Arfan mulai menjabat tangan Abdullah. Dan Arfan duduk bersebelahan dengan Indah dengan selendang warga yang di pinjamkan sebagai penutup kepala keduanya.
"Arfan Briano Hartono bin Hartono." kata Abdullah.
"Saya" jawab Arfan.
"Saya Nikahkan Engakau Dengan Anak Kandung Saya. Indah Paramita Abraham binti Abdullah Abdraham dengan Kalung tersebut di Bayar Tunai" kata Abdullah.
"Saya Terima Nikah nya Dengan Mahar Tersebut TUNAI." jawab Arfan dengan lantang dan hanya dengan satu tarikan napas.
***
Kini kedua nya sudah sah menjadi suami istri dan mereka sudah sampai di kota. Indah pulang kerumah Abdullah dan Arfan pulang kerumah nya. Awalnya Orang tua Indah dan Arfan sudah mengatakan kalau mereka harus bersama dan tidak boleh lagi berjauhan. Tapi Indah menangis dan memohon untuk hari ini saja Fatimah membiarkannya pulang tanpa Arfan. Karena ia juga harus menenangka diri nya dan meng-istirahat kan tubuh lelah nya. Dan Fatimah pun mengerti dan mengijin kan.
Indah berjalan dengan gontai. Ia mulai memasuki kamarnya dan masuk kamar mandi dengan membawa handuk di tangannya. Indah mulai menguyur tubuhnya di bawah guyuran air shower. Rasa lelah semalam membuat tubuh nya terasa lemas karena memang Indah semalam tidak tidur dengan baik. Mungkin satu jam ia tertidur di pelukan Arfan. Namun siapa sangka kejadian yang tidak di ingin kan itu terjadi hingga rasa kantuk itu hilang.
Dan kini jam sudah menujuk kan pukul tujuh pagi. Rasa kantuk itu sudah mulai menyerang dirinya. Setelah Indah selesai mandi ia keluar dan mulai memakai piyama tidur. Setelah itu Indah mulai merebahkan diri nya di kasur kesayangannya dengan handuk yang masih membungkus kepalanya. Ia terlelap begitu saja dengan memeluk boneka kesayanngannya.
***
Siang Hari nya.
Jam sudah menunjukan pukul dua siang tapi Indah masih terlelap dalam tidurnya. Tubuh nya masih setia di bawah selimut dan memeluk boneka. Dan tidak lama kemudian Fatimah mulai masuk ke kamar Indah. Karena Fatimah tau Indah belum sarapan dan hari juga sudah sangat siang tapi Indah belum juga bangun untuk makan siang.
Fatimah membawa nampan di tangannya dengan gelas berisi air putih dan piring berisi nasi dan lauk kesukaan Indah. Fatimah menaruh nampan yang di bawa nya ke atas nakas dan ia mulai duduk di ranjang untuk membangunkan Indah.
"Indah"
"Indah"
"Emm" jawab Indah dengan masih menutup mata nya.
"Sayang" kata Fatimah.
"Bu Indah masih ngantuk" jawab Indah sambil menggulung selimut di tubuh nya.
"Ini sudah siang. Kamu engga lapar apa. Tadi pagi juga kamu tidak sarapan" kata Fatimah.
Krukk!.
Suara perut Indah.
"Lapar si Bu. Tapi ngantuk juga" jawab Indah.
"Sudah cepat bangun biar ibu suapi makan" kata Fatimah.
Indah bangun dan mendudukan dirinya. Tanpa cuci muka atau pun gosok gigi. Ia langsung membuka mulut nya menunggu Fatimah menyuapi nya.
"Aa" kata Indah.
"Kamu belum cuci muka Indah" kata Gatimah.
"Bu Indah dari semalam belum makan" kata Indah.
Fatimah mulai menyuapi Indah. Fatimah pikir Indah hanya belum sarapan tapi ternyata dari semalam juga belum makan. Fatimah terus menyuapi Indah sampai semua nasi di piring itu habis. Fatimah tersenyum melihat kelakuan anak nya.
"Bu minum." kata Indah.
Fatimah mengambil gelas yang ia taruh tadi di sampingnya lalu membarikannya pada Indah. Indah menerima dan langsung menghabiskannya.
"Eee" Indah sendawa karena kekenyangan.
"Indah kamu jorok sekali" kata Fatimah.
"Hehe. Maaf Bu kelepasan" kata Indah tertawa renyah.
"Kamu tu udah nikah lagi jadi hilangkan kelakuan buruk mu itu. Malu Indah" kata Fatimah mengingatkan Indah.
"Bu. Nasib Indah malang sekali ya" kata Indah sambil mengucap kasar wajah nya.
"Maksud nya?" tanya Fatimah.
"Dua kali Bu. Dua kali Indah nikah. Cuman nikah siri doang" kata Indah. Sambil menunjukan wajah masam nya.
Fatimah tersenyum mendengar keluhan anak nya. Entah apa yang ada dalam pikiran Fatimah.
"Engga sayang. Besok Dino akan mengurus semua nya. Dan pernikahan kamu akan sah secara hukum dan Agama" kata Fatimah. Sambil menangkup wajah putri nya.
"Aduh Indah pusing Bu" kata Indah lagi.
"Ibu juga sama Mama mertua kamu nanti akan berbicara mengenai resepsi. Dan Ibu mau mengulang semua nya kembali. Ibu mau merasakan bahagia di hari resepsi itu. Tapi jujur Indah. Sekarang juga Ibu sangat bahagia" kata Fatimah mengutarakan isi hatinya.
Kalau memang Fatimah sangat bahagian atas pernikahaan anak nya dengan Arfan. Entah mengapa Fatimah sangat bahagia saat mengetahui kepala desa itu menghubungi Abdullah karena mereka menangkap Indah yang sedang berdua saja di mobil malam itu.
Fatimah dan Abdullah sebenar nya yakin Indah dan Arfan tidak akan melakukan hal tidak senonoh itu. Namun itu adalah kesempatan munurut Abdullah dan ia langsung pergi ke desa keci itu. Dan membawa Hartono juga ikut bersamanya untuk menikah kan Indah dan Arfan.
"Bu. Enggak usah bahas Mama mertua. Indah belum siap" kata Indah sambil menutup kedua telinga nya.
"Hahahahaaa" Fatimah tertawa.
"Ibu kenapa ketawa" tanya Indah bingung.
"Tidak. Tapi ingat mulai nanti malam kamu harus tidur di rumah Arfan atau Arfan yang tidur di sini" kata Fatimah mulai menggoda Indah.
"Enggak Bu. Indah belum siap harus berbagi ranjang" kata Indah.
"Haahahha"
"Ibu kesambet di desa itu ya" kata Indah.
"Kamu Indah. Sudah seperti gadis perawan saja. Yang masih takut berbagi ranjang dengan seorang suami" kata Fatimah. Yang terus menertawai ke aaneh han Indah.
Buk!.
Indah melempar bantal gulung pada Fatimah. Karena Fatimah terus menertawai nya.
"Ahhhahahaaa" sabar Indah malam sudah tidak lama lagi. Tidak usah marah-marah" kata Fatimah yang terus menggoda Indah.
"Ibu enggak cocok jadi Ibu nya Indah. Ibu lebih cocok jadi Ibu nya Vega manusia gesrek" kata Indah mengatakan kekesalan nya.
"Sama saja. Bagi Ibu Vega juga sudah Ibu anggap anak sendiri. Dino juga mereka adalah orang-orang yang benar-benar setia sama kita" kata Fatimah.
"Apa kita jodohin saja mereka ya" kata Indah.
"Mana mau Dino sama Vega. Dia itu suka nya cewek anggung. Kalu sama Vega Dino pasti takut. Lagian kalau Vega sama Dino. Kasian Dino. Pasti liat piring terbang terus dalam rumah tangga mereka" kata Fatimah.
"Ya juga sih Bu" kata Indah.
"Ibu keluar dulu. Kamu bersih-bersih kek. Itu badan di rendam dengan wangi-wangian biar nanti malam suami senang" goda Fatimah.
"IIbuuuuuu" Indah berteriak dan suara nya memenuhi ruangan Itu.
"Ahahahah" Fatimah keluar dari kamar Indah. Karena ia takut dengan amukan anaknya. Fatimah sangat bahagia sekali dengan pernikahan Indah kali ini karena ia menikah dengan orang yang tepat menurut Fatimah dan Abdullah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Tiah Sutiah
srmoga pernikahan indah dan arfan bahagia slama nya
2022-01-15
0
Sunarty Narty
🤣😂😂🤣😂😂🤣
2021-09-29
0
Ervina 123
lanjut
2021-02-21
1