyodorkan baju kepada Dira
Dira segera memakai baju yang diberikan oleh Fira.
Setelah berganti baju, Fira segera mengambil foto Dira dari berbagai sudut.
*Ceklik.... ceklik... ceklik !!
"Perfect! " kata Shafira
Ia kemudian menghubungkan kabel data dari ponselnya ke laptop, ia segera mengupload foto dan biodata Adira.
"Selesai!! " teriak Fira
"Lo tinggal tunggu aja, dan check udah berapa orang yang melakukan penawaran, ingat lo harus pilih yang paling tinggi penawarannya, " kata Fira mengingatkan
Dira hanya mengangguk.
"Btw kita makan dulu yuk, kebetulan tadi aku beli bakso, " ajak Shafira
Fira kemudian menuangkan dua bungkus bakso kedalam mangkuk dan memberikannya kepada Dira.
Mereka berdua menikmati bakso sembari matanya sesekali melirik kearah laptop.
"Wuiih, baru Sepuluh menit diupload sudah banyak yang mengajukan penawaran, keren! " teriak Fira berdecak kagum
Dira hanya tersenyum kecut melihat dirinya yang sudah dilirik oleh pria-pria hidung belang.
"Gue bisa chek pake handphonekan, soalnya gue gak punya laptop? " tanya Dira sedikit malu
"Bisa, lo tinggal download dulu aplikasinya, trus pake account lo, bereskan, " jawab Fira
"Ok, sekali lagi thanks ya Fir, udah bantu gue, " kata Adira
"Santuy, gue seneng kok bisa bantu lo," jawab Fira
"Yaudah kalau gitu, gue pamit pulang dulu ya," kata Dira
"Ok, kalau ada apa-apa telpon gue aja, jangan sungkan, " kata Fira
"Ok siap!" jawab Dira sembari pergi meninggalkan Shafira.
Setibanya dirumah Dira disambut oleh sikembar Rara dan Riri.
"Ka Dira, minggu depan sekolah Rara mau ngadain study tour, aku boleh ikut kan? " rengek Rara yang bergelayut ditangan Dira
"Boleh?" jawab Dira
"Asyiik!!" jawab Rara
"Tapi tadi ibu bilang tidak boleh, karena gak ada uang? " kata Riri sambil menyungutkan wajahnya
"Nanti kaka yang bayarin biaya study tournya, " jawab Dira
"asyik!! " jawab Riri kegirangan
"Makasih ya ka! " kata Rara dan Riri bersamaan
Dira kemudian masuk kekamarnya dan segera mandi untuk membersihkan diri.
Sehabis mandi ia duduk diatas kasur sembari membuka ponselnya.
Ia melihat semakin banyak yang menawar dirinya bahkan sudah ada yang menawar dengan harga 250 juta.
"Aku tunggu satu jam lagi baru kututup" kata Dira lirih.
Satu jam kemudian ia menutup sesi penawaran, ia kemudian mencari seseorang yang mengajukan penawaran tertinggi.
Haidar Ali Khan seorang keturunan campuran Iran dan Inggris mengajukan penawaran tertinggi senilai 400 juta, Ia kemudian menjatuhkan pilihannya pada sosok Laki-laki tampan berusia 36 tahun itu.
Tak berselang lama handphonenya berdering.
"Hallo, " sapa Dira
"Hi, Dira, I'm Mr. Khan" jawab Haidar
Deg!! jantung Dira mendadak berdegup kencang, mendengar seseorang yang memanggil namanya, keringat dingin mulai bercucuran dari badannya, badannya panas dingin dibuatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Yuli Eka Puji R
bukannya safira punya usaha
2023-03-10
0
Yuli Eka Puji R
bukannya safira punya usaha
2023-03-10
0
Yuli Eka Puji R
orang yg religius seharusnya tau dong klo ada larangan pke uang riba ini malah gakaruan
2023-03-10
0