Membangun Hubungan Pertemanan

Meisya menatap langit malam dengan bintang-bintang yang bertaburan indah, bulan pun tampak sangat indah menyinari bumi dengan cahayanya yang sangat lembut, membuat para pencinta malam dapat menikmati cahayanya dengan penuh hikmat.

Cahaya bulan yang lembut kadang membuat beberapa penghuni bumi menjadi sedih, kadang di siang hari dengan cahaya yang terik membuat seseorang lupa akan masalah yang ia hadapi, namun apabila malam tiba dengan sinar bulan yang redup membuat hati menjadi lemah.

Meisya juga merasakan hal itu, pada saat siang hari, ia lupa akan hal-hal yang mengganggunya, namun jika matahari mulai terbenam, maka suasana hati Meisya berubah menjadi suram, bayangan keluarganya mulai muncul menghantuinya.

" sya....Meisya..." suara Fatih membuyarkan lamunan Meisya.

" iya kak " jawab Meisya setelah menenangkan dirinya.

" kamu disini" Fatih mendekatinya dan menyodorkan HP miliknya ke hadapan Meisya

" Arya "

Meisya mengambil HP dari tangan Fatih, sambil mengucapkan terima kasih

" makasi kak "

" iya sama- sama " lalu duduk di samping Meisya

" Meisya ini aku Arya " suara dari sebrang menyapa Meisya.

" iya Arya, aku tau kok "

" kamu lagi apa? " tanya Arya

" aku lagi duduk aja di balkon "

" sama siap? "

" tadi sich sendiri, sekarang sama kak Fatih "

" oh... " jawab Arya dan mulai diam, merasa udah nggak suara dari sebrang Meisya mulai bersuara

" kamu lagi apa."

" lagi santai aja di kamar" jawab Arya

" mang, kamu nggak punya teman yah?"

"banyak kok, emang kenapa?"

" hhmm nggak sich, kalau cowok kan biasa suka ngumpul sama teman-temanya."

" hmm...mungkin karna aku kangen kamu kali."

" kangen?" sambil menatap Fatih, namun Fatih hanya menatap langit.

" hahaha... Mei, aku cuma becanda kok, nggak usah kaget gitu kali."

" candaan mu itu terlalu berlebihan, kalau di dengar sama kak Fatih gimana?"

" kita kan udah besar jadi nggak pa-pa dong"

" nggak, aku udah janji sama tante Diana kalau aku nggak akan pacaran sampai lulus " mendengar penjelasan Meisya Fatih hanya tersenyum

" gimana kalau kamu jatuh cinta sebelum lulus?" pertanyaan Arya membuat Meisya cukup lama diam.

" aku harap sich, itu nggak akan terjadi."

Arya memperbaiki posisinya baringnya

" saat hati berbicara, kita nggak akan bisa melawan Mei"

" hmmmm... aku berusaha tutupin perasaan aku"

" ok, semoga berhasil" jawab Arya.

" hmm... Mei, gimana kalau kita berangkat sekolah sama-sama?"

" nggak usah, rumah kamu kan jauh dari sini."

" yah..nggak pa-pa, singgah bentar, aku tahu kok rumah pak Fatih."

" Nggak usah Arya, aku sama kak Fatih aja."

" kamu tau nggak disini, kalau kamu terlalu dekat sama orang cakep, kamu ntar jadi musuh para cewek loch."

" kok gitu?"

" yah memang seperti itu lah, kehidupan di kota."

" iya sich kak Fatih cakep, tapi kan kak Fatih guru kita."

" walau pun coz, Pak Fatih tu punya banyak fans di sekolah, udah deh kamu perginya sama aku aja ."

" tapi... kamu juga cakep?"

" apa...kamu bilang aku..."

" yah kamu cakep " sambung Meisya cepat

Arya menjadi salah tingkah dengan ucapan Meisya, ternyata di mata Meisya ia terlihat baik- baik saja.

" oke, kalau gitu, kamu pergi sama pak Fatih aja "

" makasi ya Arya."

" oke.. sampai jumpa di sekolah"

" iya sampai jumpa"

" ini kak, makasi ya"

" iya sama-sama " jawab Fatih sambil tersenyum.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Arya berlari ke dapur untuk mencari makanan untuk mengganjal perutnya yang lumayan lapar itu.

" lapar?" tegur Marda ibu Arya

" iya bu Arya lapar banget "

" Aldo mana?"

" lagi di kamarnya mungkin " Jawab Marda cuek dan fokus pada layar TV.

Mendengar jawaban cuek Marda membuat Arya tak lagi bertanya. Arya fokus makan dan menghabiskan semua makanan yang ada di piringnya.

setelah selesai makan Arya mencuci piringnya dan mendekati Ibunya.

" bu, gimana menurut ibu kalau Arya punya pacar"

" itu sich terserah kamu, yang penting nggak mengganggu sekolah kamu"

" hmmmm.... tapi sepertinya aku harus menyimpan perasaanku dulu"

" itu lebih baik, fokus aja sama sekolah dulu, kalau udah lulus langsung nikah aja, nggak usah pacaran-pacaran" Marda menasehati anak sulungnya itu.

" harus pacaran bu, biar kita tau sifat baik dan buruk pasangan kita."

" Ibu aja nggak pacaran sama Ayah kalian"

" bu.. jaman kan sudah berubah."

" coba liat di luar sana, banyak orang yang pacaran bertahun, menikah 3 bulan langsung cerai, pacaran sampai 5 tahun tiba- tiba putus, mau mengenal sifat? sifat yang bagaimana yang mau kamu kenal? kalau mau mengenal wanita baik atau tidak lihat keluarga, teman- temannya dan lingkungannya."

" mang apa hubungannya sama keluarga, teman dan lingkungan?"

" kalau keluarganya baik, dia juga berteman dengan teman yang baik dan hidup di lingkungan yang baik maka siapa saja akan tumbuh dengan baik." mendengar penjelasan sang Ibu Arya hanya mengangguk- ngangguk kepalanya.

" tapi bu..."

" kak " Aldo menuruni anak tangga dan memanggil kakaknya membuat Arya tidak lagi menyambung kata-katanya

" pinjam TV yang di kamar kakak ya"

" buat apa?"

" mau main PS kak"

" ambil aja, ehhhh....nggak..nggak main bareng aja."

" bu jangan lupa istrahat lebih awal ya." Arya mengingatkan Marda.

" iya..iya"

Arya dan Aldo kembali menaiki anak tangga dan menuju kamar Arya.

Arya dan Aldo memang akrab, tidak pernah bertengkar serius, mereka kadang saling curhat jika memiliki masalah yang tidak bisa di hadapi sendiri.

Kedua orang tua mereka sudah bercerai, tapi mereka tidak terlalu mempermasalahkan masalah itu, karena bagi mereka ibu mereka adalah wanita tangguh, jadi mereka tidak terlalu menginginkan sosok ayah. Dari kecil sang Ayah tidak terlalu memperhatikan mereka ia selalu sibuk dengan kerjanya sendiri. Tidak ada waktu untuk keluarga.

Sekarang Ayah mereka juga masih hidup sendiri, dan kadang Marda menyuruh kedua anaknya itu mendatangi ayah mereka yang kebetulan sang ayah tinggal bersama orang tuanya yang merupakan kakek dan nenek mereka.

" udah lah do, kak Arya ngantuk."

" jangan lupa, gosok gigi dulu sana"

" besok aja" sambil menghempaskan tubuhnya di atas kasur

" sekarang kak"

" iya..iya bawel, kaya mak-mak aja" bangkit dan ke kamar mandi. langkah Arya terhenti saat Aldo memanggilnya lagi

" kak..boleh nggak besok Aldo bawa teman main kesini, ke kamar kak Arya"

" terserah kamu, udah sana!"

" oke, makasi kak." Ujar Arya senang, setelah membereskan semua peralatan PS nya Aldo kembali ke kamarnya tepat di samping kamar Arya. sebelum keluar Aldo mematikan lampu kamar Arya dan menutup kamar Arya.

Arya menatap langit- langit kamarnya dan berusaha menutup matanya yang sejak tadi sudah sangat lelah menatap layar TV.

tak berapa lama ia pun tertidur. Aldo masih membersihkan diri di kamar mandi gosok gigi mencuci muka dan kaki lalu ia juga bersiap-siap tidur.

Walau sangat akrab tapi Sifat mereka sedikit berbeda, Aldo lebih cakap dalam mengurus segala kebutuhannya sendiri. Sedangkan Arya harus di ingatkan berkali- kali baru ia lakukan. Tapi dengan kekurangan itu mereka bisa melengkapi satu dengan yang lain

Terpopuler

Comments

Ina Core

Ina Core

lanjut thor

2021-09-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!